NIM : 142160054
KELAS : EA-A
5. Apa yang dimaksud subjek pemotong pajak dan siapa sajakah itu?
Jawab :
Subjek Pajak yang dipotong PPh Pasal 21 atau disebut Subjek Pemotongan adalah
orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jabatan, jasa atau kegiatan.
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 sesuai Per-Dirjen Pajak No. PER-
31/PJ./2012 adalah orang pribadi yang merupakan :
a. Pegawai
b. Penerima uang pesangon pension atau uang manfaat pension, tunjangan hari tua, atau
jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.
c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan jasa.
d. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai tetap pada perusahaan yang sama.
e. Mantan pegawai
f. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
keikutsertaannya dalam suatu kegiatan.
6. Dilihat dari siapa yang menenggung beban, maka kebijakan atau metode
pemotongan PPh Pasal 21 dapat dipilih oleh Wajib Pajak dibagi menjadi 3.
Jelaskan!
Jawab :
a. PPh Pasal 21 ditanggung oleh karyawan (potong gaji)
Metode ini lazimnya disebut metode gross. Dalam hal ini jumlah PPh Pasal 21 yang
terutang akan ditanggung oleh karyawan itu sendiri, sehingga benar-benar
mengurangi penghasilan. Istilah yang sering digunakan adalah bahwa PPh Pasal 21
dipotong oleh perusahaan.
b. PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan (ditanggung)
Metode ini lazimnya disebut metode net. Dalam hal ini, jumlah PPh Pasal 21 yang
terutang akan ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, gaji
yang diterima oleh karyawan tersebuttidak dikurangi dengan PPh Pasal 21 karena
perusahaanlah yang menanggung biaya/beban PPh Pasal 21. Perhitungan PPh Pasal
21 tersebut dilakukan dengan cara gross up. PPh 21 yang ditanggung perusahaan
tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan, karena tidak
termasuk sebagai faktor penambahan pendapatan dalam SPT PPh Pasal 21.
c. PPh Pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan (ditunjangi)
Metode ini lazim disebut metode gross up. Jika PPh Pasal 21 diberikan dalam bentuk
tunjangan, maka jumlah tunjangan tersebut akan menambah beban penghasilan
keryawan dan dikenai PPh Pasal 21. Dalam hal ini perhitungan PPh dilakukan dengan
cara gross up di mana besarnya tunjangan pajak sama dengan jumlah PPh Pasal 21
terutang untuk masing-masing karyawan.
9. Berapakah tarif PTKP selama setahun untuk perhitungan PPh Pasal 21?
Jawab :
a. Rp 54.000.000,- untuk diri Wajib Pajak orang pribadi dan istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami.
b. Rp 4.500.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
c. Rp 4.500.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
10. Apa saja yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh
Pasal 21 sesuai Per-Dirjen pajak No. PER-31/PJ./2012? Sebutkan!
Jawab :
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan,
kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa.
b. Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan (benefit in kind), kecuali natura
atau kenikmatan yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, atau diberikan oleh WP
yang dikenakan PPh final atau dikenakan PPh berdasarkan Norma Penghitungan
Khusus (deemed profit).
c. Iuran pension yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan, dan iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara
jamsostek yang dibayar yang dibayar oleh pemberi kerja.
d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah; atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang
pribadi yang berhak dari lembaga keagamaaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah.
e. Beasiswa.
f. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi pekerja.
NAMA : INDAH UMESTIANA
NIM : 142160054
KELAS : EA-A
10. Apa saja tujuan dilakukannya Tax Treaty atau P3B? Sebutkan!
Jawab :
a. Mencegah terjadinya penarikan pajak berganda yang dapat memberatkan iklim dunia
usaha kedua Negara.
b. Meningkatkan investasi modal dari luar negeri ke dalam negeri.
c. Meningkatkan sumber daya manusia.
d. Mengadakan pertukaran informasi guna mencegah Tax Evasion dan Tax Avoidance.
e. Menciptakan kedudukan yang setara dalam hal penarikan pajak antar dua negara.