Anda di halaman 1dari 5

ULTRASONOGRAFI (USG)

1. Definisi USG
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan
otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk
memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh
pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13
megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik
dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan
umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang
ratusan kali lebih tinggi.

2. Kegunaan USG
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan
bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya
menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan
digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis
kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan
hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang
terbangun dari cairan.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
• Kardiologi
• Endokrinologi
• Gastroenterologi
• Ginekologi;
• Obstetrik;
• Ophthalmologi;
• Urologi
• Intravascular ultrasound
• Contrast enhanced ultrasound
Manfaat USG pada obstetric yaitu :
 Pada kehamilan trimester 1 :
 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
 Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat
bawaan .
 Meyakinkan adanya kehamilan .
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan
muda, misalnya kehamilan ektopik.
 Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
 Menentukan lokasi janin, didalam kandungan atau diluar rahim.
 Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
 Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
 Pada kehamilan trimester II & III :
 Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan terlalu cepat
disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
 Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan
terhambatnya perkembangan janin.
 Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur.
Pertumbuhan janin normal atau tidak.
 Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktifitasnya, gerak nafas,
banyaknya cairan amnion, dsb.
 Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum
persalinan.

SOP
ULTRASONOGRAFI (USG)
1. DEFINISI Sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan
suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ
internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka
patologi, membuat teknik ini berguna untuk
memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan
ketika masa kehamilan.

2. TUJUAN Pada kehamilan trimester 1 :


 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan
ukuran bayi.
 Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan
adanya kelainan atau cacat bawaan .
 Meyakinkan adanya kehamilan .
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak
darah dini pada kehamilan muda, misalnya
kehamilan ektopik.
 Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat
hamil, misalnya IUD.
 Menentukan lokasi janin, didalam kandungan
atau diluar rahim.
 Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut
jantung atau pergerakan janin.
 Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya
terlalu besar.

Pada kehamilan trimester II & III :


 Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila
pertumbuhan terlalu cepat disebabkan oleh
berlebihnya cairan amnion atau bukan.
 Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya
plasenta akan menyebabkan terhambatnya
perkembangan janin.
 Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi
kelahiran prematur. Pertumbuhan janin normal
atau tidak.
 Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan
aktifitasnya, gerak nafas, banyaknya cairan
amnion, dsb.
 Menentukan letak janin (sungsang atau tidak)
atau terlilit tali pusar sebelum persalinan.

3. PROSEDUR 1. Pencegahan Infeksi


Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung
dengan pasien, setelah kontak dengan darah atau
cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung
tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran
infeksi. Risiko penularan dibagi dalam tiga
tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan.
2. Persiapan alat
• Pesawat USG
• Tranduser
• Printer dan film thermal
• Jelly
• Kertas tissue
• Mesin USG diletakkan disebelah kanan
tempat tidur pasien.
3. Persiapan pasien
• Untuk pemeriksaan abdomen atas pasien
diharuskan puasa 6-8 jam sebelum
pemeriksaan agar saat pemeriksaan organ
tidak tertumpuk dengan feces.
• Untuk pemeriksaan abdomen bawah kasus-
kasus obgyn pasien diharuskan minum
banyak dan menahan kencing agar vesica
urinaria penuh dan akan mendesak massa
usus keluar dari rongga pelvis dan
mengubah kedudukan uterus kedalam posisi
aksial sehingga akan mempermudah
pemeriksaan organ genitalia interna.
4. Persiapan pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti
surat pengajuan pemeriksaan USG, apa
indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena
bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan
kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah
ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan
melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan
klinis dan pemeriksaan fisik yang ada kemudian
berikan penjelesan dan ajukan persetujuan lisan
terhadap tindak medik yang akan dilakukan.
5. Pelaksanaan
• Informed consent
• Cuci tangan dan gunakan hanscoen DTT
• Pesawat USG dinyalakan
• Pasien disuruh berbaring telentang
• Dilakukan pendataan pada pasien pada
monitor
• Lepas pakaian pasien.
• Organ yang akan di USG diberi jelly dan sken
juga diberi jelly.
• Lakukan tindakan pemeriksaan (melakukan
Scanning/pengambilan gambar) dengan cara
transduser dipegang oleh tangan yang
terdekat dengan tubuh pasien.
• Letakkan transduser pada abdomen untuk
menemukan obyek.
• Setelah obyek ditemukan kemudian tekan
tombol FREEZE.
• Lakukan pengukuran obyek dengan menekan
tombol TRACK BALL/CLIPPER dan beri
keterangan label.
• Setelah itu organ abdomen didokumentasikan
(dicetak di film polaroid).
• Pemeriksaan selesai, beritahu pasien bahwa
tindakan telah selesai.
• Rapikan pasien, bersihkan Probe dan rapikan
alat.
• Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai