Anda di halaman 1dari 13

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERKULIAHAN

Sri Winarni
FIK Universitas Negeri Yogyakarta
email: winuny@yahoo.co.id

Abstrak: Membangun insan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berkarakter dan bermartabat ber-
arti mengintegrasikan pendidikan karakter dalam seluruh kegiatan di kampus. Strategi implementasi
pendidikan karakter di kampus mestinya menyasar kepada seluruh sivitas akademika: mahasiswa,
dosen, dan pegawai yang dilakukan melalui perkuliahan, kegiatan mahasiswa, dan manajemen.
Model Nested dapat digunakan untuk mengintegrasikan beberapa keterampilan belajar: keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir, dan juga soft skill. Pengintegrasian
pendidikan karakter dalam perkuliahan dapat dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai karakter
dalam perencanaan (silabus dan RPP), bahan ajar dan media, implementasi di kelas, penilaian, moni-
toring, dan evaluasi kegiatan secara keseluruhan.

Kata Kunci: integrasi pendidikan karakter, perkuliahan

INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION IN LECTURES

Abstract: Building Yogyakarta State University’s dignified humans of good character means inte-
grating character education in all activities in the campus. The strategy of implementing the character
education in the campus should be targeted to all civitas academica (campus community members):
students, lecturers, and staff, conducted through lectures, students’ activities, and management.
Nested model can employed to integrate a number of learning skills: thinking skills, social skills, orga-
nizing skills, and soft skills. Integrating character education in the lectures can be done by infusing
character values in planning (syllabus and lesson plans), learning materials and media, classroom
implementation, monitoring, assessment, and overall evaluation activities.

Key words: integration of character education, lectures

PENDAHULUAN laras dengan Naskah Akademik Pendidik-


Harapan besar Universitas Negeri an Karakter di Perguruan Tinggi bahwa
Yogyakarta (UNY) untuk menjadi univer- pelaksanaan pendidikan karakter di ling-
sitas yang berkarakter dan bermartabat kup perguruan tinggi melalui tri dharma
sudah dimulai sejak dicanangkannya visi perguruan tinggi, budaya organisasi, ke-
UNY 2006-2010, yakni menghasilkan insan giatan kemahasiswaan, dan kegiatan kese-
cendikia, mandiri, dan bernurani. Artinya, harian (Tim Pendidikan Karakter Ditjen
pendidikan karakter sudah dilakukan se- Dikti, 2011).
belum pemerintah mulai menyusun Desain Khusus untuk pendidikan karakter di
Induk Pendidikan Karakter tahun 2010. UNY bidang pendidikan dan pengajaran
Berbagai aktivitas sudah dilaksanakan da- dilakukan melalui pelatihan dan pendidik-
lam mendukung terealisasinya pendidikan an: 1) pengembangan kreativitas oleh WSPK;
karakter yang meliputi berbagai program, 2) pelatihan ESQ bagi pimpinan, dosen,
terutama yang terkait dengan pendidikan dan mahasiswa mulai tahun 2007; 3) pela-
dan pengajaran, penelitian, dan pengabdi- tihan soft skill bagi mahasiswa (Zuchdi,
an kepada masyarakat. Hal itu sudah se- 2012:10).

95
96

Pembangunan karakter melalui pen- nya harus dimiliki oleh individu (baca: ma-
didikan di antaranya pengintegrasian nilai- hasiswa). Dalam realitas kehidupan, ada
nilai karakter oleh unit MKU (Mata Kuliah sejumlah nilai yang terkonstruksi di dalam
Umum) dan dilanjutkan dengan penginte- masyarakat yang boleh jadi antara masya-
grasian pendidikan karakter dalam per- rakat yang satu dengan yang lain berbeda.
kuliahan tahun 2010. Meskipun demikian Ada kalanya konstruksi nilai dipengaruhi
masih ditemui beberapa kendala dalam oleh kultur tempat nilai tersebut dibentuk.
pengintegrasian ke dalam perkuliahan. Karena itu, untuk menghindari pemaham-
Pengintegrasian pendidikan karakter da- an yang berbeda atas suatu nilai, perlu di-
lam perkuliahan memerlukan perencana- identifikasi dulu nilai-nilai yang berlaku
an yang terpadu. Implementasi pendidikan universal atau yang ditargetkan.
karakter beserta monitoring dan evaluasi-
nya pun harus sudah disiapkan dengan Pembelajaran Nilai
baik. Pendidikan karakter tidak cukup de- Setelah proses identifikasi nilai dila-
ngan cara langsung yang memiliki ciri in- kukan dan ditemukan nilai moral yang di-
doktrinasi, karena nilai-nilainya hanya targetkan, nilai moral tersebut selanjutnya
akan diserap/dihafalkan tetapi tidak ter- ditanamkan kepada mahasiswa melalui
internalisasi apalagi diamalkan. Andai pun langkah-langkah sebagai berikut.
diterapkan. Hal itu karena adanya peng-  Menciptakan lingkungan yang memung-
awasan atau pranata hukum, bukan atas kinkan nilai-nilai moral tersebut diterap-
kesadaran diri. kan. Peran ini begitu penting dilakukan
Atas dasar pemikiran di atas, tulisan oleh dosen dalam rangka membangun
ini membahas strategi pendidikan karak- kesamaan wawasan mencapai tujuan,
ter, pendekatan terintegrasi, dan integrasi menciptakan iklim moral bagi mahasis-
pendidikan karakter. Namun, tulisan ini wa.
belum didasarkan pada fakta-fakta yang  Adanya keteladanan atau model peri-
implementatif terkait pendidikan karakter laku moral. Menunjukkan perilaku ber-
di kampus dan lebih didasarkan pada kon- moral memiliki dampak yang lebih kuat
sep dan pemikiran serta wacana yang akan daripada berkata-kata tentang moral.
segera diimplementasikan di UNY. One man practicing good sportmanship is
better than fifty others preaching it.
STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER  Menyusun aturan atau kode etik berpe-
Marten (2004:58) mengusulkan stra- rilaku baik. Mahasiswa perlu mengeta-
tegi pembelajaran karakter yang efektif, hui apa yang boleh dan tidak boleh di-
yakni harus dilakukan secara lebih kon- lakukan. Artinya, ada pemahaman yang
kret. Ada tiga tahapan yang perlu dilaku- sama terkait dengan perilaku moral.
kan dalam pembelajaran karakter, yakni:  Menjelaskan dan mendiskusikan peri-
identifikasi nilai, pembelajaran nilai, dan laku bermoral. Ketika usia anak-anak, be-
memberikan kesempatan untuk menerap- lajar perilaku moral dilakukan dengan
kan nilai tersebut. cara imitasi dan praktik tanpa harus
mengetahui alasan mengapa hal itu di-
Identifikasi Nilai lakukan atau tidak dilakukan. Mema-
Identifikasi nilai terkait dengan nilai- suki usia remaja dan dewasa, kemam-
nilai moral apa saja yang sekurang-kurang- puan bernalarnya telah berkembang.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013


97

Karena itu, perlu ada penjelasan dan moral sebagaimana yang diinginkan. Ka-
bila perlu ada proses diskusi untuk sam- rena itu, penghargaan tidak harus diberi-
pai pada pilihan perilaku moral yang kan ketika mahasiswa mengakhiri serang-
diharapkan. kaian kegiatan, melainkan juga dalam pro-
 Menggunakan dan mengajarkan etika ses “menjadi”. Penghargaan dapat diberi-
dalam pengambilan keputusan. Indivi- kan dalam berbagai bentuk. Misalnya, da-
du acapkali dihadapkan pada pilihan- lam bentuk sertifikat, stiker, peran tertentu
pilihan yang harus diambil keputusan- seperti mentor bagi temannya, dan lain
nya. Mengambil keputusan adalah pro- sebagainya.
ses mengevaluasi tindakan-tindakan dan Zuchdi (2008:6-8) mengemukakan su-
memilih alternatif tindakan yang sejalan paya pendidikan moral/nilai (pendidikan
dengan nilai moral tertentu. karakter) tidak bersifat indoktrinatif, maha-
 Mendorong individu mahasiswa me- siswa perlu didorong untuk dapat mene-
ngembangkan nilai yang baik. Dosen mukan alasan-alasan yang mendasari ke-
perlu menciptakan situasi dan mengins- putusan moral. Tujuannya untuk mengem-
pirasi mahasiswa untuk menampilkan bangkan kemampuan mengontrol tindakan
perilaku moral. A mediocre teacher tells, a yang diperlukan agar seseorang dapat
good teacher explains, a superior teacher benar-benar memahami keputusan moral
demonstrates, and the great teacher inspires. yang diambilnya, dapat mengidentifikasi
alasan yang baik yang harus diterima dan
Penerapan Nilai alasan yang tidak baik yang harus ditolak
Setelah pengajaran nilai dilakukan, atau diubah. Pada akhirnya mahasiswa ha-
tahap ketiga yang perlu dilakukan adalah rus mampu merumuskan perubahan yang
memberikan kesempatan untuk mengapli- perlu dilakukan.
kasikannya. Hal terpenting bertalian de- Pembelajaran mestinya menciptakan
ngan penerapan nilai adalah konsistensi setting sosial yang memungkinkan imple-
antara apa yang diajarkan dengan apa yang mentasi pengetahuan yang diperoleh un-
diterapkan. Artinya, apa yang dikatakan tuk memecahkan masalah yang ada dalam
harus berbanding lurus dengan apa yang masyarakat. Selanjutnya, pendidikan mo-
dilakukan, baik pada lingkungan kampus ral/nilai hendaknya difokuskan pada kait-
maupun dalam keluarga dan masyarakat. an antara pemikiran moral (moral thinking)
Terkait dengan penerapan nilai, ada dan tindakan bermoral (moral action). Kon-
dua model yang dapat diaplikasikan. Per- sep moralitas perlu diintegrsasikan dengan
tama, membentuk kebiasaan rutin yang pengalaman dalam kehidupan sosial. Pe-
bermuatan nilai-nilai moral. Kedua, mem- mikiran moral dapat dikembangkan antara
berikan reward bagi mahasiswa yang me- lain dengan dilema moral yang menuntut
nampilkan perilaku bernilai moral. Mena- kemampuan untuk mengambil keputusan
namkan dan membentuk nilai moral me- dalam situasi yang sangat dilematis. Tin-
mang tidak secepat mengajarkan keteram- dakan moral yang selaras dengan pemi-
pilan seperti menendang atau memukul kiran moral hanya mungkin dicapai me-
bola. Untuk hal tersebut dibutuhkan proses lalui pencerdasan emosional dan spiritual
yang relatif panjang, konsisten, dan tidak serta pembiasaan.
sekali jadi. Bisa jadi mahasiswa belum se-
penuhnya menampilkan perilaku bernilai

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan


98

PEMBELAJARAN TERINTEGRASI sesama guru. Setelah tema disepakati,


Pengintegrasian pendidikan karakter dikembangkan sub-sub temanya dengan
dalam perkuliahan memerlukan model pem- memperhatikan kaitannya dengan bi-
belajaran untuk mengkonstruk penanaman dang-bidang studi. Dari sub-sub tema
nilai atau karakter yang diharapkan. Fogar- ini dikembangkan aktivitas belajar yang
ty (Trianto, 2007:42) mengemukakan bah- harus dilakukan siswa.
wa terdapat sepuluh model pembelajaran  Model ini merupakan tipe pembelajaran
terpadu, namun dapat diklasifikasikan men- terpadu yang menggunakan pendekat-
jadi tiga model, yaitu sebagai berikut. an antarbidang studi, menggabungkan
 Interdisiplin ilmu: yang termasuk tipe bidang studi dengan cara menetapkan
ini adalah model tergambarkan (the fra- prioritas kurikuler, dan menemukan ke-
gmented model), model terhubung (the terampilan, konsep, dan sikap yang sa-
connected model), dan model tersarang ling tumpang tindih dalam beberapa bi-
(the nested model). dang studi.
 Antardisiplin ilmu: yang termasuk tipe  Pembelajaran terpadu model integreted:
ini adalah model terurut (sequenced mo- model ini merupakan pembelajaran ter-
del), model terkombinasi (shared model), padu yang menggunakan pendekatan
model terjaring laba-laba (webbed), mo- antar bidang studi, menggabungkan bi-
del terantai (threaded), dan model keter- dang studi dengan cara menetapkan pro-
paduan (integrated). ritas kurikuler dan menemukan konsep,
 Inter dan antardisiplin ilmu: yang ter- keterampilan, dan sikap yang saling
masuk tipe ini model terbenam (immer- tumpah tindih (Fogarty, 1991:76). Tim
sed) dan model jaringan kerja (network- antarbidang studi dibentuk untuk me-
ed). nyeleksi konsep-konsep, keterampilan-
Beberapa contoh model pembelajaran keterampilan, sikap atau nilai-nilai yang
terpadu dapat dijelaskan seperti berikut. akan dibelajarkan dalam satu semester,
 Pembelajaran Terpadu Model Connected: kemudian memilih yang mempunyai
model terhubung (connected) merupakan keterhubungan yang erat dan tumpang
model integrasi inter bidang studi. Mo- tindih diantara beberapa bidang studi.
del ini secara nyata mengintegrasikan Fokus pengintegrasian pada sejumlah
satu konsep keterampilan atau kemam- keterampilan belajar yang ingin dilatih-
puan yang ditumbuhkembangkan da- kan dalam suatu unit pembelajaran un-
lam satu pokok bahasan atau subpokok tuk ketercapaian materi pelajaran (con-
bahasan dalam satu bidang studi. Kait- tent). Menurut Fogarty (1991:77) kete-
an dapat diadakan secara spontan atau rampilan-keterampilan belajar tersebut
direncanakan terlebih dahulu. meliputi keterampilan berpikir (thinking
 Pembelajaran Terpadu Model Webbed: skill), keterampilan sosial (social skill),
pembelajaran terpadu model webbed ada- dan keterampilan mengorganisir (orga-
lah pembelajaran terpadu yang meng- nizing skill).
gunakan pendekatan tematik. Pengem-  Model pembelajaran tersarang (Nested
bangannya dimulai dengan menentukan Model): pembelajaran terpadu tipe nested
tema tertentu. Tema bisa ditetapkan de- merupakan pengintegrasian kurikulum
ngan negosiasi antara guru dan siswa, di dalam satu disiplin ilmu, fokus peng-
tetapi dapat pula dengan cara diskusi integrasian meliputi keterampilan ber-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013


99

pikir, keterampilan sosial, dan keteram- PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN


pilan mengorganisir. Karakteristik mata KARAKTER DALAM PERKULIAHAN
pelajaran menjadi pijakan untuk me- Implementasi pendidikan karakter
nentukan keterampilan belajar. Seperti idealnya dimulai secara serentak pada pem-
contoh yang diberikan Fogarty (1991:28) belajaran semua mata kuliah, semua ke-
untuk mata pelajaran sosial dan bahasa giatan pembinaan kemahasiswaan, dan pe-
dapat dipadukan keterampilan berpikir ngelolaan semua bidang urusan UNY. Na-
dengan keterampilan sosial, sedangkan mun demikian, disadari bahwa memulai
mata pelajar matematika dan sains da- implementasi secara serentak tersebut bu-
pat dipadukan keterampilan berpikir dan kan sesuatu yang mudah. Kondisi sumber
keterampilan mengorganisir. daya manusia dan sumber daya lainnya sa-
Memperhatikan pengintegrasian pen- ngat mempengaruhi kesiapan UNY meng-
didikan karakter dalam perkuliahan seperti implementasikan pendidikan karakter. Oleh
di atas, dapat dipahami bahwa model Nest- karena itu, implementasi pendidikan ka-
ed (tersarang) cukup leluasa membantu rakter secara terintegrasi dapat dimulai
pengorganisasian materi dan keterampilan dari beberapa mata kuliah, sejumlah ke-
belajar lainnya. Model ini dapat dikem- giatan kemahasiswaan, dan pengelolaan
bangkan dengan mengintegrasikan kete- beberapa bidang urusan UNY.
rampilan lain seperti keterampilan yang Mata kuliah, kegiatan pembinaan ke-
berkaitan dengan berperilaku (soft skill) mahasiswaan, dan pengelolaan bidang
karakter atau nilai-nilai moral yang bisa urusan UNY yang mendapat tugas meng-
diintegrasikan dalam satu mata kuliah (li- integrasikan pendidikan karakter pada
hat Gambar 1). awal implementasi (tahun pertama) dipilih
Untuk memudahkan dosen dalam me- dari yang mudah atau yang siap dan me-
lakukan pengintegrasian pendidikan karak- libatkan paling banyak mahasiswa. Imple-
ter melalui perkuliahan di semua program mentasi pada tahap-tahap (tahun-tahun)
studi di UNY, ditawarkanlah sebuah mo- selanjutnya diperluas ke kegiatan perku-
del yang bisa diacu dan dimodifikasi se- liahan, kegiatan pembinaan kemahasiswa-
perlunya oleh para dosen. Model pendidik- an, dan bidang urusan UNY lainnya se-
an karakter dengan pendekatan kompre- hingga selambat-lambatnya pada tahun ke-
hensif, terintegrasi dalam perkuliahan di- empat pengintegrasian pendidikan karak-
sajikan secara visual dalam Gambar 2. ter sudah dilaksanakan secara keseluruhan.
Tabel berikut menyajikan contoh tahapan
implementasi pendidikan karakter di UNY.

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan


100

keterampilan Berpikir

Kerjasama, respek , kreatif

Aktivitas Ritmik

Gambar 1: Contoh Model Nested Mata Kuliah Aktivitas Ritmik (Sumber: Kreativitas
Penulis Dimodifikasi dari Model Nested)

Komp.1 11
111
Komp.2 11 111
Tema:
Ketaatan
Komp.3 11 111
Beribadah
Komp.... 11 111
Pendidikan Nilai/Karakter

Komp.1 11 111
Tujuan Mata
Komprehensif

Kuliah dan
Metode Komp.2 11 111
Nilai-nilai
Pembe-
Target
lajaran Tema: Komp.3 11 111
yang Diintegra-
Kejujuran
sikan Komp.... 11 111

Komp.1 11 111

Komp.2 11 111
Tema:
Tanggung
Komp.3 11 111
Jawab
Komp.... 11 111

Gambar 2. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia


dengan Metode Komunikatif (Sumber: Marzuki, 2012)

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013


101

Tabel 1. Tahapan Implementasi Pendidikan Karakter di UNY


Tahun Pelajaran
No. Jalur 2011/1012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
Sem.1 Sem. 2 Sem. 1 Sem. 2 Sem. 1 Sem. 2 Sem. 1 Sem. 2
1. Perkuliahan 6 5 6 8 10 10 semua semua
(Mata kuliah)
2. Kegiatan Pemb. 4 4 6 6 8 8 semua semua
Kemahasiswaan
3. Manajemen UNY 2 4 6 8 10 10 semua semua

Catatan: perlu ada agar implementasi berjalan de-


 Jumlah mata kuliah, kegiatan pembinaan ngan baik.
kemahasiswaan, dan manajemen UNY Pelaksanaan pendidikan karakter ter-
yang diberi integrasi pendidikan karak- integrasi dalam proses pembelajaran meli-
ter meningkat dari tahun ke tahun. Ang- puti proses penyusunan silabus, penyusun-
ka pada setiap kolom menunjukkan an RPP, penyiapan bahan ajar dan media,
jumlah mata kuliah, kegiatan pembina- implementasi di kelas, penilaian, monito-
an kemahasiswaan, dan manajemen UNY ring dan evaluasi, serta tindak lanjut. Ber-
secara akumulatif pada tahun/semester dasar pada Permendiknas No. 41 Tahun
tersebut. 2007 tentang Standar Proses, yang perta-
 Integrasi pendidikan karakter pada se- ma-tama dilakukan oleh dosen adalah me-
mua mata kuliah, kegiatan pembinaan nyusun/mengadaptasi silabus yang dilan-
kemahasiswaan, dan manajemen UNY jutkan menyusun/mengadaptasi RPP, me-
pada contoh Tabel di atas memerlukan nyusun/mengadaptasi bahan ajar, dan me-
waktu empat tahun. ngembangkan media pembelajaran yang
Salah satu prinsip yang diterapkan sesuai.
dalam merancang pelaksanaan pendidikan
karakter di UNY adalah prinsip partisipa- Penyusunan Silabus, RPP, serta Penyiap-
tif. Semua warga UNY perlu dilibatkan da- an Bahan Ajar dan Media
lam membuat rancangan. Mereka dilibat- Silabus
kan dalam memutuskan apakah pendidik- Silabus memuat standar kompetensi
an karakter serentak dimulai pada semua (SK), kompetensi dasar (KD), materi pem-
mata kuliah, kegiatan pembinaan kemaha- belajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
siswaan, dan manajemen UNY ataukah di- pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan
mulai pada sebagian saja. Bila dimulai sumber belajar. Materi pembelajaran, ke-
pada beberapa saja, mereka dilibatkan da- giatan pembelajaran, indikator pencapaian,
lam mengidentifikasi dan menetapkan ma- penilaian, alokasi waktu, dan sumber be-
ta kuliah, kegiatan pembinaan kemahasis- lajar yang dirumuskan di dalam silabus
waan, dan bidang urusan UNY yang im- pada dasarnya ditujukan untuk memfasili-
plementasinya paling awal. Selanjutnya, tasi mahasiswa menguasai SK/KD. Agar
perlu didengar gagasan-gagasan mereka juga memfasilitasi terjadinya pembelajaran
mengenai tahapan-tahapan implementasi yang membantu mahasiswa mengembang-
yang layak dan kegiatan-kegiatan dan/atau kan karakter, setidak-tidaknya perlu di-
sumber daya pendukung apa saja yang

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan


102

lakukan perubahan pada tiga komponen lajaran, sumber belajar, dan penilaian yang
silabus berikut. dikembangkan di dalam RPP pada dasar-
 Penambahan kolom (komponen) dalam nya dipilih untuk menciptakan proses pem-
silabus, yaitu kolom (komponen) karak- belajaran untuk mencapai SK dan KD. Oleh
ter di antara kolom KD dan materi pem- karena itu, agar RPP memberi petunjuk
belajaran. pada dosen dalam menciptakan pembela-
 Penambahan dan/atau modifikasi ke- jaran yang berwawasan pada pengembang-
giatan pembelajaran sehingga ada ke- an karakter, RPP tersebut perlu diadaptasi.
giatan pembelajaran yang mengembang- Seperti pada adaptasi terhadap silabus,
kan karakter adaptasi yang dimaksud antara lain me-
 Penambahan dan/atau modifikasi indi- liputi hal-hal sebagai berikut.
kator pencapaian sehingga ada indika-  Penambahan dan/atau modifikasi tuju-
tor yang terkait dengan pencapaian ma- an pembelajaran sehingga pembelajaran
hasiswa dalam hal karakter tidak hanya membenatu mahasiswa men-
 Penambahan dan/atau modifikasi tek- capai KD, tetapi juga mengembangkan
nik penilaian sehingga ada teknik peni- karakternya.
laian yang dapat mengembangkan dan/  Penambahan dan/atau modifikasi ke-
atau mengukur perkembangan karakter giatan pembelajaran sehingga ada ke-
Penambahan kolom (komponen) ka- giatan pembelajaran yang mengem-
rakter dimaksudkan agar nilai-nilai karak- bangkan karakter.
ter terencana dengan baik pengintegrasi-  Penambahan dan/atau modifikasi indi-
annya dalam pembelajaran. Penambahan kator pencapaian sehingga ada indika-
dan/atau adaptasi kegiatan pembelajaran, tor yang terkait dengan pencapaian ma-
indikator pencapaian, dan teknik penilaian hasiswa dalam hal karakter.
harus memperhatikan kesesuaiannya de-  Penambahan dan/atau modifikasi tek-
ngan SK dan KD yang harus dicapai oleh nik penilaian sehingga ada teknik peni-
mahasiswa dan karakter yang hendak di- laian yang dapat mengembangkan dan/
kembangkan. Kegiatan pembelajaran, indi- atau mengukur perkembangan karakter.
kator pencapaian, dan teknik penilaian
yang ditambahkan dan/atau hasil modifi- Bahan Ajar
kasi tersebut harus bersifat lebih memper- Bahan ajar merupakan komponen
kuat pencapaian SK dan KD dan sekaligus pembelajaran yang paling berpengaruh
mengembangkan karakter. terhadap apa yang sesungguhnya terjadi
pada proses pembelajaran. Buku ajar yang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama ini dibuat biasanya hanya berisi
RPP disusun berdasarkan silabus yang materi ajar di matakuliah masing-masing.
telah dikembangkan oleh Dosen. RPP se- Walaupun buku-buku tersebut telah me-
cara umum tersusun atas SK, KD, tujuan menuhi sejumlah kriteria kelayakan - yaitu
pembelajaran, materi pembelajaran, meto- kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafi-
de pembelajaran, langkah-langkah pembe- ka, bahan-bahan ajar tersebut masih belum
lajaran, sumber belajar, dan penilaian. Se- secara memadai mengintegrasikan pendi-
perti yang terumuskan pada silabus, tujuan dikan karakter di dalamnya. Apabila dosen
pembelajaran, materi pembelajaran, meto- sekedar mengikuti atau melaksanakan pem-
de pembelajaran, langkah-langkah pembe- belajaran dengan berpedoman pada kegiat-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013


103

an pembelajaran pada buku-buku tersebut, pun tertulis, grafik, diagram, gambar, mo-
pendidikan karakter secara memadai del, charta, benda sesungguhnya, film, dan
belum berjalan. Oleh karena itu, sejalan sebagainya. Input yang dapat memperke-
dengan apa yang telah dirancang pada si- nalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya
labus dan RPP yang berwawasan pendi- menyajikan materi/pengetahuan, tetapi
dikan karakter, bahan ajar perlu diadap- yang juga menguraikan nilai-nilai yang ter-
tasi. Adaptasi yang paling mungkin dilak- kait dengan materi/pengetahuan tersebut.
sanakan oleh dosen adalah dengan cara
 Aktivitas
menambah kegiatan pembelajaran yang se-
Aktivitas belajar adalah apa yang di-
kaligus dapat mengembangkan karakter.
lakukan oleh mahasiswa (bersama dan/
Cara lainnya adalah dengan mengadaptasi
atau tanpa dosen) dengan input belajar
atau mengubah kegiatan belajar pada buku
untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas
ajar yang dipakai.
belajar yang dapat membantu mahasiswa
Sebuah kegiatan belajar (task), baik
menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivi-
secara eksplisit atau implisit terbentuk atas
tas-aktivitas belajar aktif yang antara lain
enam komponen. Komponen-komponen mendorong terjadinya autonomous learning
yang dimaksud adalah: 1) tujuan, 2) input,
dan berpusat pada mahasiswa. Pembelajar-
3) aktivitas, 4) pengaturan (setting), 5) pe-
an yang memfasilitasi autonomous learning
ran dosen, 6) peran mahasiswa. Dengan
dan berpusat pada mahasiswa secara oto-
demikian, perubahan/adaptasi kegiatan be-
matis akan membantu mahasiswa mem-
lajar yang dimaksud menyangkut perubah-
peroleh banyak nilai. Contoh-contoh akti-
an pada komponen-komponen tersebut.
vitas belajar yang memiliki sifat-sifat demi-
Secara umum, kegiatan belajar yang po-
kian antara lain diskusi, eksperimen, peng-
tensial dapat mengembangkan karakter
amatan/observasi, debat, presentasi oleh
mahasiswa memenuhi prinsip-prinsip atau
mahasiswa, dan mengerjakan proyek.
kriteria berikut.
 Pengaturan (Setting)
 Tujuan
Pengaturan (setting) pembelajaran ber-
Dalam hal tujuan, kegiatan belajar
kaitan dengan kapan dan di mana kegiatan
yang menanamkan nilai adalah apabila tu-
dilaksanakan, berapa lama, apakah secara
juan kegiatan tersebut tidak hanya ber-
individu, berpasangan, atau dalam kelom-
orientasi pada pengetahuan dan keteram-
pok. Masing-masing setting berimplikasi
pilan, tetapi juga sikap/karakter. Oleh ka-
terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting
renanya, dosen perlu menambah orientasi
waktu penyelesaian tugas yang pendek
tujuan setiap atau sejumlah kegiatan be-
(sedikit), misalnya akan menjadikan maha-
lajar dengan pencapaian sikap atau nilai
siswa terbiasa kerja dengan cepat sehingga
tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya
menghargai waktu dengan baik. Sementara
diri, kerja keras, saling menghargai, dan
itu kerja kelompok dapat menjadikan ma-
sebagainya.
hasiswa memperoleh kemampuan bekerja-
sama, saling menghargai, dan lain-lain.
 Input
Input dapat didefinisikan sebagai ba-  Peran Dosen
han/rujukan sebagai titik tolak dilaksanak- Peran dosen dalam kegiatan belajar
annya aktivitas belajar oleh mahasiswa. In- pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan
put tersebut dapat berupa teks lisan mau- secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan


104

dosen pada umumnya ditulis pada buku Media Pembelajaran


petunjuk dosen. Karena cenderung di- Untuk membantu mahasiswa mem-
nyatakan secara implisit, dosen perlu me- peroleh pengetahuan dan keterampilan
lakukan inferensi terhadap peran dosen dan mengembangkan karakternya, perlu
pada kebanyakan kegiatan pembelajaran dikembangkan dan digunakan media pem-
apabila buku dosen tidak tersedia. belajaran yang sesuai. Media yang dimak-
Peran dosen yang memfasilitasi diin- sud dapat berupa alat yang sederhana de-
ternalisasinya nilai-nilai oleh mahasiswa ngan memanfaatkan benda-benda yang ter-
antara lain dosen sebagai fasilitator, moti- sedia di sekitar UNY, lingkungan alam se-
vator, partisipan, dan pemberi umpan ba- kitar UNY, hingga multimedia interaktif
lik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, dengan berbasis teknologi informasi dan
dosen yang dengan efektif dan efisien me- komunikasi.
ngembangkan karakter mahasiswa adalah Media yang dipilih dosen hendaknya
mereka yang ing ngarsa sung tuladha (di yang sekaligus mengembangkan karakter.
depan dosen berperan sebagai teladan/ Sebagai contoh, ketika dosen mengem-
memberi contoh), ing madya mangun karsa bangkan media dari barang-barang bekas,
(di tengah-tengah mahasiswa dosen mem- mahasiswa akan mengembangkan kreativi-
bangun prakarsa dan bekerja sama dengan tas dan cinta lingkungan. Saat dosen me-
mereka), tut wuri handayani (di belakang mutuskan menggunakan multimedia inter-
dosen memberi daya semangat dan do- aktif, mahasiswa mungkin akan mengem-
rongan bagi mahasiswa). bangkan kemandirian.

 Peran Mahasiswa Implementasi di Kelas


Seperti halnya dengan peran dosen Setelah silabus, RPP, bahan ajar, dan
dalam kegiatan belajar pada buku ajar, pe- media pembelajaran dikembangkan, tahap
ran mahasiswa biasanya tidak dinyatakan selanjutnya adalah mengimplementasikan-
secara eksplisit juga. Pernyataan eksplisit nya di dalam kelas. Pada tahap ini aktivi-
peran mahasiswa pada umumnya ditulis tas-aktivitas belajar yang telah dirancang
pada buku petunjuk dosen. Karena cen- dalam silabus dan RPP yang telah secara
derung dinyatakan secara implisit, dosen rinci dituangkan dalam bahan/buku ajar
perlu melakukan inferensi terhadap peran dilaksanakan. Walaupun tidak dimaksud-
mahasiswa pada kebanyakan kegiatan kan untuk secara kaku mengikuti rencana
pembelajaran. yang telah disusun, dosen hendaknya se-
Agar mahasiswa terfasilitasi dalam cara ‘bertanggung jawab’ melaksanakan
mengenal, menjadi peduli, dan menginter- rencana pembelajarannya. Selama ini ba-
nalisasi karakter, mahasiswa harus diberi nyak dosen yang seolah-olah memandang
peran aktif dalam pembelajaran. Peran-pe- bahwa silabus dan RPP adalah sekedar me-
ran tersebut antara lain sebagai partisipan menuhi ketentuan administrasi, dan proses
diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil- pembelajaran di dalam kelas tidak perlu
hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana sesuai dengan silabus dan RPP. Apabila hal
proyek, dan sebagainya. yang demikian ini terus berlanjut, pendi-
dikan karakter melalui pembelajaran akan
kurang berhasil. Silabus, RPP, dan bahan
ajar yang telah disiapkan untuk pendidik-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013


105

an karakter yang terintegrasi harus benar- Di antara teknik-teknik penilaian ter-


benar diimplementasikan di dalam kelas sebut, beberapa dapat digunakan untuk
dengan dosen sebagai model insan yang menilai pencapaian mahasiswa baik dalam
berkarakter (dengan falsafah ing ngarso hal pencapaian akademik maupun kepriba-
sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut dian. Teknik-teknik tersebut terutama ob-
wuri handayani). servasi (dengan lembar observasi/lembar
pengamatan), penilaian diri (dengan lem-
Penilaian bar penilaian diri/kuesioner), dan penilai-
Pada dasarnya authentic assessment an antarteman (lembar penilaian antarte-
dianjurkan untuk diterapkan. Teknik dan man).
instrumen penilaian yang dipilih dan di- Nilai karakter mahasiswa dinyatakan
laksanakan tidak hanya mengukur penca- secara kualitatif. Nilai mahasiswa meng-
paian akademik/kognitif mahasiswa, te- gambarkan perkembangan karakter yang
tapi juga mengukur perkembangan kepri- bersangkutan pada saat penilaian dilaku-
badian mahasiswa. Bahkan perlu diupaya- kan. Nilai tersebut merupakan dasar bagi
kan bahwa teknik penilaian yang diapli- dosen untuk memberikan pembinaan lebih
kasikan mengembangkan kepribadian ma- lanjut agar mahasiswa yang bersangkutan
hasiswa sekaligus. mengembangkan karakternya hingga opti-
Terdapat sejumlah teknik penilaian mal. Berikut adalah contoh sebutan-sebut-
dianjurkan untuk dipakai oleh dosen me- an nilai yang merupakan representasi per-
nurut kebutuhan. Teknik-teknik penilaian kembangan karakter mahasiswa:
yang dimaksud dengan bentuk-bentuk ins- MK/A = Membudaya (apabila mahasiswa
trumen yang dapat dikembangkan oleh do- terus-menerus memperlihatkan
sen dapat dilihat pada Tabel 2. perilaku yang dinyatakan dalam
indikator secara konsisten).
Tabel 2. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes Tertulis  Pilihan ganda
 Benar-salah
 Menjodohkan
 Pilihan singkat
 Uraian
Tes Lisan  Daftar pertanyaan
Tes Kinerja  Tes tulis keterampilan
 Tes identifikasi
 Tes simulasi
 Tes uji petik kerja
Penugasan individual atau kelompok  Pekerjaan rumah
 Proyek
Observasi Lembar observasi/lembar pengamatan
Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio
Jurnal  Buku catatan jurnal
Penilaian diri Lembar penilaian diri/kuesioner
Penilaian antarteman Lembar penilaian antarteman
Sumber: Draf Panduan Pendidikan Karater di UNY

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan


106

MB/B = Mulai Berkembang (apabila ma- dan dievaluasi, waktu pelaksanaan, pelak-
hasiswa sudah memperlihatkan sana, instrumen pengumpul data, dan tek-
berbagai tanda perilaku yang di- nis analisis data.
nyatakan dalam indikator dan Komponen/aspek yang dimonitor dan
mulai konsisten). dievaluasi dan instrumen pengumpul data
MT/C = Mulai Terlihat (apabila mahasis- biasanya berbeda-beda antara monitoring
wa sudah mulai memperlihatkan dan evaluasi untuk pelaksanaan pendidik-
adanya tanda-tanda awal perilaku an karakter yang terintegrasi dalam pem-
yang dinyatakan dalam indika- belajaran, kegiatan kemahasiswaan, dan
tor, tetapi belum konsisten). manajemen UNY. Hasil monitoring dan
BT/D = Belum Terlihat (apabila mahasis- evaluasi dilaporkan dan selanjutnya digu-
wa belum memperlihatkan tan- nakan untuk merancang pelaksanaan pen-
da-tanda awal perilaku yang di- didikan karakter pada tahun berikutnya.
nyatakan dalam indikator).
PENUTUP
Monitoring dan Evaluasi Strategi implementasi pendidikan ka-
Pelaksanaan pendidikan karakter baik rakter di UNY ini perlu terus disosialisasi-
melalui proses pembelajaran, kegiatan pem- kan dan mendapat dukungan dari seluruh
binaan kemahasiswaan, maupun manaje- civitas akademika di UNY. Gagasan dan
men UNY perlu dimonitor dan dievaluasi ide-ide dari semua pihak terkait: pimpinan,
setidak-tidaknya setahun sekali. Tujuan staf pengajar, staf administrasi, dan maha-
umum dari kegiatan ini antara lain adalah siswa masih diperlukan untuk keefektifan
untuk mengetahui: pelaksanaannya. Pengintegrasian pendidik-
 kesesuaian pelaksanaan pendidikan ka- an karakter dalam perkuliahan menjadi pe-
rakter dengan jadwal, kerjaan rumah bagi dosen untuk mewujud-
 hambatan-hambatan yang mungkin di- kan insan berkarakter dan bermartabat.
hadapi dalam pelaksanaan pendidikan Dosen hendaknya melakukan perencanaan
karakter dan solusi yang perlu diupaya- (membuat silabus, RPP, bahan ajar, media),
kan, proses perkuliahan dan penilaian dengan
 hal-hal yang mendukung pelaksanaan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Mo-
pendidikan karakter, del Nested dapat digunakan untuk meng-
 perubahan-perubahan yang dilakukan integrasikan beberapa keterampilan bela-
selama pelaksanaan pendidikan karak- jar: keterampilan berpikir, keterampilan so-
ter, sial, dan keterampilan mengorganisir, juga
 tingkat ketercapaian dari target-target soft skill (keterampilan yang berkaitan peri-
pendidikan karakter yang telah diru- laku berkarakter).
muskan, dan Pelaksanaan pendidikan karakter baik
 praktik-praktik yang baik dalam tingkat melalui proses pembelajaran, kegiatan pem-
ketercapaian dari target-target pendi- binaan kemahasiswaan, maupun manaje-
dikan karakter yang telah dirumuskan. men UNY perlu dimonitor dan dievaluasi
Untuk pelaksanaan monitoring dan setidak-tidaknya setahun sekali.
evaluasi perlu dibuat panduan singkat
yang setidak-tidaknya memuat tujuan, sa-
saran, komponen/aspek yang domonitor

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari 2013


107

UCAPAN TERIMA KASIH Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang


Ucapan terima kasih disampaikan ke- Standar Proses.
pada tim Pengembang Pendidikan Karak-
ter UNY, rekan sejawat dan tim Pusat Pen- Tim Pusat Pendidikan Karakter. 2012. Draf
didikan Karakter sebagai partner diskusi, Panduan Pendidikan Karater di UNY.
baik secara formal maupun nonformal. Yogyakarta: PPKPK UNY.
Semoga tulisan ini bermanfaat, tidak lupa
penulis terbuka bagi masukan dan saran Tim Pendidikan Karakter Ditjen Dikti.
untuk perbaikan. 2011. Naskah Akademik Pendidikan Ka-
rakter di Perguruan Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Fogarty, R. 1991. The Mindful School: How to Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu
Integrate the Curricula. Palatine, Illi- dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
nois: IRI/Skylight Publishing. Inc. Prestasi Pustaka

Marten, R. 2004. Successful Coaching (Edisi Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendi-
Ketiga). Champaign, IL: Human Ki- dikan: Menemukan Kembali Pendidikan
Yang Manusiawi. Jakarta: PT. Bumi
netics.
Aksara.
Marzuki. 2012. Grand Desain Pendidikan
Karakter dan Pengembangan Kultur di Zuchdi, Darmiyati. 2012. “Implementasi
UNY. Yogyakarta : Makalah disajikan Pendidikan Karakter di Perguruan
dalam Workshop Re-Desain Pendi- Tinggi”. Makalah disajikan dalam
dikan Karakter UNY Tanggal 5 Sep- Workshop Redesain Pendidikan Ka-
tember 2012. rakter UNY tanggal 5 September
2012.
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Ke-
bijakan Nasional Pembangunan Karakter
Bangsa Tahun 2010-2025.

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan

Anda mungkin juga menyukai