Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan negara Indonesia jelas tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI) alinea ke IV (empat) . Dalam alinea
ke IV (empat) itu disebutkan bahwa pemerintah Indonesia wajib melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mensejaterakan rakyat Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi serta keadilan sosial. Dengan tujuan negara yang sangat mulia itu
pemerintah Indonesia tentunya memerlukan produk hukum yang baik untuk
mewujudkan tujuan negara Indonesia.

Di dalam hukum tata pemerintahan yang menjadi objek kajian hukum tata
pemerintahan yakni pemerintah, aspek untuk membahas pemerintah ada 5 (lima) aspek
yakni aspek struktur organisasi, kewenangan aparat pemerintah, fungsi/kefungsian aparat
pemerintah, produk hukum yang dihasilkan, sarana yang diperlukan dan pengawasan
(sistem pengawasan). Yang menarik dalam beberapa aspek tersebut ialah mengenai
produk hukum yang dihasilkan aparat pemerintah dalam menyelenggarakan negara
utamanya fungsi pemerintah yang pokok dan fungsi pelayanan.

Pada masa lalu, istilah “teori hukum tata negara” sangat jarang sekali terdengar,
apalagi dibahas dalam perkuliahan maupun forum-forum ilmiah. Hukum Tata Negara
yang dipelajari oleh mahasiswa adalah Hukum Tata Negara dalam arti sempit. Hal ini
dipengaruhi oleh watak rezim orde baru yang berupaya mempertahankan tatanan
ketatanegaraan pada saat itu yang memang menguntungkan penguasa untuk
mempertahankan kekuasaannya. Pemikiran Hukum Tata Negara secara langsung maupun
tidak langsung akhirnya menjadi terhegemoni/terbelenggu. Tatanan ketatanegaraan
berdasarkan Hukum Tata Negara pada saat itu adalah pelaksanaan dari Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dengan memberlakukan asas tunggal Pancasila dan penerapan
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Akibatnya, pembahasan sisi
teoritis dari Hukum Tata Negara menjadi ditinggalkan, bahkan dikekang karena dianggap
sebagai pikiran yang “anti kemapanan” dan dapat mengganggu stabilitas nasional.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud hukum tata Negara?


2. Apa saja sumber hukum tata pemerintahan?
3. Apa saja Prinsip – Prinsip Hukum Tata Pemerintahan?
4. Apa saja Macam-macam Perbuatan Pemerintah?
5. Apa saja Unsur-unsur tindakan pemerintahan?
6. Apa saja Cara-cara Pelaksanaan Tindakan Pemerintah?
7. Apa saja Asas – Asas Hukum Tata Negara?

1
1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud hukum tata Negara.


2. Untuk mengetahui Apa saja sumber hukum tata pemerintahan.
3. Untuk mengetahui Apa saja Prinsip – Prinsip Hukum Tata Pemerintahan.
4. Untuk mengetahui Apa saja Macam-macam Perbuatan Pemerintah.
5. Untuk mengetahui Apa saja Unsur-unsur tindakan pemerintahan.
6. Untuk mengetahui Apa saja Cara-cara Pelaksanaan Tindakan Pemerintah.
7. Untuk mengetahui Apa saja Asas – Asas Hukum Tata Negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Tata Negara
Tata Negara berarti sistem penataan negara yang berisi ketentuan mengenai
struktur kenegaraan dan mengenai substansi norma kenegaraan. Dengan kata lain,
Hukum Tata Negara merupakan cabang Ilmu Hukum yang membahas mengenai tata
struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar struktur kenegaraan, serta mekanisme
hubungan antara struktur negara dengan warga negara.
Istilah Hukum Tata Negara berasal dari bahasa Belanda Staatsrecht yang artinya
adalah hukum Negara. Staats berarti negara-negara, sedangkan recht berarti hukum.
Hukum negara dalam kepustakaan Indonesia diartikan menjadi Hukum Tata Negara.
Mengenai definisi hukum tata negara masih terdapat perbedaan pendapat di antara ahli
hukum tata negara. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh masing-masing ahli
berpendapat bahwa apa yang mereka anggap penting akan menjadi titik berat
perhatiannya dalam merumuskan pengertian dan pandangan hidup yang berbeda. Berikut
pengertian Hukum Tata Negara menurut beberapa ahli :
1. Cristian Van Vollenhoven
Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat
hukum bawahan menurut tingkatan-tingkatannya, yang masing-masing menentukan
wilayah atau lingkungan rakyatnya sendiri-sendiri, dan menentukan badan-badan
dalam lingkungan masyarakat hukum yang bersangkutan beserta fungsinya masing-
masing, serta menentukan pula susunan dan wewenangnya dari badan-badan tersebut.
2. J. H. A. Logemann
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Negara adalah
organisasi jabatan-jabatan. Jabatan merupakan pengertian yuridis dan fungsi,
sedangkan fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Karena negara
merupakan organisasi yang terdiri dari fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan
yang lain maupun dalam keseluruhannya, maka dalam pengertian yuridis, negara
merupakan organisasi jabatan.
Kajian Hukum Tata Pemerintahan mencakup dua aspek yaitu aspek yang luas
dan sempit. Kedua aspek itu melihat Hukum Tata Pemerintahan dari fokus perhatian
yakni obyek penelitiannya. Aspek yang Luas: melihat Hukum Tata Pemerintahan
sebagai sebagai obyek yang berorientasipada pengertian Hukum Tata Pemerintahan yang
identik dengan lapangan tugas pemerintahan sedangkan obyek yang sempit adalah yang
tidak identik. Idendifikasi sedemikian ini, maka pemberian Pengertian hukum Tata
Pemerintahan terbagi dalam 2 (dua) pengertian yaitu :
a. Hukum Tata Pemerintahan Heteronom adalah semua aturan hukum yang mengatur
tentang organisasi pemerintahan negara. Hukum Tata Pemerintahan yang merupakan
bagian dari hukum Tata Negara.
b. Hukum Tata Pemerintahan Otonom adalah aturan-aturan hukum yang dibuat oleh
aparat pemerintah yang sifatnya istimewa, baik aturan yang sifatnya sepihak maupun
aturan yang bersifat dua pihak. atau hukum yang dibuat oleh aparatur pemerintah atau
oleh para administrasi negara.
Hukum Tata Pemerintahan Heterenom dalam kajiannya berada pada konteks
tugas-tugas pemerintah berkaitan dengan akibat-akibat hukum yang ditimbulkannya,
termasuk didalamnya aspk hukum dalam kehidupan organisasi pemerintahan seperti
organisasi pemerintahan negara dalam hal hubungan hukum lembaga-lembaga negara
dan berbagai kompetensi hukum kelembagaan organisasi pemerintahan negara;
organisasi pemerintahan daerah dalan kaitan hukum otonomi daerah; dan akibat-akibat
3
hukum dalam organisasi pemerintahan desa dan kelurahan. Juga menyangkut aspek
hukum dalam menyelesaikan pertentangan kepentingan pemerintah dengan warga yang
diayomi atau penyelesaian suatu sengketa akibat dari suatu perbuatan pemerintah.
Sedangkan Hukum Tata pemerintahan yang Otonom adalah adalah hukum yang
dibuat dan atau diciptakan oleh aparatur pemerintah dalan rangka pelaksanaan tugas
seperti; Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan
Bupati/Walikota.

2.2 Sumber Hukum Tata Pemerintahan

1. Contoh sumber HTP – UU Formal – materiil, yaitu antara lain :


- Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
- Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Contoh sumber HTP – UU Formal – non materiil, yaitu antara lain :
- Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
- Undang – Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
- Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Contoh sumber HTP – UU Non formal – materiil, yaitu antara lain :
- Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjarmasin No. 2 Tahun 2007 tentang Sungai
- Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjarmasin No. 19 Tahun 2010 tentang Izin
Pengelolaan Parkir
- Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta No. 75 Tahun 2005 tentang Kawasan
Dilarang Merokok
- Subjek Hukum Tata Pemerintahan, diantaranya adalah:
a) Pegawai Negri.
b) Jabatan-jabatan dalam susunan organisasi publik.
c) Jawatan-jawatan Publik.
d) Dinas-dinas publik, BUMN, BUMD, daerah otonomi.
e) Negara sebagai subjek hukum tata negara.
4. Sumber Hukum Tata Pemerintahan, diantaranya adalah:
Undang-Umdang yang mengatur kehidupan pemerintahan, misalnya:
- UU No 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.
- UU No 28 Tahun 1999, tentang penyelenggaran negara yang bersih dari KKN.
- UU No 8 Tahun 1974 jo UU No 43 Tahun 1999, tentang kepegawaian.
5. Keputusan pejabat negara dan pejabat pemerintahan.
6. Yurisprudensi yang berkaitan dengan pemerintahan.
7. Doktrin atau pendapat para ahli hukum pemerintahan.

2.3 Prinsip – Prinsip Hukum Tata Pemerintahan


Prinsip-prinsip hukum tata pemerintahan, menurut Varied Ali prinsip-prinsip dasar
yang menjadi dasar atau pedoman dalam pembentukan hukum dan praktisi pemerintahan
antara lain:
 Prinsip Legalitas (Legality Principle) : Yaitu prinsip yang menyatakan bahwa
setiap perbuatan dan tindakan atau kebijakan aparatur pemerintah harus
didasarkan pada hukuman yang berlaku.

4
 Prinsip Oportunitas (Oportunity Principle) : Yaitu bahwa pejabat pemerintahan
dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki kebebasan yang dilandasi
kebijaksanaan.
 Prinsip Adaptasi : Yaitu prinsip hukum ynag menghendaki akan setiap pejabat
pemerintah dalam proses pengmbilan keputusan selalu diberi ksempatan untuk
mengadakan perubahan sebagai langkah penyesuaian bagi dirinya terhadap tugas-
tugas yang dihadapinya.
 Prinsip Continuitas : Yaitu prinsip hukum yang menghendaki adanya jaminan
suatu keputusan yang telah ditanda tangani terdahulu tetap berlaku walaupun
pejabat tersebut telah diganti.
 Prinsip Prioritas : Yaitu prinsip tata pemerintahan yang memberikan perlindungan
serta mengutamakan pada kepentingan umum.
2.4 Macam-macam Perbuatan Pemerintah
Macam – macam perbuatan Pemerintah ialah :
A. Perbuatan Hukum Menurut Hukum privat
Administrasi negara sering juga mengadakan hubungan-hubungan hukum
dengan subyek hukum – subyek hukum lain berdasarkan hukum privat seperti sewa
menyewa, jual beli dan sebagainya. Berkaitan dengan ini ada dua pendapat yang
menangghapi tentang diperbolehkanya administrasi negara mengadakan hubungan
hukum berdasarkan hukum privat. Pendapat yang pertama bahwa administrasi negara
dalam menjalankan tugas pemerintahan tidak dapat menggunakan hukum privat
dengan alasan sifat hukumprifat itu mengatur hubungan hukum yang mengatur
hubungan kehendak dua belah pihak dan bersifat perorangan. Sedangkan hukum
administrasi negara merupakan bagian dari hukum publik yang merupakan hukum
untuk bolehnya tindalkan atas kehendak satu pihak.
Pendapat yang kedua yaitu administrasi negara dalam menjalankan tugasnya
dalam beberapa hal dapat juga menggunakan hukum privat, tetapi untuk
menyelesaikan suatu soal yang khusus dalam lapangan administrasi negara telah
tersedia peraturan-peraturan huklum publik.
B. Perbuatan Hukum Menurut Hukum Publik
Perbuatan hukum menurut hukum publik itu ada dua yaitu:
1) Perbuatan hukum publik yang bersegi satu
beberapa sarjana seperti s. Sybenga hanya mengakui adanya perbuatan hukum
publik yang bersegi satu, artinya hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu
pihak saja yaitu pemerintah. Menurut mereka tidak ada perbuatan hukum publik
yang bersegi dua, tidak ada perjanjian , misalnya yang diatur oleh hukum publik.
Jika ada perjanjian dengan pihak suwasta maka perjanjian itu menggunakan
hukujm privat, karena itu merupakan perbuatan hukum bersegi dua karena
dilakukan oleh kehendak kedua belah pihak dengan sukarela. Itulah tidak ada
perjanjian hukum publik, karena hubungan hukum yang diatur hukum publik
hanya berasal dari satu pihak saja yakni pemerintah dengan cara menentukannya
dengan kehendaknya sendiri.

5
2) Perbuatan hukum publik yang bersegi dua
van der pot, kranenberg vegting, wiarda dan donner mengakui adanya
hukumpublik yang bersegi dua atau adanya perjanjian menurut hukum publik,
mereka memberi contoh dengan adanya perjan jian kerja jangka pendek yang
diadakan seorang swasta sebagai pekerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak
yang pemberi pekerjaan.

2.5 Unsur-unsur tindakan pemerintahan


Muchsan menyebutkan unsur-unsur tindakan pemerintahan sebagai berikut:
a. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintahan dalam kedudukanya sebagai
penguasa maupun sebagai alat pemerintahan dengan prakarsa dan tanggung jawab
sendiri.
b. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.
c. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
di bidang hukum administrasi.
d. Perbuatan tersebut menyangkut pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat.
e. Perbuatan itu harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.6 Cara-cara Pelaksanaan Tindakan Pemerintah


Menurut E.utrect tindakan pemerintah itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Yang bertindak adalah dari pihak administrasi itu sendiri
2) Yang bertindak adalah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi
negara, dan berdasarkan sesuatu hubungan istimewa.
3) Yang bertindak adalah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi
negara yang menjalankan pekerjaan yang berdasarkan izin dari pemerintah.
4) Yang bertindak adalah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi
negara yang diberi subsidi oleh pemerintah, seperti yayasan pendidikan.
5) Yang bertindak adalah pemerintah bersama-sama dengan subyek hukum lainyang
bukan administrasi negara dimana kedua belah pihak tergabung dalam kerja sama,
seperti bank industri niaga.
6) Yang bertindak adalah yayasan yang diawasi.
7) Yang bertindak adalah koperasi yang didirikan oleh pemerinta.
8) Yang bertindak adalah perusahaan negara.

2.7 Asas – Asas Hukum Tata Negara


Asas-asas Hukum Tata Negara yaitu:
1. Asas Pancasila
Setiap negara didirikan atas filsafah bangsa. Filsafah itu merupakan
perwujudan dari keinginan rakyat dan bangsanya. Dalam bidang hukum, pancasila
merupakan sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan perundang-undangan
tidak boleh bertentangan dengannya dan jika hal itu terjadi, maka peraturan tersebut
harus segera di cabut. Pancasila sebagai Azas Hukum Tata Negara dapat dilihat dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
2. Asas Hukum, Kedaulatan rakyat dan Demokrasi
Asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan
kedaulatan rakyat dalam negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan
kolektivitas dalam kebijakan demokrasi politik dan ekonomi. Azas kedaulatan
menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan dengan
kemauan rakyat dan pada akhirnya pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan
kepada rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum.

6
3. Asas Negara Hukum
Yaitu negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada
warga negaranya. Asas Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya
UUD atau konstitusi yang memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat,
kedua adanya pembagian kekuasaan, diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan
rakyat.
4. Asas Demokrasi
Adalah suatu pemerintahan dimana rakyat ikut serta memerintah baik secara
langsung maupun tak langsung. Azas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia
adalah Azas kekeluargaan.
5. Asas Kesatuan
Adalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dan damai
tanpa adanya perselisihan sehingga terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya
diskriminasi. Asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas
pemerintahan pada dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi,
sistem pemerintahan di Indonesia yang salah satunya menganut asas Negara kesatuan
yang di desentralisasikan menyebabkan adanya tugas-tugas tertentu yang diurus
sendiri sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang melahirkan hubungan
kewenangan dan pengawasan.
6. Asas Pembagian Kekuasaan dan Check Belances
Yang berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa
bagian baik mengenai fungsinya.

Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu :

 Kekuasaan Legislatif
 Kekuasaan Eksekutif
 Kekuasaan Federatif

Montesquieu mengemukakan bahwa setiap Negara terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu
Trias Politica

 Eksekutif
 Legislatif
 Yudikatif
7. Asas legalitas
Dimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan tindakan tanpa
berdasarkan undang-undang yang berlaku. Atau dengan kata lain the rule of law not
of man dengan dasar hukum demikian maka harus ada jaminan bahwa hukum itu
sendiri dibangun berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di peroleh dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Hukum Tata Negara merupakan cabang Ilmu Hukum yang membahas mengenai tata
struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar struktur kenegaraan, serta
mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga negara.
2. Prinsip – prinsip Hukum Tata Pemerintahan yaitu : Prinsip Legalitas, Prinsip
Oportunitas, Prinsip Adaptasi, Prinsip Continuitas dan Prinsip Prioritas.
3. Macam – macam perbuatan Pemerintah ialah : Perbuatan Hukum Menurut Hukum
privat dan Perbuatan Hukum Menurut Hukum Publik.

3.2 Saran
Dengan kekurangan makalah sederhana ini yang jauh dari kata-kata sempurna, kami
sebagai penulis sangat mengharapkan masukan dari semua pihak terutama bagi pembaca
untuk kebaikan makalah kami mendatang. Bagi pembaca kami menyarankan untuk
mengetahui banyak referensi berkaitan dengan materi kami dengan tujuan tercapainya
indicator pembelajaran yang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA
Churohman, M. 2010. Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara. [Online]. Tersedia :
https://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/1istilah-dan-pengertian-hukum-tata-negara/.
[9 April 2010].

Hasan, M. 2012. Objek Hukum Tata Pemerintahan. [Online]. Tersedia :


http://boyashter.blogspot.com/2012/10/objek-hukum-tata-pemerintahan.html. [9 April
2019]

Mahfud SH, Marbun SH. 2004. Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta,
Libery.
Senja, K. 2014. Makalah Tentang Tata Hukum Pemerintahan. [Online]. Tersedia :
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/03/makalah-tentang-tata-hukum-
pemerintahan.html. [9 April 2019].

Uan. 2010. Tindakan Pemerintah. [Online]. Tersedia :


https://pandidikan.blogspot.com/2010/04/tindakan-pemerintah.html. [9 April 2019].

Anda mungkin juga menyukai