Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK PERAH

“Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun dan Complete Feed sebagai

Solusi Pemberian Pakan untuk Sapi Perah di Indonesia”

Disusun Oleh :

Kelas : E

Kelompok 8

Nadya Robiatul A 200110140295

Syamil Syabima Rachmat 200110140296

Muhamad Luthfi A Q J 200110140298

Tiara Andamsuri 200110140299

AfifahMaulidah 200110140300

Ami Widyapurnami 200110140301

Achmad Kurniawan 200110140319

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2016

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun dan Complete Feed
sebagai Solusi Pemberian Pakan untuk Sapi Perah di Indonesia”. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen
Ternak Perah di program studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan pada
Universitas Padjadjaran. Selanjutnya Kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah manajemen ternak
unggas, dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak terdapat kekurangan-


kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu Kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan Makalah
ini.

Jatinangor, Oktober 2016

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB HAL

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Tujuan............................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun ................................. 3

2.2. Complete Feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan Pada


Sapi Perah di Indonesia ................................................................. 3

III. PEMBAHASAN

3.1. Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun ............................ 6

3.1.1. Penyediaan Hijauan ....................................................................... 6

3.1.2. Penyediaan Konsentrat .................................................................. 7

3.2. Complete Feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan


Pada Sapi Perah di Indonesia .................................................... 8

3.2.1. Kebutuhan Nutrisi Sapi Laktasi .................................................... 8

3.2.2. Komposisi Ransum Komplit Sesuai Kebutuhan ........................... 10

3.2.3. Pembuatan dan Penyediaan Ransum Komplit .............................. 11

IV. KESIMPULAN ..................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15

iii
DAFTAR TABEL

Bab Halaman

3.2.1. Kecukupan Pemberian Pakan Peternak Sapi Laktasi ........................... 9


3.2.2. Komposisi Pakan Komplit (Complete Feed) Sapi Perah ..................... 11
3.2.3. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit (Complete Feed) Sapi Perah ........ 11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyediaan makanan ternak yang cukup sepanjang tahun baik kuantitas


maupun kualitas merupakani salah satu upaya untuk menjaga kelangsungan
produksi dan meningkatkan produktivitas ternak. Permasalahan penyediaan
hijauan pakan sepanjang tahun menjadi salah satu faktor vital dalam usaha
peternakan, terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu, dalam penyediaan
tanaman pakan sepanjang tahun perlu disikapi dengan berbagai inovasi secara
optimal sehingga kebutuhan akan tanaman pakan dalam usaha peternakan dapat
terpenuhi.

Ketersedian sumber bahan pakan baik sebagai pakan dasar maupun pakan
tambahan adalah hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan peternak dalam
meningkatkan produktifitas ternak ruminansia terutama yang beriklim tropis. Bila
dibandingkan dengan daerah yang beriklim humid tropik, peternak yang berada di
daerah tropik yang lebih kering selalu berhadapan dengan tidak tersedianya suplai
pakan dengan kualitas yang baik sepanjang tahun, terutama selama musim
kemarau. Untuk itu sangat diperlukan sumber pakan alternatif untuk menjamin
peningkatan produksi ternak.

Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia, sehingga


untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh peningkatan
penyediaan hijauan yang cukup baik dalam kuantitas maupun kualitas. Hal ini
disebabkan hijauan makanan ternak mengandung hampir semua zat yang
dibutuhkan oleh ternak ruminansia antara lain protein, karbohidrat, mineral, dan
vitamin. Hijauan makanan ternak terdiri dari jenis rumput, leguminosa, dan
pohon. menyatakan jenis leguminosa memiliki keunggulan spesifik disamping
kandungan proteinnya juga dapat tumbuh baik pada beragai agroklimat.
Kandungan protein kasar yang dimiliki leguminosa, dapat dijadikan sebagai
alternatif pengganti konsentrat yang harganya relatif murah.

Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di


Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus

1
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, perbaikan ekonomi
dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat. Kebutuhan susu yang semakin
bertambah dari tahun ke tahun belum ditunjang dengan produksi susu yang
memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu
impor harus diimbangi dengan peningkatan produksi baik kualitas maupun
kuantitas susu dalam negeri.

Produktivitas sapi perah dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya


faktor genetik, lingkungan, dan pakan. Salah satu faktor terbesar yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
pakan sapi perah. Permasalahan strategis yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi
produktivitas dari sapi perah di dalam negeri diantaranya adalah masalah
penyediaan pakan yang tidak kontinyu sebagai akibat dari faktor musim.

Complete feed merupakan campuran konsentrat dan hijauan menjadi suatu


bentuk ransum tunggal yang dapat menghindari seleksi pakan oleh ternak dan
dapat meningkatkan efisiensi dalam manajemen penyediaan dan pemberian pakan.
Pakan lengkap atau complete feed merupakan salah satu pengembangan teknologi
formulasi pakan, yaitu dengan cara semua pakan yang terdiri dari hijauan (limbah
pertanian) dan konsentrat dicampur menjadi satu campuran yang homogen dan
diberikan pada ternak sebagai satu-satunya pakan tanpa tambahan rumput segar.
Complete feed dengan sumber hijauan pakan lokal dan limbah pertanian
diharapkan dapat mempertahankan ketersediaan pakan dengan biaya yang relatif
lebih murah serta dapat meningkatkan nilai nutrisi complete feed itu sendiri.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui upaya penyediaan pakan hijauan maupun konsentrat
2. Mengetahui kebutuhan nutrisi sapi laktasi
3. Mengetahui komposisi ransum komplit sesuai kebutuhan
4. Mengetahui pembuatan dan penyediaan ransum komplit

2
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun

Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan
hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Pakan merupakan faktor utama dalam
keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan
tatalaksana. Pakan yang berkualitas akan sangat mendukung peningkatan produksi
maupun reproduksi ternak (Anggorodi, 1985). Bahan pakan ternak sapi pada
pokoknya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pakan hijauan, pakan penguat,
dan pakan tambahan (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

Pakan hijauan adalah semua pakan yang berasal dari tanaman atau
tumbuhan berupa daun-daunan, termasuk batang, ranting, dan bunga. Yang
termasuk kelompok pakan hijauan adalah rumput (Graminae), legum, dan
tumbuh-tumbuhan lain. Hijauan memegang peranan yang sangat penting
karena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan
ternak. Kelompok pakan hijauan initermasuk pakan kasar, yaitu bahan pakan
yang berserat kasar yang tinggi. Ternak ruminansia akan mengalami
gangguan pencernaan bila kandungan serat kasar terlalu rendah ( Sudarmono dan
Sugeng, 2008).

Pakan penguat (konsentrat ) adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi


dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan
pakan penguat berupa bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti
jagung giling, menir, dedak, dan katul. Fungsi pakan penguat ini adalah
meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai
gizinya rendah (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

2.2. Complete Feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan Pada Sapi Perah di
Indonesia

3
Kebutuhan sapi perah terdiri atas kebutuhan pokok, pertumbuhan,
reproduksi dan produksi (Sutardi, 1981). Sedangkan nutrien dalam pakan harus
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan dan komposisi tubuh ternaknya,
untuk memenuhi kuantitas maupun kualitas dari pakan yang diberikan. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan bahan kering, TDN, protein kasar dan mineral
(Anggorodi, 1994).

Menurut Sutardi (1981) jumlah pemberian pakan dapat diperkirakan


berdasarkan jumlah kebutuhan bahan kering. Kebutuhan sapi perah akan bahan
kering berkisar antara 2,2-3,5% dari bobot hidup. Besarnya kebutuhan ini
bergantung pada produksi susu, kondisi tubuh dan keadaan lingkungan. Sapi
perah dengan bobot hidup yang tinggi akan membutuhkan konsumsi bahan kering
yang tinggi, tetapi kebutuhan per kg bobot hidup akan semakin rendah.

Nutrien yang diperhitungkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan ternak


biasanya dinyatakan dalam bentuk energi. Energi didefinisikan sebagai sumber
kemampuan untuk melakukan kerja dan dibutuhkan oleh semua proses hidup
(Ensminger dkk., 1990). Defisiensi energi dalam pakan akan mengakibatkan
menurunnya produksi susu, laju pertumbuhan, kondisi tubuh dan kandungan
protein dalam susu (Reaves dkk., 1973), sedangkan kelebihan energi dalam pakan
akan mengakibatkan penimbunan lemak pada jaringan adipose tubuh. Kebutuhan
sapi perah akan energi bervariasi menurut bobot hidup, laju pertumbuhan,
produksi susu dan kadar lemak susu.

Protein sangat diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu


(Sudono, 1999). Kondisi tubuh yang normal membutuhkan protein dalam jumlah
yang cukup, defisiensi protein dalam ransum akan memperlambat pengosongan
perut sehingga menurunkan konsumsi. Defisiensi protein yang berlangsung terus-
menerus mengakibatkan penurunan konsumsi bahan kering ransum, produksi
susu, bahan kering tanpa lemak dan kadar protein susu, anak yang dilahirkan
kecil, pertumbuhan 7 terhambat dan daya tahan terhadap penyakit menurun
(Ensminger dkk., 1990). Kelebihan protein masih dapat ditolerir tanpa
membahayakan ternak selama timbunan hasil fermentasi tidak meracuni jaringan

4
tubuh, seperti halnya ammonia. Sapi perah membutuhkan jenis mineral yang
sangat banyak walaupun jumlahnya hanya sedikit.

Pakan komplit adalah suatu jenis bahan yang dirancang untuk produk
komersial bagi ternak ruminansia yang didalamnya sudah mengandung sumber
serat, energi, protein dan semua nutrien yang dibutuhkan untuk mendukung
kinerja produksi dan reproduksi ternak dengan imbangan yang memadai
(Agustina, 2011).

Secara umum Pakan Komplit adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah pertanian) dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu (Agustina, 2011).

5
III

PEMBAHASAN

3.1 Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun

Upaya penyediaan pakan sepanjang tahun dan mengurangi keterbatasan


hijauan dan pakan dengan cara Sistem Tiga Strata (STS) dan sistem
pengawetan yang terdiri dari silase dan hay, sedangkan upaya untuk penyediaan
konsentrat dengan cara mengembangkan dan memanfaatkan leguminosa sebagai
sumber bahan konsentrat di karenakan, bahan yang biasa digunakan (dedak,
pollard) sudah sulit untuk diperoleh dan dibutuhkan biaya yang tinggi.

3.1.1 Penyediaan Hijauan


Daerah lahan kering permasalah hijauan pakan ternak merupakan suatu
masalah yang selalu muncul setiap tahun, hal ini dikarenakan produksi hijauan
tidak merata sepanjang tahun. Ketika musim hujan, hijauan berlimpah sehingga
tidak ada masalah dalam soal penyediaan hijauan pakan ternak, tetapi sebaliknya,
ketika musim kemarau, para petani peternak kesulitan mendapatkan hijauan. Oleh
karena itu, agar hijauan pakan ternak dapat tersedia sepanjang tahun dapat
dilakukan dengan upaya sistem penanaman dan pemotongan hijauan pakan
ternak yang dapat menyediakan hijauan sepanjang tahun atau yang dikenal dengan
Sistem Tiga Strata (Three Strata System), dan sistem pengawetan.
Sistem Tiga Strata (STS) adalah tata cara penanaman dan pemangkasan
rumput, leguminosa (polong-polongan), semak, dan pohon sehingga hijauan
pakan ternak dapat tersedia sepanjang tahun. Kata tiga strata dalam STS
mengandung arti ada 3 strata (tingkatan) yang terlibat dalam sistem itu.
 Strata 1 adalah hijauan pakan ternak berupa rumput dan leguminosa yang
dapat dipungut pada musim hujan.
 Strata 2 adalah semak- semak yang dapat dipanen pada pertengahan musim
kering. Pada saat ini produksi rumput dan leguminosa mulai berkurang.
 Strata 3adalah sebagai strata pamungkas yaitu jajaran pepohonan yang
daunnya dapat diandalkan pada musim kering, ketika rumput sudah
menghilang dan semak-semak tidak mencukupi lagi.

6
Selanjutnya, ada sistem pengawetan pakan yang terdiri dari dua macam,
yaitu pengawetan sebelum dipanen dan pengawetan setelah dipanen. Pengawetan
sebelum dipanen adalah membiarkan sisa hasil tanaman pangan di lapangan,
seperti pohon jagung yang tongkolnya sudah dipetik. Sedangkan yang dimaksud
dengan pengawetan setelah dipanen adalah menyimpan hijauan sedemikian rupa
sehingga masih bisa diberikan kepada ternak setelah periode waktu tertentu.
Pengawetan yang sudah dikenal adalah silase dan hay.

3.1.2 Penyediaan Konsentrat


Menurut Abidin (2002), dalam penyediaan konsentrat perlu
dipertimbangkan jenis bahan pakan yang tidak bersaing dengan manusia. Lebih
baik lagi jika bahan pakan berupa konsentrat limbah, sehingga harganya relatif
murah, misalnya dedak padi, ampas tahu, ampas kecap dan ampas bir dengan
demikian penyediaan konsentrat akan selalu tersedia sepanjang tahun.
Namun ternyata, tingginya harga bahan pakan konsentrat karena bahan
pakan strategis sumber protein dan karbohidrat,seperti bungkil kedelai, jagung,
pollard dan corn gluten meal didatangkan dari luar negeri. Bahkan dengan
semakin besarnya kebutuhan industry pakan akan mengakibatkan kebutuhan
bahan baku konsentrat akan terus meningkat.
Selain itu, beberapa contoh bahan baku konsentrat asal lokal seperti bungkil
inti sawit juga ternyata tidak mudah didapatkan olehpeternak, karena diperkirakan
lebih dari 1,5 juta ton per tahun diekspor untuk kebutuhan industri lain dengan
harga tentunyalebih menguntungkan. Kalaupun tersedia pembelian harus dengan
kuantitas besar, yang sulit dijangkau oleh peternak menengah ke bawah. Bahan
konsentrat lainnya yang sering ditemukan masalah terjadi pada dedak padi, selain
harganya fluktuatif juga tingkat pemalsuan bahan yang sudah mencapai taraf
membahayakan produktivitas ternak dalam jangka panjang. Pemicu kenaikan
harga dan pemalsuan bahan baku konsentrat sulit dikendalikan karena sistem
rantai pasok yang tidak terstruktur. Kondisi ini semakin menjerat peternak dalam
ketidakberdayaan akibat semakin sulit menjangkau bahan pakan konsentrat
berkualitas tinggi.
Oleh karena itu, penyediaan konsentrat dapat dilakukan dengan cara
pengembangan dan pemanfaatan leguminosa agar penyediaan nya dapat tersedia

7
sepanjang tahun, misalnya penggunaan legum pakan Lamtoro di Indonesia yang
telah sukses dilakukan di NTT tepatnya di Amarasi.

3.2. Complete Feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan Pada Sapi Perah di
Indonesia

Pakan komplit sangat cocok diterapkan di Indonesia mengingat sebagian


besar usaha peternakan dikelola oleh masyarakat peternak yang kurang menguasai
penyusunan. Complete feed merupakan ransum lengkap yang telah diformulasi
sedemikian rupa sehingga mengandung semua nutrien sesuai kebutuhan nutrien
ternak dan diberikan sebagai satu-satunya pakan untuk ternak. Teknologi ini
memiliki keunggulan dalam hal efisiensi pemanfaatan tenaga kerja, kualitas
nutrisi lebih lengkap , serta dapat tahan lama dan meningkatkan pendapatan
peternak. Complete feed bisa menjadi solusi pemberian pakan di Indonesia karena
potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia masih banyak.

3.2.1 Kebutuhan Nutrisi Sapi Laktasi

Sapi dewasa yang sedang berada pada masa produksi disebut juga sapi
laktasi. Pakan diperlukan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan hidup pokok dan
produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, tingkat
produksi susunya tidak akan maksimal. Secara kasar di lapangan, jumlah
konsentrat yang diberikan adalah 50% dari jumlah susu yang dihasilkan (rasio
1:2). Konsentrat lebih berpengaruh terhadap kadar berat jenis susu dan produksi,
sehingga semakin tinggi nilai gizi konsentrat, berat jenis susu akan tinggi dan susu
yang dihasilkan akan berkualitas. Pemberian rumput segar secara kasar di
lapangan berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan
mempengaruhi kualitas susu yang 8 dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Rumput
atau pakan sumber serat yang mengandung nilai gizi tinggi biasanya berupa hasil
ikutan tanaman kacang-kacangan.

Nutrien di dalam tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok,


pertumbuhan, produksi susu dan untuk perkembangan fetus . Kondisi tubuh dan
produksi susu yang optimum dapat dipertahankan dengan pemberian pakan yang
sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan sapi perah akan nutrien tergantung pada
bobot sapi dan tingkat produksi susunya.

8
Alokasi nutrien pada sapi perah laktasi ada 3 tahap, yaitu: (1) selama masa
laktasi pertama dan kedua produksi susu berhubungan dengan umur beranak, (2)
pada laktasi ketiga, produksi susu tidak dipengaruhi oleh umur beranak, (3) pada
laktasi berikutnya, sapi telah melewati bobot badan dan produksi susu maksimum.
Bulan laktasi dapat dijadikan tolok ukur kebutuhan akan nutrien khusunya untuk
pertumbuhan. Pada bulan laktasi kesatu selera makan yang rendah akan
mengakibatkan konsumsi yang rendah, tetapi produksinya tinggi. Sebaliknya pada
laktasi ketiga, sapi mencapai puncak konsumsi sehingga diperlukan makanan
yang lebih tinggi.

Pada bulan laktasi kelima sampai ketujuh, bobot sapi dan produksinya tidak
dapat menggambarkan kebutuhan akan makanan. Hal ini disebabkan karena
makanan banyak digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh. Maltz dkk. (1991)
menunjukkan bahwa kali beranak dan potensi produksi merupakan beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan karena mempengaruhi efisiensi pemberian
pakan. Perbedaan potensi produksi susu menunjukkan perbedaan pembagian
masukan energi terhadap produksi susu dan penambahan bobot sapi. Semakin
bertambahnya bulan laktasi, tambahan kebutuhan TDN dan PK diatas kebutuhan
hidup pokok per kg air susu yang dihasilkan semakin meningkat. Sedangkan
dengan bertambahnya umur, kebutuhan TDN dan PK cenderung menurun .

Tabel 1. Contoh Report Evaluasi Kecukupan Pemberian Pakan Peternak


Sapi Laktasi

9
Pada form “Evaluasi Kecukupan Pemberian Pakan” tersebut akan
menampilkan hasil kecukupan nutrien pada tiap peternak berupa angka. Apabila
kecukupakan nutrien sudah menunjukkan cukup maka pemberian pakan yang
dilakukan oleh peternak sudah optimal, tetapi harus 27 dilihat lagi apakah terdapat
jenis nutrien yang terlalu banyak diberikan. Apabila jenis nutrien tersebut dapat
dikurangi, maka biaya yang dikeluarkan untuk pakan mungkin dapat dikurangi.

3.2.2 Komposisi Ransum Komplit Sesuai Kebutuhan

Menurut literatur Agustina,2011 menyebutkan bahwa pakan komplit adalah


suatu jenis bahan yang dirancang untuk produk komersial bagi ternak ruminansia
yang didalamnya sudah mengandung sumber serat, energi, protein dan semua
nutrien yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja produksi dan reproduksi ternak
dengan imbangan yang memadai. Secara umum Pakan Komplit adalah suatu
teknologi formulasi pakan yang mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari
hijauan (limbah pertanian) dan konsentrat yang dicampur menjadi satu (Agustina,

Bahan Penyusun Complete Feed


Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan complete feed antara lain :

1) Sumber SK (jerami, tongkol jagung, pucuk tebu),


2) Sumber energi (dedak padi, kulit kopi, kulit kakao tapioka, tetes),
3) Sumber protein (bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil sawit, bungkil biji
kapok)
4) Sumber mineral (tepung tulang, garam dapur)

Pengaruh Pemberian Completed feed

 Pemanfaatan tenaga kerja dan waktu untuk pemberian pakan dapat dihemat
sampai 72%.
 Selain itu, pemberian complete feed mampu memanfaatkan limbah
pertanian sehingga tidak lagi terjadi persaingan pemanfaatan sumber pakan
untuk hewan dan atau manusia serta mengurangi konflik penggunaan lahan
dengan sektor lainnya, utamanya sektor pertanian pangan.
 Melalui teknologi complete feed yang berbahan baku limbah pertanian
seperti jerami jagung, jerami padi dan limbah pasar, tidak menyebabkan

10
penurunan produksi dan kualitas susu. Bahkan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian complete feed berbahan baku jerami padi
mampu meningkatkan produksi susu.

Adapun komposisi pakan komplit untuk sapi perah yaitu,

Tabel 2. Komposisi Pakan Komplit (Complete Feed) Sapi Perah

Sumber: KUD Tandangsari

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit (Complete Feed) Sapi Perah

Sumber: KUD Tandangsari

3.2.3 Pembuatan dan Penyediaan Ransum Komplit

Secara umum complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah pertanian) dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya dengan sedikit tambahan

11
rumput segar. Pakan komplit adalah ransum berimbang yang telah lengkap untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan
maupun produksi (Pamuji, 2012).

Bahan pembuatan Complete Feed

Bahan untuk pembuatan complete feed adalah segala macam hijauan dan
bahan dari tumbuhan lainnya yang disukai oleh ternak seperti ; rumput, sorghum,
jagung, biji-bijian kecil, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang
nanas dll (KTT Kambing Petramas, 2011).

Proses Pembuatan Complete Feed

Bahan-bahan yang digunakan Urea 0,5% dari campuran, garam dapur 2%,
tetas tebu 6%, Tongkol jagung 45 kg, dedak padi 25 kg, tepung ikan 15 kg.

Komposisi kandungan Complete Feed Protein 14,16%, Serat Kasar 17,16%,


Bahan Kering 88,72% dan Gros Energi 3.837 kkal/kg.

Cara pembuatan Bahan-bahan yang ada dibuat bentuknya secara seragam


yaitu dengan digiling, kemudian bahan tersebut dicampur sesuai dengan
komposisi formula yang telah ditentukan. Formula yang digunakan adalah sebagai
berikut : Bekatul 25%, Tongkol jagung 45%, Gaplek 15% dan Tepung Ikan 15%.
Dari empat bahan tersebut ditambahkan tetes 6% dan urea 0,5% dari jumlah
bahan. Semua bahan dicampur hingga rata dan dijemur hingga kering.

Cara pemberian Jumlah pemberiannya adalah sebesar 2,9 sampai 3,2%


bahan kering dari berat badan ternak.

Hasil kajian yang telah dilakukan bahwa dengan menggunakan formula


tersebut tingkat palatibilitas ternak terhadap ransum sangat baik dan dapat
memberikan penambahan berat badan sebesar 0,9 hingga 1,25 kg/hari, jika 100%
diberikan untuk ternak sapi potong jenis Brahman dan PO (Pernakan Ongol).

Manfaat Complete Feed

 Pakan siap pakai yang memiliki kandungan nutrisi lengkap.


 Dengan complete feed peternak tidak lagi tergantung terhadap hijauan.
 Dapat memberikan penambahan bobot badan optimal

12
 Peternak tidak lagi membutuhkan lahan yang luas untuk HMT.
 Menekan biaya pakan dalam usaha peternakan sehingga akan menambah
pendapatan peternak lebih maksimal (Ramadani, 2010).

Kerugian Dari Pemberian Complete Feed

 Memerlukan peralatan pencampuran yang khusus untuk meyakinkan


mencampur secara merata.
 Tidak ekonomis membagi peternakan kecil ke dalam kelompok-kelompok.
 Tidak dapat diaplikasikan terhadap peternakan yang digembalakan.
 Sulit untuk membuat kelompok-kelompok pada beberapa design kandang.
 Dapat terjadi mismanagement seperti fat cow syndrome dan problem
kesehatan seperti kesulitan melahirkan, reproduksi yang jelek, produksi
rendah, konsumsi bahan kering rendah, dan gangguan metabolik. Dalam
berbagai kasus problem-problem tersebut tidak timbul segera, biasanya
muncul beberapa bulan kemudian.

13
IV

KESIMPULAN

 Penyediaan pakan sepanjang tahun hijauan dengan cara Sistem Tiga Strata
(STS) dan sistem pengawetan yang terdiri dari silase dan hay, sedangkan
upaya untuk penyediaan konsentrat dengan cara mengembangkan dan
memanfaatkan leguminosa sebagai sumber bahan konsentrat.
 Nutrien kebutuhan ternak biasanya dinyatakan dalam bentuk energi, Protein
juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu.
 Formulasi pakan atau komposisi pakan didapat dari limbah pertanian yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan dan konsentrat
yang dicampur menjadi satu dengan tambahan sedikit rumput segar.
 Pembuatannya dengan cara di giling dan di campur dengan komposisi yang
di tentukan dan di keringkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, 2011. Prospek pengembangan sapi perah. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Peternakan. Bogor.

__________.2011. Prospek pengembangan sapi perah. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Peternakan. Bogor.

Akramuzzain.2009. Skripsi Program Evaluasi Pemberian Pakan Sapi Perah Untuk


Tingkat Peternak dan Koperasi Menggunakan Microsoft Access. Institut
Pertanian Bogor.Bogor.

Anggorodi, H., 1985. Ilmu Makanan ternak Unggas. PT. Gramedia, Pustaka
Utama, Jakarta.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Ensminger, M. E., J. E. Oldfield and W. W. Heinemann. 1990. Feeds and


Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co. Clovis.

_______________________________________________. 1990. Feeds and


Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co. Clovis.

Maltz, E., O. Kroll, S.L. Spahr, S. Devir, A. Genizi and R. Sagi. 1991. Milk yield,
parity, and cow potential as variables for computerized concentrate
suplemention strategy. J. Dairy Sci. 74:2277-2289.

Pamuji, T. 2012. Pembuatan Complete Feed (Pakan Kpmplit) Untuk Ternak


Ruminansia. www.teguhpramuji.wordpress.com. Di download Jumat, 14
Oktober 2016.

Pangestu,E., T.Toharmat, and U.H. Tanuwiria.2003.Nilai Nutrisi Ransum


Berbasis Limbah Industri Pertanian pada Sapi Perah
Laktasi.J.Indon.Trop.Anim.Agric.28(3).

Ramadani. 2010. Pengolahan Limbah Pertanian dalam Bentuk Complete Feed


untuk Sapi Potong. Complete Untuk Sapi
Potong.www.bertani.wordpress.com/peternakan/. Di download Jumat, 14
Oktober 2016.

Reaves, P. M., E. J. Robert, and M. E. William. 1973. Dairy Cattle: Feeding and
Management. John Wiley and Sons Inc. Canada.

Sudarmono, A.S dan Sugeng, Y.B., 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sudono, A. 1999. Produksi Sapi Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Produksi
Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

15
Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Diktat Kuliah. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

__________.1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Diktat Kuliah.


Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

16

Anda mungkin juga menyukai