Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya lanjut mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu,

kesehatan manusia usia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap

dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai

dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan

(UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 138).

Menurut Contantinindes, menua atau menjadi tua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

trhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Penyakit yang paling

dideritaoleh lansia adalah Diabetes Melitus (DM).

Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah kelinan metabolisme yang

disebabkan oleh berbagai faktor, dengan gejala – gejala berupa Hiperglikemia

(peningkatan kadar glukosa darah) kronis dan gangguan metabolisme pada

karbohidrat, lemak, dan protein. Hiperglikemia tersebut disebabkan adanya defisiensi

sekresi hormon insulin, aktivitas insulin maupun keduanya, defisiensi transporter

(pengangkut) glukosa, atau keduanya.

DM dapat memicu berbagai penyakit, sindrom, maupun gejala- gejala

penyakit lainnya, antara lain Alzaimer (demensia), Ataxia telangiectasia (kegagalan

koordinasi otot), Sindrom down (keterbelakangan mental), kelainan Mitokondria

(kelainan bagian sel tubuh), dan penyakit Parkinson (gangguan saraf).

1
Kadang – kadang orang yang terkena kencing manis tidak menyadari kondisi

tubuhnya. Ini disebabkan gejala – gejala penyakit ini sering di anggap sepele, seperti

poliuria 9sering buang air kecil), polidipsia (selalu merasa haus), polipagia (selalu

merasa lapar), dan penurunan berat badan secara drastis.

Gangguan – gangguan yang sepele tersebut, bila tidak segera mendapatkan

perawatan atau penanganan yang memadai, akan menyebabkan berbagai gangguan

kesehatan yang serius. Gangguan tersebut antara lain gangguan pada mata yang dapat

menyebabkan kebutaan; gangguan pada ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal;

gangguan kardiovaskuler (ganguan jantung dan pembuluh darah) diserati lesi

membran basalis (kerusakan dinding pembuluh darah), gangguan pada sistem saraf

otonom, foot ulcer (luka pada kaki, amputasi (pemotongan), hingga disfungsi seksual

(impotensi).

Selain gangguan – gangguan yang bersifat umum tersebut, ada juga gangguan

lain yang sangat meresahkan penderita kencing manis, yaitu Dehidrasi, ketoasidosis

(gangguan metabolisme tubuh, dan ketonuria (adalanya keton pada urin akibat

gangguan metabolisme tubuh) yang berakibat pada stupor (gangguan kesadaran) dan

koma. Selain itu, penderita DM harus sangat berhati – hati jangan sampai tubuhnya

terkena luka karena ia sangat rentan terhadap infeksi.

DM dapat terjadi pada siapapun, baik laki – laki maupun perempuan, dan pada

segala umur. Resiko terkena kencing manis setelah melewati usia 50 tahun. Penyakit

ini disebabkan adanya ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin

atau karna penggunaan produksi insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan

tingginya kadar gula dalam darah.

Penyakit DM membutuhkan perhatian dan perawatan medis dalam waktu

lama, baik untuk mencegah komplikasi maupun dalam perawatan sakit. Faktor resiko

2
utamanya adalah pola makan yang tidak sehat, obesitas atau kegemukan, kurang

aktivitas gerak, merokok, gaya hidup atau life style.

3
BAB II

Tinjauan Teoritis

A. Pengertian

Diabetes melitus yang sering disebut kencing manis adalah penyakit kronis

yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon

insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin.

Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah kelinan metabolisme yang

disebabkan oleh berbagai faktor, dengan gejala – gejala berupa Hiperglikemia

(peningkatan kadar glukosa darah) kronis dan gangguan metabolisme pada

karbohidrat, lemak, dan protein. Hiperglikemia tersebut disebabkan adanya

defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin maupun keduanya, defisiensi

transporter (pengangkut) glukosa, atau keduanya.

DM dapat memicu berbagai penyakit, sindrom, maupun gejala- gejala

penyakit lainnya, antara lain Alzaimer (demensia), Ataxia telangiectasia

(kegagalan koordinasi otot), Sindrom down (keterbelakangan mental), kelainan

Mitokondria (kelainan bagian sel tubuh), dan penyakit Parkinson (gangguan

saraf).

B. Tipe DM

a. DM tipe I

DM tipe 1, diabetes anak-anak ( childhood- onset diabetes, juvenile

diabetes, insulin dependent diabetes mellitus, IDDM ) adalah diabetes yang

terjadi yang berkurangnya rasio insulin dalan sirkulasi darah akibat hilangnya

sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas.

4
IDDM dapat di derita oleh anak-anak mau pun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat di cegah dan tidak dapat di sembuhkan,

bahkan dengan diet maupun dengan olahraga. Kebanyakan penderita DM tipe

1 memiliki kesehtan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai di

deritanya. Selain itu, sensitivitas mau pun respon tubuh terhadap insulin

umumnya normal pada penderita dm tipe ini, terutama pada tahap awal.

Penyabeb terbanyak dari kehilangan sel beta pada DM tipe 1 adalah kesalahan

reaksi auto imunitas ( merusak bagian tubuhnya sendiri ) yang mengancurkan

sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya

infeksi pada tubuh.

Saat ini, DM tipe 1 hanya dapat di obati dengan menggunakan insuin,

dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat

monitor pengujian darah. Pengobatan dasar DM tipe 1, bahkan untuk tahap

paling awal sekali pun , adalah penggantian insuin.

Perawat DM tipe 1 harus berlanjut terus. Perawat tidak akan

memmpengaruhi aktifitas normal bila kesadaran yang cukup, perawatan yang

tepat, dan kedisplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan di jalankan. Tingkat

glukosa rata-rata untuk pasien DM tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka

normal ( 80-120 mg / Dl , 4-6 mm ol /L ) .

Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140 -150 mg / dL ( 7-7,5 mm

ol /L ) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. Angka

di atas 200 mg / dL ( 10 mm ol/L ) sering di ikuti dengan rasa tidak nyaman

dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi.

Angka di atas 300 mg /dL ( 15 mm ol/ L ) biasa membutuhkan perawatan

secepatnya. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang di sebut hipoglisemia,

5
dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau pingsan dalam waktu yang

cukup lama.

b. DM tipe 2

Seiring bertambah usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistan terhadap

insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk metabolisme glukosa.

Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas berkurang dan melambat.

Hasil dari kombinasi proses ini adalah pada hiperglikemia. Pada pasien lansia ,

konsentrasi glukosa yang mendadak dapat menigkatkan dan lebih

memperpanjang hipeglikimia. Diabetes terjadi hampir dari satu dari lima

orang yang berusia 65 tahun atau lebih. Karena gejalanya samar, para peneliti

percaya lebih banyak pasien lansia mungkin individu pad asia ini memiliki

beberapa bentuk intoleransi glukosa.

Diabetes tipe 2 pada lansi disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak

normal, resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dari kegagalan

glukoneliogenesis hepatik. Penyebab utama hiperglikimia pada lansia adalah

peningkatan resitansi insulin pada jaringan ferifer. Meski pun jumlah reseptor

insulin sebenarnya sedikit berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu sel-sel

beta pada langerhans kurang sensitif terhadap kadar glikosa yang tinggi , yang

memperlambat insulin. Beberapa lansia juga tidak mampu untuk menghambat

produksi glukosa di hati.

C. Penyebab DM

Penyakit Dm secara umu dapat di akibatkan oleh konsumsi makanan yag tidak

terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat-obatan tertentu. Selain

itu, DM di sebabkan oleh tidak cukupnya hormon insulin yang di hasilkan

pankreas untuk menetralkan gula darah dalam tubuh.

6
1. Faktor keturunan

Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan penyakit

menular. Meski pun demikian bukan berarti penyakit tersebut pasti menurun

kepada anak, walau pun kedua orang tuanya menderita penyakit DM.

Apabila di bandingkan dengan kedua orang tua nya yang normal ( non –

DM ). Yang jelas penderita DM lebih cenderung mempunyai anak yang

menderita penyakit DM.

2. Obesitas ( kegemukan )

Obesitas ( kegemukan ) termasuk hal yang memnyebabkan terjadinya

DM. Kebutuhan kalori perhari unutk setiap orang berbeda satu dengan yang

lainnya. Seorang laki-laki dewasa membutuhkan antara 2000-2500 kalori /

hari, sedangkan perempuan dewasa membutuhkan 1600 – 2000 kalori / hari.

Jika asupan kalori perhari seorang berlebihan, maka kalori yang tidak

tepakai akan diubah menjadi lemak. Jadi, kelebihan kalori menyebabkan

seseorang menjadi kegemukan. Kalau berat banda naik 1 kg, itu sama

artinya ada kelebihan asupan 8000 kalori yang diubah menjadi lemah ( 8000

kalori = 1 kg berat badan manusia ) .

Semua makanan yang berkarbohidrat pasti mengandung kalori jadi

dapat di tarik kesimpulan, jika seseorang menonsumsi makanan berkalori

dapat di pastikan asupan karbohidrat ke dalam tubuh akan bertambah.

Karbohidrat di dalam tubuh akan di ubah menjadi gula untuk di jadika

energi ( tenaga ) . jika jumlah insulin yang di hasilkan pankreas tidak

mencukupi untuk mnegendalikan tingkat kadar gula di dalam tubuh, maka

kelebihan gula tersebut akan menyebabkan gula darah menjadi tinggi.

3. Hipertensi ( tekanan darah tinggi )

7
Penyakit hipertensi ( tekanan darah tinggi ) sanagat berbahaya bagi

kesehatan dengan tingginya kadar lemak dalam darah, sensivitas darah

terhadap insulin menjadi sanagat rendah ooleh karena itu, mereka yang

menderita tekanan darah tinggi di harapkan untuk mengonsumsi makanan

tinggi serat dan rendah lemak, seperti buah dan sayuran, sehingga mampu

menigkatkan sensivitas insulin.

Jika sensivitas insulin meningkat maka kontrol gula akan lebih baik

dan kadar lemak dalam darah menjadi rendah. Rendahnya kadar lemak

dalam darah akan menurunkan kemungkinan timbulnya komplikasi

penyakit jantung sehingga ikut menurunkan angka kematian pada penderita

DM

4. Level kolestrol yang tinggi

DM adalah dimana keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas

normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi

cenderung meninggkatkan kadar kolestrol dan gliserida dalam tubuh.

Kolestrol LDL pada penderita diabetes lebih ganas, bentuk nya lebih

padat dan ukurannya lebih kecil sehingga sangat mudah masuk dan

menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (atrogenik). Pada

penderita DM, kematian utama disebabkan oleh penyakit

kardioserbrovaskular (penyakit pembuluh darah jantung dan otak ).

Oleh karena itu, pasien DM sangat penting untuk menekan kalestrol

khususnya LDL < 100mg/dL.

Hal ini disebabkan karena DM adalah kondisi yang dianggap sama

dengan orang yang terkena penyakit jantung korone. Bahkan, pada diabetesi

8
yang sudah terkena penyakit jantung koroner target LDL nya lebih rendah

lagi, yakni >70mg/dL.

5. Mengonsumsi makanan instan.

Zaman semakin maju dan terus berkembang. Hal ini membuat

manusia semakin terdorong untuk meraih prestasi setinggi- tinggi nya dan

menjadi yang lebih baik. Kondisi ini sering diwarnai dengan gaya hidup

modern yang tidak sehat. Mereka kurang bergerak karena segala sesuatu

menggunakan alat, seperti alat lift, eskalator, dan lain-lain. Mereka juga

demikian sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga secara rutin.

Akibatnya sirkulasi darah didalam tubuh tidak normal karena jantung

terganggu sehingga secara keseluruha kerja tubuh pun tergsnggu termasuk

sensitivitas insulin.

6. Merokok dan Stres

Merokok adalah musuh terbesar kesehatan. Nikotin yang

menyebar didalam darah akan mempengaruhi seluruh kerja organ tubuh.

Darah yang sudah teracuni oleh nikotin akan menyebabkan sensitivitas

insulin terganggu. Apabila kondisi nya sudah demikian, maka DM siap

mengintai

Stres sebenarnya tidak menyebabkan penyakit fisik secara

langsung. Namun, karena pada saat stres hormon-hormon racun diproduksi,

maka kondisi stres yang berlangsung terus menerus menyebabkan terjadi

kandungan racun yang melimpah didalam tubuh. Inilah yang kemudian

mengacaukan seluruh metabolisme tubuh. Sensitivitas insulin pun

terganggu dan menyebabkan terjadinya DM.

9
7. Kerusakan pada Sel Pankreas

DM dapat terjadi jika pankreas – suatu kelenjar dibagian atas perut-

tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Biasanya pankreas menghasilkan

insulin, yaitu hormon yang penting untuk penyimpanan glukosa dalam

tubuh. Apabila pankreas berhenti menghasilkan insulin atau hanya sedikit

insulin yang diproduksi, penyakit DM pasti akan terjadi.

D. Gejala Umum DM

Gejala-gejala umum yang biasa nya dialami oleh pendrita DM sering

dianggap penyakit ringan dan disepelekan. Padahal, gejala-gejala seperti ini

seharusnya disikapi dengan sangat bijaksana. Penanganaan sejak dini

memungkinkan penderita DM mendapatkan perawatan yang memadai dan

menghindarkan dari komplikasi parah.

1. Polyuria

Efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi ginjal sehingga

menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk

mengencerkan glukosa akibatnya, penderita sering buang airkecil dalam

jumlah yang banyak.

2. Polydipsi

Banyak kencing atau polyuria membuat penderita merasakan haus yang

berlebihan sehingga mudah merasa haus dan harus banyak minum. Ini

akan berlangsung terus menerus selama terjadi polyuria.

3. Polyphagia

Sejumlah besar kalori dari diabetisi akan hilang kedalam air kemih. Untuk

mengompensasikan hal ini, penderita DM sering kali merasakan lapar

10
yang luar biasa sehingga banyak makan. Kalau tidak dipenuhi, kondisi

tubuh akan semakin parah karena bisa saja saluran perncernaan menjadi

terganggu, misalnya terkena maag.

4. Polyneuropati

Kondisi ini juga disebabkan karena rusaknya urat saraf pada diabetisi.

Kandungan gula darah yang tinggi menyebabkan rusaknya urat saraf.

Gangguan inilah yang menyebabkan terjadinya kesemutan.

5. Penurunan Berat Badan

Karena sejumlah besar kalori hilang kedalam air kemih, penderita

mengalami penurunan berat badan. Apabila tidak diimbangi dengan makan

mengikuti pola aturan sehat dan bergizi, diabetisi akan terus kehilangan

berat badannya.

6. Penglihatan Kabur

Apabila kadar glukosa dalam darah tinggi, lensa mata menjadi cembung

dan penderita mengeluh penglihatan kabur. Biasa nya penderita akan

sering mengganti kaca mata.

7. Gampang Lelah dan Sering Mengantuk

Kekurangan energi dan terganggunya metabolisme karbohidrat

menyebabkan penderita DM menjadi mudah lelah. Salah satu cara untuk

mengembalikan kondisi yang kelelahan adalah dengan tidur.

11
E. Kapan Seseorang dikatakan Terkena Penyakit DM :

1. Jika dia memiliki gejala klasik(5P)

Antara 2-3P ditambah salah satu nilai kadar gula darahnya meninggi.

 Edrender ( gula darah sewaktu ) : KGD diatas 200mg/dL

 2 jam setelah mkan ( post prandial ) : KGD diatas 200mg/dL

 Kadar darah puasa(puasa 8-10 jam) : KGD diatas 126mg/dL

2. Tidak memilki gejala klasik(SP)

Kemudian melakukan dua tanda gula mendukung:

 Post prandial

 Kadar darah puasa diatas 126mg/dL (puasa)

12
BAB III

Tinjauan Kasus

Ny. A (65 tahun) dibawa oleh anaknya ke IGD dengan keluhan kaki sering

kesemutan, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak kunjung sembuh dan

berbau, klien juga menanyakan pada perawat kenapa ia mengalami penyakit yang

sama. adanya nyeri pada luka, pusing, sering buang air kecil, mudah lapar, mudah

lelah, tidak selera makan, klien susah tidur, dan anak klien juga mengatakan ibunya

mempunyai riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus.klien juga mengatakan cemas

dan malu dengan keadaanya sekarang yang mengalami luka yang tak kunjung

sembuh. Orang tua dari Ny. A juga memiliki riwayat penyakit Hipertensi, jantung,dan

Diabetes Melitus.

Sebelum nya Ny. A sudah pernah di rawat di RS X dengan keluhan yang

sama. Perawat mengkajian dengan hasil:

TD : 140/90 mmHg

HR : 87 x/i

RR : 22 x/i

T : 36,7 0C

KGD Sewaktu : 215 mg/dL.

13
BAB IV

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

DS :

 Kelien mengatakan kaki nya sering kesemutan,

 adanya luka yang tidak kunjung sembuh dan berbau,

 adanya nyeri pada luka,

 pusing,

 sering buang air kecil,

 mudah lapar,

 mudah lelah,

 tidak selera makan,

 klien susah tidur,

o dan anak klien juga mengatakan ibunya mempunyai riwayat hipertensi dan

Diabetes Melitus.

o Orang tua dari Ny. A juga memiliki riwayat penyakit Hipertensi,

jantung,dan Diabetes Melitus.

DO :

TD : 140/90 mmHg

HR : 87 X/i

RR : 22 X/i

T : 36,7 0C

14
KGD Sewaktu : 215mg/dL

B. Diagnosa

 Gangguan rasa aman dan nyaman b.d. nyeri pada luka

 Gangguan integritas kulit b.d. adanya luka yang tidak kunjung sembuh

 keterbatasan imobilitas fisik b.d. rasa nyeri pada luka

 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake

makanan yang kurang

 Potensial terjadinya penyebaran infeksi (sepsis) b.d. tingginya kadar gula

darah (KGD)

 Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya

 Harga diri rendah b.d. luka yang berbau (gangren)

 Gangguan pola tidur b.d. rasa nyeri pada luka

C. Intervensi

 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

 Kaji tanda vital

 Lakukan perawatan luka

 Jelaskan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar

gula darah dalam keadaan normal

 Anjurkan klien untuk menggerakkan/mengangkat ekstremitas bawah

sesuai kemampuan.

 Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan

15
 Anjurkan klien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan

 Anjurkan kepada klien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri

selama perawatan

D. Implementasi

 Mengajarkan klien teknik distraksi dan relaksasi

 Mengkaji tanda vital

 Melakukan perawatan luka

 Menjelaskan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar

gula darah dalam keadaan normal

 Menganjurkan klien untuk menggerakkan/mengangkat ekstremitas bawah

sesuai kemampuam

 Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan

 Menganjurkan klien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan

 Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan

diri selama perawatan

E. Evaluasi

S : klien mengatakan rasa nyeri mulai hilang dan luka mulai membaik

O : luka klien tampak mulai membaik dan klien mulai merasa nyaman

A : masalah sebagian mulai teratasi

P : intervensi dilanjutkan

16
BAB V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri. Mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita. Sehingga lansia mudah terpajan penyakit. Seperti Diabetes

Melitus (DM). Seseorang dikatakan orang menderita atau resiko menderita penyakit

DM jika seseorang sering buang air kecil pada malam hari, mudah lapar, mudah lelah,

sering haus dan penurunan berat badan yang cepat, serta sering mengalami kebas-

kebas, dan KGD sewaktu di atas 200mg/dL dan KGD 2 jam PP diatas126mg/dL.

B. Saran

Seorang lansia atau keluarga dari lansia diharapkan dapat mengontrol

makanan dan aktivitasnya agar terhindar dari penyakit diabetes mellitua. Diharapkan

juga untuk tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang manis. Seorang lansia

dan keluarga dari lansia diharapkan untuk mengetahui diet yang tepat untuk

dikonsumsi.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Susilo, dr. Yekti. 2008.Cara Jitu mengatasi Kencing Manis (diabetes

Mellitus).Yogyakarta:Andi.

Sukarimin, Sujono Riyadi.2008.Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gejala Eksori

dan Endokrin pad Pasien.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Jaime L. Stockslanger & Liz Schaeffer.2007.Asuhan Keperawatan

Geriatrik.Jakarta:EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai