Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara fisik (misalnya
pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi (misalnya
antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan antibiotika). Sterilisasi dengan
antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih banyak digunakan untuk tujuan
khemoterapi (pegobatan). Pemilihan cara sterilisasi yang akan dipakai tergantung
dari beberapa hal misalnya macam bahan dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap
panas, dan bentuk bahan yang disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas)
(Waluyo, 2008). Selama sterilisasi alat, media dan bahan perlu disterilkan. Media adalah
susunan bahan. Media adalah susunan bahan baik bahan alami (seperti tauge, kentang,
daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia,
organik ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur
murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat , 2006).
Dalam menganalisis mikrobiologi, penggunaan media sangat penting, baik untuk
isolasi diidentifikasi maupun differensial. Media juga digunakan untuk membawa
material dari tempat lain ke laboratorium, agar mikroba itu tetap hidup sampai di
laboraturium. Media yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari
beberapa komponen senyawa kimia, sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi
beberapa kaidah kimia (Gabriel, 1996). Pada praktikum ini kita melakukan
sterilisasi dan pembuatan media dasar untuk bakteri dan jamur. Media untuk
bakteri sendiri berasal dari Nutrien Agar sedangkan media untuk jamur itu berasal
1
dari Potato Dextrose Agar . Praktikum ini dilaksanakan agar pratikan dapat
mengetahui cara-cara sterilisasi, jenis- jenis peralatan-peralatan yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi dan mengetahui penggolongan media atau macam-
macam media.
Sterilisasi Alat
a) Sterilisasi cawan petri
Cawan petri dibungkus dengan kertas bekas dengan posisi cawan petri yang besar
dibawah, ujung kertas disamakan kemudian dikunci membentuk kipas dan
ujungnya dilipat segitiga. Setelah itu, cawan petri dimasukkan ke dalam autoklaf
dinyalakan dengan suhu 121°C dan cawan petri disterilkan selama 15 menit.
b) Sterilisasi tabung reaksi
Tabung reaksi ditutup dengan kapas yang dibungkus kain kassa, semua tabung
diikat menjadi satu dan bagian tutupnya dibungkus dengan almunium foil.
Autoklaf diisi dengan air aquades samapai permukaan air di bawah angsang.
Masukkan tabung reaksi kedalam autoklaf ditutup dengan dikencangkan. Suhu
tekanan pada autoklaf umumnya 121°C. Tanda digital menyala apabila sterilisasi
telah selesai. Tutup autoklaf dibuka, jika sudah turun media steril yang diambil.
2.Pembuatan Media
PDA (Potato Dextrose Agar ) Komposis Media :
Ekstrak Kentang 250 ml
Dextrose 2,5 gram
Agar 3,75
Cara Kerja :
Dextrose dan agar ditimbang sebanyak 2,5 gram dan 3,75 gram, serta ekstrak
kentang diambil sebanyak 250 ml. Semua bahan dicampurkan ke dalam tabung erlenmeyer.
Magnetic stirrer dimasukkan dan ditutup dengan kapas serta dibungkus tutupnya
dengan aluminium foil. Larutan dipanaskan dan di stirrer diatas hot plate sampai
semua larutan menjadi homogen. Jika campurannya sudah homogen di sterilkan dengan
autoklaf.
2
B. PENGAMATAN KOLONI BAKTERI DAN JAMUR
Sebelum melakukan identifikasi perlu dilakukan penangkapan bakteri. Selain itu
bakteri hasil tangkapan dibiakkan dalam medium yang sesuai namun bakteri yang
tumbuh dalam satu media sangat beraneka ragam, sehingga perlu dilakukan pemurnian
untuk mendapatkan satu jenis bakteri saja. Untuk mengetahui bakteri yang terdapat di
dalamnya, dapat dilakukan pembiakan pada cawan petri yang berisi zat makanan atau
medium/ media, sehabis 24 jam, kita akan menemukan berpuluh-puluh koloni bakteri
dan jamur menutup permukaan medium tersebut.
Koloni jamur sunguh sangat berbeda dari koloni bakteri. Koloni jamur
memperlihatkan benang-benang misellium, sedangkan koloni bakteri nampak seperti
sekelumit mentega, air susu, atau seperti percikan sari buah yang kental. Selain itu,
untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam
keadaan hidup atau dalam keadaan mati. Pemeriksaan morfologi ini perlu untuk
mengenal nama bakteri. Dan diperlukan juga pengenalan sifat-sifat fisiologinya,
bahkan sifat-sifat fisiologi itu kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal
nama spesies suatu bakteri.
Pada penangkapan bakteri harus diusahakan agar alat-alat dan media yang digunakan
benar-benar steril. Untuk mensterilkan medium dapat dilakukan dengan autoclave, yaitu
alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan
ditempatkan di dalam autoclave selama 15 sampai 20 menit. Adanya bakteri dalam
bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau dapat
menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan
fermentasi. Pada kenyataannya sedikit sekali lingkungan yang bersih dari bakteri. Bahan
pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan
bagi perkembangan mikroorganisme.
Selain itu seorang praktikan juga harus dalam keadaan bersih. Ketika memindahkan
media ke cawan petri, menuangkan LF dan menggoreskan ose ke cawan petri harus
dekat api dan menggunakan masker agar tidak terjadi kontaminasi Setelah ose
dipijarkan dan didinginkan, kemudian mengambil bakteri dari suatu sumber, ose tidak
boleh kena api, karena dikhawatirkan bakteri akan mati. Mulut tabung reaksi tempat
bakteri, harus dipanaskan dengan nyala api setelah penyumbat diambil dan setelah
pengambilan bakteri selesai dan penyumbat ditutup kembali. Sebelum dan sesudah
3
dipakai kawat ose harus dipijarkan, serta memanaskan mulut tabung reaksi sebelum
dan sesudah dipakai karena hal tersebut merupakan teknik aseptik. Setelah agar padat,
posisi cawan petri dibalik (tutup di bawah). Hal ini dimaksudkan agar uap air yang
berasal dari media yang masih panas tidak menetes ke media itu sendiri, karena dapat
menyebabkan kontaminasi
C. ISOLASI BIAKAN MURNI BAKTERI
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan
campuranmikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media
agarmemungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya,
jugamemungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok
massasel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan
padamedium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrient
denganmetode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan
terpisahsendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri
secaracepat sehingga dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat
dandinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni
merupakanbiakan murni satu macam mikroorganisme. (Pelczar, 2007).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenaldengan istilah
inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kitaharus
mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaanmedium dan
pengerjaan inokulasi benar-beanr steril. Hal ini untuk menghindariterjadinya
4
kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehinggabiakan yang
tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni.(Dwidjoseputro, 1990).
Metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi biakan murnimikroorganisme yaitu
teknik pengenceran (dilusi). Cara ini dilakukan denganmengencerkan suatu sample dari
suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies dalam suatu tabung
yang tersendiri. Dari hasil pengenceran inikemudian diambil kira-kira 1 mL untuk
diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceranyang ketiga ini diambil 0.1 mL untuk
disebarkan pada suatu medium padat,kemungkinan besar kita akan mendapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalammedium tersebut, akan tetapi mungkin juga
kita hanya mendapatkan satu koloni saja.Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan
piaraan murni, maka kita dapatmengulang pengenceran dengan menggunakan koloni sebagai
sample.(Dwidjoseputro, 1990).Ada beberapa cara atau metode yang biasa digunakan untuk
menanam biakandalam suatu medium yaitu :
1.Teknik Lempeng Tuang (Pour Plate)
Teknik Pour Plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme dalam
media agar dengan cara mencampurkan media agar cair dengan stok kultur
2.Teknik Lempeng Gores (Sterak Plate)
Teknik Streak Plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme
didalam agar dengan cara menggoreskan permukaan agar dengan jarum inokulum (ose) yang
telah di inokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik inimikroorganisme yang
tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas goresan dari jarum
inokulum (ose). (Rachdie, 2008)
D. PEWARNAAN BAKTERI
5
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet,
dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis
pewarnaan.
a. Pewarnaan Asam Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang
dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.
b. Pewarnaan Basa Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan
untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam
gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus
pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
2. Pewarnaan Diferensial (Gram) Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu
metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni
gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri
yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua
bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna
untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding
sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram
positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol,
sementara bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat
warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna
biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna
6
merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan
pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010) Bakteri gram negatif
memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan
tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah.
Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal.
Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat
dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu
lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi
terlalu pendek (Fitria, 2009).
7
IV. Alat & Bahan :
a) Alat
No Nama Alat Jumlah
5 Autoklaf 1 buah
7 Kapas 5 lembar
10 Bunsen 1 buah
13 Mikroskop 1 buah
14 Tisu 10 lembar
8
b) Bahan
No Nama Bahan Jumlah
2 Aquades 1L
3 Spiritus 10 mL
V. Prosedur Kerja
a. Sterililasis dan Pembuatan Media
No Prosedur Kerja
9
2 Pijarkan jarum ose dan di dinginkan kurang lebih 15 detik
4 Buka penutup pada media agar miring dan bakar sebentar dibagian
mulut tabung
c. Pewarnaan Bakteri
No Prosedur Kerja
10
7 Tetesi dengan larutan fram D dan biarkan selama 1 menit
kemudian cuci dengan air mengalir dan keringkan dengan tisu
1.Data pengamatan
2 Batang pengaduk -
ANALISA HASIL
Dari tabel no 1 alat yang disterilisasikan ada Erlenmeyer dan batang
pengaduk dengan suhu yang digunakan dalam oven. Dari tabel nomor 2
bahan yang digunakan adalah natrien agar (Na)seberat 10 gram dan
dipanaskan yang sudah dimasukkan terlebih dahulu stirerr kedalam Na dan
ekstrak kentang kedalam larutan N warna sebelum dipanaskan berwarna
coklat keruh dan warna sesudah dipanaskan berwarna kuning kecoklatan.
Pembahasan
11
1. Sterilisasi , sterilisasi ini dilakukan bertujuan untuk menghilangkan
semua jenis bakteri organisme yang hidup yang terdapat pada suatu
benda. Dalam praktikum mikeobiologi kali ini alat yang disterilisasi
adalah Erlenmeyer dan batang pengaduk dengan metode pemanasan
dengan menggunakan uap kering dengan menggunakan oven.sebelum
alat disterilisasikan, alat ini terlebih dahulu dicuci dengan sabun lalu
dibilas dengan air aquades, setelah itu dikeringkan menggunakan tissue,
kemudian alat dibungkus dan dimasukkan kedalam oven.
2. Pembuatan media Na, medium merupakan bahan yang digunakan untuk
menumbuhkan organisme diatas atau didalamnya, medium tersebut
harus memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung
semua zat hara yang mudah digunakan mikroba, tegangan permukaan
pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang kan ditumbuhkan,
tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus ada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar
mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Percobaan kali
ini adalah pembuatan medium Na.Na (Nutrien agar) digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan
menggunakan Na, dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan
cara menimbang bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik
sesuai dengan jumlah yang diperlukan , kemudian memasukkan
kedalam Erlenmeyer 250 ml, dimana bahan tersebut adalah ekstrak
kentang secukupnya, Na 10 gram setelah itu dipanaskan diatas hot plate
dengan kemudian tunggu bahan tersebut sampai menguap, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk menghomogenkan Na dengan aquades,
dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari Na dan
aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari
keruh menjadi kuning kecoklatan, hal ini menandakan larutan telah
homogen. Kemudian larutan Na dengan volume yang terpakai , setelah
itu mulut Erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas
diluarnya. Tujuan dari penutupan ini adalah agar meminimalkan
kontaminasi. Kemudian dimasukkan kedalam kulkas. Pembuatan Na
12
berdasarkan konsistennya termasuk medium padat dan menurut
kegunaannya termasuk medium umum.
Isolasi Bakteri
Sebagai
tempat
pembiakan Warnanya Kuning
NA mikroba bening, agak keruh, dan
keruh, cair kental
13
Dengan menggunakan jarum ose praktikan menggoreskan bakteri dari
biakan campuran ke dalam media agar miring secara zig-zag pada
permukaan media agar miring yang disebut proses inokulasi.
14
3. Pewarnaan Bakteri
Percobaan selanjutnya, praktikan melakukan pewarnaan bakteri.
Bakteri yang digunakan adalah hasil dari isolasi bakteri yang telah praktikan
lakukan sebelumnya. Praktikan memulai pewarnaan dengan membersihkan
gelas preparat dengan alkohol 70%. Lalu meneteskan 1 tetes aquades steril
pada gelas preparat dan mengolesinya dengan satu ose bakteri.
Dalam percobaan pewarnaan bakteri yang dilakukan praktikan
menggunakan metode pewarnaan gram. Pewarnaan dilakukan dengan
menggunakan 4 larutan yaitu pada larutan A menggunakan Kristal Violet,
pada larutan B menggunakan Iodine, pada larutan C menggunakan Alkohol
96%, dan yang terakhir larutan D menggunakan Safranin. Praktikan
selanjutnya meneteskan 2-3 tetes larutan gram A pada apusan bakteri dan
dibiarkan selama 1 menit. Setelah praktikan membiarkan selama 1 menit,
kemudian dicuci dengan air mengalir dan mengeringkan larutan dengan
kertas isap. Perlakuan selanjutnya, sediaan ditetesi larutan B dan dibiarkan
selama 1 menit. Perlakuan ketiga yaitu meneteskan dengan larutan gram C,
dan melakukan seperti pada larutan A dan B. perbedaanya pada larutan C
dibiarkan selama 30 detik. Perlakuan terakhir, menggunakan larutan D.
perlakuan juga dilakukan sama seperti prosedur larutan gram A, B, dan C.
Setelah seluruh perlakuan dilakukan, praktikan mencuci sediaan dengan air
mengalir dan mengeringkannya.
Berdasarkan percobaan pewarnaan bakteri yang dilakukan, didapati
hasilnya adalah berwarna ungu. Warna ungu menunjukkan bahwa bakteri
yang terdapat pada media yang digunakan merupakan bakteri gram positif.
Sesuai dengan penjelasan tentang bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram.
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,
sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah muda. Perbedaan
klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel bakteri.
15
Gambar: Hasil Pewarnaan Bakteri
16
17
VII. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan serta teori-teori dari literatur
dapatditarik kesimpulan bahwa :
1.Isolasi adalah proses penumbuhan suatu bakteri atau jamur di
dalamsebuah media untuk mendapatkan koloni bakteri atau jamur yang
sejenis.
2. Kerja aseptis perlu dan harus dilakukan pada praktikum ini yang
tertujuanuntuk mensterilkan lingkungan atau tempat sekitar.
3. Teknik yang digunakan untuk isolasi mikroba :
Teknik goresan
Teknik tuang/taburan
Teknik sebar
Teknik pengenceran
4. Beberapa contoh alat dilaboratorium mikrobiologi dan fungsinya yaitu:
- Autoklaf berfungsi untuk mensterilisasi alat dan medium menggunakan
uap air.
- Oven berfungsi untuk sterilisasi alat-alat gelas.
- Cawan Petri berfungsi untuk menumbuhkan, memelihara serta
membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
- Tabung reaksi dan Rak tabung reaksi berfungsi sebagai tempat medium
untuk isolasi biakan murni mikroba, serta untuk menguji sifat-sifat
pertumbuhan mikroba.
- Ose berfungsi untuk mengambil bakteri dari medium pada waktu
isolasi.
- Lampu spiritus dan bunsen berfungsi untuk fiksasi bakteri, sterilisasi
ose, sterilisasi jarum inokulasi, dan lain-lain.
- Beaker gelas berfungsi sebagai tempat melarutkan bahan-bahan untuk
membuat medium.
- Pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan dan suspensi mikroba.
- 5Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan.
5. Fungsi dari media yang dibuat yaitu untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif (mikroorganisme heterotrof) karena
18
sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
6. Cara atau teknik dari mengisolasi bakteri yaitu:
- Stab culture
- Pour plate
- Streak Plate
- Slant culture
7. Teknik dari pewarnaan terbagi menjadidua, yaitu:
- Teknik manual adalah teknik pewarnaan yang dikerjakan langsung
tanpa melibatkan peralatan canggih dalam pengerjaannya.
- Teknik digital
Lenni Fitri, dkk.2011. Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi .Volume 3,Nomor 2, , hlm 20 –
25
Hardiningsih, Riani,dkk. 2006. Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat
Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas. Vol 7 No.1
19
Medan, 09 Oktober 2018
DOSEN/ASISTEN PRAKTIKAN
20