Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

PADA KLIEN DENGAN DM

Dosen Pembimbing : Ns.Wahyu Rima Agustin,M. Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Satria Bagas Bayu Ramadhan (S16056)
2. Tivanny Natalia Putri (S16060)
3. Minarti Panjunkang (S160)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
angka insidensi dan prevalensi diabetes mellitus di berbagai penjuru dunia, badan
kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang diabetes mellitus yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global
(PERKENI, 2015). Menurut International Diabetes Federation (2015) terdapat 415 juta
orang mengalami diabetes mellitus di dunia pada tahun 2015 dan tahun 2040 diperkirakan
akan meningkat mencapai 642 juta orang. Dari data yang didapatkan tersebut menunjukkan
193 juta kasus dengan diabetes mellitus tidak terdiagnosis dan diabetes melitus
menyebabkan kematian 5 juta jiwa pada tahun 2015.
Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini selain tugas kelompok dan
juga merupakan materi bahasa mata kuliah KMB . dimana mahasiswa dari setiap kelompok
akan membahas materi, sesuai judul masing-masing yang telah ditugaskan kepada masing-
masing kelompok. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Asuhan keperawatan pada
pasien diabetes mellitus yang merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebln tubuh
manusia, yang dapat memudahkan atau membuat rentan si penderita terhadap penyakit dari
luar maupun dari dalam tubuh.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.

Tujuan Khusus :

1. agar bisa mengerti dan memahami konsep dasar diabetes mellitus?


2. agar bisa mengerti dan memahami Asuhan Keperawatan Pada Pasien diabetes mellitus?
3. agar dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien diabetes mellitus?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi
makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis. (Purwanto. H, 2016) Diabetes melitus
menurut AMERICAN DIABETES ASSOCIATION (ADA) adalah suatu penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf,
jantung dan pembuluh darah. (Tanto. C, dkk, 2014)

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data
dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011
telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukam, jumlah ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011).

Melihat bahwa Diabetes Mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas


sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka sangat
diperlukan program pengendalian Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 bisa
dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan dengan mengendalikan faktor resiko
(Kemenkes, 2010).

B. Etiologi

a. DM tipe 1
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas yang
disebabkan oleh :
1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecendrungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe 1. 2)
Faktor imunologi (autoimun).
2) Faktor imunologi (autoimun).
3) Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi sel beta.

Destruksi sel beta, pada umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute.

1) Autoimun

2) Idiopatik

(Penckofer, Kouba, Wallis, & Emanuele, 2009)

b. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan di bagi menjadi 3 yaitu:
1) <140 mg/dL= normal
2) 140-<200 mg/dL=toleransi glukosa terganggu
3) 200 mg/DL = diabetes DM tipe II bervariasi mulai dari yang dominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai efek insulin disertai resistensi
insulin.

DM tipe II bervariasi mulai dari yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai efek insulin disertai resistensi insulin.

c. DM tipe lain
1) Defek genetik fungsi sel beta
2) Defek genetik kerja insulin: resistensi insulin tipe A, leprechaunisme, sindrom
rabson mendenhall
3) Penyakit eksokrin pancreas: pancreatitis. Trauma / pankreatektomi, neoplasma,
fibrosis kistik. 10
4) Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromositoma
5) Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone
tiroid, diazoxid, tiazid.
6) Infeksi: rubella congenital
7) Imunologi (jarang) : sindrom stiff-man, anti bodi anti reseptor insulin
8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
(Curry, 2009).
C. Manifestasi Klinis

1) Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel
menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau
hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau
cairan intravaskuler, aliran darah keginjal meningkat sebagai akibat dari
hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic (poliuria)
2) Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi
sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi keringdan sensor haus teraktivasi
menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).
3) Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin
maka produksi energi menurun, penurunan energy akan menstimulasi rasa
lapar. Makareaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan
(poliphagia).
4) Penurunan berat badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel
akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan
penurunan secara otomatis.
5) Malaise atau kelemahan.
6) Kesemutan pada ekstremitas.
7) Infeksi kulit dan pruritus.
8) Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat.
(Purwanto. H, 2016)
C. Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan DM digolongkan sebagaiakut dan kronik (Mansjoer,
dkk 2009)
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbanagan jangka pendek dari
glukosa darah.

a. HIPOGLIKEMIA/ KOMA HIPOGLIKEMIA


Hipoglikemia adalah kadar gula yang rendah. Kadar gula darah yang normal
60-100 mg% yang berganatung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari
kegawataan hipoglikemi adalah koma hipoglikemi.

b. SINDROM HIPERGLIKEMIK HIPEROSMOLA NONKETOTOK


(HHNC/HONK)
HONK adalah keadaan hiperglikemi tanpa terdapat ketosis. Konsentrasi gula
lebih dari 600 mg bahkan sampai 200, tidak terdapat aseton, osmolitas darah
tinggi melewati 350 mOsn/kg, tidak terdapat asidosis dan fungsi ginjal pada
umumnya terganggu dimana BUN banding kreatinin lebih dari 30:1, elektrolit
natrium berkisar antara 100-150 mEq/liter.

c. KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

DM ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan


dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

1. Komplikasi kronik
a. Makrovaskuler (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskuler perifer dan vaskular serebral.
b. Mikrofaskuler (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati)
c. Penyakit neuropatik, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti inpotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/gangren/kaki diabetik

D. Patofisiologi dan Pathway

Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan


insulin karna sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glikosa tersebut muncul dalam
urine (glukosuria).

Defisiensi insulin juga akan mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan.

Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normal isnulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, trjadi suatu rangkain reaksi dalam
metabolisme glukosa didalam sel.

(Amalia F, 2013)
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada
penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang
berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit
meningkat.

Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari
30 tahun dan obesitas ( Turtowo 2012).
PATHWAY

Smeltzer, S, C, 2010
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/dl atau lebih

2. Aseton plasma (keton) : positif secara metabolik.

3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mosm/lt

5. Elektrolit

a. Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun.

b. Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler selanjutnya akan

menurut).

6. Haemoglobin glikosilat : kadarnya melipat 2-4 dari dari normal.

7. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis

metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

8. Trombosit darah, hematokrit mungkin meningkat atau (dehidrasi / leukositosis, hema

konsentrasi, merupakan respon terhadap stres atau infeksi).

9. Ureum atau kreatinin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi atau penurunan fungsi
ginjal)
10.
11. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengidentifikasikan adanya pankreatitis akut

sebagai penyebab dari DKA (Diabetik Keto Asidosis).

(Hesti, T. 2012)

F. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan)

1. Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin agar kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Ada 5 komponen dalam penatalaksaan DM yaitu
Diet, latihan, penyuluhan, obat, dan cangkok pangkreas.

2. Keperawatan
a. Pengkajian primer
b. Pengkajian sekunder
(Adib, M., 2011)
G. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori
1. Pengkajian
Anamnesa terhadap pasien DM meliputi identitas klien,keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga
dan pengkajian psikososial

a. Riwayat
1. Identitas pasien
Meliputi nama,umur, jenis kelamin, agama, pendidikan
pekerjaan, suku, alamat, status, tanggal masuk rumah sakit,
tangal pengkajian diagnose medis
2. Identitas penanggung jawab
Nama,umur pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien

3. Keluhan utama
Biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat
dilakukan pengkajian DM nyeri, lemas,dan
4. Riwayat penyakit sekarang
Data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan
penyakit pasien dari sebelum dibawa ke igd sampai dengan
mendapatkan perawatan dibangsal
5. Penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita
oleh pasien tersebut.
6. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga, adakah anggota keluarga dari
pasien yang menderita penyakit DM, karena DM ini
termasuk penyakit yang menurun.

Pengkajian
Menurut Muttaqin 2010, pemeriksaan penunjang yang dapat di
lakukan ialah sebagai berikut :

1. Data Demografi

Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, ras, status perkawinan, alamat, pekerjaan,
status imigrasi, perilaku beresiko. Nama anggota keluarga atau orang yang dapat dihubungi

2. Riwayat social

a. Orientasi sexual: pria, wanita, MSM (gay),


b. Aktifitas sexual tak aman: berganti ganti pasangan, tanpa pengaman
c. Riwayat pekerjaan
d. Riwayat traveling
e. Homeless, gangguan mental
f. Bantuan dari badan/lembaga social AIDS

3. Riwayat kesehatan terdahulu

a. Riwayat Penyakit Terdahulu


Cara terinfeksi HIV, TBC, Hepatitis A, B, C, sering mengalami infeksi virus dan
jamur, hemofilia, riwayat transfuse, transplantasi, STD,
b. Review semua sistem yang mungkin terganggu oleh HIV
4. Pola Kesehatan

a. Persepsi tentang kesehatan, penanganan kesehatan: persepsi terhadap penyakit,


penggunaan alkohol dan obat-obatan

b. Nutrisi/metabolisme: kehilangan BB, anorexia, mual, muntah, lesi pada mulut, ulser
pada rongga mulut, sulit menelan, kram abdomen

c. Eliminasi: diare persisten, nyeri saat BAK dan BAB sebelum dan selama sakit,
mencatat konsistensi, warna, bau,dan berapa kali sehari, kostipasi.

d. Aktivitas dan latihan : reaksi setelah beraktivitas ( muncul keringat dingin dan
keletihan ), perubahan pola nafas setelah beraktivitas, kemampuan pasien setelah
beraktivitas secara mandiri.

e. Pola tidur dan istrahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang, gangguan selama
tidur(sering terbangun), nyenyak nyaman.

f. Pola persepsi kognitif : konsentrasi daya ingat, dan kemampuan tentang mengingat
penyakitnya.

g. Pola persepsi dan konsep diri : menggambarkan citra diri, identiras diri, harga diri,
dan ideal diri sesorang dimana ada perubahan yang terjadi kasus DM adany
perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami
gangguan pada gambar diri.

h. Pola hubungan dan peran : mengabarkan tentang hubungan klien dengan orang
sekitar serta hubungan keluarga dan orang lain.

i. Pola seksual dan repdoduksi

j. Pola mekanisme dan kopng : klien mengalami ketakutan terhadap penyakitnya,


kecemasan yang muncul tanpa alasan yang jelas.

k. Pola keyakinan dan kepercayaan : agama pasien, gangguan ibadah selama sakit,
ketaatan dalamberdoa dan beribadah.

5. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan, dan
tanad-tanda vital.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala,keadaan rambut, adakah pembesaran leher, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi
lebih kental, gigi mudah goyah dan gusi mudah bengkak.
c. System integume
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman, bekas luka, kelembapan,
gangguan/ulkuskemerahan sekitar luka, tektur rambut dan kuku.
d. System pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk sputum, nyeri dada pada penderita dan mudah terjadi
infeksi.
e. Sistem kardiovaskuler
Adakah masalah perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, obesitas hipertensi, aritmia, kardiomegali.
f. System gastrointenstinal
Terdapat polifagia, polidsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, penurunan berat
badan, peningkatan lingkaran abdomen, obesitas.
g. System urinary
Poliuri, retensio urine, inkontenensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemi.
h. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan,cepat lelah, lemah
dan nyeri, ada gangguan di ekstremitas.
i. Sistem Neurologis
Terjadi penurunan sensoris,parasthosia, anastesi, letergi, mengantuk,refleks lambat,
kacau mental, disorientasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi
darah (00204) di tandai dengan jari kaki pasien tidak mampu meremas kedalam , pitting
edema <4 detik , akral dingin.

2. Defisit perawatan diri :makan , mandi , berpakaian ,eliminasi berhubungan dengan


kelemahan (00108) di tandai dengan ketidak mampuan mengakses kamar mandi,
ketidak mampuan membasuh tubuh, hambatan mengambil pakaian , ketidak
mampuan menggunakan pakaian , ketidak mampuan duduk di toilet , ketidak mampu
melakukan higiene eliminasi secara komplit.
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

1 Tujuan dan kriteria hasil : Setelah di 1. monitor kadar gula darah sesuai indikasi
lakukan tindakan keperawatan selama 2. monitor tanda dan gejala hiperglikemi :
2x24 jam diharapkan ketidak efektivan poliuria , polidipsi , polifagi ,
perfusi jaringa perifer dapat teratasi kelemahan, pandangan kabur atau sakit
dengan kriteria hasil(1101) : perfusi kepala
jarigan dalam skala 4 3. monitor nadi dan tekanan darah.
4. Monitor akses IV sesuai kebutuhan
5. Berikan insulin sesuai resep
6. Dorong asupan cairan oral
7. Edukasikan pada pasien dan keluarga
mengenai manajemen diabetes

2 Tujuan dan kriteria hasil: Setelah di 1. monitor intregitas kulit


lakukan perawatan selama 2x24 jam di 2. monitor kebersihan kuku dan diri
harapkan masalah defisit erawatan diri pasien
dapat teratasi dengan kriteria hasil : 3. letakkan handuk, sabun dan lainnya
0034 Perawatan diri yang diperlukan disisi tempat tidur
1. Pasien mampu memakai 4. berikan bantuan fisik sesuai
pakaian bagian atas kebutuhan
2. Pasien mampu mebuka pakaian 5. posisikan pasien dalam posisi
bagian atas makan yang nyaman
3. Pasien mampu mengelap 6. fasilitasi pasien untuk mandi dengan
sendiri setelah buang air besar tepat
4. Pasien terbebas dari bau 7. fasilitasi pasien untuk menyisir
5. Pasien mampu menggunakan rambut dengan tepat
alat makan 8. jaga privasi saat pasien berpakaian
6. Pasien mampu memasukan 9. sediakan alat bantu(kateter, pempers
makanan ke dalam mulut
, dll)
dengan sendok

DAFTAR PUSTAKA
Adib, M., 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling Sering Menyerang Kita.
Jogjakarta: BukuBiru

American Diabetes Association (ADA), 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes
Care volume 35 Supplement 1 pp. 64-71.

Amalia F, 2013. Hubungan Lamanya Menderita Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Tingkat Depresi
Pada Pasien Poli Penyakit Dalam RSD Dr. Soeban di Jember

Anani, S. 2012. Hubungan antara Perilaku Pengendalian Diabetes kadar Glukosa Darah pasien Rawat jalan
Diabetes mellitus (Studi Kasus di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Medicine Journal Indonesia
Vol.20 No.4:466-478

Arisman, 2011. Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan Diabetes Mellitus dan
Dislipidemia. Jakarta: EGC.

Bhandary B, Rao S & Sanal., 2013. The Effect of Perceived Stress and Family Functioning on People with
Type 2 Diabetes Mellitus. Journal of Clinical and Diagnostic Research. Vol. 7(12), pp. 2929-2931

Guyton A.C & Hall, John E., 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11 ed. Jakarta: EGC.

Hesti, T. 2012. Stres Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi Hipertensi pada Pasien Hipertensi.
Jurnal Kesehatan. Jurnal Stikes Volume 5, No. 1 Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai