Anda di halaman 1dari 4

Lembar I

Basah pada kemaluan → Basah disini dapat diduga berupa ketuban, keputihan atau urin.

Terminasi elektif pada kedua kehamilannya saat usia 10 minggu lalu dilakukan dilatasi dan
kuretase →Terminasi elektif adalah usaha untuk melakukan aborsi atas permintaan ibu yang
mana masih belum jelas di sini si ibu ingin menggugurkan kandungannya. Kemungkinan dapat
membahayakan ibu dan janin. Namun, terminasi elektif merupakan faktor risiko dari kanalis
sevirks yang selalu terbuka (inkompetensia serviks).
Operasi sesar karena Preterm [Premature Rupture of Membrane (PPROM) →Faktor risiko KPD
karena kemungkinan si ibu memiliki membran kolagen yang rapuh sehingga bisa terjadi pada
kehamilan sekarang. Jadi penyebab KPD sendiri masih belum diketahui. Namun, riwayat KPD
sebelumnya memungkin terjadi KPD lagi pada kehamilan sekarang.

Hipotesis

1. Pecah ketuban Dini ( Preterm premature of the membrane) karena faktor risiko tadi. Dari
usia kehamilan bisa menjadi risiko juga. Selaput ketuban (korioamniotik) awalnya sangat kuat
pada awal kehamilan namun semakin menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Puncaknya
pada trimester keriga. Selain itu,melemahnya selaput yang sering dihubungkan dengan gerakan
janin yang berlebihan.

2. Leukorrhea yaitu keluarnya cairan putih kekuningan/ kelabu dari vagina yang berlebihan
sehingga sering menyebabkan celana basah.

3. Inkontinensia urin yaitu keluarnya urin tanpa bisa dikendalikan.

Pemeriksaan fisik

Usia 34 minggu 31cm diatas simfisis →dapat dikatakan normal.

Leopold 1 : Teraba massa lunak pada fundus uteri→Bokong

Leopold 2 : Teraba bagian kecil janin pada perut kanan → Ekstremitas teraba di perut kanan dan
punggung di perut kiri

Leopold 3 : Massa bulat padat di atas simfisis→ Kepala

Leopold 4 :jari-jari pemeriksa konvergen Kepala→ belum masuk ke PAP (pintu atas panggul).

Vulva/ vagina, pemeriksaan speculum : tidak tampak kelainan → biasanya jika keputihan
terdapat sekret putih

Vulva/ vagina → cairan = jernih → Menandakan KPD karena jika leukorrhea berwarna putih
atau putih kekuninhan jika patologis.
Dilatasi serviks 1cm → Fase laten persalinan, normlanya pada minggu ke 36-37 menandakan
terjadin inkompetensi serviks yang merupakan faktor predisposisi terjadinya KPD. Adanya
kontraksi menandakan peroses awal kelahiran.

Membran amnion : tidak intak→ Menguatkan KPD.

Pemeriksaan Laboratorium
Kertas Nitrazin menggunakan cairan dari vagina menunjukkan warna biru→ Tes lakmus
(nitrazin) normalnya akan berwarna merah yang menandakan asam. pH vagina berkisar 4,5-5,5
sedangkan disini basa. Menandakan adanya cairan ketuban yang memiliki pH 7-7,5. Menguatkan
KPD.

Pemeriksaan mikroskopik cairan vagina→ daun pakis→Mikroskopik (tes pakis), yaitu


mengambil sample cairan vagina pada gelas objek lalu biarkan kering dan dilihat di mikroskop.
Pada air ketuban terdapat NaCl yang akan mengalami kristalisasi sehingga terlihat seperti daun
pakis. Menguatkan KPD.

USG→ cairan amnion berkurang → Menandakan pecahnya ketuban sehingga jumlah cairan
ketuban berkurang.

Kardiotokografi → tanda deselerasi janin Melihat DJJ dalam hubungannya dengan kontraksi
uterus dan gerakan janin. Deselerasi pada CTG itu banyak jenisnya. Deselerasi menandakan
perubahan DJJ periodik saat kontraksi dimana terjadi respon parasimpatis (N. Vagus) melalui
baroreseptor atau kemoreseptor sehingga terjadi penurunan frekuensi DJJ menandakan suatu
gawat janin.

Diagnosis
G4P1A2 (34 minggu), janin tunggal, hidup, presentase kepala, punggung kiri dan ketuban pecah
dini (PPROM) dan tanda deselerasi gawat janin dengan riwayat obsestri buruk → Mengandung 4
kali, melahirkan 1x dan abortus sebanyak 2x. Bayi dalam posisi normal pada pemeriksaan
leopold dan ada tanda deselerasi gawat janin, dengan riwayat PPROM serta abortus menandakan
riwayat obsestri buruk.

Lembar II
Bayi laki-laki lemas, pucat, sianosis, nafas tersenggal-tenggal→di bawa ke penghangat bayi
Lemas, pucat menandakan kurangnya O2, sianosis menandakan kurangnya O2 yang menempel
ke Hb sehingga terlihat warna biru.

Dokter Resusitasi dan menilai APGAR menir pertama 3, ke 5 adalah 5 dan menit ke 10 adalah
8 Menandakan asfiksia neonatorum→Nilai APGAR ke 5 kurang dari 7 menandakan asfiksia.

Pemeriksaan fisik
Bayi tampak menangis kuat→Tidak ada yang menghalangi jalan nafas

Gerakan aktif→ Baik

RR 54kali/ menit→ Normal (40-60 x/menit)

Laju denyut jantung 140 kali/ menit →Normal (120-160x/menit).

Suhu aksila 36,5C Sat O2 90% →Normal

Mulut : Bibir merah→ Tidak ada sianosis sentral, membaik.

Dada : simetris fusiformis, tidak tampak retraksi→ Normal untuk melihat komplikasi jika
kelainan sistemik.

Abdomen : datar, bising usus normal, hepar/lien tidak teraba → Normal untuk melihat
komplikasi jika kelainan sistemik.

Ekstremitas : Ujung ekstremitas biru, CTR < 3→ Sianosis perifer

New Ballad Score sesuai usia kehamilan 34 mgg→Untuk menilai usia kehamilan apakah sesuai
dengan fungsi neuromuskular. Normal.

Berat bayi lahir 2100 gr → <2500menandakan BBLR.

Assessment

Diagnosis NKB – SMK (BBLR) + asfiksia neonatorum

Neonatus kurang bulan karena lahir pada usia 34 minggu (<37 minggu)

Sesuai masa kehamilan, maksudnya berat badan bayi seusai dengan usia kehamilan yaitu 34
minggu. Bisa menggunakan kurvatura pertumbuhan bayi prematur lubschenco untuk melihat
apakah sama atau tidak. Jika persentil 10-90℅ maka normal.

Asfiksia neonatorum karena ditandai nilai APGAR dan sianosis adalah kegagalan nafas spontan
dan teratur pada saat lahir atau sesudah lahir.

Lembar III

Hari ke-3 Ny. Endah mengeluh tidak keluar ASI, BAK, BAB normal →Tidak keluarnya ASI
bisa disebabkan oleh banyak factor, kemungkinan pada kasus isi karena bayi lahir premature
maka proses pematangan kelenjar mammae belum sempurna atau bayi belum bisa menyusui
secara efektif.

Tanda Vital Normal→Normal menandakan tidak ada kelainan pada ibu contoh tidak ada
preeklampsia atau eklampsia.
Payudara iverted nipple (-) → Keadaan nipple terbenam kedalam

cracked nipple (-) →Perlukaan puting susu, berarti bukan disebabkan oleh bentuk dan kondisi
puting susu.

Keluar cairan kuning saat payudara diterkan→ Cairan kolostrum yaitu ASI yang pertama kali
keluar dan memiliki kandungan tersendiri.

TFU : 2 jari di bawah pusat→Normal menandakan ada fase involusi uterus. 1-7 hari setelah
kelahiran maka akan teraba 2 jari di bawah pusat.

Locio Rubra (+) → Locia adalah cairan sekret dari kavum uteri dan vagina saat nifas. Lubra
adalah darah segar, selaput ketunan, sel desidua, vernix kaseosa, lanugo dan mekonium namun
darah mendominasi sehingga terlihat kemerahan. Normal, lubra di keluarkan 1-3 hari setelah
lahir.

Subjek Bayi di ruang bayi keadaan umum baik

Pemeriksaan bayi

Kepala : UUB terbuka rata→Normal usia 6-12 bulan baru tertutup.

Wajah : ikterus → Ikterus pada bayi bisa berupa fisiologis, pada kasus ini terjadi di hari ke-3
yang mana bersifat fisiologis. Rata-rata berlangsung selama 7-10 hari, untuk bayi premature bisa
lebih lama. Jika lebih dari waktu tersebut kemungkinan patologis. Ikterus patologis juga terjadi
jika ikterus tersebut muncul < 24 jam setelah lahir. Ikterus pada bayi disebabkan karena jumlah
RBC yang berlebihan dan lama hidup yang relatif lebih singkat. Pada bayi prematur bisa
didukung oleh faktor hipoalbumin yang mana bilirubin tidak akan berikatan dengan albumin dan
bilirubin undirek tidak masuk ke hepar melainkan diedarkan.

Thorax, Kramer II → Kramer II yaitu ikterus ada di dada dan punggung dengan kadar bilirubin
total sekitar 7-10mg. Normal, biasanya jika mengenai tangan dan kaki berupa patologis.
HR,RR → normal

Abdomen,Genitalia, Anus → normal, dikhawatirkan terjadi komplikai dari asfiksia

Kangaroo Mother care yaitu kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini terus menerus
dikombinasikan dengan pemberian ASI ekslusif agar bayi tetap hangat.

Anda mungkin juga menyukai