Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Pada analisis kuantitatif bahan baku dengan menggunakan metode


spektrofotometri UV-Sinar tampak, dimana larutan uji atau bahan baku yang ingin
ditentukan kadarnya yaitu Parasetamol, ditambahkan metanol untuk melarutkan
parasetamol karena metanol mempunyai sifat kepolaran yang sama dengan
paracetamol yaitu agak polar atau semipolar menuju polar, kemudian baru setelah
itu ditambahkan aquadest yang bertujuan untuk melarutkan paracetamol juga.
Tetapi dalam melarutkan paracetamol, ditambahkan metanol terlebih dahulu baru
kemudian aquadest, adalah karena kepolaran metanol yang sama dengan
paracetamol sehingga paracetamol akan lebih larut dengan pelarut yang sifat
kepolarannya sama dengan paracetamol. Seperti yang diketahui (Ditjen POM,
1979: 37), kelarutan Parasetamol di dalam air adalah 70 bagian air, dimana ada 30
bagian air yang lain yang tidak melarutkan parasetamol. Jika ditambahkan
aquadest terlebih dahulu sebelum metanol, dikhawatirkan metanol yang harusnya
melarutkan sisa parasetamol, telah terlebih dahulu larut di dalam aquades karna
sifat kepolaran metanol yang hampir polar sama seperti aquadest. Setelah
Parasetamol larut dalam metanol dan aquadest, campuran tersebut kemudian
dikocok yang bertujuan agar seluruh Parasetamol tersebar dan terdispersi
sempurna karena dari ukuran partikel Parasetamol yang kecil sehingga luas
permukaan menjadi lebih besar dan semua partikel terbasahi dan terdispersi.
Setelah larutan uji homogen, larutan dipipet dan diencerkan yang bertujuan untuk
mendapatkan konsentrasi atau kadar uji Parasetamol yang akan diuji yaitu 7,56
ppm. Setelah diencerkan, larutan kemudian dianalisis menggunakan
Spektrofotometri UV-Sinar tampak dan didapatkan hasil Absorbansi 0,3.

Setelah didapatkan panjang gelombang absorban maksimal untuk larutan uji yaitu
(247,90?), dengan menggunakan cara kurva kalibrasi, dihitung kadar larutan uji
Parasetamol dengan mengukur absorbansi setiap larutan pembanding dan larutan
uji menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan garis dan didapatkan kadar uji
sebesar 7,88 dan %kadar sebesar 104,232%.
Selain menggunakan kurva kalibrasi dalam menghitung kadar sampel uji
Parasetamol, digunakan juga One Point Method yaitu dengan mengambil
absorban salah satu larutan standar yang kemudian digunakan untuk menghitung
kadar larutan (menggunakan rumus yang terlampir di data pengamatan). Absorban
larutan standar yang diambil atau dipilih yaitu absorbansi sebesar 0,275 dengan
konsentrasi sebesar 7,650 ppm yaitu hasil dari pengenceran larutan standar dengan
konsentrasi atau kadar 7,65 ppm. Dipilih absorbansi pada konsentrasi tersebut
karena nilai absorbansi uji Parasetamol yang sebesar 0,3 nilainya berdekatan
dengan nilai absorbansi pada konsentrasi larutan standar tersebut yaitu 0,275
sehingga didapatkaan kadar uji Parasetamol sebesar 8,3 ppm dengan %kadar
sebesar 109,788%.

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan yaitu kadar Parasetamol menggunakan


kurva kalibrasi dan One Point Method, hasil keduanya menunjukkan jika
kadarnya melebihi 101% dari kadar Paracetamol pada literatur. Dimana
berdasarkan (Ditjen POM, 2014: 998) menyatakan bahwa Parasetamol
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%. Hal ini dapat
terjadi karena beberapa faktor, mulai dari kesalahan atau ketidaktelitian dalam
menimbang atau karena alat timbangan kurang akurat dalam menimbang, mutu
bahan baku Paracetamol yang digunakan sebagai sampel kurang baik dan tidak
memenuhi syarat atau bisa saja terjadi karena adanya zat pengotor yang memang
terdapat pada sampel atau yang diperoleh pada saat proses analisis.

Anda mungkin juga menyukai