Anda di halaman 1dari 2

Tahap pertama pembentukan hormon tiroid adalah pengangkutan iodida dari darah ke dalam

sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang
spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke bagian dalam sel. Hal ini terjadi oleh
aktivitas simporter natrium-iodida (NIS), yang mentranspor satu ion iodida bersama-sama
dengan dua ion natrium menembus membran (plasma) basolateral masuk ke dalam sel.
Energi yang dipakai untuk mentranspor iodide melawan perbedaan konsentrasi berasal dari
pompa natrium- kalium ATPase, yang memompa natrium keluar dari sel, sehingga tercipta
konsentrasi natrium intraselular yang rendah dan gradien untuk difusi terfasilitasi natrium ke
dalam sel.
Proses pemekatan iodida dalam sel ini disebut penjeratan iodida (iodide trapping). Pada
kelenjar tiroid yang normal, pompa iodida dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali
konsentrasinya di dalam darah. Bila kelenjar tiroid menjadi sangat aktif, maka rasio
konsentrasi tadi dapat meningkat sampai 250 kali nilai tersebut. Kecepatan penjeratan iodida
oleh tiroid dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang paling penting adalah konsentrasi TSH;
TSH merangsang pompa iodida dan hipofisektomi sangat mengurangi aktivitas pompa iodida
di sel-sel tiroid.
Iodida ditranspor keluar sel kelenjar tiroid melewati membran apikal, masuk ke dalam folikel
dengan bantuan chlorideiodide ion counter-transporter yang disebut pendrin. Sel epitel tiroid
juga menyekresi ke dalam folikel tiroglobulin yang mengandung asam amino tirosin tempat
ion-ion iodida melekat.
Pengikatan yodium dengan molekul tiroglobulin disebut organifikasi tiroglobulin. Bahkan
sewaktu masih dalam bentuk molekul, yodium yang sudah teroksidasi ini akan berikatan
langsung dengan asam amino tirosin, tetapi lambat. Di dalam sel-sel tiroid, yodium yang
teroksidasi itu berasosiasi dengan enzim tiroid peroksidase yang menyebabkan proses di atas
dapat berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit. Oleh karena itu, dengan
kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan pelepasan molekul tiroglobulin dari aparatus
Golgi
Hasil reaksi penggandengan ini adalah terbentuknya molekul tiroksin (T4), yang terbentuk
bila dua molekul diiodotirosin bergabung; tiroksin tersebut kemudian tetap merupakan bagian
dari molekul tiroglobulin. Atau dapat juga terjadi penggandengan satu molekul
monoiodotirosin dengan satu molekul diiodotirosin sehingga terbentuk triiodotironin (T3),
yang merupakan kira-kira satu perlima dari jumlah hormon akhir. Sejumlah kecil reverse
T3(RT3) terbentuk dari gabungan diiodotirosin dan monoiodotirosin, tapi RT3 pada manusia
tidak tnenunjukkan fungsi yang berarti.
Tiroglobulin sendiri tidak dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dalam jumlah yang bermakna;
justru, pada awalnya tiroksin dan triiodotironin harus dipecah dari molekul tiroglobulin, dan
selanjutnya hormon bebas ini dilepaskan. Proses ini berlangsung sebagai berikut: Permukaan
apikal sel-sel tiroid menjulurkan pseudopodia mengelilingi sebagian kecil koloid sehingga
terbentuk vesikel pinositik yang masuk ke bagian apeks sel-sel tiroid. Kemudian lisosom
pada sitoplasma sel segera bergabung dengan vesikel-vesikel ini untuk membentuk vesikel-
vesikel digestif yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang berasal dari lisosom yang
sudah bercampur dengan bahan koloid tadi. Beragam protease yang ada di antara enzim-
enzim ini akan mencerna molekul-molekul tiroglobulin serta akan melepaskan tiroksin dan
triiodotironin dalam bentuk bebas. Kedua hormon bebas ini selanjutnya akan berdifusi
melewati bagian basal sel-sel tiroid ke pembuluh-pembuluh kapiler di sekelilingnya. Jadi,
dengan demikian hormon tiroid dilepaskan ke dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai