Oleh:
Farida Tabri
SURAT KETERANGAN
Nomor: o&'Z- /UN4.7.4.5.16/PP.17/2017
.
Diagnosis dan Penatalaksanaan Psoriasis Kuku
Farida Tabri
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Mak:assar
farida tabri@yahoo.com
Pendahuluan
1
Fisiologi Kuku
2
DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Psoriasis dapat mempengaruhi setiap elemen dari bagian kuku, dasar kuku atau
matriks, atau keduanya dan sebagai hasilnya akan memiliki manifestasi klinis yang
berbeda sesuai dengan elemen yang terkena, Dalam praktek klinis , yang paling
umum adalah menemukan lesi pada alas/dasar kuku secara terpisah atau
berkombinasi dengan suatu tingkatan yang lebih besar atau lebih kecil dengan lesi
dari matriks ( pitting).
Tanda Klinikal
Segmen kuku yang terlibat
A.Psoriasisdari matriksKuku
Pitting pada kuku merupakan ciri yang paling sering ditemukan pada psoriasis, sering
melibatkan jari-jari tangan dibanding jari kaki. Ukuran pits bisa bervariasi dari 0.5
sehingga 2.0 mm dan bisa jadi tunggal atau multipel. Pitting kuku timbul akibat
adanya sel-sel parakeratotik yang mudah terpisah dalam Japisan superficial lempeng
kuku. C2-4,?)
~- Trachyonychia
Trachyonychia terjadi akibat perubahan permanen dari matriks permukaan dari kuku
kasar dan kusam.(2-4).
3.Leukonychia
Leukonychia adalah warna keputihan parsial dari lempeng kuku sebagai suatu
konsekuensi dari penyakit dari matriks intermediate. C24)
4.Beau lines
Beau lines tampak pada saat matriks intermediate atau proksirnal terkena
diseluruhpanj angnya.(N)
5.Red Lunu]ae
4
l
1. Onycholysis
Onycholysis adalah salah satu kondisi yang paling urnum dan karakteristik
pada psoriasis kuku. Selain itu, psoriasis merupakan salah satu penyebab utama
onycholysis. Hal ini menyebabkan lempeng kuku distal terangkat dari kuku dan
berwama keputihan dengan berbagai ukuran yang dikelilingi oleh daerah eritematosa
atau "oil spot", dimana tanda ini sangat membantu untuk menyingkirkan penyebab
lain dari onycholysis. Kadang-kadang, wama keputihan menjadi hijau atau
kecoklatan karena akumulasi bakteri atau jamur. (1-4)
5
2. Subungual hyperkeratosis
Bintik-bintik minyak dan bercak salmon terlihat ukuran dan bentuknya tidak
beraturan, dapat terlihat daerah yang bulat atau oval berwarna orange ditengah
lempeng kuku. Keadaan ini disebabkan karena terkenanya psoriasis pada dasar
kuku.(2-4)
6
Gambar 6. Oil spots/salmon patches
4.SplinterHemorrhages
C. Paronychia
Paronychia adalah suatu manifestasi yang relatif umum terjadi pada psoriasis.
Ini dihubungkan dengan lesi skuama kemerahan yang mempengaruhi tepi proximal
atau lateral dari kuku, umumnya sepanjang tepi dari matriks atau lempeng kuku.c2-~)
7
nvadozfVHfo tmuuuoo snuouuspo.cw ·6 .mqwuo
srsopusndo.rxv xr
. -.
"
Pemeriksaan Penunjang
9
Kapilaroskopi periungual, suatu metode yang umumnya digunakan untuk
mempelajari mikrosirkulasi pasien dengan penyakit kolagen, yang juga digunakan
untuk pasien yang dicurigai psoriasis. Studi di Brazil tahun 2012 menemukan area
avaskular yang khususnya sering pada pasien dengan psoriasis kuku. Kapilaroskopi
dapat digunakan sebagai alat diagnostik komplementer untuk mendeteksi psoriasis
kuku.c2'5)
Untuk menilai tingkat keparahan psoriasis kuku dapat juga dilakukan dengan
12-4•9l
pengukuran skor NAPS I (nail psoriasis severity index).
DIAGNOSIS BANDING_
1. Onikomikosis
.
Didapatkan pada distal-lateral subungual kuku, lesi berupa kemerahan,
hyperkeratosis, onycholisis, dan perubahan warna kuku. C7)
::
Gambar l 0. onikomikosis
2. Lichen planus
Lesi pada kuku terdapat perubahan berupa celah longitudinal, lipatan kuku
10
pemeriksaan histologi terdapat hyperkeratosis, degenerasi sel basal, infiltrasi
3. Parakeratosis pustular
. Satu jenis psoriasis yang akan berkembang menjadi psoriasis kuku pada usia
lanjut. Sering dijumpai pada anak, biasanya mengenai satu jari, paling sering
pada ibu jari atau jari telunjuk, kuku yang terkena menunjukkan hyperkeratosis
subungal dan onikosis dan terlihat pada satu sisi kuku. Biasanya remisi spontan
ketika masa pubertas.°'8)
.
Gambar 12. Parakeratosis pustular
11
lt
A. Terapi Topikal
1.Kortikosteroid topikal
2.Kortikosteroid intralesi.
3.Antralin( ditranol)
13
Antralin dapat mempengaruhi aktivitas antiproliferatif pada keratinosit manusia. Pada
beberapa tahun belakangan ini makin jelas diketahui bahwa bahan ini mempunyai
efek anti inflamasi yang kuat terutama pada sel infitrat peradangan. Pengurangan
fungsi dan produksi neutrofil dan monosit serta ko oksida leukotrien B4 dan neutrofil
telah diketahui. Akhir-akhir ini didapatkan bahwa antralin dapat menginduksi faktor
.- trankripsi nukelus NF-kB pada keratinosit murin.Karena NF-kB terlibat dalam
transkripsi sitokin proinflamasi seperti IL-6, IL-8 dan TN-x maka temuan ini dapat
berguna untuk menjelaskan sifat iritan dari antralin.Terapi antralin klasik dapat
dimulai dengan konsentrasi rendah (0,05-0,1 % ) dalam vehikulum pasta petrolatum
atau zinc dan diberi 1 kali sehari.(2•9•10>
14
5.Tazaroten
Tazaroten adalah suatu retinoid yang digunakan secara topikal yang dapat
mengurangi ketebalan skuama dan plak dengan efektif maupun terbatas dalam
mengurangi eritema yang ada. Dibanding obat topical psoriasis yang lain tazaroten
memiliki efikasi yang lebih rendah. Namun efikasinya dapat ditingkatkan dengan
mengkombinasinya dengan terapi UVB. Tazaroten 0,1 % gel atau kream yang
diberikan selama 12-24 minggu dapat mengurangi psoriasis kuku pada matrik kuku
dan badan kuku, Efek samping yang terjadi iritasi pada kulit, rasa panas,
- (2 10)
pengelupasan pada area paronyohia. '
6.Tar
Penggunaan tar dalam bentuk tar batubara atau tar kayu (birch, pinus, beech). Sudah
lama diketahui dalam sejarah pengobatan anti psoriasis. Tar ini mengandung banyak
...
campuran zat yang kebanyakan zat tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
baik.sediaan tar 25% dalam berbagai basis diketahui cukup efektif pada psoriasis tipe
plak kronik. Preparat ini merupakan preparat non iritan, dan efek samping yang serius
tidak dijumpai walaupun terapi ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama(l,?,S)
7. 5-Fluorourasil (5 FU)
B. Pengobatan sistemik
..
-
1.Retinoid
15
terminal keratinosit, dengan demikian hiperploriferasi dapat mencapai tingkatan
normal Setelah melewati membrane sel, akan membentuk retinoid komplek dengan
protein pengikat sitosolik, dimana bahan ini setelah transioklaf kedalam nucleus akan
... mengatur transkripsi gen melalui elemen respon nucleus. Dan mempunyai efek anti
inflamasi seperti menghambat fungsi nucleus. Pada pustular psoriasis dosis asitretin
0,25-0,5 mg/kg/hari selama 3 bulan sangat baik. (l,lO,B)
Efek samping bisa terjadi granuloma piogenik, kuku menjadi parah, pruritus
generalisata, kekeringan pada kulit dan hilangnya stratum komeum telapak tangan
dan kaki sehingga timbul rasa sakit pada daerah tersebut. Kemungkinan dapat terjadi
kerontokan rambut selama terapi , nyeri otot dan sendi serta keluhan gastrointestinal
dapat terjadi. Diperlukan monitoring fungsi hati dan ginjal, gula darah dan lipid
serum. c2,10,B)
2.Siklosporin
16
5.Tazaroten
Tazaroten adalah suatu retinoid yang digunakan secara topikal yang dapat
mengurangi ketebalan skuama dan plak dengan efektif maupun terbatas dalam
mengurangi eritema yang ada. Dibanding obat topical psoriasis yang lain tazaroten
memiliki efikasi yang lebih rendah. Namun efikasinya dapat ditingkatkan dengan
mengkombinasinya dengan terapi UVB. Tazaroten 0,1 % gel atau kream yang
diberikan selama 12-24 minggu dapat mengurangi psoriasis kuku pada matrik kuku
dan badan kuku. Efek samping yang terjadi iritasi pada kulit, rasa panas,
. -2 10)
pengelupasan pada area paronyohia. \ ,
6.Tar
Penggunaan tar dalam bentuk tar batubara atau tar kayu (birch, pinus, beech). Sudah
lama diketahui dalam sejarah pengobatan anti psoriasis. Tar ini mengandung banyak
campuran zat yang kebanyakan zat tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
baik.sediaan tar 25% da]am berbagai basis diketahui cukup efektif pada psoriasis tipe
plak kronik. Preparat ini merupakan preparat non iritan, dan efek samping yang serius
tidak dijumpai walaupun tempi ini dilakukan dalamjangka waktu yang lama(l,?,S)
7. 5-Fluorourasil(5 FU)
B. Pengobatansistemik
1.Retinoid
15
kelainan fungsi ginjal yang biasanya reversible setelah obat dihentikan, dan dapat
terjadi hipertensi, peningkatan kadar kolesterol dan triglisericta·C2,3)
3.Metotreksat (l\'ITX)
Efek sarnping paling sering di jurnpai adalah mual, muntah, lemas, sakit
kepala dan alopesia. MTX dapat diekresikan terutama lewat ginjal maka pasien
dengan disfungsi ginjal terapi MTX dapat meningkatan toksisitas sehingga dapat
dihindari. Hepatotoksitas merupakan hal utarna yang harus dipertimbangkan dalam
terapi MTX, pasien dengan riwayat liver atau ketergantungan alcohol harus
dihindari.Resiko fibrosis atau serosis hati meningkat pada penggunaan MT.X dosis
kumulatif lebih kecil 5 gr harus diawasi perubahan struktur hepamya. c2,8•17-20)
4.Agen Biologis
Efalizumab, Saat ini hanya sedikit informasi yang tersedia mengenai efektivitas
efalizumab pada kuku psoriasis. Dalam penelitian pada 30 pasien yang diobati
17
dengan efalizumab, meni)ai respon klinis berdasarkan PASI dan skor modifikasi
NAPSI, yang berhubungan dengan pruritus, dan lesi pada kulit kepala, telapak
tangan. Setelah 24 minggu, diamati pengurangan skor NAPSI yang signifikan,
dengan itu menunjukkan efektivitas obat untuk mengobati kuku psoriasis. <2)9-22)
Infliximab. Untuk saat ini, bersama dengan alefacept, infliximab adalah agen
biologis yang informasinya paling banyak mengenai kemanjurannya pada kuku
psoriasis. Hal ini menyebabkan kemajuan yang cepat pada lesi kulit, perbaikan yang
signifikan dapat diamat:i pada minggu kesepuluh, pengurangan skor NAPSI sampai
- . 56% dapat diamati pada minggu ke 24,dan efeknya dipertahankan sampai minggu 50.
(2,,19-22)
Fotokemoterapi (PUVA)
18
Kerja psoralen 8-MOP berhubungan dengan DNA. Dengan energy yang
diperoleh dari UV A maka psoralen secara kovalen melakukan cross link dengan asam
nucleus diantara rangkaian yang berhadapan dengan daerah dupleks pada DNA yang
ter1ibat. PUV A efektif pada berbagai dennatosis yang beberapa diantaranya
berhubungan dengan hiperproliferasi. Psoralen dan UV (PUVA) dilaporkan dapat
untuk onikolisis, salmon patched, sub ungual hiperkeratosis, dan tidak efektif pada
untuk pitting nail7-8.
Efek samping dan gejala overdosis antara lain: mual, pusing dan sakit kepala,
±95% obat ini dikeluarkan melalui ginjal dalam 8 jam. Selama 8 jam ini sensivitas
kulit terhadap sinar matahari akan meningkat. (?-9)
5.Terapi Bedah
Terapi bedah dapat dilakukan untuk penyakit psoriasis kuku.jika pengobatan lain
gagal. Selama pembedahan matrik dapat dilepaskan untuk mencegah pertumbuhan
kuku kembali. Prosedur ini dilakukan dengan anastesi lokal . Berikan informasi pada
pasien mengenai rasa tidak nyaman setelah operasi dan kemungkinan kuku yang
tumbuh terganggu. Menghindari trauma terhadap kuku, yang akan mencegah
onikolisis dan kemungkinan terjadi kolonisasi bakteri sekunder pada kuku, adalh
penting. Pasien harus tetap menjaga kuku bersih dan kering. (2,3)
Prognosis
Psoriasis merupakan penyakit yang kronis dan tak dapat diprediksi. Pada beberapa
pasien dapat sembuh secara spontan, sedangkan yang lain dapat terjadi remisi dan
eksaserbasi. Pengobatan topikal dan sistemik dapat mengurangi beratnya penyakit.
Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan residif. (l-
4)
19
Kesimpulan
Perubahan bentuk kuku pada psoriasis yaitu terjadinya perubahan pada beberapa
bagian organ k:uku yaitu pada lipatan kuku proximal,, matriks kuku dan hiponikiurn,
... derajat keterlibatan tergantung pada lokasi psoriasis dan lamanya suatu penyakit..
Pengobatan pada psoriasis kuku ditujukan pada aspek pisikososial pada pasien yang
menderita psoriasis kuku, dengan menghindari kuku kering dan melindungi kuku dari
trauma. Beberapa pilihan terapi psoriasis kuku yaitu; kortikosteroid topikal,
kortikosteroid intralesi dan sistemik.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Gudjonsson JE, Elder JT. Nail Psoriasis in Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller
AS, Leffel DJ, Wolf K editors in Fitzpactrik Dermatology in General Medicine, 8th ed
vol 1, 2012; p. 1442-47.
2. Regana MS, Umber P. Diagnosis and Management of nail psonasis. Practical
Dermatology, 2008, p. 34-43.
3. Puri N, Mahajan BB. Nail Changes in Psoriasis - A profile. Journal of Pakistan
Association of Dermatologist 2011; 21 (3); 165~69.
4. Schons KR, Murussi N, Neumaier W, Knob CF, Beber AA, Monticielo OD. Nail
Psoriasis: a review of the literature. An Bras Dermatol 2014; 89(2): 312-7.
5. Kerkhof PCvd, Schalkwijk J. Psoriasis. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors.
Dermatology. 2nd ed. Spain: Mosby Elsevier; 2008.
6. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Psoriasis. Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of
Clinical Dermatology. 5 ed. New York: Mc Graw Hill; 2005. p.5463
7. Berker DD. Management of Psoriatic Nail Disease. Elsevier 2009; p. 39-43.
8. Berker DD, Forslind B. The Structure and Properties of Nails and Periungual Tissue in
Forsling B, Lindberg M editors in Skin, Hair, and Nails, 2005; p.378-410.
9. Haneke E. Nail Psoriasis. Dept Dermatol Belgium. 2012; p.141- 78.
10. Gudjonsson JE, Elder IT. Nail Psoriasis in Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Faller
AS, Leffel DJ, Wolf K editors in Fitzpactrik Dermatology in General Medicine, 8th ed
vol 1, 2012; p. 329-45.
11. Griffiths GEM, Barker JNWN. Psoriasis in Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C
editors in Rooks Texbooks of Dermatology, 8th ed, 2010; p.20.22-25.
~ 12. Mitra A, Atillasoy E. Topical Therapies for Psoriasis in Psoriasis.USA, 2012 ; p.310-25.
13. Battista MN, Richer V, Marcil I, Benohanian A. Treatment of Nail Psoriasis with
Intralesional Triamcinolone Acetonide using A Needle-Free Jet Injector ; a Prospective
Trial. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery, Vol 18, No 1 2014: pp 38-4.
14. Jong EMG, Menke HE, Praag MCG, Kerkhof VD. Dystrophic Psoriatic Fingernails
Treated with 1% 5 Fluorouracil in a Nail Penetration- Enhancing Venicle; A Double
Blind Study. Dermatology, 1999; p. 314-8.
15. Tosti A, Ricotti C, Romanelli P, Camelli N, Praccini BM. Evaluation of the Efficacy of
Acitretin Therapy for Nail Psoriasis. Arch Dermatology. 2009;145(3); 269-71.
16. Lebhowl M. A Clinician's Paradigm in The Treatment of Psoriasis. Journal of The
American Academy Of Dermatology, Vol 53,Number 1.2005.
17. Flytstrom I, Stenberg B, Svensson A Metotreksat vs. ciclosporin in psoriasis:
effectiveness, quality of life and safety. A randomized controlled trial. Br J
Dermato/2008)58:116-21.
18. Kalb RE, Strober B, Weinstein G, Lebwohl M. Metotreksat and psoriasis: 2009 National
-
c
~I
~c,
"{
~ q
"Srr:i ~
~~~ e
ro:s
::E'
..... Cl
1{ ~
0
c,
~
.
..... r::
~
..d
~
'
a0 t ..; rr:i
::sro:s
~
rr:i
rr:i
ro:s
Qi
~
(/)
~
~
.....
a:
.
'iJ
.....
~ .....e q"" ""
'iJ
'""
::E F-< 1-1 C'i ""
'iJ
rri
l I oz !JUOUUf 6 l '.IUSSU)(UW
(%00 I)=fU:}O .L
ft~ ~IC
(%0£) ~U!P!SO.ld/ llUl!ql<:il SUl![UO)( unp msun undU)('aU<:l{<:l)I"p
le10 ;t-kl
%0£ !~O{OPOl<:lJi\l
AP7 '" (.<St; unp !SUW.IOJU!fUlUP UU.1!4)(Ul0lO<:l)( uup uudn)(O:)<:l)I":)
(%0£) uesaqaquiod uurnn1np<:i)( usp dn)(~ll!l ~uun~rq
ft&, 10 :t&-c
~-ZJC7
(--61--i
;ta ( %0 I) Pl!µV !S! rnsun uudn)(~U<:l{;}){"U
lJG[OlGd CJ
!P ~uu;\ ~N IUllO!SUU.IGlllf
!BI !ll!P ~uu A UGUOdU.IO)I
l!q)(V !UJ!N £ = %0QlX£
qn[U)(UW {UU.l!S)(UW !Ul!N
(UllO!SUN lJU!U.l[I WTI10d lJU!U)(UY"J. (radoi ~uu;\ U.IO[O)( npad ('- uoq)
IUUO!SUU.IGlllJ lJU!U.111 Wn.10 d lJUIU)(UW lJU!U.IIJ lJU[U)(UY"J. !lO~GlU)I
Nilai pengusul=
Catatan penilaian paper oleh reviewer
"d
M
~ro ~tU
ro
ro
~ro
rri
~
Q)
v: .s ;;
....
Q)
ro
~ sro ~Q)
-ss -
;::l
I:)..
ro
~
........ "d
........
--
:i::: ro
< ~Q) .... "O \D
,--<
::;
,..0
ro
E-<
ro
rri
Q)
,..0
ro
E-<
....
rri
rri
0
N
....i ro 2.... ~ ro 0
~ ~
< ...."O.... ro
0...
Q)
;::l
....
;::l
...."O.... b.O
. ro...
;::l
...c::
ro ro ro
~ ..... 0 C..? ..... 0 E-<
<~
-
u:
< -.
-<>
0
....i "d
M
~ro
... .
Z'
~
-
ro
'Jj
......
~ -....
...c::
,..0
ses ....sro
-- -
Q)
~Q)
<
p::i
::;
ro
-e-
e
.....
-
"d
es .....
ro
0...
~ro
0
.... -.sM ~
........ro
- -.s
ro :!'.__,. :!'.__,.
r.i..l ~ 0... :9rri ,..0
....i C..? ~ ro ~ ....
ro
....ro
...... 0
- ~ .... 2
<,
~ ;j M ;.=< 0...
<, rri
~ro ~
~
--
;j Q) ;::l
;j ;::l
eo .. ~Q) .sro
rri
;j
eo
.....i
<,
.... ~
(J)
"d
rri
0 0... 0...
ro
sro ...c::
....ro
~(J) ....0 c, .... ;::l
~ ~ro
-- - - -........
e, ~ ...c:: 0... ~ro
....
~ M
ro
-s - z>
Q) (J) <,
;::l
;::l
,..0 ~Q) ~ "d
....
;::l .....i 0 ......
rri
~
~Q)
...c::
.... -
(J)
0
........
ro
Q)
-< - -
....
........_
.....
...c::
0
rri
.....
~
;::l
,..0
<,
<,
0...
ro
;::l
ro
ro
~
;::l
tr:
;::l
0
,.....;
0
,..0
....Q)
~Q)
-
rri
M rri ~ ro ~ "d ......
0...
.... ro ~
....~
tr:
.... ....... ........ 0... ro
- :a< -........e .a -
ro ...c:: ;::l ,..0
s -e2
...c:: ~ 0... 2rri ro ,..0
........_ ro 2 ro bb ;::l
~
0 ;j
~ro ;::l
~ro ......
rri
~
;.=< ;;..., ro
,..0
ro
.........
rri
.s rri
Q)
rri
~ rri .::.,, µ... ~ .... ~.... ....;;...,
;.=< ;::l
:9rri
·a-- e- -
;j
>--,
~ M
......
0 ;::l
'Jj
~
Q) b.O
~(J) ~
0...
ro ~
ro ro .a ro 0
ro
..
rri
ro
~ ~
Q)
z
Cf)
;::l
...c::
0
.... §
;;...,
...... ~.... 0 OJ ~ 0... ro 0... ..........
rri ro SQ ........_
"d
..__, c.. bO
rri
~(J)
s
;::l
.... .a Q) ~ 0...
Q)
;...,
~
'Jj
....
.s~ ro;...,
ro
~ro
E-<
~ ~
;::l
~
ro lr)
< ............
(/') ro ;::l rri
ro
.....i .... ....ro ....ro
-z - z - - -< -<s -
<::>
ro ........
>--,
..... ~ro ro
ro 2- 0... "d "d ;::l
,..0
;§
bO <::>
--
ro
E-< s s -a sro roros ~ro "-l
E-< "O
~(J)
ro
"d
0
;...,
p...
;::l
rri
::::> "O
~(J) ro ro "d
;::l
;::l
"d
;::l
z z ~
;::l
z~
Cf) -.....
..__,
..<:::
~
::s
-< <
>--, >--,
r.i..l ,....; ~
0 c-.i Q)
< ~ §-
..oc
~
(<:::.,
I
-0
ce
r:::
'.Jj
~
,....,
ce 0
ce c
.....
N
eo
eo 2 ·.ci'
-
u: ~
2
..... .s .s c
...c< ce
;:l
Q) r:::..... r:::
-
Q)
~
i:::.::: ce ;:l
......_ :s
::::
0
.....
Q)
....ce c
'--'
trJ ,.0 .....
s ce r:::
-
.....eo 0
...c<
>,
trJ
c
Q)
u:
0
Qi
""
.....
Q)
c,
E-<
..........
es
:E;:l
r:::
Q)
-.....
ce
:::::
...::.::
"d
.....
.....tr: s
Q)
0
u:
.....ce .8u s eo
::::
~ u,
ce JS ...::.:: ;:l
;:l ce µ...
ce
'ti
....u 0.,
Q) "d :::::
..... ".ti
ce 00 ce
,......
<0 JSce
-
Q)
c, ...::.::
s ,.0 § ,.0
=>
ce D
,.....
ce <0 c sce ce
........
-
trJ
;:l :::: ;:l ce <,
Q) ....roce 0 u p :::: ......
ce
Qi
.....
r-,
...::.::
".ti
ce ·s..... ce
"d
ce p:i ...::.::
eo
so ::::..... Q) "d
0., p:i
.....ce .....ce
ce ...::.:: 0....
..... =
D
=
ce =
ce = D
ce 2 0.,
0 0., Q)
s
...::.::
......ce
...::.::
ce
Q)
0....
- -. .s u "d ......
>.. trJ trJ
ce ...::.::
.....:::: ::::ce
..trJ. . ce Q) ,....;- Q)
.....
trJ
Q)
ce
"° ...::.::' ...::.::'
-
ce ce ...::.:: trJ
ec :::.::: "d
i:::.::: ce ce .....
...::.::
ro .s..... 2
s..... =
- -
[J)
ce "d'
..... 'ti' ,.0 <r: ce .....
'ti .....
'ti ce
....
D ci
~
0
..... -.....
trJ
ce
ce
ce
>
ce
>
....cece
"d
u
~
=c
ce
2
.....ce
ce
r:::
...
0
.....a:
trJ
ro
...c<
ce
......
D D
..... ::::
~
-
Lr) sr:
tr: p:i
'ti' ...::.:: ...::.::
ce ...::.:: i:::.::: ce 0 Q) ce :::.:::
..... ce Ci) "d ~ :::: ::::.....
.....ce. . sce <r:
Qi
,.0
s
Qi
s;:i
ce
>
...::.::
ce = D D
'ti
'.Jj
.....
'ti
..... D . trJ. .
....ce;:l
ce
0.,
...::.::
Q)
c trJ
...::.::
Q)
"d
Q)
.....trJ "d
0
::::
,.....
2
::::
,.....
"d
Q)
..... -
"O
ce -.....
0....
ce
::::
.....ce
.."O
...... .
-
ce
(/)
ce
ce
~
D
0.,
Q)
.....
- - -
Q)
"d
.s.....
2
"O
.s.....
2
....ce
.....
"O
Q)
.....
ce
trJ
ce
...c<
ro
ce
trJ
ce
...c<
ce
...::.::
ce
.....
....
Q)
-
..trJ. .
..a. .
ce
>..
D D
ce
>..
0
trJ
ce
.....
- - -
,.0 ...::.:: Q)
"O'
~ce D ..... "O
..... .....
"d
fl") ce ce
...::.::
ce
,.0
.....
,.0
..... ce "d 0.,
- - -
ce :::: ~ ..... Q) Q) "d bO 0
ce ...::.:: ::::
"O
?' -
"O
.....
ce
>
0
v
>..
p... >
...::.::
ce
.....
'ti
ce
>
D D
>
D .....0trJ
ce
::::.....
.....0trJ
ce
::::.....
0
'.Jj
ro
::::.....
-. . .
2
ro
::::
,.0
ce
::::
.....0trJ
,.0
ce
::::
. 0....
".ti
ce
::::
.....0trJ
::::ce
>,
...c<
::::ce
s0
bO
.....ce= g --
-
.....0
0
......
.....
*
N
...::.::
D
2
z z z ]
- - - - - - - -
.s .s
2
::::
,.....
2
0
trJ
ce
::::
ce
trJ
ce ce
ce
,.....
"O
Q)
0.,
- - - == ---.=
=v
Qi
~
en
D D ce
*
ce
::::.....
ce
::::.....
ce
::::
ce
::::.....
ce
::::.....
ce
::::.....
ce
::::.....
ce
::::.....
;::
..c. "O
ce
ce
..... .....
"O
..... .....0 Sl -;... 0.,
Qi
,.0
s bO
... .
... . ce
>
(/)
ce
ce
....0 D
;:l
........
,....,
;:l
....... ;:l
........
;:l
........
;:l
........
;:l
........
;:l
........
;:l
....... .u.s.. ;:l
u
ce
Qi
s..... = trJ
ce .....
~
(:<) tj< Lr) '-D !:---. 00
. .... ;b. bO
s.....
(/)
.....Q)
-
... .
'ti ce :::.::: :::.::: :::.::: :::.::: :::.::: :::.::: :::.::: ::::Q)
D 0 = z
(/) '<)
-.s
(/)
.....=
V)
....ce
0 0
..... ..... Qi ....ce
-
.."O. . ea. - ce zen .....
(/)
0
bO ... .
(/)
(/)
-
... .
,.0 '--'
ce
2:.. ce
Q)
(/)
.....
=s "O
:E
Qi
...::.::
~
;:i
,....,
,....;
~
-.
N
::::.....
;:i
,....;
~
-
en -.
::::
Qi
.....ceQi
:::.:::
::::
~
0
.....
Q)
E-<
......
Q)
:::.:::
Lr)
c;:,
c;:,
C"J
~::i
~
Q)
.... 2J
< ~ "'-
'"""'"'
~ ~
(t:::,
I
....
D DODD '----~'----~ ~ ~
~
::i
~~
....
D
.....u: .....
s::; [/)
....
(ll ::i
,.0
.....
[/) ~ .....
[/)
.....~,.., .....~....
s
(ll
'.s::;E ~
rJ) Ci rJ)
0 0
~ ~
.....~
::i
[/)
(ll
..~. .
::i
[/)
DOD
(ll
u: rJ)