Disusun Oleh :
Kelas : E
Kelompok 8
AfifahMaulidah 200110140300
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun dan Complete Feed
sebagai Solusi Pemberian Pakan untuk Sapi Perah di Indonesia”. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen
Ternak Perah di program studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan pada
Universitas Padjadjaran. Selanjutnya Kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah manajemen ternak
unggas, dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB HAL
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan............................................................................................ 2
III. PEMBAHASAN
iii
DAFTAR TABEL
Bab Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Ketersedian sumber bahan pakan baik sebagai pakan dasar maupun pakan
tambahan adalah hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan peternak dalam
meningkatkan produktifitas ternak ruminansia terutama yang beriklim tropis. Bila
dibandingkan dengan daerah yang beriklim humid tropik, peternak yang berada di
daerah tropik yang lebih kering selalu berhadapan dengan tidak tersedianya suplai
pakan dengan kualitas yang baik sepanjang tahun, terutama selama musim
kemarau. Untuk itu sangat diperlukan sumber pakan alternatif untuk menjamin
peningkatan produksi ternak.
1
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, perbaikan ekonomi
dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat. Kebutuhan susu yang semakin
bertambah dari tahun ke tahun belum ditunjang dengan produksi susu yang
memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu
impor harus diimbangi dengan peningkatan produksi baik kualitas maupun
kuantitas susu dalam negeri.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui upaya penyediaan pakan hijauan maupun konsentrat
2. Mengetahui kebutuhan nutrisi sapi laktasi
3. Mengetahui komposisi ransum komplit sesuai kebutuhan
4. Mengetahui pembuatan dan penyediaan ransum komplit
2
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Upaya Penyediaan Pakan Sepanjang Tahun
Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan
hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Pakan merupakan faktor utama dalam
keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan
tatalaksana. Pakan yang berkualitas akan sangat mendukung peningkatan produksi
maupun reproduksi ternak (Anggorodi, 1985). Bahan pakan ternak sapi pada
pokoknya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pakan hijauan, pakan penguat,
dan pakan tambahan (Sudarmono dan Sugeng, 2008).
Pakan hijauan adalah semua pakan yang berasal dari tanaman atau
tumbuhan berupa daun-daunan, termasuk batang, ranting, dan bunga. Yang
termasuk kelompok pakan hijauan adalah rumput (Graminae), legum, dan
tumbuh-tumbuhan lain. Hijauan memegang peranan yang sangat penting
karena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan
ternak. Kelompok pakan hijauan initermasuk pakan kasar, yaitu bahan pakan
yang berserat kasar yang tinggi. Ternak ruminansia akan mengalami
gangguan pencernaan bila kandungan serat kasar terlalu rendah ( Sudarmono dan
Sugeng, 2008).
2.2. Complete Feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan Pada Sapi Perah di
Indonesia
3
Kebutuhan sapi perah terdiri atas kebutuhan pokok, pertumbuhan,
reproduksi dan produksi (Sutardi, 1981). Sedangkan nutrien dalam pakan harus
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan dan komposisi tubuh ternaknya,
untuk memenuhi kuantitas maupun kualitas dari pakan yang diberikan. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan bahan kering, TDN, protein kasar dan mineral
(Anggorodi, 1994).
4
tubuh, seperti halnya ammonia. Sapi perah membutuhkan jenis mineral yang
sangat banyak walaupun jumlahnya hanya sedikit.
Pakan komplit adalah suatu jenis bahan yang dirancang untuk produk
komersial bagi ternak ruminansia yang didalamnya sudah mengandung sumber
serat, energi, protein dan semua nutrien yang dibutuhkan untuk mendukung
kinerja produksi dan reproduksi ternak dengan imbangan yang memadai
(Agustina, 2011).
Secara umum Pakan Komplit adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah pertanian) dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu (Agustina, 2011).
5
III
PEMBAHASAN
6
Selanjutnya, ada sistem pengawetan pakan yang terdiri dari dua macam,
yaitu pengawetan sebelum dipanen dan pengawetan setelah dipanen. Pengawetan
sebelum dipanen adalah membiarkan sisa hasil tanaman pangan di lapangan,
seperti pohon jagung yang tongkolnya sudah dipetik. Sedangkan yang dimaksud
dengan pengawetan setelah dipanen adalah menyimpan hijauan sedemikian rupa
sehingga masih bisa diberikan kepada ternak setelah periode waktu tertentu.
Pengawetan yang sudah dikenal adalah silase dan hay.
7
sepanjang tahun, misalnya penggunaan legum pakan Lamtoro di Indonesia yang
telah sukses dilakukan di NTT tepatnya di Amarasi.
3.2. Complete Feed Sebagai Solusi Pemberian Pakan Pada Sapi Perah di
Indonesia
Sapi dewasa yang sedang berada pada masa produksi disebut juga sapi
laktasi. Pakan diperlukan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan hidup pokok dan
produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, tingkat
produksi susunya tidak akan maksimal. Secara kasar di lapangan, jumlah
konsentrat yang diberikan adalah 50% dari jumlah susu yang dihasilkan (rasio
1:2). Konsentrat lebih berpengaruh terhadap kadar berat jenis susu dan produksi,
sehingga semakin tinggi nilai gizi konsentrat, berat jenis susu akan tinggi dan susu
yang dihasilkan akan berkualitas. Pemberian rumput segar secara kasar di
lapangan berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan
mempengaruhi kualitas susu yang 8 dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Rumput
atau pakan sumber serat yang mengandung nilai gizi tinggi biasanya berupa hasil
ikutan tanaman kacang-kacangan.
8
Alokasi nutrien pada sapi perah laktasi ada 3 tahap, yaitu: (1) selama masa
laktasi pertama dan kedua produksi susu berhubungan dengan umur beranak, (2)
pada laktasi ketiga, produksi susu tidak dipengaruhi oleh umur beranak, (3) pada
laktasi berikutnya, sapi telah melewati bobot badan dan produksi susu maksimum.
Bulan laktasi dapat dijadikan tolok ukur kebutuhan akan nutrien khusunya untuk
pertumbuhan. Pada bulan laktasi kesatu selera makan yang rendah akan
mengakibatkan konsumsi yang rendah, tetapi produksinya tinggi. Sebaliknya pada
laktasi ketiga, sapi mencapai puncak konsumsi sehingga diperlukan makanan
yang lebih tinggi.
Pada bulan laktasi kelima sampai ketujuh, bobot sapi dan produksinya tidak
dapat menggambarkan kebutuhan akan makanan. Hal ini disebabkan karena
makanan banyak digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh. Maltz dkk. (1991)
menunjukkan bahwa kali beranak dan potensi produksi merupakan beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan karena mempengaruhi efisiensi pemberian
pakan. Perbedaan potensi produksi susu menunjukkan perbedaan pembagian
masukan energi terhadap produksi susu dan penambahan bobot sapi. Semakin
bertambahnya bulan laktasi, tambahan kebutuhan TDN dan PK diatas kebutuhan
hidup pokok per kg air susu yang dihasilkan semakin meningkat. Sedangkan
dengan bertambahnya umur, kebutuhan TDN dan PK cenderung menurun .
9
Pada form “Evaluasi Kecukupan Pemberian Pakan” tersebut akan
menampilkan hasil kecukupan nutrien pada tiap peternak berupa angka. Apabila
kecukupakan nutrien sudah menunjukkan cukup maka pemberian pakan yang
dilakukan oleh peternak sudah optimal, tetapi harus 27 dilihat lagi apakah terdapat
jenis nutrien yang terlalu banyak diberikan. Apabila jenis nutrien tersebut dapat
dikurangi, maka biaya yang dikeluarkan untuk pakan mungkin dapat dikurangi.
Pemanfaatan tenaga kerja dan waktu untuk pemberian pakan dapat dihemat
sampai 72%.
Selain itu, pemberian complete feed mampu memanfaatkan limbah
pertanian sehingga tidak lagi terjadi persaingan pemanfaatan sumber pakan
untuk hewan dan atau manusia serta mengurangi konflik penggunaan lahan
dengan sektor lainnya, utamanya sektor pertanian pangan.
Melalui teknologi complete feed yang berbahan baku limbah pertanian
seperti jerami jagung, jerami padi dan limbah pasar, tidak menyebabkan
10
penurunan produksi dan kualitas susu. Bahkan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian complete feed berbahan baku jerami padi
mampu meningkatkan produksi susu.
Secara umum complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah pertanian) dan
konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya dengan sedikit tambahan
11
rumput segar. Pakan komplit adalah ransum berimbang yang telah lengkap untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan
maupun produksi (Pamuji, 2012).
Bahan untuk pembuatan complete feed adalah segala macam hijauan dan
bahan dari tumbuhan lainnya yang disukai oleh ternak seperti ; rumput, sorghum,
jagung, biji-bijian kecil, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang
nanas dll (KTT Kambing Petramas, 2011).
Bahan-bahan yang digunakan Urea 0,5% dari campuran, garam dapur 2%,
tetas tebu 6%, Tongkol jagung 45 kg, dedak padi 25 kg, tepung ikan 15 kg.
12
Peternak tidak lagi membutuhkan lahan yang luas untuk HMT.
Menekan biaya pakan dalam usaha peternakan sehingga akan menambah
pendapatan peternak lebih maksimal (Ramadani, 2010).
13
IV
KESIMPULAN
Penyediaan pakan sepanjang tahun hijauan dengan cara Sistem Tiga Strata
(STS) dan sistem pengawetan yang terdiri dari silase dan hay, sedangkan
upaya untuk penyediaan konsentrat dengan cara mengembangkan dan
memanfaatkan leguminosa sebagai sumber bahan konsentrat.
Nutrien kebutuhan ternak biasanya dinyatakan dalam bentuk energi, Protein
juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu.
Formulasi pakan atau komposisi pakan didapat dari limbah pertanian yang
mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan dan konsentrat
yang dicampur menjadi satu dengan tambahan sedikit rumput segar.
Pembuatannya dengan cara di giling dan di campur dengan komposisi yang
di tentukan dan di keringkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, H., 1985. Ilmu Makanan ternak Unggas. PT. Gramedia, Pustaka
Utama, Jakarta.
Maltz, E., O. Kroll, S.L. Spahr, S. Devir, A. Genizi and R. Sagi. 1991. Milk yield,
parity, and cow potential as variables for computerized concentrate
suplemention strategy. J. Dairy Sci. 74:2277-2289.
Reaves, P. M., E. J. Robert, and M. E. William. 1973. Dairy Cattle: Feeding and
Management. John Wiley and Sons Inc. Canada.
Sudarmono, A.S dan Sugeng, Y.B., 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sudono, A. 1999. Produksi Sapi Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Produksi
Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
15
Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Diktat Kuliah. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
16