Anda di halaman 1dari 23

83

LAMPIRAN 9 (MANUSKRIP)

UJI EFEK ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL


DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR SPARGUE DAWLEY
Monica Selviany Wulang1, Herman P. L. Wungouw2, Kartini Lidia3
1
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana,
2
Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana,
3
Departemen Farmakologi dan Farmakoterapi Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK

Latar Belakang: Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar


asam urat serum di atas normal. Keadaan tersebut akan beresiko timbulnya artritis
gout, kerusakan tulang oleh akumulasi kristal monosodium urat (tofi) pada
jaringan. Prevalensi penyakit hiperurisemia di Indonesia adalah 11,9%, dan gejala
tertinggi berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 33,1%. Pada
tumbuhan tradisional daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terkandung
senyawa yang memiliki daya penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase yang
berfungsi untuk mengubah xantin menjadi asam urat. Tujuan: Menguji efek
antihiperurisemia ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada
kadar asam urat darah tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley.
Metode: Penelitian eksperimental dengan desain true experimental – randomized
pre and post test controlled group. Sampel penelitian berjumlah 24 ekor tikus
dipilih secara acak kedalam beberapa kelompok, dibagi menjadi kelompok kontrol
normal (tidak diberi perlakuan), kontrol negatif (diberi jus hati ayam 10ml/hr),
kontrol positif (diberi alopurinol 18 mg/200 gr), dan tiga kelompok dengan dosis
ekstrak yang berbeda yaitu dosis rendah (40 mg/200 gr), dosis sedang (60 mg/200
gr), dan dosis tinggi (80 mg/200 gr). Selanjutnya dilakukan pre-test untuk
mengetahui keadaan awal sampel. Kemudian setelah diberi berbagai perlakuan
dilanjutkan dengan melakukan post-test untuk melihat pengaruh pemberian
perlakuan tersebut. Hasil: Ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) dalam semua dosis memiliki nilai probabilitas <0,05 yang
menunjukkan penurunan kadar asam urat yang signifikan secara statistik.
Persentase penurunan kadar asam urat ialah 25,80% pada kelompok esktrak dosis
rendah, 33,10% pada kelompok esktrak dosis sedang, dan 63,59% pada kelompok
esktrak dosis tinggi. Kesimpulan: Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) memiliki efek antihiperurisemia.
Kata Kunci : Averrhoa bilimbi L, Daun Belimbing Wuluh, Hiperurisemia, Xantin
Oksidase, Sprague Dawley
84

ANTIHYPERURICEMIA EFFECT OF
ETANOLIC EXTRACTS OF Averrhoa bilimbi L. LEAVES
ON WHITE RATS (Rattus norvegicus) SPRAGUE DAWLEY STRAIN

Monica Selviany Wulang1, Herman P. L. Wungouw2, Kartini Lidia3


1
Medical Faculty of Nusa Cendana University,
2
Department of Radiology, Medical Faculty of Nusa Cendana University,
3
Department of Pharmacology and Pharmacotherapy
Medical Faculty of Nusa Cendana University

ABSTRACT

Background: Hyperuricemia is a condition in which serum uric acid level is


above normal. This situation will be at risk of gout arthritis, bone damage by
accumulation of monosodium urate crystals in tissue, gout nephropathy, or kidney
stones. The prevalence of hyperuricemia disease in Indonesia reach 11.9% and
the highest symptom is in East Nusa Tenggara 33.1%. In traditional plant of
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) leaves contained compounds that have the
inhibitory power of xanthine oxidase enzyme activity that serves to convert xantin
into uric acid. Objective: To test the antihyperuricemia effect of ethanol extracts
of Averrhoa bilimbi L. on blood uric acid level of white rats (Rattus norvegicus)
sprague dawley strain. Methods: an experimental study with true experimental
design - randomized pre and post test controlled group. The samples of the study
were 24 rats selected randomly into several groups, and divided into normal
control group (not treated), negative control (given chicken liver juice 10 ml/a
day), positive control (given alopurinol 18 mg/200 gr), and three groups with
different doses of extract divided into low-dose (40 mg/200 gr), medium-dose (60
mg/200 gr), and high-dose (80 mg/200 gr). The groups were pre-tested to find out
the initial state among the groups. Then after being given various treatments
proceeded by doing post-test on the groups to see the effect of giving various
treatments to the groups. Results: The result shows that there is significant
decrease of uric acid level statistically in the groups of all doses with
propobability value <0,05. The percentage decrease of uric acid level were
25.80% in low-dose group, 33.10% in medium-dose group, 63.59% in high-dose
group. Conclusion: Ethanolic extracts of Averrhoa bilimbi L. Leaves has
antihyperuricemia effects.
Key Words : Averrhoa bilimbi L. Leaves, Hyperuricemia, Xantine Oxidase,
Sprague Dawley
85

PENDAHULUAN peradangan sendi yang disebabkan

Hiperurisemia adalah keadaan oleh pengendapan kristal

dimana terjadi peningkatan kadar monosodium urat pada jaringan(4,5).

asam urat serum di atas normal(1). Hiperurisemia lebih banyak

Konsentrasi kadar asam urat serum menyerang pria dari pada wanita. Hal

normal yaitu 2.4 – 7.4 mg/dL (140– tersebut berhubungan dengan kondisi

440 µmol/L) pada pria, dan 1.4 – 5.8 pria yang mempunyai kadar asam urat

mg/dL (80–350 µmol/L) pada wanita. yang lebih tinggi dari pada wanita,

Asam urat merupakan produk akhir dan wanita mempunyai hormon

dari metabolisme purin(2). esterogen yang ikut membuang asam

Hiperurisemia dapat terjadi akibat urat melalui urin(6,7).

peningkatan metabolisme asam urat Menurut Wortman dan Poor G.,

(overproduction), penurunan ekskresi prevalensi hiperurisemia kira – kira

asam urat urin (underexretion), 2,6 – 47,2% yang bervariasi pada

ataupun gabungan dari keduanya. berbagai populasi di dunia, sedangkan

Keadaan tersebut akan beresiko prevalensi gout juga bervariasi antara

timbulnya artritis gout, kerusakan 1 – 15,3% pada berbagai populasi di

tulang oleh akumulasi kristal dunia(4).

monosodium urat (tofi), nefropati Riset Kesehatan Dasar

gout, atau batu ginjal(3,4). Gout adalah (RISKESDAS) 2013 mengungkapkan

penyakit yang paling sering bahwa prevalensi penyakit

ditemukan dan tersebar di seluruh hiperurisemia di Indonesia adalah

dunia serta merupakan suatu 11,9%(5). Prevalensi penyakit sendi


86

berdasarkan diagnosis tenaga menimbulkan efek samping yang

kesehatan, gejala tertinggi berada di tidak diinginkan serta memberatkan

Nusa Tenggara Timur (33,1%), dalam hal biaya. Oleh karena itu

diikuti Jawa Barat (32,1%), dan Bali dibutuhkan pengembangan obat baru

(30%)(6). yang lebih murah, mudah diperoleh,

Dalam upaya pencegahan dan memiliki potensi yang berasal

komplikasi, selain edukasi yang tepat dari bahan alam yaitu obat tradisional,

serta mengubah pola hidup, mengingat sumber daya alam

diperlukan juga beberapa obat yang Indonesia yang beragam akan

digunakan sebagai obat hiperurisemia tanaman obat(7).

dan gout seperti alopurinol, Di beberapa negara

febuxostat, probenesid, dan obat berkembang, obat tradisional telah

lainnya. Alopurinol merupakan salah banyak digunakan untuk pelayanan

satu obat pilihan untuk mengobati kesehatan terutama pada pelayanan

gout. Alopurinol dan metabolit kesehatan primer. Indonesia

utamanya yaitu oksipurinol mempunyai berbagai bahan alam

merupakan inhibitor enzim xantin sebagai obat tradisional yang telah

oksidase yang mempengaruhi digunakan oleh sebagian besar

perubahan hipoxantin menjadi xantin masyarakat Indonesia secara turun –

dan xantin menjadi asam urat(4). temurun(4). Beberapa tumbuhan obat

Penggunaan obat – obatan sintetik yang dapat digunakan sebagai obat

apalagi dalam jangka waktu panjang tradisional untuk mengobati

tidak baik bagi tubuh atau dapat hiperurisemia dan gout adalah jeruk
87

nipis, daun sirih hijau, buah dewa, enzim yang berfungsi dalam sintesis

daun kumis kucing, daun sirsak, daun asam urat dari xantin. Enzim ini

belimbing sayur dan masih banyak bekerja dengan mengubah hipoxantin

lagi yang tentunya dalam tumbuhan menjadi xantin, dan xantin menjadi

tersebut memiliki kandungan asam urat(9).

senyawa – senyawa yang dapat Atas dasar hasil penelitian

menghambat pembentukan asam tersebut, peneliti tertarik untuk

urat(8). melakukan pengujian

Pada uji penghambatan aktivitas antihiperurisemia dari ekstrak daun

enzim xantin oksidase dari tumbuhan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

tradisional daun belimbing wuluh L.) terhadap tikus putih (Rattus

(Averrhoa bilimbi L.) dan identifikasi norvegicus) galur Sprague Dawley

golongan senyawa dari fraksi aktif sebagai model hiperurisemia yang

yang dilakukan oleh Yudhi diinduksi dengan pemberian diet

Kresnanugraha (2012), ditemukan tinggi purin berupa hati ayam untuk

lima senyawa kimia yang terkandung menaikkan kadar asam urat darah

dalam daun belimbing wuluh tikus dan uji ini menggunakan metode

(Averrhoa bilimbi L.) yaitu flavonoid, eksperimental pre and post controlled

tanin, glikosida, saponin, dan group. Pemilihan tikus putih (Rattus

terpenoid. Kelima golongan senyawa norvegicus) galur Sprague Dawley

kimia ini ternyata memiliki daya sebagai hewan percobaan dikarenakan

penghambatan aktivitas enzim xantin hasil seleksi dari jenis tikus ini sering

oksidase. Xantin oksidase adalah digunakan sebagai hewan percobaan


88

penelitian eksperimental dalam segala kelompok – kelompok tersebut.

aspek penelitian biomedik dibanding Kemudian setelah diberi berbagai

jenis tikus percobaan lainnya(10). perlakuan dilanjutkan dengan

melakukan post-test pada kelompok –

METODE PENELITIAN kelompok tersebut untuk melihat

Jenis dan Rancangan Penelitian pengaruh pemberian berbagai

Penelitian ini merupakan perlakuan pada kelompok – kelompok

penelitian eksperimental dengan tersebut(11).

desain true experimental – Penentuan Dosis

randomized pre and post test Ekstrak Etanol Daun Belimbing

controlled group. Dalam penelitian Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

ini sampel penelitian berjumlah 24 - Dosis rendah : 40 mg/200 gr BB

ekor tikus dipilih secara acak kedalam - Dosis sedang : 60 mg/200 gr BB

beberapa kelompok, serta dibagi - Dosis tinggi : 80 mg/200 gr BB

menjadi kelompok kontrol normal Dosis alopurinol : 18 mg/200 gr BB

(tidak diberi perlakuan), kontrol Dosis jus hati ayam : 10 ml/hr

negatif (diberi jus hati ayam), kontrol Pemeriksaan Kadar Asam Urat

positif (diberi alopurinol), dan tiga Pemeriksaan kadar asam urat

kelompok dengan dosis ekstrak yang dengan menggunakan alat tes strip

berbeda (diberi ekstrak dosis rendah, asam urat (Auto Check). Darah untuk

sedang, dan tinggi). Kelompok mengukur kadar asam urat diambil

tersebut dilakukan pre-test untuk dari vena lateralis ekor tikus putih.

mengetahui keadaan awal antar Pengambilan darah dari ekor tikus


89

didahului dengan melakukan pijatan – tidak dilakukan dengan uji varians

pijatan dari pangkal ekor ke arah Levene’s test dan untuk mengetahui

distal ekor, sehingga darah cukup data terdistribusi normal atau tidak,

terkumpul di ujung ekor tikus. digunakan uji Shapiro-wilk.

Kemudian dilakukan desinfektan Jenis Analisis Bivariat

menggunakan kapas alkohol dan Analisis bivariat bertujuan

pemberian salep xylocaine untuk untuk menjelaskan ada tidaknya

mengurangi rasa nyeri. Selanjutnya pengaruh pemberian ekstrak etanol

dilakukan tusukan pada ujung ekor daun belimbing wuluh (Averrhoa

menggunakan lancet steril. Darah bilimbi L) terhadap kadar asam urat

dibiarkan menetes membasahi strip darah hewan uji. Uji hipotesis yang

asam urat sambil ekor tikus dipijat digunakan untuk menilai kemaknaan

perlahan. Angka yang terbaca pada perubahan asam urat adalah Repeated

alat tes strip asam urat ditetapkan Anova bila data memenuhi syarat uji

sebagai kadar asam urat darah. parametrik atau uji Kruskal wallis

Jenis Analisis Univariat bila data tidak memenui syarat uji

Analisis univariat bertujuan parametrik. Untuk mengetahui

untuk menjelaskan atau perbedaan kadar asam urat antara

mendeskripsikan karakteristik setiap kelompok perlakuan dilakukan uji

variabel penelitian. Analisis ini post hoc metode bonferroni.

menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel. Uji

untuk mengetahui data homogen atau


90

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Kadar Asam

Penapisan Fitokimia Urat

Tabel 1. Hasil Identifikasi Golongan Pengukuran kadar asam urat


Senyawa Ekstrak Etanol Daun
darah tikus putih (Rattus norvegicus)
Belimbing Wuluh (Averhhoa bilimbi
galur Sprague Dawley selama masa
L)
Golongan Hasil percobaan diukur sebanyak lima kali
NO
Senyawa Penapisan
pengukuran yaitu hari ke-0 (kadar
1 Alkaloid -
2 Tanin + asam urat awal), hari ke-14 (kadar
3 Flavonoid - asam urat setelah diinduksi), hari ke-
4 Saponin +
5 Terpenoid -
17 (kadar asam urat setelah perlakuan

selama 3 hari), hari ke-20 (kadar asam

Tabel 1 menunjukkan bahwa urat setelah perlakuan selama 6 hari),

hasil identifikasi fitokimia ekstrak dan hari 23 (kadar asam urat setelah

etanol daun belimbing wuluh positif perlakuan selama 9 hari). Tikus

terhadap golongan senyawa tanin dan sebanyak 24 ekor dibagi dalam 6

saponin. Sedangkan hasil yang kelompok yaitu kelompok normal

negatif pada golongan senyawa (tidak diinduksi dan tidak diberi

alkaloid, flavonoid dan terpenoid perlakuan), kelompok kontrol negatif

diperkirakan karena jumlah senyawa (diinduksi dan tidak diberi

tersebut tidak cukup didalam ekstrak perlakuan), kelompok kontrol positif

yang diuji secara kualitatif, ataupun (diinduksi dan diberi alopurinol

dapat dipengaruhi oleh jenis pelarut 18mg/200gr BB), kelompok dosis

yang digunakan. rendah (diinduksi dan diberi ekstrak


91

40mg/200gr BB), kelompok dosis tinggi (diinduksi dan diberi ekstrak 80

sedang (diinduksi dan diberi ekstrak mg/200gr BB).

60mg/200gr BB), dan kelompok dosis

Tabel 2. Kadar Asam Urat Rata – rata

Kelompok Kadar Asam Urat Rata –rata


Hewan Uji Hari 0 Hari 14 Hari 17 Hari 20 Hari 23

Kontrol Normal 2,16 2,17 2,11 2,08 2,21


Kontrol Negatif 2,53 4,57 5,40* 4,18 4,30
Kontrol Positif 2,13 5,76 5,50 3,58 2,18
Dosis Rendah 2,90 4,69 3,83 3,64 3,48
Dosis Sedang 2,41 4,47 3,75 3,39 2,99
Dosis Tinggi 3,17 6,18 4,98 2,63 2,25
(*tidak terjadi penurunan dari hari ke-14)

Hasil Analisis Univariat Kadar Asam Urat

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Kadar Asam Urat Darah Hewan Uji
Levene Variasi
Sig. Nilai p
Statistic Data
Hari ke-0 1,404 ,270 >0,05 Homogen
Hari ke-14 1,573 ,218 >0,05 Homogen
Hari ke-17 2,697 ,055 >0,05 Homogen
Hari ke-20 1,903 ,085 >0,05 Homogen
Hari ke-23 ,990 ,451 >0,05 Homogen

Tabel 3 menunjukkan bahwa yang berarti bahwa kelompok –

data kadar asam urat pada semua kelompok tersebut mempunyai

kelompok hari ke-0 sampai hari ke-23 varians yang sama.

memiliki nilai probabilitas >0,05


84

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Kadar Asam Urat Darah Hewan Uji
Shapiro – Wilk
Statistic Sig. Nilai p Distribusi
Hari ke-0 ,931 ,105 >0,05 Normal
Hari ke-14 ,956 ,362 >0,05 Normal
Hari ke-17 ,920 ,057 >0,05 Normal
Hari ke-20 ,925 ,077 >0,05 Normal
Hari ke-23 ,929 ,093 >0,05 Normal

Tabel 4 menunjukkan bahwa yang berarti bahwa distribusi data

data kadar asam urat pada semua pada kelompok – kelompok tersebut

kelompok hari ke-0 sampai hari ke-23 adalah normal.

memiliki nilai probabilitas >0,05

Hasil Analisis Bivariat

Tabel 5. Hasil Uji Perbandingan Kadar Asam Urat hari ke-0 (sebelum induksi)
dan hari ke-14 (sesudah induksi) seluruh kelompok
Perbedaan IK95%
Kelompok Nilai p
rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Kontrol Normal -1,687 -3,674 0,299 >0,05
Kontrol Negatif -4,150 -5,546 -2,754 <0,05
Kontrol Positif -5,287 -7,260 -3,314 <0,05
Dosis Rendah -4,332 -4,929 -3,735 <0,001
Dosis Sedang -4,041 -4,938 -3,143 <0,05
Dosis Tinggi -5,851 -6,912 -4,789 <0,001

Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok normal) hari ke-0 banding

perbedaan rerata kadar asam urat pada hari ke-14 memiliki nilai probabilitas

semua kelompok (kecuali pada <0,05. Hal ini jika dibandingkan


83

dengan nilai kadar asam urat rata – signifikan pada hari ke-0 dan hari ke-

rata (tabel 2) berarti terdapat 14.

peningkatan kadar asam urat yang Berikut adalah hasil analisis

signifikan pada semua kelompok dari pengukuran kadar asam urat

setelah diinduksi dengan bahan tinggi setelah pemberian bahan uji

purin selama 14 hari, sehingga sampel (alopurinol dan ekstrak etanol daun

siap dilakukan perlakuan. Sedangkan belimbing wuluh) selama 9 hari

pada kelompok normal (tidak terhadap semua kelompok (kecuali

diinduksi) diperoleh nilai probabilitas pada kelompok normal). Pengukuran

>0,05 yang berarti tidak ada dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada

perbedaan kadar asam urat yang hari ke-17, hari ke-20, dan hari ke-23.

Tabel 6. Hasil Uji Repeated Anova Kadar Asam Urat


Kelompok Kontrol Negatif
Perubahan Kadar Perbedaan IK95%
Nilai p
Asam Urat rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Hari 17 -,838 -6,002 4,327 >0,05
Hari 14 Hari 20 ,382 -3,231 3,996 >0,05
Hari 23 4,331 ,032 ,330 <0,05

Tabel 6 menunjukkan bahwa urat yang signifikan. Sedangkan

kadar asam urat pada kelompok kadar asam urat hari ke-14 banding

kontrol negatif hari ke-14 banding hari ke-23 memiliki nilai probabilitas

hari ke-17, dan hari ke-20 memiliki <0,05 yang jika dibandingkan dengan

nilai probabilitas >0,05 yang berarti kadar asam urat rata – rata (tabel 5)

tidak terdapat perbedaan kadar asam berarti terdapat penurunan kadar asam
84

urat yang signifikan setelah 9 hari tubuh hewan uji untuk menurunkan

dihentikan pemberian bahan makanan kadar asam urat yang tinggi atau

tinggi purin. Hal ini dianggap sebagai diatas normal.

akibat dari kompensasi fisiologis

Tabel 7. Hasil Uji Repeated Anova metode Bonferroni terhadap Kadar Asam Urat
Kelompok Kontrol Positif
Perubahan Kadar Perbedaan IK95%
Nilai p
Asam Urat rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Hari 17 ,258 -3,808 4,323 >0,05
Hari 14 Hari 20 5,464 ,676 10,252 <0,05
Hari 23 5,299 ,641 9,956 <0,05

Tabel 7 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kadar asam urat

kadar asam urat pada kelompok rata – rata (tabel 5) berarti terdapat

kontrol positif hari ke-14 banding hari penurunan kadar asam urat yang

ke-17 memiliki nilai probabilitas signifikan. Hal ini disebabkan karena

>0,05 yang berarti tidak terdapat pada kelompok ini diberikan terapi

perbedaan kadar asam urat yang antihiperurisemia berupa alopurinol

signifikan. Sedangkan kadar asam 18 mg sehingga mulai terjadi

urat hari ke-14 banding hari ke-20, penurunan kadar asam urat yang

dan hari ke-23 memiliki nilai signifikan setelah pemberian terapi

probabilitas <0,05 yang jika selama 6 hari dan 9 hari.


85

Tabel 8. Hasil Uji Repeated Anova metode Bonferroni terhadap Kadar Asam Urat
Kelompok Dosis Rendah
Perubahan Kadar Perbedaan IK95%
Nilai p
Asam Urat rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Hari 17 ,858 -,306 2,021 >0,05
Hari 14 Hari 20 4,412 3,048 5,776 <0,05
Hari 23 4,397 2,998 5,797 <0,05

Tabel 8 menunjukkan bahwa yang jika dibandingkan dengan kadar

kadar asam urat pada kelompok dosis asam urat rata – rata (tabel 5) berarti

rendah hari ke-14 banding hari ke-17 terdapat penurunan kadar asam urat

memiliki nilai probabilitas >0,05 yang signifikan. Hal ini disebabkan

yang berarti tidak terdapat perubahan karena pada kelompok ini diberikan

kadar asam urat yang signifikan. ekstrak dosis 40 mg sehingga mulai

Sedangkan kadar asam urat hari ke-14 terjadi penurunan kadar asam urat

banding hari ke-20, dan hari ke-23 yang signifikan setelah pemberian

memiliki nilai probabilitas <0,05 ekstrak selama 6 hari dan 9 hari.

Tabel 9. Hasil Uji Repeated Anova metode Bonferroni terhadap Kadar Asam Urat
Kelompok Dosis Sedang
Perubahan Kadar Perbedaan IK95%
Nilai p
Asam Urat rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Hari 17 ,712 -1,161 2,586 >0,05
Hari 14 Hari 20 4,144 1,647 6,640 <0,05
Hari 23 4,098 1,528 6,667 <0,05

Tabel 9 menunjukkan bahwa rendah hari ke-14 banding dan hari

kadar asam urat pada kelompok dosis ke-17 memiliki nilai probabilitas
86

>0,05 yang berarti tidak terdapat penurunan kadar asam urat yang

perbedaan kadar asam urat yang signifikan. Hal ini disebabkan karena

signifikan. Sedangkan kadar asam pada kelompok ini diberikan ekstrak

urat hari ke-14 banding hari ke-20 dosis 60 mg sehingga mulai terjadi

dan hari ke-23 memiliki nilai penurunan kadar asam urat yang

probabilitas <0,05 yang jika signifikan setelah pemberian ekstrak

dibandingkan dengan kadar asam urat selama 6 hari dan 9 hari.

rata – rata (tabel 5) berarti terdapat

Tabel 10. Hasil Uji Repeated Anova metode Bonferroni terhadap Kadar Asam Urat
Kelompok Dosis Tinggi
Perubahan Kadar Perbedaan IK95%
Nilai p
Asam Urat rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Hari 17 1,202 -1,165 3,570 >0,05
Hari 14 Hari 20 5,786 3,192 8,380 <0,05
Hari 23 5,723 3,128 8,319 <0,05

Tabel 10 menunjukkan bahwa yang jika dibandingkan dengan kadar

kadar asam urat pada kelompok dosis asam urat rata – rata (tabel 5) berarti

tinggi hari ke-14 banding hari ke-17 terdapat penurunan kadar asam urat

memiliki nilai probabilitas >0,05 yang signifikan. Hal ini disebabkan

yang berarti tidak terdapat perbedaan karena pada kelompok ini diberikan

kadar asam urat yang signifikan. ekstrak dosis 80 mg sehingga mulai

Sedangkan kadar asam urat hari ke-14 terjadi penurunan kadar asam urat

banding hari ke-20, dan hari ke-23 yang signifikan setelah pemberian

memiliki nilai probabilitas <0,05 ekstrak selama 6 hari dan 9 hari.


87

Tabel 11. Hasil Analisis Perbandingan Kadar Asam Urat hari ke-23

(sesudah 9 hari perlakuan) Kelompok Kontrol Positif dan Kelompok Dosis Tinggi

Perubahan Kadar Perbedaan IK95%


Nilai p
Asam Urat rerata (mg/dl) Minimum Maksimum
Hari 23 Hari 23
Kontrol Dosis 0,007 -,148 -,163 >0,05
Positif Tinggi

Tabel 11 menunjukkan bahwa urat yang signifikan secara statistik

perbandingan efek antihiperurisemia pada pada jangka waktu yang sama

kadar asam urat pada kelompok yaitu setelah 6 hari pemberian terapi.

kontrol positif yaitu dengan PEMBAHASAN

alopurinol 18 mg, dan kelompok Berikut adalah penjabaran

dosis tinggi yaitu dengan ekstrak 80 tentang perubahan kadar asam urat

mg, yang masing – masing telah darah hewan uji selama 9 hari pada

diberikan selama 9 hari memiliki nilai kelompok yang diberikan bahan uji,

probabilitas >0,05 yang berarti tidak yang diukur sebanyak 3 kali

terdapat perbedaan yang signifikan pengukuran yaitu pada hari ke-17,

antara efek antihiperurisemia kedua hari ke-20, dan hari ke-23.

kelompok tersebut. Keefektivitasan a) Kadar asam urat darah hewan

dari segi waktu pun, kelompok uji hari ke-17

kontrol positif (alopurinol) dan Pada hari ke-17 yaitu tiga hari

kelompok dosis tinggi mulai setelah pemberian bahan uji,

menimbulkan penurunan kadar asam berdasarkan hasil analisis statistik,


88

belum terjadi penurunan kadar asam tinggi sebesar 57,44%. Hasil analisis

urat secara signifikan pada semua statistik kelompok – kelompok

kelompok. Hal ini ditandai dengan tersebut menunjukkan nilai p<0,05

nilai p>0,05 pada semua kelompok yang berarti bahwa terdapat

yang berarti tidak terdapat perbedaan penurunan yang signifikan antara

yang signifikan antara kadar asam kadar asam urat setelah induksi (hari

urat setelah induksi (hari ke- 14) ke-14) dengan kadar asam urat setelah

dengan kadar asam urat baik setelah pemberian bahan uji, atau terjadi efek

pemberian alopurinol maupun setelah antihiperurisemia. Sedangkan pada

pemberian ekstrak, begitupun dengan kelompok kontrol negatif tidak terjadi

kelompok kontrol negatif. penurunan kadar asam urat secara

b) Kadar asam urat darah hewan signifikan dengan nilai p>0,05.

uji hari ke-20 c) Kadar asam urat darah hewan

Pada hari ke-20 yaitu enam hari uji hari ke-23

setelah pemberian bahan uji, Pada hari ke-23 yaitu sembilan

berdasarkan hasil analisis statistik, hari setelah pemberian bahan uji,

terjadi penurunan kadar asam urat berdasarkan hasil analisis statistik,

secara signifikan pada kelompok terjadi penurunan kadar asam urat

kontrol positif yaitu sebesar 37,85%, secara signifikan pada kelompok

pada kelompok ekstrak dosis rendah kontrol negatif yaitu sebesar 5,91%,

sebesar 22,38%, pada kelompok pada kelompok kontrol positif sebesar

ekstrak dosis sedang sebesar 24,16%, 62,15%, pada kelompok ekstrak dosis

dan pada kelompok ekstrak dosis rendah sebesar 25,80%, pada


89

kelompok ekstrak dosis sedang kadar asam urat yang ditimbulkan

sebesar 33,10%, dan pada kelompok pun tidak lebih besar dari kelompok

ekstrak dosis tinggi sebesar 63,59%. kontrol positif kecuali pada kelompok

Hasil analisis statistik kelompok – ekstrak dosis tinggi. Persentase

kelompok tersebut menunjukkan nilai penurunan kadar asam urat darah

p<0,05 yang berarti terdapat hewan uji di hari pengukuran terakhir

penurunan yang signifikan antara (hari ke-23) adalah 62,15% pada

kadar asam urat setelah induksi (hari kelompok kontrol positif, dan 63,59%

ke-14) dengan kadar asam urat setelah pada kelompok ekstrak dosis tinggi.

pemberian bahan uji, atau terjadi efek Perbedaan yang ditimbulkan pun

antihiperurisemia. tidak signifikan secara statistik.

Dari pembahasan diatas Pada kelompok kontrol negatif

disimpulkan bahwa obat alopurinol pada hari ke-23 terjadi perubahan

dosis 18mg/200gr BB yang kadar asam urat yang signifikan

digunakan sebagai kontrol positif sebesar 5,91%. Penurunan kadar asam

menunjukkan efek antihiperurisemia urat yang signifikan ini dianggap

yang signifikan secara statistik yang sebagai akibat dari kompensasi

mulai timbul pada hari ke-20 dan hari fisiologis tubuh untuk menurunkan

ke-23. Sedangkan efek kadar asam urat yang tinggi atau

antihiperurisemia dari ekstrak etanol diatas normal.

daun belimbing wuluh pada semua Hasil penelitian ini

dosis mulai timbul pada hari ke-20 menunjukkan bahwa ekstrak etanol

dan hari ke-23. Persentase penurunan daun belimbing wuluh mampu


90

menurunkan kadar asam urat, xantin oksidase agar tidak terbentuk

dikarenakan daun belimbing wuluh asam urat(13).

yang telah diekstraksi menggunakan Penelitian lain tentang ekstraksi

pelarut etanol 70% mengandung kasar tanin dari daun belimbing

senyawa tanin dan saponin. Hal ini wuluh sebagai inhibitor xantin

sesuai dengan hasil penelitian yang oksidase menggunakan pelarut etanol

dilakukan Ling X. dan Bochu W. 70%, air, dan aseton 70% diketahui

tahun 2014 bahwa dalam penelitian bahwa pelarut terbaik yang digunakan

secara in vitro, tanin yang merupakan untuk mengekstrak tanin dari daun

salah satu metabolit sekunder dalam belimbing wuluh adalah etanol 70%

tanaman menunjukkan potensi efek dengan kandungan tanin sebesar

anti gout oleh aksi penghambatan 3,12% dan nilai inhibisi sebesar

xantin oksidase. Sedangkan dalam 62,84%(14). Penelitian tersebut sesuai

penelitian in vivo, tanin menunjukkan dengan hasil penelitian ini bahwa

efek ganda, yaitu pengurangan ekstrak daun belimbing wuluh

produksi asam urat dan tindakan menggunakan pelarut etanol 70%

urikosurik (peningkatan pengeluaran diperoleh juga senyawa tanin dan

asam urat melalui urin)(12). Penelitian saponin dengan rendemen sebesar

oleh Pacifico Eric Calderon, dkk 5,2% dan penurunan kadar asam urat

tahun 2015 pun mengatakan bahwa dengan dosis tinggi sebesar 63,59%.

senyawa tanin dan saponin mungkin Keterbatasan Penelitian

merupakan properti penghambat 1. Pada penelitian ini terdapat faktor

lain yang mempengaruhi kadar


91

asam urat dan tidak dapat dikontrol pengukuran pun sangat

oleh peneliti yaitu enzim urikase dipengaruhi pada sensitivitas atau

yang ada pada mamalia tingkat kualitas alat pengukuran.

rendah. Pada keadaan

hiperurisemia enzim ini akan KESIMPULAN DAN SARAN

memecah asam urat dengan Kesimpulan

membentuk produk akhir alantonin 1. Ekstrak etanol daun belimbing

yang bersifat sangat larut air, wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

sehingga asam urat tidak memiliki efek antihiperurisemia.

terbentuk. 2. Uji fitokimia secara kualitatif

2. Uji fitokimia atau uji untuk terhadap senyawa yang memiliki

mengetahui kandungan senyawa efek antihiperurisemia dalam

pada ekstrak yang digunakan ekstrak daun belimbing wuluh

dalam penelitian ini masih secara yang diekstraksi menggunakan

kualitatif sehingga tidak dapat pelarut etanol 70%, menunjukkan

dipastikan golongan senyawa apa hasil positif terhadap golongan

yang paling dominan terkandung senyawa tanin dan saponin.

dalam daun belimbing wuluh 3. Ekstrak etanol daun belimbing

khususnya yang memiliki efek wuluh pada semua dosis memiliki

antihiperurisemia. efek antihiperurisemia dengan

3. Metode dalam pengukuran kadar perubahan penurunan kadar asam

asam urat yang digunakan adalah urat darah hewan uji yang

metode stick sehingga hasil signifikan secara statistik yang


92

timbul setelah pemberian ekstrak sama yaitu 6 hari setelah

selama 6 – 9 hari. pemberian terapi.

4. Persentase penurunan kadar asam Saran

urat darah hewan uji yaitu sebesar 1. Penelitian selanjutnya diharapkan

25,80% pada kelompok ekstrak dapat menggunakan hewan uji lain

dosis rendah, 33,10% pada yang tidak memiliki faktor

kelompok ekstrak dosis sedang, enzimatik ataupun hormonal yang

63,59% pada kelompok ekstrak dapat mempengaruhi kadar asam

dosis tinggi, 62,15% pada urat. Jika harus menggunakan

kelompok kontrol positif, dan hewan uji yang sama atau

5,91% pada kelompok kontrol sejenisnya, kalium oksonat dapat

negatif. digunakan sebagai bahan induksi

5. Perbandingan efek hiperurisemia tambahan agar dapat

antihiperurisemia kadar asam urat menekan kerja enzim urikase pada

hewan uji pada kelompok kontrol mamalia tingkat rendah.

positif dan kelompok ekstrak 2. Uji fitokimia penelitian

dosis tinggi, tidak terdapat selanjutnya diharapkan

perbedaan yang signifikan secara menggunakan uji secara kuantitatif

statistik. Keefektivitasan dari segi sehingga dapat diketahui dengan

waktu pun, efek antihiperurisemia pasti kadar kandungan senyawa

pada kedua kelompok tersebut pada ekstrak etanol daun

timbul pada jangka waktu yang belimbing wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) dan juga golongan


93

senyawa apa yang paling dominan HM. Correlation between Waist

terkandung dalam daun belimbing Circumference, Body Mass

wuluh khususnya yang memiliki Index and Uric Acid Levels in

efek antihiperurisemia. Women aged above 50 years.

3. Metode dalam pengukuran kadar Med Fac Diponegoro Univ.

asam urat penelitian selanjutnya 2015;1–17.

diharapkan menggunakan metode 4. Hasanah NLN, Indriyanti RA,

yang memiliki akurasi yang lebih Yuke A. Perbandingan

tinggi seperti pemeriksaan Pemberian Allopurinol Dan Air

langsung di laboratorium yang Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

memiliki fasilitas. Terhadap Kadar Asam Urat

Pada Mencit Hiperurisemia.

DAFTAR PUSTAKA Fak Kedokteran, Univ Islam

1. Dianati NA. Gout And Bandung. 2015;49–55.

Hyperuricemia. Majority. 5. Silviana H, Bintanah S, Isworo

2015;4:82–9. JT. Hubungan Status Gizi ,

2. Amin-ul-Haq, Mahmood R, Asupan Bahan Makan Sumber

Ahmad Z, Jamil-ur-Rehman, Purin dengan Kadar Asam Urat

Jilani G. Association Of Serum pada Pasien Hiperuresemia

Uric Acid With Blood Urea Rawat Jalan di Rumah Sakit

And Serum Creatinin. Physiol. Tugurejo Semarang. Ilmu

2010; Keperawatan dan Kesehatan,

3. Wulandari D, Rahayuningsih Univ Muhammadiyah


94

Semarang. 2015;29–35. Grup); 2015. 54 p.

6. Alpiansyah A. Hubungan 9. Kresnanugraha Y. Inhibitory

Konsumsi Makanan Assay of Xanthin Oxidase

Mengandung Purin Dengan Activity from Averrhoa bilimbi

Hiperurisemiaa Di Puskesmas L. Leaves Extract and

Sukaraja Bandar Lampung. Fak Identification Compaund from

Kedokteran, Univ Lampung. Active Fraction. FMIPA Dep

2014; Farm Univ Indones. 2012;1, 4–

7. Laksmitawati DR, Ratnasari A. 6, 13–5, 18–20, 29–31.

Pengaruh Pemberian Ekstrak 10. Prasetya Y. The Effect Ethanol

Buah Dewa (Phaleria Extract of Betel Leaves (Piper

macrocarpa (Scheff.) Boerl) betle L.) Test to Decrease

Terhadap Penurunan Kadar Levels of Uric Acid Blood in

Asam Urat Tikus Putih Yang White Male Rat Induced by

Diinduksi Dengan Sari Pati Caffeine. Fak Kedokt dan Ilmu

Ayam. Semin Nas Tumbuh Kesehatan, Univ Islam Negeri

Obat Indones Fak Farm Univ Syarif Hidayatullah. 2009;

Pancasila, Jakarta. 2006; 11. Kuntjojo. Metodologi

8. Hidayat S, Napitupulu RM. Penelitian. Kediri; 2009. 48-49

Kitab Tumbuhan Obat. p.

Nurrohmah FA, editor. 12. X L, W B. A Review of

Cibubur, Jakarta Timur 13720: Phytotherapy of gout:

AqriFlo (Penebar Swadaya Perspective of New


95

Pharmacological Treatments. 14. Ekstraksi Kasar Tanin dari

Natl Cent Biotechnol Inf. Daun Belimbing Wuluh sebagai

2014;69(4):243–56. Inhibitor Xantin Oksidase =

13. Calderon PE, San Juan C, San The Tanin Crude Extraction

Pedro MG, Reyes AM, Salom from Averhoa blimbi linn

PJ, Sanchez AR, et al. Leaves as Xantin Oxidase

Antihyperuricemic and Inhibitor. :20347771. Available

Nephroprotective Effects of from:

Carica papaya Aqueous Leaf http://lib.ui.ac.id/hasilcari.jsp?q

Extract in a Murine Model of uery=Ekstraksi+kasar+tanin+da

Hyperuricemia and Acute Renal ri+daun+belimbing+wuluh+seb

Tissue Injury. La Salle Univ agai+inhibitor+xantin+oksidase

Res Congr 2015. 2015;3:1–8.

Anda mungkin juga menyukai