Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Pada percobaan kali ini yaitu “Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Sediaan
Farmasi dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi” dimana sediaan
farmasi yang dipakai adalah tablet parasetamol. Tujuan dari percobaan ini yaitu
melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif sediaan farmasi berupa tablet
parasetamol dengan metode Kromatografi Cair Kinerja tinggi dan menyimpulkan
mutu tablet parasetamol dengan data Kromatogram dan hasil penetapan kadar.
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui keberadaan Pasetamol.
Sedangkan, analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah kadar dari
bahan baku Parasetamol. Prinsip Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
menggunakan prinsip kromatografi adsorbsi dan banyak digunakan dalam industi
farmasi dan pestisida. Zat dengan kepolaran berbeda dapat dipisahkan dengan
KCKT berdasarkan partisi cair-cair. Komponen utama KCKT adalah bejana fase
gerak, pompa, injektor, kolom kromatografi, dan detektor. Dalam KCKT, fase
diam adalah fase yang secara tetap tidak bergerak, biasanya berbentuk partikel
dan terletak di dalam tabung kolom. Fase gerak adalah fase yang bergerak dengan
arah yang telah ditentukan. Pada percobaan yang digunakan sebagai fase gerak
adalah (metanol: air), fase diam adalah Oktadesil Silika (ODS), dan sampel adalah
parasetamol. Alasan menggunakan ODS sebagai fase diam karena oktadesil silika
(ODS) mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah,
sedang, maupun tinggi. Lalu alasan digunakan (air: metanol) sebagai fase gerak
adalah karena sifatnya yang polar, sesuai dengan sampel yang digunakan yaitu
parasetamol yaitu semipolar sehingga parasetamol tidak akan tertahan pada fase
diam tetapi ikut keluar bersama fase gerak. Jenis KCKT yang digunakan adalah
KCKT fase terbalik, karena fase diam yang digunakan bersifat non polar yaitu
ODS dan fase geraknya bersifat polar yaitu (air: metanol). Pada sistem
kromatografi ini digunakan detektor UV 243 nm yang mana pada strukturnya
kimianya, parasetamol memiliki gugus kromofor sehingga puncak yang akan
muncul pada kromatogram adalah puncak komponen paracetamol terlebih dahulu.
Panjang gelombang 243 nm merupakan panjang gelombang maksimal dari
parasetamol, dimana pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga
maksimal dan memenuhi hukum Lambert-Beer. Pada sistem kromatografi juga
disebutkan Tailing Factor maksimal 2. Tailing Factor merupakan suatu situasi
yang menunjukkan kinerja kromatografi yang kurang baik yang mana ketika
ditemukan suatu puncak yang mengalami pengekoran (tailing) sehingga
menyebabkan puncak tidak simetri. Peningkatan puncak yang asimetri akan
menyebabkan penurunan resolusi, batas deteksi dan presisi. Sehingga jika harga
TF >2 menunjukkan bahwa kromatogram mengalami tailing. Semakin besar harga
TF maka kolom yang dipakai semakin kurang efisien. Dengan demikian harga TF
dapat digunakan untuk melihat efisiensi kolom kromatografi (Rohman, 2009).
Uji kesesuaian sistem harus dilakukan secara rutin karena mempunyai
tujuan untuk menentukan bahwa apakah sistem analisis beroperasi secara benar
atau tidak. Menurut Farmakope Amerika, suatu sistem dikatakan sesuai jika
memenuhi persyaratan presisi dan salah satu uji seperti resolusi (daya pisah),
presisi, faktor asimetri puncak, efisiensi kolom dan faktor kapasitas. Adapun
syarat uji kesesuaian sistem yang baik yaitu nilai SBR yang diperoleh <2. Karena
jika lebih dari 2, dikhawatirkan sistem yang nantinya digunakan untuk analisis,
tidak memperoleh hasil analisis yang baik dan puncak yang asimetri.
Pengujian parasetamol diawali dengan penginjeksian sampel larutan
standar dan larutan uji yang telah disaring dengan membran filter PTFE agar tidak
terjadi penyumbatan pada kolom. Di dalam kolom, komponen-komponen sampel
dipisahkan berdasarkan kepolarannya. Parasetamol yang bersifat semipolar akan
keluar lebih dulu bersama fase gerak, sedangkan eksipien lain yang bersifat non
polar akan tertahan di dalam kolom.
Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
kromatografi yang diset memenuhi syarat atau tidak. Pada uji kesesuaian sistem
tidak dilakukan, adapun data yang diperoleh dari Shift/ Kelompok sebelumnya.
Uji ini dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan standar berturut-turut
sebanyak 7 kali ke dalam instrumen KCKT. Dari hasil pengamatan diperoleh
waktu retensi dan luas area. Nilai SBR diperoleh dari nilai rata-rata waktu retensi
yaitu 3,318 dan nilai Sd 0,023698503, kemudian dihitung nilai SBR dengan cara
membagi nilai Sd dengan nilai rata-rata dikali 100% sehingga didapat nilai SBR
0,714%. Waktu retensi memenuhi syarat karena nilai SBR ˂ 2 % yaitu 0,714%.
Nilai SBR diperoleh dari nilai rata-rata luas area yaitu 47661196,29 dan
nilai Sd 720561,6209. Kemudian dihitung nilai SBR dengan cara membagi nilai
Sd dengan nilai rata-rata luas area dikali 100% sehingga didapat nilai SBR
1,511%. Luas area memenuhi syarat karena nilai SBR < 2 % yaitu 1,511%. Jika
nilai SBR dari waktu retensi dan luas area melebihi syarat yang telah ditentukan
yaitu 2, yang mana artinya terjadi peningkatan puncak yang asimetri akan
menyebabkan penurunan resolusi, batas deteksi dan presisi dan sistem
kromatografi yang digunakan tidak efisien (Rohman, 2009).
Pada analisis kualitatif sediaan tablet parasetamol ini bertujuan untuk
melihat ada atau tidaknya parasetamol dalam sediaan tablet parasetamol tersebut.
Adapun, parameter yang dilihat yaitu dari waktu retensi. Waktu retensi adalah
waktu yang diperlukan oleh analit dari awal dimasukkan ke dalam kolom hingga
keluar dari detektor. Pada analisis kualitatif dilakukan pembuatan larutan standar
dan larutan uji. Pada larutan standar, digunakan baku pembanding parasetamol
yang kemudian diencerkan dengan fase gerak. Fase gerak yang digunakan adalah
air : metanol karena merupakan fase gerak yang bersifat polar, sesuai dengan
sampel yang digunakan yaitu parasetamol yaitu semipolar sehingga parasetamol
tidak akan tertahan pada fase diam tetapi ikut keluar bersama fase gerak. Proses
pengenceran dilakukan bertujuan untuk…. . kemudian larutan disaring
menggunakan membran filter PTFE yang bertujuan agar larutan yang nantinya
akan diinjeksikan ke dalam KCKT tidak terdapat partikel yang nantinya
menghambat pemisahan dalam kolom. Sebelum itu, larutan difiltrat sedikit ke
dalam vial yang ditandai dengan filtrat awal. Filtrat awal ini dibuang dahulu
sebelum dimasukkan sisa filtrat yang akan disaring berikutnya yang bertujuan
agar di dalam vial tempat menampung filtrat tersebut hanya diperoleh komponen
yang sama dengan komponen yang ada di filtrat dan agar tidak ada pengotor dari
larutan yang lain yang dapat mempengaruhi hasil pemisahan.
Hasilnya….(bahasan dini)
Kemudian analisis kualitatif pada larutan uji digunakan tablet parasetamol
yang mana dilakukan kesetaraan penimbangan pada tablet. Hal ini karena…. .
setelah didapat jumlah tablet parasetamol yang diserbukkan yang akan ditimbang
dari hasil kesetaraan penimbangan, ditambahkan sedikit fase gerak lalu dikocok
menggunakan shaker yang bertujuan agar semua komponen parasetamol tersebar
dan terdispersi sempurna karena dari ukuran partikel parasetamol yang kecil
sehingga akan memperluas luas permukaan partikel. Setelah dikocok, diencerkan
dengan fase gerak air : metanol yang bertujuan….. . kemudian larutan disaring
menggunakan membrane filter PTFE yang bertujuan agar larutan yang nantinya
akan diinjeksikan ke dalam KCKT tidak terdapat partikel yang nantinya
menghambat pemisahan dalam kolom. Sebelum itu, larutan difiltrat sedikit ke
dalam vial yang ditandai dengan filtrat awal. Filtrat awal ini dibuang dahulu
sebelum dimasukkan sisa filtrat yang lain yang bertujuan agar di dalam vial
tempat menampung filtrat tersebut hanya diperoleh komponen yang sama dengan
komponen yang ada di filtrat dan agar tidak ada pengotor dari larutan yang lain
yang dapat mempengaruhi hasil pemisahan.
Hasilnya…. (bahasan dini)

Dari hasil kromatogram larutan uji dan larutan kromatogram diperoleh


waktu retensi. Waktu retensi dari larutan standar yaitu 3,417 dan waktu retensi
larutan uji yaitu 3,32485714. Setelah dibandingkan waktu retensi larutan standar
dan larutan uji dapat disimpulkan bahwa bahan baku mengandung parasetamol
karena waktu retensi larutan standar sama dengan waktu retensi larutan uji di 3.

Anda mungkin juga menyukai