Anda di halaman 1dari 24

12/21/2015

KEBIJAKAN PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN,


KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT
DAERAH BERDASARKAN AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR
23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

oleh :
Dr. NURDIN, S.Sos, M.Si.
Kepala Sub Direktorat Wilayah I
Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah

Disampaikan pada
Rapat Koordinasi Kementerian Koperasi dan UMKM

Jakarta, 16 Desember 2015

I. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI

UU 32 /’04
mencari keseimbangan

UU 22 / 1999 Dominan Destr

UU 5 / 1974 Dominan Sentrl

UU 18 / 1965 Dominan Desentr

Penetapan Presiden 6 / 1959 Dominan sentrl

UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi

UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi

UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi

DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi

1
12/21/2015

II. MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN


BERBASIS PADA URUSAN

Sinergitas
Kualifikasi SDM

Sinergitas Sinergitas
Kelembagaan Perencanaan

Membangun Sinergitas
Sinergitas
kebijakan Efektivitas Pertanggung jawaban
Pemerintahan kepada masyarakat

II. MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN


BERBASIS PADA URUSAN (LANJUTAN …..)
• Melalui Undang-Undang ini dilakukan pengaturan yang bersifat afirmatif yang dimulai
dari pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan menjadi prioritas Daerah dalam
pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya.
• Melalui pemetaan tersebut akan tercipta sinergi kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian yang Urusan Pemerintahannya di desentralisasaikan ke Daerah.
• Sinergi Urusan Pemerintahan akan melahirkan sinergi kelembagaan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah karena setiap kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian akan
tahu siapa pemangku kepentingan (stakeholder) dari kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian tersebut di tingkat provinsi dan kabupaten/kota secara nasional.
• Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akan menciptakan sinergi dalam
perencanaan pembangunan antara kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
dengan Daerah untuk mencapai target nasional.
• Manfaat lanjutannya adalah akan tercipta penyaluran bantuan yang terarah dari
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terhadap Daerah-Daerah yang
menjadi stakeholder utamanya untuk akselerasi realisasi target nasional tersebut.
• Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel
yang memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dengan cara
tersebut Pemerintah Daerah akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai
dalam aspek jumlah dan kompetensinya.

2
12/21/2015

III. KONSTRUKSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH


II/0
Pemerintah
PRESIDEN &
K/L Urusan Pem PERSONIL
WAPRES
III
1 2
KDH & DPRD
Pembentukan Penyerahan
Daerah Otonom Urusan

5 3 4
PEMBIAYAAN Organisasi Perangkat
Daerah
Jabatan2 Pengisian Personil

berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,


7 kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh
jabatan dengan yang dimiliki oleh pegawai.
KINERJA PEMDA
6 BINWAS

8
RAKYAT (PUBLIC SERVICE DAN CIVIL SERVICES)
PARTISIPASI
I/9

IV. URUSAN PEMERINTAHAN


1. Urusan Pemerintahan Absolut, sepenuhnya menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu:
• politik luar negeri;
• pertahanan;
• keamanan;
• yustisi;
• moneter dan fiskal nasional; dan
• agama.
2. Urusan Pemerintahan Konkuren, dibagi antara Pemerintah Pusat
dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah
menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
1. Urusan Pemerintahan Umum, adalah Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

3
12/21/2015

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Dibagi prinsip:
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan
ABSOLUT UMUM KONKUREN Efisiensi, serta
kepentingan strategis
nasional

1. PERTAHANAN WAJIB PILIHAN


2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR
NEGERI PELAYANAN NON PELAYANAYAN
6. MONETER & DASAR DASAR
FISKAL

SPM

Urusan Pemerintahan Wajib berkaitan dengan


Pelayanan Dasar
(Wajib diselenggarakan oleh semua daerah)

1.Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Perumahan rakyat dan kawasan
permukiman;
5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan
pelindungan masyarakat; dan
6. Sosial.

4
12/21/2015

Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar


(Wajib diselenggarakan oleh semua daerah)
1. Tenaga kerja;
2. Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
3. Pangan;
4. Pertanahan;
5. Lingkungan hidup;
6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
7. Pemberdayaan masyarakat dan Desa;
8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
9. Perhubungan;

10.Komunikasi dan informatika;


11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
12. Penanaman modal;
13. Kepemudaan dan olah raga;
14. Statistik;
15. Persandian;
16. Kebudayaan;
17. Perpustakaan; dan
18. Kearsipan.

Urusan Pemerintahan Pilihan


(Wajib diselenggarakan oleh Daerah sesuai potensi)

1. Kelautan dan perikanan;


2. Pariwisata;
3. Pertanian;
4. Kehutanan;
5. Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Perdagangan;
7. Perindustrian; dan
8. Transmigrasi.

5
12/21/2015

URUSAN PEMERINTAHAN (lanjutan ….)


1. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan,
kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi.

2. bidang kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan taman


hutan raya kabupaten/kota menjadi kewenangan Daerah
kabupaten/kota.

3. bidang energi dan sumber daya mineral:


• pengelolaan minyak dan gas bumi - Pusat
• pemanfaatan langsung panas bumi dalam Daerah
kabupaten/kota- kabupaten/kota.

• Daerah kabupaten/kota penghasil dan bukan penghasil


mendapatkan bagi hasil dari penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan

V. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN


1. “prinsip akuntabilitas” : berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan
jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu Urusan
Pemerintahan.

2. “prinsip efisiensi” : berdasarkan perbandingan tingkat daya guna yang paling


tinggi yang dapat diperoleh.

3. “prinsip eksternalitas” : berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan dampak


yang timbul akibat penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan.

4. “prinsip kepentingan strategis nasional” berdasarkan pertimbangan dalam


rangka menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga kedaulatan Negara,
implementasi hubungan luar negeri, pencapaian program strategis nasional
dan pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

6
12/21/2015

VI. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan


Pemerintah Pusat adalah:
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau
lintas negara;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi
atau lintas negara;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya
lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih
efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
e. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi
kepentingan nasional.

VI. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan


Pemerintah Provinsi adalah:
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
Kabupaten/kota;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah
Kabupaten/kota;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya
lintas Daerah Kabupaten/kota;
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih
efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.

7
12/21/2015

VI. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan


Pemerintah Kabupaten/Kota adalah:
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah
Kabupaten/kota;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah
Kabupaten/kota;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya
hanya dalam Daerah Kabupaten/kota;
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih
efisien apabila dilakukan oleh Daerah Kabupaten/Kota.

VII. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN


DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH (lanjutan…)
URUSAN PEMERINTAHAN
WNYD & PILIHAN

Pemetaan Urusan
Pemerintahan (Non Yan Dasar
dan Pilihan)

Intensitas Urusan
Pemerintahan
Perencanaan dan
Kelembagaan Anggaran
Kepegawaian pd Perangkat daerah

• Beban Tugas
• Jumlah
1 • Tipe OPD •Indikator Kinerja Utama
1 1
• Peta Jabatan •Kode Program
2 • Kualifikasi Jab • Kompetensi
2 2 •Kode Anggaran

• Persyaratan Jab
•Mengawal prioritas nasional
• Kompetensi & Bakat • Potensi Kerja
3 3
•Efisien Pengelolaan Keuangan
3 • Local Wisdom Negara

KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH

8
12/21/2015

VIII. KERANGKA INTEGRASI PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN


KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH SERTA PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN

Urusan
Pemerintahan
Sub Urusan
Kelembagaan Pemerintahan
Program & Pegawai ASN pd
Perangkat Perangkat Daerah
Anggaran
Daerah Kewenangan

Kualifikasi Pegawai
IKU Peta Jabatan dan Fungsi Dasar/ Tugas ASN pada Perangkat
Atributnya Urusan Pemerintahan Daerah
• Kepala Langkah • JPT/Admnistrator
PROGRAM Indikator
• Administrator Kerja • Administrator
• Pengawas • Pengawas
ANGGARAN • JFT
• JFT Kriteria Unjuk Kerja
• JFU • JFU
Pemaketan dan
Penilaian Kompetensi
Penilaian Kinerja Individu

Kinerja Organisasi, Daerah,


Program dan K/L di Daerah

IX. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN


KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

Urusan
Pemerintahan
Sub Urusan
Kelembagaan Pemerintahan
Perangkat
Daerah Kewenangan

Jenis Layanan/Fungsi
TIPELOGI Dasar/Tugas Urusan
Perangkat Pemerintahan
Daerah Jangkauan
Layanan/Indik
• Kepala
ator
• Administrator Peta Jabatan
• Pengawas
• JFT
• JFU
Analisis Jabatan

Evaluasi Jabatan

9
12/21/2015

X. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPEGAWAIAN PADA


PERANGKAT DAERAH

Urusan
Pemerintahan
Sub Urusan
Kelembagaan Pemerintahan
Program & Pegawai ASN pd
Perangkat Perangkat Daerah
Anggaran
Daerah Kewenangan

Kualifikasi Pegawai
IKU Peta Jabatan dan Fungsi Dasar/ Tugas ASN pada Perangkat
Atributnya Urusan Pemerintahan Daerah
Langkah
JPT/
Kerja Admnistrator KKNIPDN:
Administrator Ahli
Pengawas Suvervisor
Kriteria Unjuk Kerja JFT Operator
JFU

Pemaketan
Kompetensi

Penilaian Kompetensi
dan Sertifikasi

XI. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PENETAPAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan


mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
(Pasal 1, Angka 17 UU Pemda).
Indikator SPM adalah sejauhmana pemerintah daerah mampu
mencapai target penyediaan jenis dan mutu pelayanan dasar sesuai
dengan Standar. Prsetasi puncak (Target 100 %) adalah apabila
semua warga masyarakat memperoleh setiap jenis layanan dengan
mutu yang sesuai
Untuk mencapai SPM tersebut, diperlukan kapasitas daerah
(Kebijakan, Kelembagaan, SDM) dan standarisasi sarana, prasarana
yang diperlukan dalam penyediaan jenis pelayanan dasar dengan
mutu yang sesuai, sebagai indikator pengukuran kinerja pemerintah
daerah dalam pencapaian SPM.

10
12/21/2015

XII. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PENETAPAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Indikator pengukuran kinerja pemerintah daerah dalam pencapaian


SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam rangka pencapaian suatu SPM tertentu.

Kondisi Awal Kondisi Akhir


50% 100%
masukan
2015 proses
hasil
2019
manfaat pelayanan

XIII. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN


KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH

Urusan
Pemerintahan
Sub Urusan
Pemerintahan
Program &
Anggaran Kewenangan

IKU Fungsi Dasar/ Tugas


Urusan Pemerintahan
PROGRAM SPM Indikator
Langkah
Kerja

ANGGARAN
Kriteria Unjuk Kerja

Penilaian Kinerja Individu

Kinerja Organisasi, Daerah,


Program dan K/L di Daerah

11
12/21/2015

XIV. PENYUSUNAN PETA JABATAN

URUSAN PEMERINTAHAN

Setiap Jabatan ditetapkan


sesuai Kompetensi yang
dibutuhkan (Ps 16 ASN) PETA JABATAN PERANGKAT DAERAH

Administrator: 4 Administrator: 3 Administrator 2


Pengawas : 8 Pengawas : 6 Pengawas : 4
Pelaksana: ? Pelaksana: ? Pelaksana: ?

Ketrampilan Ketrampilan Ketrampilan


Keahlian Keahlian Keahlian
Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
23

XV. PENYUSUNAN KUALIFIKASI PEGAWAI PERANGKAT


DAERAH

PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu


pada Instansi Pemerintah.
Pengangkatan PNS dalam jabatan ditentukan
berdasarkan perbandingan objektif antara
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh
pegawai.

Administra- Pengawas : 5
tor: 4 Pegawai aparatur sipil yang menduduki jabatan kepala
Pelaksana: ? Perangkat Daerah, harus memenuhi persyaratan
Pengawas : 8 kompetensi:
Pelaksana: ? a. teknis;
b. manajerial; dan
c. sosial kultural.
Selain memenuhi kompetensi tersebut, harus
Ketrampilan Ketrampilan memenuhi kompetensi pemerintahan.
Keahlian Keahlian Kompetensi teknis ditetapkan oleh menteri/kepala
Sesuai Sesuai lembaga pemerintah nonkementerian setelah
kebutuhan kebutuhan dikoordinasikan dengan Menteri.
Kompetensi pemerintahan ditetapkan oleh Menteri.
Ketentuan di atas berlaku secara mutatis mutandis
terhadap pegawai aparatur sipil negara yang
menduduki jabatan administrator di bawah kepala
24
Perangkat Daerah dan jabatan pengawas.

12
12/21/2015

XVI. KUALIFIKASI PEGAWAI PERANGKAT DAERAH


(Lanjutan …….)

N Jabatan Kompetensi Syarat Jab. Lain


o Kompetensi Teknis Manajer- Sosio Pemerin Pang- Bakat Tempe-
. ial Kultural -tahan kat (???) ramen
Umum Inti Pilihan
1 Kepala
Perangkat
Daerah
JPT
PRATAMA
2 Administra-
tor
3 Pengawas

25

XVII. JENIS PERANGKAT DAERAH MENURUT UU


23/2014

SUPPORTING STAFF :
A. 1. SETDA
2. SET DPRD

B. OPERATING CORE :DINAS YANG MELAKSANAKAN


URUSAN PEMERINTAHAN.

C. TECHNO STRUCTURE : BADAN YANG


MEMBERIKAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA
SELURUH SKPD.

TECNO STRUCTURE YANG SECARA EKSPLISIT


D.
SUDAH DISEBUTKAN NOMENKLATURNYA
INSPEKTORAT DAERAH DAN SATPOL PP.

13
12/21/2015

XVIII. JENIS PERANGKAT DAERAH PROVINSI

SEMUA PERANGKAT YANG MELAKSANAKAN


URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DISEBUT
DINAS

SEMUA PERANGKAT DAERAH YANG


MEMBERIKAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA
SELURUH PRANGKAT DAERAH DISEBUT BADAN,
KECUALI YG DISEBUT KHUSUS.

SELAIN DINAS DAN BADAN DIBENTUK


SEKRETARIAT DAERAH, SET DPRD DAN
INSPEKTORAT DAERAH SERTA SAPOL PP

XIX. JENIS PERANGKAT DAERAH


KABUPATEN/KOTA

SEMUA PERANGKAT YANG MELAKSANAKAN


URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DISEBUT
DINAS

SEMUA PERANGKAT DAERAH YANG


MEMBERIKAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA
SELURUH PRANGKAT DAERAH DISEBUT BADAN

SELAIN DINAS DAN BADAN DIBENTUK


SEKRETARIAT DAERAH, SET DPRD DAN
INSPEKTORAT DAERAH.

PERANGKAT KEWILAYAHAN DISEBUT


KECAMATAN.

14
12/21/2015

XX. TIPOLOGI PERANGKAT DAERAH

PADA PRINSIPNYA SETIAP URUSAN PEMERINTAHAN


DILAKSANAKAN OLEH 1 DINAS

PADA PRINSIPNYA SETIAP FUNGSI PENUNJANG DILAKSANAKAN


OLEH 1 BADAN

UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP TERSEBUT DI ATAS, DINAS


DAN BADAN DIKATEGORIKAN KE DALAM TIPE A, TIPE B DAN
TIPE C.

KECAMATAN DIKATEGORIKAN KE DALAM TIPE A DAN TIPE B

TIDAK LAGI DIKENAL PERUMPUNAN DINAS DAN BADAN,


KECUALI URUSAN YANG SANGAT KECIL SEHINGGA BEBAN
TUGASNYA TIDAK MASUK KATEGORI TIPE C

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP


PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(TINDAK LANJUT UU 23/2014)

Klasifikasi ditentukan berdasarkan kriteria:


Untuk Urusan Pemerintahan Wajib
variabel Umum (jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah
APBD)
Variabel Teknis (besaran masing-masing Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah)

Untuk Urusan Pemerintahan Pilihan


variabel Umum (jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah
APBD)
Variabel Teknis (potensi, proyeksi penyerapan tenaga
kerja, dan pemanfaatan lahan)

15
12/21/2015

KONSEP PENGELOMPOKAN URUSAN


PEMERINTAHAN YANG TIDAK MEMENUHI KRIERIA
DINAS TIPE C

1. Bidang pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga;


2. Bidang sosial, pemberdayaan masyarakat dan desa, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, dan pengendalian penduduk dan
keluarga berencana;
3. Bidang penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah,
industri, perdagangan dan tenaga kerja
4. Bidang komunikasi dan informatika, statistik dan persandian;
5. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, energi dan sumber daya
mineral dan pertanahan serta perhubungan;
6. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Transmigrasi
7. Bidang pertanian, pangan, kelautan dan perikanan,
8. Bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
9. bidang perpustakaan dan arsip, pariwisata;

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP


PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(TINDAK LANJUT UU 23/2014)

1. Pada dinas) dapat dibentuk UPT dinas untuk melaksanakan kegiatan


teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu yang
membutuhkan satu kesatuan manajemen dalam penyelenggaraannya;

2. untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


pendidikan berbentuk satuan pendidikan.

3. UPT untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


kesehatan berbentuk rumah sakit.

4. Selain UPT untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang pendidikan dapat membentuk cabang dinas di Kabupaten/Kota
yang wilayah kerjanya dapat meliputi lebih dari satu kabupaten/kota.

5. Pembentukan UPT dinas \ditetapkan melalui peraturan gubernur.


6. Peraturan Gubernur) ditetapkan setelah dikonsultasikan secara tertulis
dengan Menteri.

16
12/21/2015

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP


PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(TINDAK LANJUT UU 23/2014)

1. Pada perangkat daerah yang melaksanakan urusan


pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada daerah provinsi,
dibentuk cabang dinas di kabupaten/kota yang mempunyai
urusan pemerintahan pada wilayah tersebut.
2. wilayah kerja cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat meliputi lebih dari satu kabupaten/kota.
3. Pembentukan cabang ditetapkan dengan peraturan daerah.
4. Dalam rangka percepatan dan efisiensi pelayanan publik urusan
pemerintahan, cabang dinas mendapat pelimpahan wewenang
dari gubernur.
5. Pelimpahan wewenang dari gubernur dilaksanakan melalui
peraturan gubernur.

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP


PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(TINDAK LANJUT UU 23/2014)

1. UPT pada dinas terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan
kelompok jabatan fungsional.

2. Khusus untuk UPT dengan beban tugas yang besar, dapat terdiri
atas 1 (satu) sub bagian tata usaha dan paling banyak 2 (dua)
seksi, berdasarkan penetapan Menteri setelah mendapat
pertimbangan dari menteri yang membidangi urusan
pemerintahan bidang aparatur negara.

3. Susunan organisasi UPT yang berbentuk rumah sakit, Puskesmas,


dan satuan pendidikan ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

17
12/21/2015

KONSEP PENGATURAN TERKAIT PENYEDIAAN


APARATUR YANG MENJADI KEWENANGAN PUSAT
DALAM RPP PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT
DAERAH (TINDAK LANJUT UU 23/2014)
1. Urusan pemerintahan daerah yang oleh undang-undang penyediaan
aparaturnya menjadi kewenangan pemerintah pusat, aparatur pemerintah
pusat tersebut bekerja pada dinas.

2. Aparatur pemerintah pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara


operasional berada di bawah dinas dan secara administrasi berada di bawah
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang bersangkutan.

3. Belanja pegawai bagi aparatur pemerintah pusat dibeban pada


kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian, sedangkan biaya
operasional untuk melaksanakan tugas dibebankan anggaran dinas.

4. Penilaian kinerja aparatur pemerintah pusat yang bekerja pada dinas


dilakukan oleh kementerian/ lembaga pemerintah nonkementerian
berdasarkan rekomendasi dari kepala dinas.

LEMBAGA TERTENTU

KETENTUAN PASAL 231 UU 23/2014 :


Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan memerintahkan
dijadikan
pembentukan lembaga tertentu di Daerah, lembaga tersebut
bagian dari Perangkat Daerah yang ada setelah
dikonsultasikan kepada Menteri dan menteri yang menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan bidang pendayagunaan aparatur negara

18
12/21/2015

No LEMBAGA Dasar Hukum Permendagri


1. Sekretariat KPID Provinsi Pasal 7 ayat (3) UU 32/2002 19 Tahun 2008
Tentang Penyiaran
2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pasal 128 UU 32/2004 Tentang 20 Tahun 2008
(PTSP) Pemerintahan Daerah.
Pasal 47 PP 41/2007 tentang
OPD
3. Sekretariat Badan Koordinasi Pasal 8 ayat (2) UU No. Belum ada
Penyuluhan Pertanian, Kelautan 16/2006 tentang Sistem
dan Perikanan Provinsi Penyuluhan
4. Badan Pelaksana Penyuluhan Pasal 8 ayat (2) UU No. Belum ada
Pertanian, Perikanan dan 16/2006 tentang Sistem
Kehutanan Penyuluhan
5. Badan Penanggulangan Bencana Pasal 25 UU 24/2007 tentang 46 Tahun 2008
Daerah (BPBD) Penanggulangan Bencana
6. Sekretariat Korpri Pasal 30 ayat (2) UU 43/1999. 17 Tahun 2009
PP 42/2004
7. Kesatuan Pengelolaan Hutan Pasal 22,39,66,80 UU 41/1999. 61 Tahun 2010
(KPH) Pasal 8 PP 6/2007. Pasal 32 PP
44/2007

No. LEMBAGA Dasar Hukum Permendagri

8. Badan Pengelola Perbatasan Daerah Pasal 18 UU 43/2008. 2 Tahun 2010


Pasal 24 Perpres 1/2010

9. Satpol Pamong Praja Pasal 148 UU 32/2004 40 dan


PP 6/2010 41/2011

10. Sekretariat Komisi Informasi Pasal 29 UU 14/2008 Tidak ada

11. Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pasal 14 Perpres Belum ada


54/2010

12. Badan Kependudukan dan Keluarga Pasal 54 UU 52/2009 Belum ada


Berencana Daerah (BKKBD)

13. Semacam UKP4 di Daerah Belum ada Belum ada

19
12/21/2015

PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN

• Pemetaan urusan pemerintahan dilakukan untuk memperoleh


informasi tentang intensitas urusan pemerintahan urusan wajib
dan potensi urusan pilihan serta beban kerja peneyelnggaraan
urusan.
• Pemetaan urusan pemerintahan digunakan untuk menentukan
susunan dan tipe perangkat daerah.

TATA CARA PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN

• Berdasarkan kriteria variabel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27,


pemerintah daerah dan kementrian/lembaga pemerintah
nonkementrian melaksanakan pemetaan urusan pemerintahan;
• Untuk membantu kelancaran pemetaan urusan pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kementerian mengembangkan
sistem informasi pemetaan urusan pemerintahan dan penentuan beban
kerja perangkat daerah.
• Untuk melaksanakan pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemerintah daerah menyampaikan rencana pemetaan urusan
pemerintahan kepada masing-masing kementerian/lembaga pemerintah
non kementerian dan berkoordinasi dengan Menteri dengan
menggunakan sistem informasi pemetaan urusan pemerintahan dan
penentuan beban kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
• Hasil pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
menteri/kepala pembaga pemerintah nonkementrian setelah mendapat
pertimbangan Menteri.

20
12/21/2015

HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Hasil pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55


ayat (3), digunakan oleh pemerintah daerah untuk
menyusun perda pembentukan perangkat daerah
berdasarkan tipe perangkat daerah.

FAKTOR PENGALI KESULITAN WILAYAH

• a. Jawa dan bali dikalikan 1;


• b. Sumatera, kalimantan, dan sulawesi dikalikan 1,1;
• c. Nusa tenggara dan maluku dikalikan 1,2;
• d. Papua dikalikan 1,4;
• e. Daerah provinsi dan kabupaten/kota kepulauan
dikalikan 1,4.
• f. Kabupaten di daerah perbatasan dikalikan 1,5.

21
12/21/2015

TINDAK LANJUT

• Untuk pertama kalinya, pemetaan urusan pemerintahan harus


sudah selesai dilaksanakan paling lambat bulan Maret tahun 2016.

• hasil pemetaan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


sudah ditetapkan paling lambat bulan bulan April tahun 2016.

• Perda pembentukan perangkat daerah harus sudah ditetapkan


paling lambat akhir Agustus 2016.

• Pengisian kepala perangkat daerah dan kepala unit kerja pada


perangkat daerah paling lambat awal Desember 2016.

TINDAK LANJUT

• Pengisian kepala perangkat daerah dan kepala unit kerja pada perangkat
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk pertama kalinya
dilakukan dengan mengukuhkan pejabat yang selama ini melaksanakan
tugas-tugas tersebut sepanjang sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi
yang dimiliki dengan kualifikasi, kompetensi dan persyaratan jabatan.

• kualifikasi, kompetensi dan persyaratan jabatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah non
kementerian yang dikoordinasikan oleh Menteri.

• Dalam hal hasil pemetaan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
belum ditetapkan, untuk pertama kali, Daerah dapat menetapkan
peraturan daerah tentang pembentukan perangkat daerah tanpa
menunggu hasil penetapan sesuai jadwal sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4).

22
12/21/2015

SIMULASI PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN


TIPELOGI KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

http://fasilitasi.otda.kemendagri.go.id

• nurdindiklat@yahoo.com
• 0852 1042 0329
• 0815 9676 440

23
12/21/2015

DI PAPUA
TEMPATNYA
BURUNG CENDRAWASIH

CUKUP SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

47

24

Anda mungkin juga menyukai