Modul Tmid PDF
Modul Tmid PDF
PRAKTIKUM
TEKNIK MESIN IRIGASI DAN
DRAINASE
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya telah dapat diselesaikan penyusunan modul petunjuk praktikum Teknik
Mesin Irigasi dan Drainase ini.
Modul petunjuk praktikum Teknik Mesin Irigasi dan Drainase ini dimaksudkan sebagai
pegangan dan pedoman bagi asisten dan praktikan dalam melaksanakan kegiatan praktikum
Teknik Mesin Irigasi dan Drainase. Diharapkan dengan adanya modul ini, kegiatan
praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Akhirnya kami mengharapkan semoga modul petunjuk praktikum Teknik Mesin Irigasi
dan Drainase ini dapat dibaca dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga kita semua
mendapat berkah dari Allah SWT. Aamiin.
Tim Dosen
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................iii
OBJEK I PERENCANAAN IRIGASI CURAH .......................................................................... 1
A. Tujuan ............................................................................................................................. 1
B. Teori ................................................................................................................................ 1
C. Alat dan Bahan ................................................................................................................ 3
D. Cara Kerja....................................................................................................................... 3
OBJEK II PERENCANAAN IRIGASI CINCIN ........................................................................ 7
A. Tujuan ............................................................................................................................. 7
B. Teori ................................................................................................................................ 7
C. Alat dan Bahan ................................................................................................................ 7
D. Cara Kerja....................................................................................................................... 8
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Tri Bhrata, Desa Pondok Meja Km. 11, Mestong Muaro Jambi 36364
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pengertian jarak miring dan mendatar ..............................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. Meteran .........................................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. Kompas .........................................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. Jangka Sorong...............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. Abney Level ...................................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 6. Poligon tertutup .............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 7. Poligon Terbuka Terikat Sempurna .................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 8. Poligon Lepas ................................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 9. Statip ...........................................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 10. Theodolite ...................................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 10. Rambu Ukur dan unting-unting ................................................................................... 8
Gambar 12. Metode Tachymetri......................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 13. Metoda Trigonometry .................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 14. Tampilan ArcGIS 3.3 saat pertama kali dibuka ..............Error! Bookmark not defined.
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Jl. Tri Bhrata, Desa Pondok Meja Km. 11, Mestong Muaro Jambi 36364
OBJEK I
PERENCANAAN IRIGASI CURAH
A. Tujuan
1. Melakukan pemasangan (instalasi) komponen jaringan irigasi curah
2. Mengoperasikan jaringan irigasi curah
3. Melakukan pengukuran dan perhitungan CU, jangkauan air dan debit
B. Teori
Menurut Kiik, Nasdjono, dan Udiana (2011) irigasi sprinkler adalah cara
pemberian air pada tanaman yang dilakukan dari atas tanaman berupa pemencaran
dimana pemencaran itu menggunakan tenaga penggerak berupa pompa air. Prinsip
yang digunakan sistem ini adalah memberi tekanan pada air dalam pipa dan
memancarkan ke udara sehingga menyerupai hujan selanjutnya jatuh pada
permukaan tanah (Sudjarwadi, 1987). Irigasi sprinkler disebut juga overhead
irrigation karena pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman terpancar
menyerupai hujan. Air disemprotkan dengan cara mengalirkan air bertekanan
melalui nozzle. Tekanan biasanya diperoleh dari pemompaan (Syelvia, 2009).
Parameter utama dari irigasi sprinkler pada kinerja lapangan koefisien
keseragaman (coefficient uniformity) dan mengalir dari kepala sprinkler. Koefisien
keseragaman diukur di lapangan dengan menempatkan wadah pengumpulan air
dengan jarak tertentu. Selama waktu operasi tertentu, jumlah air yang ditampung
dalam wadah diukur dengan gelas ukur, maka kedalaman air dihitung dengan
membagi volume air dengan luas mulut wadah. Efisiensi sprinkler tergolong
tinggi (keseragaman tergolong baik) apabila persentasenya lebih besar dari 85%
(Departemen Pertanian, 2008).
Adapun komponen penyusun irigai sprinkler menurut Prastowo (2002)
adalah:
1. Sumber air irigasi, dapat berasal dari mata air, sumber air yang permanen
(sungai, danau, dan sebagainya), sumur, atau suatu sistem suplai regional.
D. Cara Kerja
1. Persiapan
a. Lakukan inventarisasi bahan dan alat yang akan digunakan.
b. Pastikan kelengkapan peralatan sebelum pratikum dilakukan
b. Jangkauan Air
- Jangkauan air merupakan tingkat seberapa jauh pancaran air dari
rangkaian sprinkler
- Pengukuran jangkauan air bersamaan dengan pengukuran CU.
- Pengukuran jangkauan air dilakukan dengan menghidupkan pompa air
selama 30 menit.
- Selanjutnya ukur jauh pancaran air dengan menggunakan meteran.
Catat dalam tabel data
- Pengukuran dilakukan pada ketinggian lainnya yaitu 0,75 m, 1 m dan
1,25 m
c. Debit Aliran
- Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan selang karet yang
dihubungkan ke springkler dan ditampung dalam ember.
- Hitung berapa volume air yang tertampir setiap satuan waktu
(Liter/menit). Catat data dalam tabel
- Perhitungan debit dilakukan pada semua ketinggian.
- Lakukan perhitungan debit dengan persamaan berikut:
V
Q
t
Dimana:
Q = debit air dari sprinkler (L/menit)
V = volume tampungan (L)
t = waktu operasi (menit)
OBJEK II
PERENCANAAN IRIGASI CINCIN
A. Tujuan
1. Melakukan pemasangan (instalasi) komponen jaringan irigasi cincin
2. Mengoperasikan jaringan irigasi cincin
3. Melakukan pengukuran dan perhitungan pola pembasahan emitter, debit
B. Teori
Menurut Reskiana (2014), menyatakan bahwa pemberian air dengan sistem
irigasi cincin merupakan penggabungan dua prinsip kerja dari irigasi tetes dan
irigasi kendi di mana sistem tetes mampu menyediakan air sesuai kebutuhan
tanaman di daerah perakaran sehingga mengurangi kehilangan air irigasi berupa
perkolasi dan limpasan (run-off). Prinsip kerja sistem irigasi cincin ini adalah
media yang berbentuk cincin sebagai emitter ditanam di bawah permukaan tanah
yang melingkari area perakaran tanaman dengan mengaliri air pada tanaman
dengan debit yang kecil pada daerah perakaran tanaman dan menjaga kelembaban
tanah.
Kelebihan dari sistem irigasi bawah permukaan tanah yang menggunakan
emitter dengan konduktivitas bahan porus sebagai penetes adalah: 1) dapat
meningkatkan efisien penggunaan air, 2) bahan emitter porus mudah diperoleh
dan dibuat, 3) menghemat tenaga, 4) bersifat mengurangi irigasi berlebihan, 5)
memberikan keseragaman pembahasan tanah pada perakaran tanaman, 6)
sederhana dan mudah dipelajari dan 8) satu instalasi/rangkaian dapat digunakan
untuk beberapa musim tanam. Kekurangan sistem ini adalah diperlukan keahlian
khusus dalam proses pembuatan dan instalasi awal.
Menurut Keller dan Bliesner (1990), emitter merupakan alat pengeluaran
air, yang dipasang di dekat tanaman dan tanah. Semakin dekat ke tanah semakin
efisien air yang diterima tanah dan tanaman karena semakin besar daerah yang
terbasahi semakin tinggi kelembaban tanah. Semakin dekat jarak emitter maka
semakin banyak daerah yang terbasahi. Emitter mengeluarkan air hanya beberapa
liter per jam. Dari emitter air keluar menyebar secara menyamping dan tegak oleh
gaya kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi.
Daerah yang dibasahi emitter tergantung pada jenis tanah, kelembaban tanah,
permeabilitas tanah. Penampang aliran perlu relatif lebar untuk mengurangi
tersumbatnya emitter. Emitter harus menghasilkan aliran yang relatif kecil
menghasilkan debit yang mendekati konstan.
Keseragaman pemberian air ditentukan berdasarkan variasi debit yang
dihasilkan emitter. Karena debit merupakan fungsi dari tekanan operasi maka
variasi tekanan operasi merupakan faktor keseragaman aliran. Oleh karena
tekanan berpengaruh pada debit emitter maka semakin besar tinggi air tangki
penampungan akan semakin tinggi pula tekanan sehingga debit akan semakin
besar. Alat aplikasi yang baik harus mempunyai karakteristik debit yang rendah
dan konstan, toleransi yang tinggi terhadap tekanan operasi, tidak dipengaruhi
oleh perubahan suhu, dan umur pemakaian cukup lama (Prastowo, 2010).
D. Cara Kerja
1. Konduktivitas Material Emitter Cincin
a. Pengukuran dilakukan dengan cara material cincin atau bahan kain
dimasukkan ke tabung/ring dengan diameter 5 cm.
b. Tabung/ring diisi air sampai batas atas penuh
c. Kemudian air yang menetes dari bahan kain atau material porus emitter
ditampung ke wadah penampung.
d. Air yang tertampung dialirkan oleh selang kecil ke gelas ukur kemudian
mengukur penurunan muka air pada pipet ukur pada waktu (t),
3. Debit Aliran
Pengukuran debit air dilakukan dengan menghitung penurunan air pada
drum yang dipasang selang untuk melihat ketinggian air yag berada didalam
drum. Sehingga ketinggian air diselang sama dengan ketinggian air di dalam
drum. Ketinggian air dicatat setiap hari pada jam 08.00 WIB. Menurut Murtiono
(2009) menghitung debit air dapat dilakukan dengan persamaan berikut.
4. Q = V/T (3)
5.
6. Keterangan:
7. Q = Debit air (m3/detik)
8. V = Volume (m3)
9. T = Waktu (detik)
LAMPIRAN
j. Praktikan harus membuat laporan awal berisi materi praktikum yang akan
dilakukan, praktikan yang tidak membuat laporan awal tidak
diperkenankan melakukan kegiatan praktikum pada hari tersebut.
k. Assisten berhak membatalkan praktikum bagi praktikan atau kelompok
yang tidak mematuhi peraturan praktikum.
4. Pelaksanaan Responsi
a. Responsi dilaksanakan akhir praktikum
b. Responsi memuat bahasan materi yang dipraktikumkan
5. Laporan
a. Laporan dibuat di atas kertas HVS A4 pada satu sisinya (tidak timbal
balik).
b. Laporan terdiri dari laporan awal dan laporan akhir yang dibuat oleh
masing- masing praktikan.
c. Laporan yang tidak lengkap berdasarkan format yang ditentukan maka
asisten berhak mengurangi nilainya sesuai dengan standard yang berlaku.
d. Tidak dibenarkan Copy Paste dalam pembuatan laporan.
e. Laporan akan dikembalikan jika tidak sesuai dengan format dan aturan
yang telah ditentukan asisten.
f. Laporan awal (Format Terlampir)
1. Laporan awal diketik komputer
2. Laporan awal dikumpulkan sebelum pelaksanaan praktikum
3. Laporan awal dibuat berdasarkan format yang telah diberikan.
4. Laporan awal dikembalikan oleh asisten pada praktikum selanjutnya
g. Laporan Akhir (Format Terlampir)
1. Laporan akhir diserahkan ke asisten selambat-lambatnya pada saat ujian
akhir praktikum.
2. Laporan akhir harus diasistensi terlebih dahulu kepada asisten
kelompok masing- masing sebelum dicetak.
3. Laporan akhir harus sesuai dengan format yang telah ditetapkan.
4. Laporan akhir dijilid dengan warna sampul hijau toska.
Format Laporan
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
2.1.2 Tujuan
2.1.3 Manfaat
2.1.6.1 Hasil
2.1.6.2 Pembahasan
2.1.7.1 Kesimpulan
2.1.7.2 Saran
2.2.2 Tujuan
2.2.3 Manfaat
2.2.6.1 Hasil
2.2.6.2 Pembahasan
2.2.7.1 Kesimpulan
2.2.7.2 Saran
2.3.2 Tujuan
2.3.3 Manfaat
2.3.6.1 Hasil
2.3.6.2 Pembahasan
2.3.7.1 Kesimpulan
2.3.7.2 Saran
2.4.2 Tujuan
2.4.3 Manfaat
2.4.6.1 Hasil
2.4.6.2 Pembahasan
2.4.7.1 Kesimpulan
2.4.7.2 Saran
2.5.2 Tujuan
2.5.3 Manfaat
2.5.6.1 Hasil
2.5.6.2 Pembahasan
2.5.7.1 Kesimpulan
2.5.7.2 Saran
2.6.2 Tujuan
2.6.3 Manfaat
2.6.6.1 Hasil
2.6.6.2 Pembahasan
2.6.7.1 Kesimpulan
2.6.7.2 Saran
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1.2 Tujuan
2.1.3 Manfaat
2.2.2 Tujuan
2.2.3 Manfaat
2.3.2 Tujuan
2.3.3 Manfaat
2.4.2 Tujuan
2.4.3 Manfaat
2.5.2 Tujuan
2.5.3 Manfaat
2.6.2 Tujuan
2.6.3 Manfaat
ABSENSI PRIBADI
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :