Oleh:
KELOMPOK
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah “HASIL PENELITI PADA
Saya menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
maupun susunannya, untuk itu saya membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
dibidang keperawatan. Akhir kata penulis mengucapkan terimaksih.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................. 3
2.1 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan…………………………… 3
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui prinsip umum pengkajian, riwayat keperawatan,
tehnik dan persiapan pengkajian serta pendokumentasian data pengkajian,
sehingga diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan kritis dan analisis data
agar mampu menegakkan diagnose keperawatan
2. Mahasiswa mengerti langkah-langkah sistematis untuk menentukan dan
merencanakan penyelesaisan masalah klien; lalu mengimplementasikan dan
mengevaluasi apakah rencana yang dibuat cukup efektif dalam mengatasi
masalah yang terjadi.
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan suatu masalah keperawatan melalui pendekatan
ilmiah, sistematis dan logis sehingga menghasilkan suatu pelayanan prima dan
berkualitas kepada klien terutama klien dengan gangguan system perkemihan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria
(kandung kemih), dan uretra.
1. Ginjal
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh
manusia. Di samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme
terpenting homeostasis. Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat
toksin/racun, memperlakukan suasana keseimbangan air. mempertahankan
keseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan mempertahankan keseimbangan
garam-garam dan zat-zat lain dalam darah.
Bentuk ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Ontogenitis, berasal dari
mesoderm, terletak dalam rongga perut pada daerah retroperitoneal, di sebelah
kanan dan kiri dari kolumna vertebralis dan melekat langsung pada dinding
belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena
adanya hati di sebelah kanan dan menekan ke bawah. Bila ginjal dibelah dua, secara
longitudinal (memanjang), dapat terlihat. bagian luar yang bercak-bercak disebut
korteks, serta bagian dalam yang bergarisgaris disebut medula. Medula terdiri dari
bangunan-bangunan berbentuk kerucut yang disebut renah piramid. Puncak kerucut
tadi menghadap ke ;=.aliks yang terdiri dari iubang-lubang kecil (papila renalis). tiara
pyramid dipisahkan sate dengan lainnya oleh kolumna renalis. Garis yang terlihat
pada piramid disebut tubulus.
Pada pemeriksaan secara mikroskopis, terlihat ginjal berbentuk seperti
corong dengan batang yang panjang dan berkelok-kelok. Bagian corong tersebut
dinamakan kapsula Bowman yang terdiri atas dua lapis sel-sel gepeng. Ruangan
kapsula Bowman dan glomerolus disebut karpusguli renalis (korpuskulam malfigi).
Proses pembentukan urine diawali dengan masuknya darah melalui vas
aferen ke dalam glomerolus clan keluar melalui vas eferent. Bagian yang
mer,yerupai bentuk batang yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, ansa Henle,
tubulus kontortus distal. tubulus koligentes. Pada Bagian-Bagian batang ini terjadi
proses: filtrasi, reabsopsi, dan sekresi.
Proses filtrasi terjadi pada glomerolus karena permukaan aferen lebih began
daripada permukaan eferen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyaringan
darah. Pada proses ini yang tersaring adalah Bagian cair dari darah kecuali protein.
Selanjutnya, cairan tersebut, yaitu air, glukosa, natrium, klorida, sulfat, dan
bikarbonat. Ditampung oleh simpai Bowman yang selanjutnya diteruskan ke
tubulus-tubulus ginjal.
Proses reabsorbsi terjadi pada tubulus-tubulus ginjal. Di sini terjadi
penyerapan kembali dari sebagian air, glokosa, atrium, klorida, sulfat,
bikarbonat dan beberapa ion bikarbonat. Pada tubulus ginjal bagian atas, terjadi
proses pasif (reabsorpsi obligatori). Sedangkan pada tubulus ginjal bawah terjadi
proses aktif (fakultatif reabsorpsi) yang menyerap kembali natrium dan ion
bikarbonat bila diperlukan. Sisa hasil reabsorpsi akan dialirkan ke papilla
renalis.
Pelvis renalis (piala ginjal) merupakan bagian dari ginjal dengan duktus
papillaris Bellini bermuara pada renalis yang menyebabkan terbentuknya area
kribiformis pada papilla ginjal. Papilla renalis terlihat, menonjol ke dalam satu
kaliks minor, bersatu menjadi kaliks mayor, inipun menjadi pelvis renalis. Pelvis
renalis ini berlanjut menjadi ureter.
2. Ureter
Air kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinairia (kandung
kemih) melalui ureter. Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vertebralis
(tulang punggung) yang menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih.
,Panjang ureter kurang lebih 30 cm dan berdiameter 0,5 cm. Uretra
sebagian terletak dalam rongga perut (pars abdominalis) dan selanjutnya
berjalan di dalam rongga panggul (pars pelvira). Otogenitis ureter termasuk berasal
dari mesoderm, karena itu, ureter juga terletak pada retroperitonialis. Dinding utera
terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, otot polos, danjaringan fibrosa.
3. Vesika urinaria
Aliran urine dari ginjal akan bermuara ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria). Kandung kemih merupakan kantong yang dapat menggelembung seperti
balon karet, terletak di belakang simfisis pubis, di dalam rongga panggul. Bila
terisi penuh, kandung kemih dapat terlihat sebagian ke luar dari rongga panggul.
Kandung kemih berbentuk seperti kerucut. Bagian-bagiannya ialah verteks,
fundus, dan korpus. Bagian verteks adalah bagian yang meruncing ke arah depan
dan berhubungan dengan ligamentum vesiko umbilikale medius. Bagian fundus
merupakan bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah. Bagian korpus
berada di antara verteks dan fundus. Bagian fundus terpisah dari rektum oleh
spasium rektovesikula yang terisi oleh jaringan ikat, duktus deferens, vesikula
seminalis. Dinding kandung kemih terdiri dari tiga lapisan otot polos dan selapis
mukosa yang berlipat-lipat. pada diding belakang lapisan mukosa, terlihat bagian
yang tidak berlipat, daerah ini disebut trigonum liestaudi.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen.
Pada laki-laki, uretra berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudian
melewati tulang pubis, selanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki,
uretra terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan pars
kavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra
terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring, sedikit ke atas, panjangnya
kurang lebih 3-4 cm. Muara uretra pada perempuan terletak di sebelah atas vagina,
antara klitoris dan vagina. Uretra perempuan berfungsi sebagai saluran ekskretori.
2. INTERVENTION:
Peningkatan kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa melalui psychological intervention
3. COMPARSION:
-
4. OUTCOME :
Ada peningkatankualitashiduppasiengagalginjalkronik yang
menjalaniterapihemodialisaterhadappsychological intervention
5. HASIL ANALISA
kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik setelah dilakukan
psychological intervention dengan terapi relaksasi spiritual dzikir dari 12 orang
responden ada yang mengalami peningkatan kualitas hidup, itu dapat dilihat dari
kualitas hidup baik 58% (7 orang), kualitas hidup cukup 33% (4 orang) dan
kualitas hidup kurang 9% (1 orang)
6. ABSTRAK
Gagalginjalkronisadalahmasalah yang penting,
prevalensidanbuktiberdasarkanuntukmeningkatkan.Pasienmengalamipeningkatang
agalginjalkronisdarikualitaspasiendenganmenjalanihemodialisis.Tujuandaripeneliti
aniniadalahuntukmenentukanpeningkatankualitashiduppasiendengangagalginjalkro
nis yang menjalaniterapihemodialisismelaluiintervensipsikologis di Unit
Hemodialisis
Kesimpulandaripenelitianinimenyatakanbahwaadapeningkatankualitaspasienden
gangagalginjalkronis yang
menjalanihemodialisishinggaintervensipsikologismelaluidevosidanrelaksasi
spiritual dapatdigunakansebagaiterapi spiritual
alternatifuntukmeningkatkankualitashiduppasiendengangagalginjalkronis.menjalan
ihemodialisis.
7. PENDAHULUAN
Penderita gagal ginjal kronik harus melakukan terapi hemodialisa untuk
memperpanjang usia harapan hidup. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus
sepanjang hidupnya (Smeltzer & Bare, 2002). Oleh karena itu, kebutuhan pasien
pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik,
namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan
spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai
perawatan paliatif (Dhina, 2015).
B. DEFENISI
1. IdentitasPasien
Pasien Tn. HG, 24 tahun, nomer RM 01262740, status belum menikah, suku
Medan, Agama Kristen, pendidikan akademi, pekerjaan mahasiswa, jaminan tunai.
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 18 Oktober 2013 pukul 10.20 WIB melalui
IGD ke ruang lantai 4 utara. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28
Oktober2013preoperasi,operasidilakukanpadatanggal30oktober2013pukul13.00
WIB dan kemudian pasien masuk ICU pukul 15.00 WIB. Kembali keruangHCU
lantai 4 utara pada tanggal 3 November 2013.
2. Keluhan utama dan riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami keluhan nyeri pinggang terutama sebelah kiri, dan paha kiri,
ketika dipalpasi pasien mengeluh sangat nyeri, nyeri menyebar pada
seluruhlapisanperut ,tampak edema, warnakemerahan., padasaatmasuk RS di IGD
pingsan (+), mual (+), muntah (+).
Pasiensebelumnyamengalamikecelakaanlalulintasketikanaik motor,
kemudianditabrakoleh motor
danpasientidaksadarkandiridantidakingatkejadiantersebut. Terjadi trauma tumpul
abdomen,.
3. RiwayatKesehatanDahulu
Pasienmemilikiriwayatneforlitiasisdansudahdilakukanoperasipengangkatanbatugin
jalkananpadatahun 2012 danmunculkembali ± 2
bulandariprosedurtersebut.Pasienmemilikikebiasanjarangminum air putih,
pasiensenangminum air tehdan kopi.
4. RiwayatKesehatanKeluarga
Dikeluargapasien, ayah memilikiriwayathipertensiterkontrol dan ibu memiliki riwayat
diabetes melitus. Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakitterkait ginjal
1) Pengkajian TeoriKonservasi
Kondisi Pre Operasi : Pasien dengan kondisi trauma tumpul di ginjal sinistra
dengan kesadaran composmetis, daerah tempat trauma mengalami nyeri, berwarna
kemerahan ,edema dan teraba hangat dengan suhu 38,7ºC. Kondisi ini
memungkinkan terjadinya infeksi yang dapat meningkatkan konsumsi energi atau
kebutuhan energi metabolisme.
b. Perubahan lingkunganeksternal
Pre Operasi : Sebelum dilakukan operasi pasien dirawat diruang biasa dan
dilakukan hemodialisa 1 x dengan nilai pre HD Ureum: 116 mg/dl, kreatinin :1,5
mg/dl . Post HD nilai ureum dan kreatinin tetap sama. Sebelumnya pasien
dipuasakan karena produksi NGT kecoklatan,
Post Operasi : pasien dirawat diruang ICU dan HCU . Pada saat di HCU pasien
terpasang monitor tanda-tanda vital, terpasang central vena chateter (cvc) pada
vena subclavia dextra, terpasang drain pada luka laparatomidisebelah lateral
abdomen kiri, terpasangnefrostomi di ginjal sisnitra danfolley chateter .
1) Aktivitas: kebutuhan pasien dibantu sepenuhya oleh perawat dan keluarga. Pasien
sudah dapat melakukan oral hygine secara mandiri ditempat tidur. Mobilisasi
miring kiri dan kanan dapat dilakukan semampupasien.
2) Integritas kulit : Terdapat luka post operasi laparatomi dan nefrostomi harike-
5.Pasiendemamdengansuhutubuh39ºC.Hasilkulturpusyang diambil sampelnya
pada saat operasi menerangkan grampositifkokus. Nilai lab leukosit terjadi
penurunan : 21.700 /ul, 20.100 /ul, 17.200 /ul, 14.200 /ul, 12.800 /ul.
3) Cairan : turgor kulit kurang elastis, mukosa mulut kering, konjungtiva anemis,
lubang disaluran nefrostomi merembes darah ± 20 cc. Balancae cairan : -1008 cc,
Produksi drain 400 cc berwarna
kemerahan,produksinefrostomi15ccberwarnakuningkeruh.Nila Hbfluktuatif : 8,7
g/dl, 9 g/dl, 11,1 g/dl, 8,8 g/dl, 10 g/dl, 10,2 g/dl. Ureum : 122 mg/dl dan kreatinin
: 1,8 mg/dl
4) Nutrisi : Pasien mengeluh mual, tidak nafsu makan, pada saat pagi hari pasien baru
bisa menghabiskan 3 potong biskuit yang dibasahi air.Lila
: 25 cm, Status BeratBadan :25 x 100% = 85,3% (underwight).
29,3
nilai albumin yang rendah 2 g/dl, 2,50 g/dl, 2,40 g/dl, 2,7 g/dl, 2,80 g/dl
e. Konservasi IntegritasPersonal
Menurut keluarga, pasien adalah seorang anak bungsu dari 5 bersaudara. Pasien
lulusan akademi dan belum bekerja, pasien melanjutkan studi S1nya. Pasienadalah
orang yang pendiam, iaselalumenurut kata-kata orang tua dan kakaknya.
f. Konservasi Integritas Sosial
pasien merupakan anak yang dibesarkan pada lingkungan yang rajin beribadah.
Keluarga rajin membimbing pasien beribadah ditempat tidur dengan
membacakan/menyanyikan lagu puji-pujian. Pasien memilikikultur suku medan yang
kental. Di Jakarta pasien tinggal dengan kakaknya, orang tua tinggal di medan. Dan
pada saat dirawat kedua orang tua dan kakak-kakaknya bergantian menjaga pasien.
Keluarga pasien sangat memperhatikan kondisi pasien. Selama perawatan
pasiensangatkooperatif dengan perawat
g. Pemeriksaan penunjang Hasil lab darah :Terlampir
1) Radiologi : Terdapat kardiomegali, pulmo dalam batasnormal
4) Renogram: Skintigrafi
Kurvarenogram
Kurva renogram kanan meningkat dan mendatarsampai
akhirpemeriksaan.Kurvarenogramkirilebihrendahdibandingkankanan,
mendatarsampaiakhirpemeriksaan
Nilai GFR
Ginjalkiri : 13,70 ml/mnt
Ginjal kanan : 33,49 ml/menit
Total GFR : 47,2 ml/menit (nilai GFR normal untuk pasien ini 88 ml/menit)
Kesimpulan
Gangguan berat fungsi parenkim dan ekskresi ginjal kiri dengan GFR 13,70 ml/menit.
Fungsi parenkim dan ekskresi ginjal kanan menurun dengan GFR 33,49 ml/menit.
h. ManagemenTerapi
1) Terapi oral :
a. CPZ 1 x 1tab
b. Kotrimoksazol 2 x 480mg
c. Dumin supp extra 1 xsupp
2) IntraVena:
a) Fosmycin 2 x 1gr
b) Ketorolac 3 x 30 mg
c) Farmadol 3 x 1gr
d) Ranitidn 2 x 50mg
e) Vitk K 3 x1mp
f) Transamin 3 x 1amp
g) Meropenen 3 x 1gr
3) Cairanparenteral:
a. Dextrose 5% 500 ml/ 8jam
b. RL 500 ml/8jam
c. Aminofluid 500 ml/ 8jam
d. Transfusi Albumin 100cc
Diet : diet tktp 1700 Kkalori/24 jam
2. Trophicognosis atau diagnosekeperawatan