Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan
keperawatan mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi
pelayanan kesehatan di RS, karena selain merupakan tenaga profesi yang terbanyak
jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga profesi yang memberi pelayanan selama 24
jam terus menerus di sisi pasien, sehingga pengelolaan tenaga keperawatan mutlak perlu
dilaksanakan dengan baik.

Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan


kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang
perawatan, maka peningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber
daya manusia keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk
mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus
menerus, serta mampu mengadakan perubahan.

Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi, orientasi,
pengembangan, penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan tenaga keperawatan yang
diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip dalam sistem pengelolaan dan
pendayagunaan tenaga keperawatan

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi pasien?
2. Apa tujuan dari klasifikasi pasien?
3. Apa saja kategori sistem klasifikasi pasien?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem klasifikasi pasien.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dari klasifikasi pasien.
3. Untuk mengetahui tentang kategori sistem klasifikasi pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Klasifikasi Pasien


Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi
klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokkan pasien berdasarkan kebutuhan
perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem
klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan
perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan
yang dibutuhkan.
Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan pelayanan
keperawatan, biasanya bagian personalia mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan
permintaan yang diajukan oleh bagian keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga
adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana
karena tidak hanya segi teknis kualifikasi tetapi juga kualitas individu harus sesuai dengan
pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena
dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.

B. Tujuan Sistem Klasifikasi Pasien


Tujuan dari suatu sistem klasifikasi adalah untuk membantu para pasien
mengelompokkan mereka dengan para pasien yang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang
sama, dan menempatkan para pasien dalam setiap kelompok suatu nilai bernomor untuk
menjumlahkan mereka dalam kebutuhan perawatan keperawatan. Untuk mengembangkan
suatu penampakan klasifikasi yang dapat dikerjakan, para menejer harus menentukan
jumlah dari kategori-kategori dimana para pasien akan diklasifikasikan, karakteristik-
karakteristik yang diperlukan dari para pasien dalam setiap kategori, dan waktu serta
keahlian yang dibutuhkan untuk memuaskan setiap suatu dari karakteristik yang
diperlukan.
Tujuan klasifikasi pasien menurut Gillies adalah untuk mengkaji pasien dan
pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi
perawatan yang dibutuhkan pasien. Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah
untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai
produktivitas.
Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum,
dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk
menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam
klasifikasi tersebut.
Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini dilakukan
untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang dibutuhlan
untuk asuhan keperawatan pasien di setiap unit.

C. Kategori Sistem Klasifikasi pasien


Kategori keperawatan pasien, yaitu :
1. Self-care
Pasien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan
pengobatan. Pasien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri.
Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.

2. Minimal care
Pasien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan
tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya dibutuhkan
waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.

3. Intermediate care
Pasien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
4. Mothfied intensive care
Pasien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24
jam.

5. Intensive care
Pasien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 Jam/24
jam.

Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut
Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga
kategori, yaitu perawatan minimal, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal
atau total.

1. Perawatan minimal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria pasien pada klasifikasi
ini adalah pasien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, pasien bisa mandiri/
hampir tidak memerlukan bantuan. Meskipun demikian pasien perlu diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan.
Ciri-ciri lain pada pasien dengan klasifikasi ini yaitu :
a. Mampu naik turun tempat tidur,
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri dengan pengawasan,
c. Observasi tanda vital dilakukan setiap shift,
d. Mampu makan dan minum sendiri,
e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri).
f. Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan,
g. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil,
h. Perawatan luka sederhana.
2. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria pasien pada klasifikasi
ini adalah pasien masih memerlukan bantuan perawat sebagian, pasien masih perlu
bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan minum. Disamping itu pasien
dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali.
Ciri-ciri pada pasien dengan klasifikasi ini yaitu :
a. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur,
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan,
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan,
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut,
e. Membutuhkan bantuan untuk BAB/BAK (tempat tidur/ kamar mandi),
f. Post operasi minir 24 jam,
g. Melewati fase akut dari post operasi mayor
h. Fase awal dari penyembuhan
i. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam,
j. Gangguan emosional ringan,
k. Pasien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat,

3. Perawatan maksimal atau total


Perawatan ini memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam. Kriteria asien pada klasifikasi
ini adalah pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat lebih lama, pasien harus dibantu tentang segala sesuatunya.
Ciri- ciri pada pasien dengan klasifikasi ini yaitu :
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta
dorong atau kursi roda,
b. Membutuhkan latihan pasif,
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau
NGT (Naso Gastrik Tube),
d. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian,
e. Dimandikan perawat,
f. Dalam keadaan inkontinesia,
g. 24 jam post operasi mayor,
h. Pasien tidak sadar,
i. Keadaan pasien tidak stabil,
j. Observasi TTV setiap kurang dari 2 jam,
k. Perawatan luka bakar,
l. Menggunakan alat bantu nafas,
m. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/leher,
n. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.

D. Penerapan Sistem Klasifikasi Pasien Dalam Tatanan Pelayanan Kesehatan


Pasien dilkasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga
kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien :
a. Perawatan Total : klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam.
b. Perawatan Parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam.
c. Perawatan mandiri : klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam.

Penerapan system klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut :
a. Kategori I : perawatan mandiri/ self care
Kegiatan sehari hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana

b. Kategori II : perwatan sedang/partial/intermediate care


Kegiatan sehari-hari untuki makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi
dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau
menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.
Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-
tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk
mendukung emosi 5-10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20-30 menit/shift atau
30-60 menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi alergi.

c. Kategori III : perawatan total/intensive care


Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat,
penampilan sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus menerus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokkan pasien berdasarkan kebutuhan
perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem
klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan
perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan
yang dibutuhkan. Tujuan klasifikasi pasien ialah untuk mengkaji pasien dan pemberian
nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang
dibutuhkan pasien.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi serta menambah wawasan dan ilmu bagi
pembaca terutama dalam bidang keperawatan agar mengetahui banyak hal mengenai
sistem kasifikasi pasien dalam lingkup manajemen keperawatan.
Daftar pustaka

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Nursalam, 2007. Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai