Anda di halaman 1dari 61

BUKU AJAR

DASAR – DASAR MANAJEMEN

OLEH
STEPHANUS OLA DEMON,ST
STAF DOSEN ARSITEKTUR
FT.UNWIRA KUPANG
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

KATA PENGANTAR

Buku ajar ini bukan hanya ditujukkan kepada mahasiswa arsitekter


yang sementara mengikuti kuliah “Dasar – Dasar Manajemen”, akan
tetapi ditujukkan juga kepada siapa saja yang berminat untuk menekuni
manajemen dengan penekanan pada manajemen konstruksi. Memang
berat bagi kami untuk meramu isi dari materi kuliah dasar – dasar
manajemen, karena disatu sisi kami dituntut untuk mengatasi persoalan
arsitektur unwira selama ini yaitu lebih berorientasi pada design
bangunan dan cenderung mengabaikan “Estimasi Biaya dan
Manajemen Proyek”.
Dengan esensi tersebut diatas, maka penyusunan buku ajar “
Dasar – Dasar Manajemen” ini difocuskan pada pengabungan antara
kedua persoalan materi diatas.
Buku Ajar ini secara garis besar berisikan tentang Manajemen
Penyelenggaraan Proyek, Item – Item Pekerjaan, Dasar – Dasar
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya, Rencana Jadwal Pelaksanaan
Proyek dan Administrasi Penyelenggaraan Proyek.
Menskipun Kami telah mencoba semaksimal mungkin untuk menyajikan
buku ajar ini, beberapa topic mungkin tidak bisa kami bicarakan secara
tuntas. Karena itu kami sajikan reference untuk para pembaca yang
berminat mempelajari topic – topic tersebut secara lebih mendalam
Akhir kata, kami mengakui selalu ada kekurangan dalam setiap
buku. Karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan
kami terima dengan senang hati demi memperbaiki dan melengkapi
buku ajar ini.

Kupang, 09 september 2005

STEPHANUS OLA DEMON,ST

2
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

IDENTITAS MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah : Dasar – Dasar Manajemen ( DDM )


Bobot : 2 SKS
Dosen : Stephanus Ola Demon,ST.
Ir. Lily M.

MATERI KULIAH

BAB. I. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROYEK


1.1. Gambaran Umum Penyelenggaraan Proyek
1.2. Pengertian Manajemen Secara Umum
1.3. Tujuan Penyelenggaraan Proyek
1.4. Kegiatan Penyelenggaraan Proyek
1.5. Sumberdaya Penyelenggaraan Proyek

BAB.II. ITEM PEKERJAAN DAN METODE PENGUKURAN KUANTITAS


2.1. Pendahuluan
2.2. Identifikasi Item Pekerjaan
2.3. Satuan Kuantitas Item Pekerjaan
2.4. Metode Pengukuran Kuantitas Item Pekerjaan
2.5. Formula Dasar Perhitungan Kuantitas
2.6. Kuantitas / Volume Item Pekerjaan

BAB.III. DASAR – DASAR PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA


3.1. Pendahuluan
3.2 . Konsep Biaya
3.3 Konsep Produktivitas
3.4 Biaya Proyek
3.5 Format Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan
3.6 Format Rencana Anggaran Biaya

BAB.IV. RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PROYEK


4.1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
4.2. Produksi Tenaga Kerja
4.3. Produksi Alat
4.4. Produksi Minimum
4.5. Waktu Penyelesaian Item Pekerjaan
4.6. Bobot Kegiatan
4.7. Diagram Balok

3
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

4.8. Kurva – S

BAB.V. ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN PROYEK


5.1. Pendahuluan
5.2. Kontrak
5.3. Pelaporan
5.4. Foto
5.5. Berita Acara
5.6. Addendum
5.7. Buku Harian
5.8. Bukti Pengujian

REFERENCE :

1. Barrie Donald S., Paulson Boyd C., Alih Bahasa :


Sudinarto,1987,”MANAJEMEN KONSTRUKSI PROFESIONAL”,
Penerbit Erlangga, Jakarta
2. Ir. Laurensius Lulu,MM.,2004,”BUKU AJAR RENCANA
ANGGARAN BIAYA DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI”, FT.
Unwira, Kupang
3. Lock Dennis, Alih Bahasa : Jasjfi E.,1987. “ MANAJEMEN
PROYEK”, Penerbit Erlangga, Jakarta
4. Syah Mahendra Sultan,2004,”MANAJEMEN PROYEK – KIAT
SUKSES MENGELOLA PROYEK”, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
5. Bahan Pembekalan Sertifikasi General
Superintendent,2005,”MODUL IV- METODE KONSTRUKSI
DAN MODUL VII – ANALISA BIAYA UMUM JALAN DAN
JEMBATAN”, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Jakarta

4
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

BAB I
MANAJEMEN PENYELENGARAAN PROYEK

1.1. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN PROYEK


Proyek adalah Kegiatan atau pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan secara berulang – ulang karena situasi dan kondisi
pelaksanaan berbeda. Hal inilah yang menyebabkan setiap proyek
mempunyai kekhususan,sehingga estimator harus membedakan
estimasi biaya proyek yang satu terhadap yang lainnya. Biaya
yang telah diestimasi untuk proyek tertentu tidak dapat
digunakan pada proyek yang lain karena situasi dan kondisi yang
berbeda tersebut. Situasi menggambarkan waktu dimana proyek
akan dilaksanakan. Sedangkan kondisi menggambarkan lokasi
dimana proyek akan diimplementasikan atau dilaksanakan.
Penyelenggaraan proyek didasarkan pada kontrak. Kontrak
sebuah proyek paling tidak berisi tentang waktu dan nilai proyek.
Kedua inilah yang menjadi acuan sukses tidaknya
penyelenggaraan / pelaksanaan proyek. Besarnya nilai proyek
tergantung pada penawaran kontraktor pada saat tender
sedangkan waktu pelaksanaan ditentukan oleh pemilik proyek
sehingga pelaksana harus berusaha untuk mengadakan atau
memanfaatkan sumberdaya secara cukup agar proyek dapat
diselesaikan dalam masa kontrak tersebut.
Masa penyelenggaraan proyek ( masa kontrak ) mulai saat
kontrak sampai dengan masa pemeliharaan kedua pekerjaan.
Periode ini dapat berlangsung dalam beberapa bulan untuk proyek
dengan masa satu tahun anggaran, sampai dengan beberapa
tahun untuk proyek dengan masa beberapa tahun anggaran
( Multy years ). Masa kontrak terdiri dari masa konstruksi dan
masa pemeliharaan. Masa konstruksi adalah waktu dimana proyek
dapat dikerjakan sampai selesai sesuai dengan spesifikasi. Masa
pemeliharaan adalah waktu dimana seluruh hasil pekerjaan
dipelihara agar tetap berfungsi secara baik sesuai dengan
spesifikasi. Masa pemeliharaan ini disebut juga sebagai masa
garansi dimana pelaksana menjamin bahwa jika terjadi kerusakan
dalam masa tersebut maka akan diperbaiki dengan biaya dari
pelaksana.
Gambar 1.1. Masa Kegiatan Proyek.

Masa Kontrak

5
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Masa Pelelangana / Masa Pelaksanaan Masa


Tender Pemeliharaan

Kontrak PHO FHO

Masa Pelelangan adalah masa dimana pemilik proyek


mengadakan rekrut, seleksi dan penentuan perusahaan yang
akan menjadi mitra dalam pelaksana proyek. Masa ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan antara lain : Pengumuman, Pendaftaran
peserta, seleksi peserta, undangan,penjelasan
pekerjaan,pemasukan penawaran,evaluasi penawaran,
pengumuman pemenang, masa sanggahan dan penetapan
pemenang tender. Acuan yang digunakan sebagai tolok ukur
untuk melaksanakan kegiatan ini adalah Keputusan Presiden
( Kepres ), Peraturan Pemerintah dan Keputusan Mentri yang
terkait.
Setelah penetapan pemenang maka proses selanjutnya
adalah penandatanganan kontrak antara pemilik proyek dan
pelaksana, yang menandai dimulainya masa kontrak serta masa
pelaksanaan kegiatan di lapangan mulai dihitung. Umumnya pada
masa awal pelaksanaan proyek dilakukan rapat awal konstruksi (
Pre Contruction Meeting ) yang bertujuan untuk menyamakan
presepsi yang berkaitan dengan dokumen kontrak, kesepakatan
tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan. Hal
– hal yang dibicarakan dalam pertemuan ini antara lain tentang
jadwal pelaksanaan,program mobilisasi,strategi pelaksanaan,
pengerahan sumberdaya, base camp, alternatif – alternatif yamg
mungkin dapat membantu kelancaran pelaksanaan serta
antisipasi terhadap hambatan yang mungkin akan timbul selama
masa kontrak. Hasil dari pertemuan ini, pelaksana harus dapat
membuat rencana kerja secara lengkap yang kemudian
diperincikan menjadi rencana kerja bulanan, mingguan maupun
harian. Semua rencana kerja ini harus mengacu kepada rencana
jadwal pelaksanaan yang telah disusun. Selama masa
pelaksanaan ini, rapat – rapat lapangan harus sering dilakukan
untuk mengevaluasi penyimpangan – penyimpangan yang terjadi
antara rencana dan realisasi serta bagaimana tindak lanjutnya.
Dokumen kontrak dari suatu proyek, tidak hanya kontrak itu saja
tetapi juga dokumen lain yang menjadi satu kesatuan dengan
kontrak tersebut yaitu Spesifikasi Umum dan Teknis,Rencana
Anggaran Biaya,Gambar, Perubahan ( addendum ) dokumen serta
peraturan – peraturan tentang material dan pelaksanaan
pekerjaan yang dikeluarkan oleh instansi terkait.

6
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Untuk mendukung kegiatan pelaksanaan proyek ini umumnya


dibuat dokumentasi berupa laporan bulanan,mingguan maupun
harian serta foto – foto proyek yang merekam proses pelaksanaan
pekerjaan pada saat awal ( 0 % ), masa
pelaksanaan dan pada saat tiap – tiap item pekerjaan selesai
dikerjakan ( 100 % ). Dokumentasi lain yang juga penting adalah
bukti – bukti pengujian material serta risalah – risalah rapat
lapangan terutama yang berisi perubahan atau keputusan –
keputusan penting dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Keterlambatan pelaksanaan sehingga menyebabkan masa
pelaksanaan dilampaui akan menyebabkan pelaksana dikenakan
sanksi yang berupa teguran,

denda sampai kepada pemutusan kontrak secara sepihak. Kondisi


ini dapat menyebabkan pelaksana kehilangan peluang untuk
pelelangan – pelelangan
proyek selanjutnya. Oleh sebab itu, agar pelaksanaan pekerjaan
tidak mengalami keterlambatan maka seluruh komitmen yang
telah dituangkan dalam rencana kerja harus dapat dipenuhi oleh
pelaksana. Umumnya keterlambatan tersebut disebabkan oleh
komitmen akan pemenuhan sumberdaya ( Tenaga kerja, material,
Peralatan dan Uang ) tidak dapat dipenuhi oleh pelaksana pada
saat dan jumlah yang tepat.
Selesainya masa pelaksanaan ditandai dengan serah terima
pertama pekerjaan atau sering disebut Provisional Hand Over
( PHO ) yang selanjutnya menandai dimulainya masa
pemeliharaan pekerjaan. Pada masa pemeliharaan ini, pelaksana
harus dapat menjaga agar seluruh pekerjaan atau bagian
bangunan dapat berfungsi sesuai yang diminta dalam spesifikasi.
Jika terdapat kerusakan maka pelaksana harus memperbaiki
dalam masa pemeliharaan ini dengan biaya yang berasal dari
pelaksana sendiri. Selesainya masa pemeliharaan ditandai dengan
serah terima kedua pekerjaan atau sering disebut Final Hand Over
( FHO ). Hal ini juga sekaligus mengakhiri masa kontrak proyek
yang bersangkutan.
Secara keseluruhan terdapat tiga pihak yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan proyek. Ketiga pihak ini dikatakan
sebagai Mitra Kerja sehingga tidak menggambarkan adanya
dominasi kekuasaan yang satu terhadap yang lain. Ketiga pihak
tersebut adalah Pemilik Proyek ( Employer ), Konsultan
( Engineer ) dan Kontraktor. Pemilik Proyek adalah orang atau
badan yang memiliki dan mengelola proyek tersebut. Konsultan
adalah Orang atau badan yang diberi tugas oleh pemilik proyek
untuk melakukan kegiatan pengawasan di lapangan serta
membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor adalah

7
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

orang atau badan yang akan melaksanakan seluruh pekerjaan


fisik proyek.
Ketiga pihak ini digambarkan dalam suatu diagram segitiga,
dimana masing – masing pihak melakukan tugas sesuai dengan
fungsinya. Hubungan diantara ketiga pihak tersebut dapat berupa
hubungan kontrak maupun hubungan kerja yang saling
mendukung satu sama lain. Keberhasilan pelaksanaan proyek
sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya masing – masing pihak
tersebut dalam menjalankan fungsinya.

Gambar 1.2. Mitra Kerja Pelaksanaan Proyek

Pemilik Keterangan :
Proyek : Hubungan
Kerja
: Hub.
Kontrak

Proyek

Konsultan Kontraktor

Gambar tersebut menunjukkan bahwa proyek akan berjalan


dengan sukses jika masing – masing pihak melakukan fungsinya
dengan baik. Salah satu pihak tidak menjalankan fungsinya secara
baik maka berdampak kepada pihak yang lain sehingga dapat
menyebabkan proyek terhambat. Oleh Sebab itu hubungan kerja
ketiga pihak tersebut merupakan hubungan kemitraan dimana
tidak ada salah satu yang mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi dari pihak yang lain.

1.2. PENGERTIAN MANAJEMEN SECARA UMUM


A. Pengertian

8
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Manajemen adalah proses kegiatan dari seorang pemimpin yang


harus dilakukan dengan menggunakan cara – cara pemikiran yang
ilmiah maupun praktis untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan melalui kerja sama dengan orang – orang lain sebagai
sumber tenaga serta memanfaatkan sumber – sumber lainnya dan
waktu yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat –
tepatnya. Atau dengan kata lain Manajemen adalah proses
kegiatan untuk mencapai tujuan melalui kerja sama dengan orang
– orangt lain dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Gambar 1.3. Konsep Manajemen

INPUT PROSES TRANSFORMASI OUTPUT

KENDALI

( Buku Ajar Rencana Anggaran Biaya FT.Jur.Sipil UNwira )

Input : Sumber Daya ( 4 M + T )


Proses Transformasi : Proses kegiatan dengan cara yang
setepat – tepatnya
( efektif / efisien ).
Output : Tujuan yang telah ditetapkan.
Kendali : Oleh seorang pimpinan melalui cara – cara
pemikiran
yang Ilmiah maupun praktis.

B. Kegiatan Manajemen.
Untuk mencapai tujuan, seorang pimpinan harus melakukan
rangkaian kegiatan atau fungsi – fungsi yang tepat. Secara fisik
seorang pimpinan tidak menjalankan sendiri kegiatan tersebut
tetapi didelegasikan kebawahannya.
Rangkaian kegiatan manajemen yang sederhana adalah :
a. Perencanaan ( Planning = P )
 Proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas
yang harus dilakukan secara umum sebelum melaksanakan
tindakan secara benar.
 Merupakan kegiatan rohaniah sebelum melakukan tindakan
jasmaniah
 Diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran
organisasi.

9
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

 Pada bagian ini juga dipaparkan tentang kebutuhan


penggunaan tenaga kerja, biaya, waktu, alat dan sumber –
sumber lain.
b. Pengorganisasian ( Organizing = Z )
 Proses penyusunan, pembagian kerja kedalam unit – unit
kerja dan fungsinya beserta penetapannya dengan cara –
cara yang tepat mengenai orang – orangnya ( Staffing )
yang harus menduduki fungsi – fungsi tersebut berikut
penentuannya dengan tepat tentang hubungan,wewenang
dan tanggung jawab.
 Dilakukan untuk mencapai pembagian kerja yang tepat.
 Penetapan mengenai orang – orangnya harus dilakukan
secara obyektif, setelah terlebih dahulu ditentukan unit
kerja dan fungsinya.
c. Pendorongan ( Actuating / Motivating = A )
 Proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan
mendorong semangat kerja dn kerelaan kerja para karyawan
( anggota organisasi ) demi tercapainya tujuan organisasi.
 Proses ini dilakukan, mengingat arti penting faktor manusia
dalam organisasi dan dalam proses produksi.
 Mencakup segi – segi pendorongan yang bersifat kerohanian
( Kenaikan pangkat, pendidikan, pengembangan karier,
penambahan pengalaman, cuti dan lain – lain ). Segi – segi
pendorongan yang bersifat kejasmanian seperti sistem upah
dan gajih yang mengairahkan, tunjangan, perumahan,
kendaraan, jaminan kesehatan dan lain – lain.
d. Pengendalian ( Controling = C )
 Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk
mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian
( evaluasi ) untuk menjamin

bahwa tujuan dapat tercapai sebagimana yang telah


ditetapkan dalam perencanaan.
 Untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah
dilaksanakan, sumber – sumber yang telah dimanfaatkan,
hambatan – hambatan dan lain – lain.
 Dari hasil pengendalian dapat diadakan penyempurnaan,
evaluasi dan penentuan tentang perlunya diadakan tindakan
korektif atau tindak lanjut yang harus dilakukan sehingga
pemborosan – pemborosan dapat dihindarkan dan
pengembangan selanjutnya dapat ditingkatkan.

C. Sumber daya yang diperlukan

10
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Keempat kegiatan manajemen tersebut dapat dilaksanakan


dengan serasi dan dengan cara yang setepat – tepatnya jika ada
sumber daya. Sumber daya yang dimaksud adalah :
1. Manusia / tenaga kerja ( Man = M )
 Untuk mengisi struktur organisasi yang sesuai, baik mutu
maupun jumlahnya.
 Untuk melaksanakan tugas – tugas yang didelegasikan
pimpinan agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat
dilaksanakan dengan setepat – tepatnya.
 Tanpa manusia tidak akan ada kegiatan dan tanpa kegiatan
tujuan tidak akan tercapai.
2. Uang / biaya ( Money = M )
 Untuk memberi kepuasan atau imbalan bagi jerih payah
yang telah diberikan manusia.
o Karyawan / pekerja memperoleh gajih / upah
o Pemilik modal memperoleh keuntungan
o Pemerintah mendapatkan pajak
 Untuk membiayai kegiatan – kegiatan pelaksanaan
pekerjaan dan semua fungsi pimpinan demi tercapainya
tujuan setepat – tepatnya.
3. Material ( Materials = M )
 Adalah bahan – bahan yang dibutuhkan bagi pelaksanaan
fungsi – fungsi pimpinan dan juga bagi pencapaian tujuan
organisasi
 Dalam manajemen, material tidak hanya berbentuk fisik
saja seperti batu, kayu, pasir dan lain – lain, tetapi juga non
fisik seperti informasi yang sangat dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan. Selain itu teknologi juga diperlukan
dalam proses transformasi. Informasi dan teknologi ini
diperlukan dalam merancang metode untuk proses
transformasi.

4. Peralatan ( Mechines = M )
 Digunakan untuk menghemat energi manusia dan
mempercepat proses trnasformasi
 Mengurangi deviasi hasil produksi
 Dapat melipat gandakan hasil produksi
 Dapat mengefisienkan penggunaan sumber daya karena
melalui mesin dapat melahirkan proses otomatisasi.

5. Waktu ( Time = T )
 Menentukan biaya produksi

11
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

 Mendorong produksi yang lebih efisien, karena sumber daya


didistribusikan pada saat dibutuhkan
 Mengefektifkan hasil produksi, karena produksi pada saat
dibutuhkan

D. Skema Manajemen
P = Perencanaan
O = Pengorganisasian
Kegiatan A = Pendorongan
C = Pengendalian
MANAJEMEN Tujuan
M = Manusia
M = Uang
Sumberdaya M = Material
M = Peralatan
T = Waktu

( Buku Ajar Manajemen Konstruksi Teknik Sipil Unwira )

1.3.TUJUAN PENYELENGGARAAN PROYEK

Dalam penyelenggaraan proyek, manajemen yang harus


diterapkan berpedoman pada pada uraian manajemen diatas.
Seorang Kepala Proyek ( Kepro ) adalah seorang
manajer penyelenggaraan proyek dan merupakan pimpinan dalam
organisasi proyek.
Tujuan penyelenggaraan proyek adalah agar proyek dapat berjalan
dengan sukses yaitu proyek yang :

a. Tepat Waktu
 Waktu pelaksanaan ditetapkan oleh pemilik proyek
 Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan, kontraktor
menyusun rencana kerja termasuk target produksi sehingga
dapat disusun rencana peralatan yang meliputi jumlah dan
jadwal peralatan yang digunakan,rencana penggunaan
tenaga kerja dan material.
 Manfaat tepat waktu bagi pemilik proyek adalah :
o Proyek dapat dimanfaat sesuai rencana
o Mempercepat pengembalian investasi

12
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

o Rencana selanjutnya dapat dilaksanakan sesuai dengan


rencana.
 Manfaat tepat waktu bagi kontraktor adalah :
o Rencana pengeluaran untuk overhead sesuai dengan
rencana sehingga tidak mengurangi profit.
o Mendapatkan nama baik sehingga akan memperoleh
kepercayaan untuk pekerjaan selanjutnya.
o Investasi yanf dikeluarkan untuk peralatan dan lain – lain
dapat dijadwalkan sesuai dengan rencana.
o Tenaga kerja dan peralatan dapat digunakan untuk
pekerjaan lain sehingga memperoleh masukan.
b. Tepat Kualitas
 Kualitas pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan dalam dokumen kontrak ( Spesifikasi / RKS ).
 Manfaat tepat kualitas :
o Umur Rencana Pekerjaan dapat dipenuhi
o Mempengaruhi performance perusahaan
o Keuntungan bagi pemakai karena biaya pemeliharaan
tidak terlalu besar
c. Tepat Kuantitas
 Total kuantitas hasil akhir pekerjaan tidak jauh berbeda dari
total kuantitas yang telah direncanakan.
 Manfaat tepat kuantitas adalah :
o Pekerjaan dapat diselesaikan dengan biaya yang sudah
direncanakan semula.
o Aman dari pemeriksaan pihak eksternal
o Tidak ada yang dirugikan karena biaya total proyek dapat
dikendalikan
d. Tertip Administrasi
 Seluruh hasil akhir pekerjaan dapat didukung dengan
administrasi yang lengkap seperti surat menyurat, laporan
harian,mingguan, bulanan, termin,berita acara,bukti – bukti
pembayaran, as build drawing, shop drawing dan lain – lain.
 Manfaat tertib administrasi adalah :
o Seluruh pekerjaan fisik dapat didukung oleh laporan
administrasi yang lengkap.

o Memudahkan pemeriksaan baik yang bersifat intern


maupun ekstern.
o Menghindari kebocoran biaya.
e. Memperoleh keuntungan yang wajar
 Organisasi komersial selalu mengutamakan profit dalam
melaksanakan kegiatannya.
 Maksud memperoleh profit yang wajar adalah perusahaan
boleh mendapat keuntungan tetapi hendaknya diperoleh
dengan tidak mengesampingkan tujuan – tujuan
13
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

penyelenggaraan proyek yaitu tepat waktu,tepat


kualitas,tepat kuantitas dan tertib administrasi.
 Manfaat dari profit adalah :
o Agar perusahaan tetap hidup
o Untuk ekspansi
o Untuk investasi
o Memuaskan pemilik perusahaan atau pemegang saham.

1.4. KEGIATAN PENYELENGGARAAN PROYEK


Untuk mencapai tujuan penyelenggaran proyek maka kepala
proyek / manajer ( Kepro ) menyusun suatu rangkaian kegiatan –
kegiatan untuk menyelenggarakan proyek. Kegiatan – kegiatan
tersebut mengikuti rangkaian kegiatan manajemen secara umum
yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pendorongan dan
pengendalian.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang bersifat rohaniah
sebelum melakukan kegiatan – kegiatan yang bersifat
jasmaniah. Yang dilakukan dalam perencanaan adalah
membuat jadwal terhadap pemanfaatan semua sumberdaya
proyek. Perencanaan yang dibuat umumnya adalah :
a. Jadwal pelaksanaan yang merencanakan waktu ( dalam
bentuk diagram balok, Kurva-S, diagram jaringan kerja )
b. Jadwal Penggunaan sumberdaya yang merencanakan
kebutuhan dan jadwal penggunaan tenaga kerja, material
dan peralatan.
c. Cash flow yang merencanakan penggunaan dan aliran uang.
Perencanaan ini dapat dibuat secara keseluruhan, kemudian
dirincikan menjadi rencana bulanan, mingguan maupun harian.
Perencanaan yang detail dapat memudahkan pengendalian
sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diantisipasi dan
diatasi sedini mungkin. Perencanaan ini perlu dipresentasikan
dalam pertemuan awal proyek ( Pre Construction meeting )
sehingga diperoleh masukan dari berbagai pihak yang menjadi
mitra pelaksanaan proyek.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah penyusunan rencana pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan, melalui
penyusunan organisasi yang akan melaksanakan rencana
tersebut. Tujuan pada perencanaan tersebut dapat dicapai
melalui orang dan sistem atau prosedur. Oleh sebab itu dalam

kegiatan ini akan ditetapkan struktur organisasi untuk


mencapai tujuan tersebut, siapa – siapa yang dapat
ditempatkan untuk menjalankan rencana dan sistem yang
bagaimana dapat menjamin pencapaian tujuan.
14
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Jadi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah :


a. Menyusun organisasi penyelenggaraan proyek
b. Menempatkan orang – orang yang mempunyai kompetensi
untuk itu
c. Menyusun sistem atau prosedur agar orang – orang dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan untuk itu adalah :
a. Siapa melakukan apa ?
b. Siapa bertanggung jawab kepada siapa ?
c. Siapa yang berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa ?
d. Saluran komunikasi apa yang ada dan dapat dimanfaatkan.
e. Jaringan yang ada dalam organisasi.
Bidang – bidang yang ada dalam organisasi harus dikaitkan
dengan tujuan penyelenggaraan proyek dengan tidak
melupakan sumberdaya yang digunakan ( 4 M + T ). Sistem
yang perlu dibangun antara lain : Sistem logistik, pengendalian
kualitas dan kuantitas serta keuangan.
3. Pendorongan
Kegiatan ini tidak lain berfungsi untuk mendorong anggota
organisasi proyek yang dibentuk untuk dapat melibatkan diri
dengan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan seperti
yang ditetapkan dalam perencanaan. Kegiatan ini bermaksud
untuk memberikan imbalan kepada orang – orang yang terlibat
dalam kegiatan penyelenggaraan proyek agar mereka dapat
bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
organisasi. Imbalan itu merupakan bentuk motivasi dan
umumnya dapat berupa gaji, bonus, tunjangan, penghargaan,
cuti, jaminan hari tua, layanan non job seperti kesehatan,
hiburan, konseling, dll.
4. Pengendalian.
Kegiatan ini merupakan bentuk pengendalian terhadap
pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi penyimpangan
terhadap perencanaan sekaligus melakukan tindakan korektif
terhadap penyimpangan dan memperoleh umpan balik untuk
penyempurnaan implementasi perencanaan. Sesuai dengan
kriteria keberhasilan penyelenggaraan proyek, maka
pengendalian diarahkan untuk memenuhi kriteria tersebut.
Pengendalian ini hendaknya dilakukan oleh semua pihak sesuai
dengan fungsinya dalam organisasi dengan cara : secara
berkala ( akhir hari, mingguan, bulanan ) melakukan evaluasi
terhadap kinerja pelaksanaan pekerjaan.

15
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

1.5. SUMBERDAYA PENYELENGGARAAN PROYEK.


Seperti yang telah diuraikan diatas, sumberdaya penyelenggaraan
proyek adalah Manusia / tenaga kerja ( Man ), Peralatan
( machines / equipment ), material ( materials ), uang ( money I
dan waktu ( time ) atau disingkat 4M + T. Kelima sumberdaya ini
sangat dibutuhkan dalam merealisasikan perencanaan menjadi
bangunan.
1. Manusia
Sumberdaya ini dibutuhkan untuk :
a. Melaksanakan pekerjaan – pekerjaan proyek melalui profesi
mereka sebagai mandor,tukang dan pekerja untuk
mentransformasi sumberdaya lainnya menjadi item
pekerjaan.
b. Mengisi struktur organisasi untuk menyelenggarakan
kegiatan proyek.
Dalam rencana anggaran proyek, mandor,tukang dan pekerja
dimasukan dalam kelompok biaya langsung sehingga dapat
ditelusuri keberadaannya dalam analisa harga satuan item
pekerjaan sedangkan biaya untuk personil yang terlibat dalam
organisasi dimasukan kedalam overhead perusahaan yang juga
diperhitungkan dalam rencana anggaran biaya.
Keberadaan sumberdaya ini memiliki arti penting dalam
penyelenggaraan proyek. Hal ini disebabkan keberhasilan
penyelenggaraan proyek dapat dicapai oleh manusia.
Sumberdaya manusia yang tidak cakap dapat menyebabkan
keterlambatan pekerjaan.
2. Peralatan
Peralatan sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan proyek,
karena peralatan dapat :
o Meningkatkan dan meratakan mutu pekerjaan
o Mengurangi biaya pelaksanaan
o Mengurangi waktu pelaksanaan
o Melakukan pekerjaan – pekerjaan yang tidak mampu
dikerjakan oleh manusia.
Penggunaan peralatan – peralatan yang bersifat mekanis
sangat dianjurkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
terutama untuk pekerjaan – pekerjaan seperti penghamparan,
pemadatan, pencampuran, penggalian dan pengangkutan
dalam jumlah yang besar. Biaya penggunaan peralatan dapat
ditelusuri dalam analisa harga satuan item pekerjaan.
3. Material.
Komponen biaya material keseluruhan biaya proyek kurang
lebih 50–60 %. Besarnya biaya ini menyebabkan banyak
pelaksana proyek mengambil keuntungan secara tidak wajar
16
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

dari komponen ini. Material dalam penyelenggaraan proyek


terdiri dari dua kelompok yaitu material lokal dan material non
lokal. Kedua kelompok material ini, ada yang langsung dapat
digunakan namun ada pula yang harus dicampur sebelum
digunakan ( Pasir dan semen ). Material lokal adalah material
yang langsung diambil dari alam

untuk digunakan ( pasir, batu ) sedangkan material non lokal


adalah material yang diproses ditempat lain seperti material –
material hasil produksi pabrik ( semen, besi ).
Didalam harga material terdapat biaya transportasi yang
besarnya cukup signifikan. Dengan demikian pelaksana
dilapangan dapat mencari alternatif sumber material yang
dapat memberikan jarak angkut terpendek sehingga biaya
transportasinya menjadi lebih rendah. Selain itu, pelaksana
dilapangan juga harus dapat mempertimbangkan kondisi jalan
angkut yang cukup baik untuk dapat mempertahankan
kecepatan angkut, agar waktu siklus alat dapat dipertahankan
sesuai dengan rencana.
4. Uang.
Untuk mengadakan ketiga sumberdaya diatas diperlukan uang.
Kebutuhan akan uang dalam pelaksanaan proyek perlu diatur
sehingga kontraktor dapat mengantisipasi seluruh
kebutuhannya dalam suatu aliran kas ( cash flow ) selama
masa pelaksanaan proyek. Komponen biaya yang perlu diatur
dalam aliran kas adalah biaya untuk tenaga kerja, meterial dan
peralatan serta biaya overhead sedangkan komponen
penerimaannya berasal dari angsuran ( termin ).
Harus ada keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan
agar beban kontraktor dalam pendanaan proyek lebih ringan.
Dasar pengaturan keseimbangan ini adalah jadwal pelaksanaan
pekerjaan ( Time schedule ) . Melalui pengaturan aliran kas
yang baik maka pelaksana akan memperoleh kebutuhan modal
kerja yang relatif lebih kecil. Disisi lain komitmen yang tinggi
dalam merealisasikan rencana akan berdampak positif bagi
terpenuhinya aliran kas tersebut.
5. Waktu
Waktu merupakan sumberdaya yang tidak berwujud dan harus
dimasukan karena ia merupakan kendala dalam pelaksanaan
proyek. Disebut kendala karena waktu ditetapkan dalam
kontrak sebagai sesuatu perjanjian oleh pihak pelaksana dan
pemilik proyek. Oleh karena dijanjikan maka akan ada resiko
jika janji ini tidak dipenuhi.
Dalam proyek, waktu dikelolah dalam suatu jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Jadwal ini disusun berdasarkan
estimasi waktu penyelesaian tiap – tiap item pekerjaan dan

17
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

urutannya dalam penyelesaian proyek. Waktu penyelesaian


tiap – tiap item pekerjaan sangat ditentukan oleh kemampuan
produksi dari tenaga kerja atau alat dan kuantitas atau volume
pekerjaannya.
Dalam penyelenggaraan proyek, komitmen yang dibuat untuk
menyusun jadwal terutama tentang produksi harus ditepati jika
tidak maka waktu penyelesaian item pekerjaan tertunda yang
akhirnya pekerjaan yang mengikuti juga tertunda dan
keseluruhan penyelesaian pekerjaan proyek menjadi terlambat.
Keberhasilan penyelesaian proyek sangat ditentukan oleh
bagaimana manajemen proyek mengelola waktu ini. Evaluasi
terus menerus terhadap

hasil produksi harian akan sangat membantu untuk


memperkecil penyimpangan waktu yang mungkin akan terjadi.
Dampak akhir dari tidak terpenuhinya rencana waktu ini adalah
aliran kas yang tidak sesuai rencana. Hal ini sangat merugikan
pelaksana karena ada peluang terjadinya kesalahan prediksi
dalam memperoleh jumlah anggsuran.

BAB II
ITEM PEKERJAAN DAN METODE PENGUKURAN KUANTITAS

2.1 PENDAHULUAN
Volume pekerjaan merupakan salah satu komponen utama dari
rencana anggaran biaya ( RAB ). Volume pekerjaan dapat
ditentukan melalui pengukuran – pengukuran baik dilakukan pada
obyek dalam gambar maupun pada obyek sesungguhnya
dilapangan. Jika Pengukuran dilakukan pada gambar maka yang
harus diperhatikan adalah skala yang digunakan atau ukuran –
ukuran yang tertera pada gambar tersebut. Sedangkan untuk
pengukuran dilakukan dilapangan maka digunakan metode luas
penampang rata – rata dengan menganggap sisi – sisi dari bidang
yang diukur berbentuk garis lurus.

2.2 IDENTIFIKASI ITEM PEKERJAAN


Sebelum melakukan identifikasi jenis – jenis pekerjaan dari suatu
bangunan berdasarkan gambar ataupun kondisi existing, alangkah
baiknya terlebih dulu mengetahui apa itu item pekerjaan. Item
pekerjaan adalah bagian atau elemen bangunan yang mempunyai
fungsi tertentu untuk mendukung fungsi bangunan secara
keseluruhan baik dipandang dari sudut struktur maupun estetika.
Dengan demikian suatu elemen struktur yang mempunyai fungsi
tertentu disebut sebagai item pekerjaan, demikian juga suatu

18
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

elemen bangunan yang mempunyai fungsi estetika juga merupakan


suatu item pekerjaan.

Ciri – cirri dari suatu item pekerjaan adalah :


1. Mempunyai fungsi tertentu dalam mendukung keseluruhan
fungsi bangunan
2. Dikerjakan secara terpisah oleh sekelompok tenaga kerja
tertentu yang mempunyai kualifikasi untuk itu.
3. Mempunyai jenis material atau campuran material tertentu
4. Pelaksanaan pekerjaannya mempunyai urutan tertentu
5. Dibedakan secara spesifik dalam spesifikasi pekerjaan

Berdasarkan pengertian dan ciri – cirri dari item pekerjaan diatas


maka dapat diidentifikasi item – item pekerjaan baik dari gambar
rencana maupun dari kondisi existing. Untuk memudahkan
identifikasi, umumnya item – item pekerjaan dikelompokkan
kedalam komponen bangunan, menurut fungsi, penggunaan
material dan cara lainnya untuk mempermudah identifikasi.

Beberapa komponen dan elemen bangunan yang umumnya


diidentifikasi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Elemen – elemen bangunan gedung

No. Komponen Elemen


1 Galian Tanah Pondasi
2 Urugan Pasir
3 Aanstamping ( Batu Kosong )
1. Pondasi
4 Pasangan Pondasi
5 Urugan Tanah Kembali pada
Pondasi

1 Sloof
2 Kolom
II. Beton / Struktur 3 Ringbalk
4 Balok latay
5 Kolom Praktis

1 Dinding Tembok
2 Plesteran
III. Tembok
3 Acian
4 Keramik
19
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

1 Rangka Kuda – Kuda


2 Balok Gording
3 Penutup Atap
IV. Atap
4 Bubungan
5 Talang
6 Lisplank

1 Urugan Peninggian Lantai


2 Urugan Pasir
V. Lantai 3 Lantai Rabat
4 Keramik
5 Plint

1 Kosen Pintu – Jendela


2 Daun Pintu – Jendela
VI. Pintu - Jendela
3 Jalusi / Kisi – Kisi
4 Kaca

Lanjutan Tabel 2.1


No. Komponen Elemen
1 Engsel
2 Gerendel
3 Kunci Tanam
4 Kait Angin
VII. Pengantung & Pengunci
5 Angker
6 Baut
7 Plat Strip
8 Beugel

1 Rangka Plafond
VIII. Plafond 2 Penutup Plafond
3 List Plafond

1 Septick Tank
2 Kloset
IX. Sanitasi 3 Wastafel
4 Instalasi Air Kotor
5 Instalasi Air Bersih

20
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

1 Titik Lampu
2 Lampu
X. Instalasi Listrik 3 Sekring
4 Stop Kontak
5 Saklar

Komponen dan elemen lain dari bangunan dapat dimunculkan menurut


kebutuhan atau rancangan dalam gambar.

2.3. SATUAN KUANTITAS ITEM PEKERJAAN


Satuan adalah lambang yang menyatakan besaran yang akan
diukur, cara pengukuran dan ciri dari obyek yang diukur. Suatu
angka pengukuran tanpa disertai oleh satuan pengukuran tidak
mempunyai makna sama sekali, melainkan hanya sebuah
bilangan.
Satuan yang umumnya digunakan dalam kuantitas pekerjaan
konstruksi adalah :

Tabel 2.2. Satuan Pengukuran

No. Pengukuran Satuan Lambang


1 Panjang Meter M
2 Luas Meter Persegi M2
3 Isi Padat Meter Kubik M3
4 Isi Cair Liter Ltr
5 Berat Kiligram, Ton Kg, Ton
6 Waktu Jam, Hari Jam, Hari

Satuan lain yang sering digunakan adalah “Lump Sum” ( LS ).


Satuan ini menyatakan komponen yang harus diukur dalam obyek
pengukuran sangat banyak dan masing – masing komponen tidak
mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap obyek yang
diukur. Jika satuan ini digunakan maka nilai pengukurannya adalah
sama dengan 1 ( satu ). Hal ini mengandung pengertian bahwa
seluruh komponen yang ada di dalam obyek tersebut telah
diestimasi secara keseluruhan. Satuan untuk komponen atau
elemen bangunan pabrikasi seperti kloset, wastafel dll
mengunakan satuan yang biasanya digunakan dalam
perdagangan misalnya : unit, set,buah dan sebagainya
21
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

2.4. METODE PENGUKURAN KUANTITAS ITEM PEKERJAAN


Metode pengukuran ini menggambarkan bagaimana suatu obyek
diukur untuk mendapatkan kuantitas ( volume ) item pekerjaan.
Metode pengukuran yang umum digunakan adalah Metode Luas
Penampang Rata – Rata. Metode ini berasumsi bahwa bidang yang
diukur berbentuk datar dan sisi – sisi dari bidang tersebut
merupakan garis lurus dalam segmen tertentu. Segmen yang
diukur mempunyai panjang antara 25 meter sampai 100 meter
tergantung dari bentuk obyek yang diukur.
Hasil pengukuran berdasarkan metode luas penampang rata –
rata adalah rata – rata luas penampang pada ujung – ujung
segmen dikalikan dengan panjang segmen. Secara matematis
diformulasikan sbb :

V = ½ ( LA + LB ) * P
…………………………………………………………………………………..2.1

Dimana V : Kuantitas ( Volume ) Pengukuran


LA : Luas Penampang A
LB : Luas Penampang B
P : Panjang Segmen yang diukur

Gambar 2.1. Penampang Segmen Pengukuran

B A

Penampang B Segmen Pengukuran Penampang A

Selain pengukuran panjang, juga sering dijumpai pengukuran berat


dengan satuan kg, ton. Untuk melakukan pengukuran ini
digunakan timbangan namun cara ini tidak praktis dilakukan
dilapangan. Oleh sebab itu digunakan angka – angka yang bisa
mengkonversikannya. Misalnya dari satuan panjang ke satuan

22
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

berat atau dari satuan volume ke berat. Sebagai contoh konversi


satuan panjang ke berat untuk besi beton digunakan rumus :
0.006169 * D2 dimana D adalah diameter besi beton dalam
milimiter.

2.5. FORMULA DASAR PERHITUNGAN KUANTITAS


Formula dasar perhitungan kuantitas yang sering dijumpai adalah :
a. Segi Empat

L = p *l ……………………………………………….2.2

b. Bujur Sangkar

L = s *s ………………………………………………2.3

c. Segi tiga

L = ½*a*t ……………………………………………..2.4

d. Trapesium

L = ½ (a + b)*t ........................................................2.5

e. Lingkaran
………………………………………………2.6
L = π r2 = 1/4 π
d2
Keterangan :
p : Panjang segi empat
l : Lebar segi empat
s : Sisi bujur sangkar
a : Alas, sisi sejajar bawah trapesium
b : Sisi sejajar atas trapesium
r : Jari – jari lingkaran
d : Diameter lingkaran

Kuantitas ( Volume ) dapat ditentukan dengan mengalikan luas


penampang dengan panjang segmen yang diukur. Bentuk – bentuk
bidang lainnya, merupakan pengabungan dari beberapa bentuk –
bentuk dasar tersebut.

2.6. KUANTITAS / VOLUME ITEM PEKERJAAN


Kuantitas / volume item pekerjaan adalah banyaknya pekerjaan
yang harus diselesaikan atau dikerjakan untuk memenuhi fungsi
atau sebagian fungsi dari bangunan. Jika kuantitas pekerjaan ini
diselesaikan, maka elemen bangunan tersebut dapat berfungsi.
Misalnya, pekerjaan pasangan pondasi dari sebuah gedung, jika

23
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

seluruh pasangan pondasi tersebut terpasang maka fungsi pondasi


untuk menahan seluruh struktur gedung diatasnya dapat
dilakukan.
Kuantitas ini sangat menentukan besarnya biaya proyek.

Satuan ( Unit )
Satuan yang digunakan sebagai dasar pengukuran umumnya
adalah M,M2,M3,Kg,Liter dan Ls. Penggunaan satuan pengukuran
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Jika item pekerjaan mempunyai 1 dimensi misalnya tebal pada
keseluruhan bangunan maka satuan dapat menggunakan meter
( m ). Contoh Saluran, lisplank, talang dan lain – lain.
b. Jika item pekerjaan mempunyai 2 dimensi yang sama misalnya
tebal dan tinggi pada keseluruhan bangunan maka satuan
dapat menggunakan meter persegi (m2) Contoh : tembok,
plesteran, plafond, dll
c. Jika item pekerjaan tidak mempunyai dimensi pengukuran yang
seragam maka satuan yang digunakan adalah meter kubik
( m3). Misalnya pada pekerjaan pasangan batu, kuda – kuda dan
lain – lain.
d. Satuan kg, umumnya digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan
yang berhubungan dengan pembesian
e. Satuan Liter, umumnya digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan
yang mempunyai karakteristiuk cair
f. Satuan Lump Sum ( LS ), digunakan pada pekerjaan – pekerjaan
yang mempunyai banyak elemen untuk diukur sehingga cukup
sulit untuk melakukannya. Satuan ini mengindikasikan adanya
estimasi dan bukannya pengukuran secara riil. Misalnya
pekerjaan pembongkaran,perbaikan,dll.

BAB III
DASAR – DASAR PENYUSUNAN
RENCANA ANGGARAN BIAYA

3.1 PENDAHULUAN
Dalam mengestimasi biaya proyek, yang menjadi dasar
acuan kita adalah estimasi harga satuan dan kebutuhan akan
sumberdaya ( koefisien ) pada tiap – tiap item pekerjaan yang
menjadikan proyek secara keseluruhan. Sumberdaya dalam
pelaksanaan proyek terdiri dari tenaga kerja dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan serta material untuk membentuk item

24
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

pekerjaan. Untuk itu, seorang estimator harus mengetahui berapa


banyak sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
item pekerjaan maupun keseluruhan proyek serta harga
perolehannya dilokasi pekerjaan proyek tersebut.
Kebutuhan sumberdaya untuk menyelesaikan satu item
pekerjaan disebut kuantitas atau koefisien analisa harga satuan
item pekerjaan. Kebutuhan sumberdaya untuk keseluruhan proyek
sangat tergantung dari volume atau kuantitas item pekerjaan.
Harga perolehan sumberdaya di lokasi pekerjaan proyek yang
bersangkutan disebut harga satuan sumberdaya.
Jadi, simpul akhirnya bahwa untuk mengestimasi biaya
proyek seorang estimator harus terlebih dahulu menghitung
volume item pekerjaan, kemudian mengestimasi koefisien analisa
harga satuan item pekerjaan dan harga satuan sumberdaya.
Dari uraian diatas, timbul pertanyaan : Mengapa
mengestimasi koefisien / kuantitas dan bukannya menghitung ?.
Pengertian estimasi disini mengandung adanya unsur
ketidakpastian, artinya ada peluang untuk terjadinya
ketidaktepatan jika hasil estimasi ini direalisasikan. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan keakuran estimasi biaya proyek
berdasarkan harga satuan dan koefisien maka seorang estimator
harus membangun beberapa asumsi yang menyangkut situasi dan
kondisi lapangan berdasarkan pengalamannya. Jika asumsi ini
mendekati kenyataan dilapangan maka biaya proyek akan
mendekati kebenaran.

3.2. KONSEP BIAYA


Pengetahuan akan biaya sangat penting, karena
berhubungan dengan biaya untuk menghasilkan suatu barang dan
harga bagi barang itu sendiri. Dalam jangka panjang harga
merupakan penerimaan dan yang sangat penting dalam menjamin
kelangsungan hidup organisasi, sedangkan biaya merupakan
ukuran efisiensi dari proses produksi yang dilakukan.
Biaya didefenisikan sebagai nilai uang dari barang atau jasa
yang dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu manfaat diwaktu
sekarang atau akan datang. Biaya merefleksikan kemampuan
organisasi dalam menggunakan sumberdaya seminimum mungkin
untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa, biaya adalah


efisiensi bagi suatu produk yang dihasilkan, karena dengan biaya
produksi yang rendah maka organisasi akan menjadi lebih efisien.
( Buku ajar RAB Fakultas Teknik Sipil Unwira Kupang ).
Biaya dapat dibedakan menurut fungsi, perilaku,tingkat
pengendalian,perencanaan dan untuk kepentingan identifikasi.

25
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Menurut fungsinya, biaya diklasifikasikan menjadi biaya


manufaktur dan biaya bukan manufaktur. Biaya manufaktur
adalah biaya yang langsung digunakan untuk memproduksi
barang atau jasa, misalnya biaya untuk tenaga kerja, material
maupun peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pekerjaan
pasangan batu. Biaya bukan manufaktur adalah biaya yang tidak
langsung digunakan untuk memproduksi barang atau jasa namun
dibutuhkan untuk kelangsungan proses produksi tersebut,
misalnya biaya overhead yang digunakan untuk mendukung
proses pekerjaan pasangan batu diatas.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1. dibawah ini.
Tabel 3.1. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Batu

Harga
No. Deskripsi Satuan Kuantitas / Satuan Jumlah Harga
Koefisien ( Rp ) ( Rp )
A Tenaga Kerja
1 Pekerja Jam 6.3857 1,250.00 7,982.13
2 Tukang Jam 1.2772 1,750.00 2,235.10
3 Mandor Jam 0.6386 2,000.00 1,277.20
Sub Jumlah 11,494.43
B Material
1 Semen Zak 3.7500 20,000.00 75,000.00
2 Pasir M3 0.2300 30,000.00 6,900.00
3 Batu M3 1.2000 35,000.00 42,000.00
Sub Jumlah 123,900.00
C Peralatan
1 Concrete Mixer Jam 0.7407 15,000.00 11,110.50

2 Alat Bantu Ls 1.0000 500.00 500.00


Sub Jumlah 11,610.50
D Jumlah ( A+B+C ) 147,004.93
E Overhead ( 10% x D ) 14,700.49
F Jumlah ( D + E ) 161,705.42
G Pajak ( 10% x F ) 16,170.54
H Jumlah Total ( F + G ) 177,875.96

Pada tabel diatas terlihat bahwa biaya tenaga kerja,material dan


peralatan adalah biaya yang langsung digunakan dalam proses
pekerjaan pasangan batu, sedangkan biaya overhead tidak
digunakan dalam proses produksi, namun biaya ini dibutuhkan
oleh perusahaan untuk membayar kegiatan

operasionalnya, misalnya untuk membiayai manajemen proyek


seperti pengawas lapangan, administrasi proyek serta kegiatan
kantor perusahaan seperti listrik dan telpon. Pajak yang terlihat
pada tabel diatas juga termasuk biaya bukan manufaktur karena
biaya ini dikeluarkan bukan untuk berproduksi melainkan untuk
26
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

dibayarkan kepada Pemerintah sebagai kewajiban perusahaan


terhadap negara.
Pada umumnya perusahaan mengestimasi harga jual suatu
produk berdasarkan biaya manufaktur ditambah dengan suatu
nilai atau prosentase tertentu sebagai biaya bukan manufaktur.
Tabel tersebut diatas jelas terlihat bahwa biaya manufaktur
sebesar Rp. 147.000,93 dan selanjutnya ditambah suatu
prosentase tertentu untuk overhead dan pajak, maka diperoleh
harga jual produk tersebut sebesar Rp.177.875.96. Didalam
Overhead sudah termasuk suatu nilai atau prosentase tertentu
sebagai keuntungan perusahaan.
Menurut perilakunya, biaya diklasifikasikan menjadi biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah
totalnya berubah – ubah tergantung pada jumlah kebutuhan
sumberdaya yang digunakan. Biaya variabel per unit produksi
selalu tetap namun berubah seiring dengan bertambahnya jumlah
unit yang diproduksi. Misalnya, jika biaya produksi 1m 3 batu pecah
adalah Rp. 50.000,00 maka biaya produksi batu pecah sebanyak
10 m3 dalam 1 jam adalah sebesar Rp. 500.000,00. Jika tidak ada
kegiatan produksi maka biaya variabel ini juga tidak ada.
Baiaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya dalam suatu
kisaran volume produksi tertentu sedangkan biaya tetap per unit
akan berubah seiring dengan berubahnya jumlah unit yang
diproduksi. Biaya tetap ini tidak akan pernah nol. Misalnya
Berapapun volume batu pecah diatas, biaya tetap per jam adalah
Rp. 100.000,00 sehingga jika produksi per jam adalah 10 m 3 maka
biaya tetap per m3 adalah Rp.10.000,00 atau jika produksi per jam
adalah 5 m3 maka biaya tetap per m 3 adalah Rp. 20.000,00. Makin
besar produksi per jam maka biaya tetap per unitnya juga akan
semakin kecil.
Menurut tingkat pengendalian, biaya diklasifikasikan menjadi
biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat
dikendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang
besarnya dapat dipengaruhi atau dikendalikan pada suatu tingkat
manajemen tertentu. Sedangkan biaya yang tidak dapat
dikendalikan adalah biaya yang besarnya tidak dapat dipengaruhi
atau dikendalikan pada suatu tingkat manajemen tertentu
melainkan oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi. Pada
pelaksanaan proyek terdapat manajemen proyek yang
mengelolah pelaksanaan proyek di lapangan dan manajemen
perusahaan yang mengelola operasional perusahaan termasuk
aktivitas proyek yang bersangkutan. Tingkat pengendalian biaya
dalam pelaksanaan proyek berbeda – beda tergantung dari
kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Mungkin manajemen
proyek diberikan kewenangan untuk mengelola tenaga kerja dan
p-eralatan sehingga biaya tenaga kerja dan peralatan harus dapat

27
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

dikendalikan oleh manajemen tersebut. Umumnya manajemen


perusahaan mengendalikan biaya – biaya yang berhubungan
dengan overhead perusahaan
dan sebagian biaya untuk pengadaan material.
Menurut kepentingan perencanaan, biaya diklasifikasikan
berdasarkan lingkup fungsi masing – masing bagian dalam
manajemen perusahaan. Fungsi tiap – tiap bagian dalam
perusahaan umumnya menyangkut produksi, pemasaran /
promosi, administrasi, penelitian dan pengembangan sumberdaya
manusia. Misalnya untuk menghasilkan sejenis produk makanan
dibutuhkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk
menghasilkannya. Produk tersebut harus di distribusikan kepada
konsumen, bahkan mungkin membutuhkan biaya untuk
memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen. Untuk
mendukung keberhasilan produk tersebut dibutuhkan tenaga
administrasi untuk kegiatan dokumentasi serta penelitian dan
pengembangan agar produk tersebut selalu dapat diterima oleh
masyarakat.
Menurut kepentingan identifikasi, biaya diklasifikasikan
menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung
adalah biaya yang langsung dapat ditelusuri dalam produk yang
bersangkutan. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri atau dilihat langsung kontribusinya dalam produk yang
bersangkutan.
Dalam tabel 2.1 diatas memperlihatkan, yang termasuk biaya
langsung adalah biaya untuk tenaga kerja, material dan peralatan.
Ketiga biaya ini dapat dilihat langsung dalam pekerjaan pasangan
batu. Pekerjaan tersebut membutuhkan semen, pasir dan batu
serta tenaga kerja untuk mengerjakannya. Peralatan dibutuhkan
untuk membantu tenaga kerja agar dapat mempercepat waktu
pelaksanaan, meningkatkan dan meratakan mutu pekerjaan serta
biaya lebih rendah.
Biaya untuk overhead dan pajak merupakan biaya tidak langsung
karena biaya tersebut tidak dapat langsung dilihat dalam
pekerjaan pasangan batu tersebut. Namun kedua biaya ini
diperlukan untuk mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut membutuhkan arahan dari
seorang supervisi, pelaporan aktivitas pekerjaan dll. Pajak
adalahkewajiban perusahaan kepada negara dan sesuai dengan
aturan yang berlaku merupakan prosentase tertentu dari nilai
pekerjaan.
Biaya manufaktur, biaya variabel, biaya produksi dan biaya
langsung dalam konteks biaya proyek adalah sama. Kelompok
biaya ini merupakan pemicu ( drivers ) dari biaya

28
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

proyek. Biaya – biaya ini yang menentukan besarnya biaya


proyek. Biaya bukan manufaktur,biaya tetap, biaya non produksi
seta biaya tidak langsung berada pada kelompok yang sama.
Kelompok biaya ini dibutuhkan untuk mendukung keseluruhan
aktivitas pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1.,kelompok
biaya yang pertama ( tenaga kerja, material dan peralatan )
merupakan pemicu biaya sedangkan besarnya biaya kelompok
kedua merupakan prosentase tertentu dari biaya kelompok
pertama.

Dari penjelasan klasifikasi biaya diatas maka dapat diketahui


bahwa pengertian biaya sangat tergantung pada bagaimana
tujuan biaya tersebut hendak digunakan.

3.3. KONSEP PRODUKTIVITAS


Berbicara mengenai biaya proyek, tentunya tidak terlepas dari
pembicaraan tentang produktivitas, karena pada dasarnya faktor
utama penyebab biaya proyek adalah produktivitas selain harga
satuan.
Produktivitas rendah menyebabkan biaya meningkat, begitupun
sebaliknya produktivitas tinggi menyebabkan biaya yang lebih
kecil. Mengapa demikian ?. Hal ini disebabkan karena
produktivitas menyangkut kuantitas pengunaan sumberdaya yaitu
tenaga kerja, material dan peralatan. Besar kecilnya koefisien /
kuantitas dalam analisa harga satuan pekerjaan tergantung dari
produktivitas baik tenaga kerja maupun peralatan.
Untuk proyek , standar produktivitas tidak dapat ditetapkan
dengan pasti sebab tiap – tiap proyek mempunyai situasi dan
kondisi yang berbeda – beda.
Menurut Sudinarto,1984 Dalam bukunya MANAJEMEN
KONSTRUKSI PROFESIONAL mengatakan bahwa :
o Faktor utama yang menentukan biaya adalah pertama ; harga
satuan upah, material dan peralatan yang dihitung menurut
satuan pengukuran tertentu ( Jam,M2,M3 )
o Faktor kedua yang sangat penting adalah produktivitas yaitu
banyaknya pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh seorang
pekerja atau kelompok pekerja dan peralatan dalam suatu
periode waktu yang sudah ditentukan.
o Bila komponen uang ( harga satuan ) dapat bertahan dengan
konstan selama jangka waktu pelaksanaan proyek maka
produktivitas justru dapat mengalami perubahan atau
berfluktuasi.
o Untuk dapat memperkirakan dan mengendalikan produktivitas,
manajer proyek tidak hanya memerlukan satu cara bekerja
yang teliti, bertaat asas dan pencatatan yang baik tetapi juga
29
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

memerlukan banyak sekali pengalaman kerja dan penilaian


yang matang.
Menurut Ebert,1992 dalam bukunya PRODUCTION AND
OPERATIONS MANAGEMENT mengatakan ; produktivitas mengacu
pada ratio keluaran dengan masukan dan dapat dinyatakan
secara total atau parsial. Faktor produktivitas total adalah hasil
bagi keluaran dan seluruh masukannya. Masukan berupa tenaga
kerja, material dan peralatan. Jika parsial maka produktivitas
hanya dihitung untuk tenaga kerja atau material atau peralatan
saja.

Menurut Reksohadiprodjo,1995 dalam bukunya MANAJEMEN


PRODUKSI DAN OPERASI mengatakan :
o Produktivitas adalah peningkatan proses produksi.
o Peningkatan produksi berarti perbandingan yang semakin
membaik antara jumlah sumberdaya yang digunakan
( masukan ) dengan jumlah barang - barang dan jasa yang
dihasilkan ( keluaran ).
o Pengurangan dalam masukan dengan keluaran yang tetap atau
kenaikan keluaran dengan masukan yang tetap merupakan
peningkatan produktivitas.

o Produktivitas dapat diukur dengan membandingkan antara


satuan yang dihasilkan / diproduksi dengan masukan yang
dimanfaatkan.
Secara singkat produktivitas adalah perbandingan antara keluaran
dengan masukan.
O
P ........................................................................3.1
I
dimana
P = Produktivitas
O = Output = keluaran
I = Input = Masukan
Output atau keluaran menyangkut efektivitas yaitu manfaat dari
hasil yang diperoleh sedangkan Input atau masukan menyangkut
efisiensi yaitu pemanfaatan sumberdaya yang berhasil guna
dengan tanpa pemborosan.
Produktivitas dapat diukur secara total maupun parsial.
Produktivitas total yaitu ratio antara ouput dengan seluruh
inputnya sedangkan produktivitas parsial adalah rasio antara
output dengan sebagian input yang akar diukur produktivitasnya.
30
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Misalnya produktivitas tenaga kerja,produktivitas peralatan


maupun penggunaan material.
Rumus 2.1. mengacu pada produktivitas total, sedangkan
produktivitas parsial sebagai berikut :
O
PT  .................................................................... ...3.1.a
IT

O
PP 
IP .......................................................................3.1.b

O
PM 
IM .......................................................................3.1.c

Dimana :
PT = Produktivitas Tenaga Kerja
IT = Input penggunaan tenaga kerja
PP = Produktivitas Peralatan
IP = Input penggunaan Peralatan

PM = Produktivitas material
IM = Input Penggunaan material

Oleh karena rasio produktivitas tidak bersatuan maka satuan


output dan input harus sama. Umumnya satuan yang digunakan
pada output maupun input adalah satuan uang.

Meningkatkan Produktivitas ( P )
Berdasarkan rumusan produktivitas diatas maka dapat diketahui
beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas. Contoh : semula
Output =100 satuan dan inputnya = 100 satuan maka
produktivitasnya adalah 1 ( satu ). Apabila kita ingin
meningkatkan produktivitas tersebut maka ada beberapa cara
yang harus dilakukan yaitu :
o Menaikkan output ( O ) dan menurunkan input ( I ).
Misalnya output dinaikan dari 100 satuan menjadi 120 satuan
dan inputnya diturunkan dari 100 satuan menjadi 80 satuan
maka dengan sendirinya produktivitas meningkat dari 1( satu )
menjadi 1,5.
o Menaikkan output ( O ) dengan inputnya ( I ) tetap .
Misalnya ; O = 120 satuan dan I = 100 satuan maka P = 1,2
o Menaikkan output ( O ) dan Input ( I ) tetapi kenaikan I lebih
kecil dari O.
Misalnya ; O = 150 satuan dan I = 120 satuan maka P = 1,25

31
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

o Menurunkan Input ( I ) dengan outputnya ( O ) tetap.


Misalnya ; O = 100 satuan dan I = 80 satuan maka P = 1,25
o Menurunkan Output ( O ) dan Input ( I ) tetapi penurunan I lebih
besar dari O. Misalnya ; O = 90 satuan dan I = 60 satuan maka
P = 1,50

Dalam pelaksanaan dilapangan, berbagai macam cara dapat


dilakukan untuk mengimplementasikan kelima cara peningkatan
produktivitas tersebut. Pada dasarnya kelima cara tersebut
menghendaki adanya efisiensi penggunaan sumberdaya sehingga
input menjadi lebih kecil dan efektifitas dalam bekerja sehingga
semua hasil produksi bermanfaat bagi konsumen yang berdampak
pada peningkatan output.

Kuantitas atau koefisien pada tabel 2.1 menggambarkan


Produktivitas dari masing – masing sumberdaya. Makin besar
koefisien menunjukkan produktivitas semakin rendah karena
penggunaan sumberdaya per unit item pekerjaan adalah tinggi.
Namun bukan berarti analisa harga satuan item pekerjaan harus
dibuat rendah dengan cara memperkecil koefisien. Cara – cara
mengestimasi biaya proyek oleh kontraktor dengan mengecilkan
koefisien agar nilai penawaran menjadi rendah sehingga dapat
memenangkan tender adalah sangat tidak tepat. Hal ini dapat
menyebabkan kerugian dalam pelaksanaan jika koefisien tersebut
tidak dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan pekerjaan.

3.4. BIAYA PROYEK


Apabila kita perhatikan pada tabel 2.1, maka dapat dilihat secara
jelas dua kelompok biaya yaitu yang pertama adalah kelompok
biaya yang muncul karena penggunaan sumberdaya ( tenaga
kerja, material dan peralatan ). Besarnya biaya kelompok pertama
ini sangat ditentukan oleh seberapa besar sumberdaya itu
digunakan ( koefisien ) dan harga satuannya. Kelompok biaya
yang kedua adalah kelompok biaya yang muncul karena adanya
kelompok biaya yang pertama. Besarnya biaya kelompok kedua
ini sangat ditentukan oleh besarnya biaya pada kelompok yang
pertama karena merupakan prosentase tertentu dari kelompok
biaya yang pertama.
Ada dua faktor yang memicu besarnya biaya proyek yaitu harga
satuan dan produktivitas. Peran produktivitas dalam biaya proyek
sangat signifikan karena dalam masa pelaksanaan proyek harga
satuan relatip tetap sedangkan produktivitas sangat berfluktuatif
selama masa pelaksanaan proyek. Banyak proyek – proyek yang
dikerjakan secara padat karya sehingga produktivitasnya sangat
ditentukan oleh kemampuan manusia dalam bekerja. Kemampuan
manusia dalam bekerja sangat sulit diukur dan sering berubah –

32
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

ubah. Jika diteliti, hasil kerja manusia antara pagi dan siang
berbeda. Produktivitas manusia juga sangat ditentukan oleh
jumlah dan waktu distribusi material serta dukungan peralatan.

Diagram Biaya Proyek


Diagram biaya proyek menunjukkan bagaimana biaya – biaya
yang ada didalam biaya proyek saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lain.
Gambar 3.1. Diagram Biaya Proyek

n
BP   Xi  O  Tax
i1

Xi = Vi x Ai

Ai = Ti + Mi + Pi

m m m
Ti   Tij Mi   Mij Pi   Pij
j 1 j 1 j 1

Tij =KTij x HTij Mij =KMij x HMij Pij =KPij x HPij

Keterangan Simbol – simbol :


BP = Biaya Proyek
Xi = Biaya item pekerjaan ke-i
O = Fee dan Overhead
Tax = Pajak
Vi = Volume / Kuantitas item pekerjaan ke-i
Ai = Analisa harga satuan item pekerjaan ke-i
Ti = Biaya tenaga kerja analisa item pekerjaan ke-i
Mi = Biaya Material Analisa harga satuan item pekerjaan ke-i
Pi = Biaya peralatan Analisa harga satuan item pekerjaan ke-i
Tij = Biaya unsur tenaga kerja ke-j analisa harga satuan item
pek. ke-i
Mij = Biaya unsur material ke-j analisa harga satuan item pek.
ke-i
Pij = Biaya unsur peralatan ke-j analisa harga satuan item pek.
ke-i

33
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

KTij = Kuantitas / Koefisien unsur tenaga kerja ke-j analisa harga


satuan
Item pekerjaan ke-i
KMij = Kuantitas / Koefisien unsur material ke-j analisa harga
satuan
Item pekerjaan ke-i
KPij = Kuantitas / Koefisien unsur Peralatan ke-j analisa harga
satuan
Item pekerjaan ke-i
HTij = Harga satuan unsur tenaga kerja ke-j analisa harga
satuan
Item pekerjaan ke-i
HMij = Harga satuan unsur material ke-j analisa harga satuan
Item pekerjaan ke-i
HPij = Harga satuan unsur peralatan ke-j analisa harga satuan
Item pekerjaan ke-i

Biaya proyek adalah biaya yang digunakan untuk menyelesaikan


seluruh kegiatan proyek dan merupakan penjumlahan dari biaya –
biaya yang digunakan untuk menyelesaikan seluruh item
pekerjaan dan fee – overhead serta pajak.Secara matematis
diformulasikan sbb :
n
BP   Xi  O  Tax
i1

............................................................3.2

Biaya Item pekerjaan adalah biaya yang digunakan untuk


menyelesaikan masing – masing item pekerjaan dan diperoleh dari
hasil perkalian antara volume dan analisa harga satuan item
pekerjaan. Secara matematis diformulasikan Sbb :
Xi = Vi x Ai
............................................................3.3
Kuantitas / Volume item pekerjaan adalah banyaknya satuan
pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memenuhi seluruh atau
sebagian fungsi bangunan.

Analisa harga satuan item pekerjaan adalah perhitungan


biaya tiap-tiap item pekerjaan berdasarkan penjumlahan seluruh
biaya sumberdaya ( Tenaga kerja,
material dan peralatan ) yang digunakan untuk satu – satuan
volume item pekerjaan. Secara matematis diformulasikan sbb :
Ai = Ti + Mi + Pi
..............................................................3.4
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang digunakan untuk
membayar tenaga kerja dan diperoleh dari penjumlahan seluruh

34
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

biaya unsur tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan


satu satuan item pekerjaan yang bersangkutan. Secara matematis
diformulasikan sbb :

m
Ti   Tij
j 1

...........................................................................3.5

Biaya material adalah biaya yang digunakan untuk pengadaan


material dan diperoleh dari penjumlahan seluruh biaya unsur
material yang digunakan untuk menyelesaikan satu satuan item
pekerjaan yang bersangkutan. Secara matematis diformulasikan
sbb :
m
Mi   Mij
j 1

.........................................................................3.6

Biaya peralatan adalah biaya yang digunakan untuk membayar


peralatan dan diperoleh dari penjumlahan seluruh biaya unsur
peralatan yang digunakan untuk menyelesaikan satu satuan item
pekerjaan yang bersangkutan. Secara matematis diformulasikan
sbb :
m
Pi   Pij
j 1

.................................................................................
........................3.7

Biaya unsur tenaga kerja adalah biaya yang digunakan untuk


membayar unsur tenaga kerja yang bersangkutan dalam
menyelesaikan satu satuan item pekerjaan dan diperoleh dari
hasil perkalian antara koefisien dan harga satuannya. Secara
matematis diformulasikan sbb :
Tij =KTij x HTij ...........................................................................
......................3.8
.

Biaya unsur material adalah biaya yang digunakan untuk


membayar unsur material yang bersangkutan dalam
menyelesaikan satu satuan item pekerjaan dan diperoleh dari

35
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

hasil perkalian antara koefisien dan harga satuannya. Secara


matematis diformulasikan sbb :

Mij =KMij x HMij ............................................................................


.......................3.9

Biaya unsur peralatan adalah biaya yang digunakan untuk


membayar unsur peralatan yang bersangkutan dalam
menyelesaikan satu satuan item pekerjaan dan diperoleh dari
hasil perkalian antara koefisien dan harga satuannya. Secara
matematis diformulasikan sbb :
Pij =KPij x HPij ............................................................................
....................3.10
Koefisien tenaga kerja adalah jumlah penggunaan waktu tiap –
tiap unsurtenaga kerja untuk menyelesaikan satu satuan item
pekerjaan.
Koefisien material adalah banyaknya tiap – tipa unsur matrerial
yang digunakan untuk menyelesaikan satu – satuan item
pekerjaan.
Koefisien peralatan adalah jumlah penggunaan waktu tiap –
tipa unsur peralatan untuk menyelesaikan satu satuan item
pekerjaan.
Harga satuan sumberdaya adalah biaya yang digunakan untuk
pengadaan sat5u satuan sumberdaya yang digunakan untuk
menyelesaikan item pekerjaan.
Berdasarkan gambar 3.1. Diagram biaya proyek dan penjelasan
diatas maka dapat diketahui bahwa yang harus dihitung dan
diestimasi dalam biaya proyek adalah :
o Volume ( V ) item pekerjaan
o Koefisien ( K ) dan harga satuan (H ) untuk tiap – tiap
sumberdaya yang digunakan dalam analisa harga satuan item
pekerjaan. Proses ini hanyalah merupakan proses matematika.
Volume item pekerjaan dapat dihitung berdasarkan gambar
rencana ataupun berdasarkan kondisi eksisting di lapangan.
Koefisien tenaga kerja dan peralatan dapat diestimasi berdasarkan
produksinya per satuan waktu. Koefisien material dapat dihitung
berdasarkan jumlah penggunaannya dalam satu satuan item
pekerjaan, sedangkan harga satuan sumberdaya dapat diestimasi
berdasarkan harga beli setelah ditambah dengan berbagai biaya
yang relevan sampai di lokasi pekerjaan.

Urutan Perhitungan Biaya Proyek


Untuk mengestimasi biaya proyek maka yang menjadi fokus
perhatian kita adalah ketiga variabel tersebut diatas yaitu
bagaimana menghitung volume item pekerjaan, mengestimasi

36
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

koefisien dan harga satuan sumberdaya. Namun sebelum


dijelaskan urutan perhitungan, ditampilkan bagaimana proses
untuk memperoleh ketiga variabel tersebut melalui diagram
berikut ini :

Gambar 3.2. Urutan Perhitungan Biaya Proyek

Batasan
Waktu
Time
Target
Schedule
Produksi
Kuantitas
Item Biaya Item
Pekerjaan Pekerjaan

Koef.
Spesifikasi Material

Koef. Analisa
TK Harga Biaya
Satuan Item Proyek
Kondisi Pekerjaan
Lapangan Kapasitas
Alat

Peralatan Metode Jenis Koef. Fee +


Pelaksanaan Alat Alat Overhead

Tenaga Biaya Alat Tax


Kerja

Upah TK

Harga
Material

Sumber informasi biaya proyek dapat dilihat pada enam kotak


sebelah kiri dari diagram 3.2. Keenam kotak tersebut terdiri dari dua
kelompok yaitu informasi yang berasal dari dokumen tender ( tiga kotak
bagian atas ) dan informasi yang berasal dari lapangan dimana proyek
akan dikerjakan ( Tiga kotak bagian bawah).
Informasi dari dokumen tender biasanya terdiri dari beberapa buku
dan yang penting untuk diperhatikan adalah batasan waktu
pelaksanaan proyek, kuantitas / volume item pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan. Informasi ini dijelaskan pada saat rapat penjelasan pekerjaan
di kantor ( aanwijzing ). Oleh sebab itu, hal – hal yang perlu

37
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

dikonformasikan tentang isi dokumen ini harus ditanyakan pada saat


penjelasan tersebut. Hal ini disebabkan karena, segala sesuatu yang
telah disepakati dalam penjelasan tersebut merupakan keputusan yang
mengikat bagi semua peserta tender dan berlaku selama masa
pelaksanaan proyek tersebut.

Batasan waktu pelaksanaan dan volume item pekerjaan


digunakan untuk memprediksi jadwal pelaksanaan dan selanjutnya
berdasarkan alokasi waktu yang diberikan masing – masing item
pekerjaan dapat dihitung target produksi per satuan waktu bagi alat
maupun tenaga kerja. Target produksi ini digunakan untuk menentukan
kapasitas alat yang cocok untuk digunakan dalam pelaksanaan item
pekerjaan tersebut.
Contoh :
Alokasi waktu untuk pekerjaan galian dengan excavator adalah 4
minggu atau 24 hari kerja efektif. Volume pekerjaan 8.000 m3.
Produksi alat = 8.000 / 24 = 333,33 m3 per hari.
Jika dalam satu hari alat bekerja secara efektif 7 jam maka produksi alat
per jam adalah 333,33 : 7 = 47.62 m3.
Jika waktu kerja alat per siklus adalah 1,2 menit dengan efisiensi 80 %
maka kapasitas alat dalah = ( 47,62 x 1,2 ) / ( 60 x 0,8 ) = 1,19 m3.
Oleh sebab itu harus digunakan excavator dengan kapasitas minimal
adalah1,19 m3.

Kapasitas dan produksi alat ini akan digunakan untuk menentukan


koefisien tenaga kerja dan alat.

Dalam kebanyakan tender, volume item pekerjaan dimasukkan sebagai


bagian dari dokumen agar ada kesamaan acuan dalam perhitungan
biaya. Namun disarankan untuk menghitung kembali sehingga dapat
diklarifikasi antara gambar rencana dengan Bill Of Quantity ( BOQ ) yang
diberikan. Selain itu agar tidak terjadi kesalahan pada saat pelaksanaan
pekerjaan karena volume mengikat pada kontrak – kontrak yang bersifat
harga lumpsum. Sebagai seorang perencana, volume pekerjaan dapat
dihitung berdasarkan gambar rencana yang telah dibuat.
Informasi yang ketiga dari dokumen tender adalah Spesifikasi.
Spesifikasi menggambarkan mutu masing – masing item pekerjaan yang
diinginkan oleh pemilik proyek yang bersangkutan. Misalnya
menyangkut karakteristik material yangf akan digunakan seperti
komposisi bahan penyusun, dimensi, sifat – sifat fisik dan kimia,dll.
Berdasarkan spesifikasi ini dapat dihitung koefisien material.
Informasi dari lapangan yang penting untuk diperhatikan adalah
tentang kondisi lapangan, peralatan yang dapat didatangkan dan
tenaga kerja di lokasi yang bersangkutan. Informasi ini dijelaskan pada
saat rapat penjelasan pekerjaan di lapangan pada saat Site Visit

38
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

( aanwijzing lapangan ). Oleh sebab itu hal – hal yang perlu


dikonformasikan tentang isi dokumen dan kenyataan dilokasi pekerjaan
harus ditanyakan pada saat penjelasan tersebut. Hal ini disebabkan
karena segala sesuatu yang telah disepakati dalam penjelasan tersebut
merupakan keputusan mengikat bagi semua peserta tender dan berlaku
selama masa pelaksanaan proyek tersebut. Banyak sekali peserta
tender yang mengabaikan site visit. Pada hal banyak sekali informasi
yang dapat mempengaruhi keputusan baiuk dalam menghitung biaya
maupun pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Kadang – kadang
gambar rencana yang ada

tidak sesuai dengan kondisi eksisting di lapangan, begitupun juga


dengan spesifikasi pekerjaan yang ada sangat tidak mungkin tercapai
jika dilaksanakan dengan kondisi
lapangan yang ada karena berbagai alasan. Jika demikian, maka
keputusan tentang biaya proyek akan sangat dipengaruhi oleh kondisi
lapangan ini.
Dalam site visit, Kondisi lapangan yang dicermati, tidak saja
menyangkut masalah lingkungan seperti topografi, geologi iklim
maupun masalah teknis seperti tata letak bangunan namun juga
menyangkut keberadaan ( jumlah dan jarak ) material lokal
( batu, pasir termasuk air ) dan jarak dari material non lokal seperti
semen, besi dll. Oleh karena kondisi topografi, geologi dan ruas jalan
sangat menentukan jenis alat yang dapat didatangkan, maka seorang
estimator harus mempertimbangkan secara cermat tentang aktivitas
mobilisasi pada masa awal pelaksanaan. Kadang – kadang harus
menggunakan alat yang tidak terlalu besar karena ruas jalan untuk
mobilisasi tidak mendukung antara lain karena terlalu sempit atau
alinyemen vertikal dan horizontal yang buruk. Demikian juga mungkin
dibutuhkan alat yang relatif besar agar tenaga alat yang cukup besar
mampu mengatasi hambatan geologi tanah.

Banyak daerah terpencil tidak mempunyai cukup tenaga kerja,


demikian juga halnya dengan kualifikasinya. Jika mendatangkan tenaga
kerja dari luar lokasi pekerjaan maka dibutuhkan biaya tambahan untuk
ini sehingga dapat mempengaruhi estimasi upah tenaga kerja. Tenaga
kerja yang didatangkan dari luar memerlukan tempat tinggal, makanan
pada saat ia tidak bekerja, karena hari libur atau malam hari, sedangkan
tenaga kerja yang berasal dari lokasi pekerjaan tidak membutuhkan
semuanya itu.

Ketiga hal yang diperoleh dari lapangan ini akan menentukan metode
pelaksanaan yaitu bagaimana proyek tersebut akan dilaksanakan.
Misalnya dengan apa suatu pekerjaan harus dikerjakan, bagaimana
urutan – urutan pelaksanaan item pekerjaan. Pekerjaan dengan

39
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

menggunakan alat berat akan menentukan jenis alat apa saja yang
dapat digunakan. Misalnya untuk menggali, dapat menggunakan
excavator, bulldozer maupun loader tergantung dari volume pekerjaan,
jenis tanah, lokasi pekerjaan dan jarak buang material hasil galian.
Begitupun juga loader dan excavator dapat digunakan sebagai alat
muat tergantung pada jenis material, lokasi pekerjaan dan
pertimbangan lainnya.
Jenis alat akan menentukan Kapasitas alat dan biaya alat, sehingga
dapat dihitung haraga satuan peralatan. Kondisi lapangan dapat
memberikan informasi tentang material sehingga dapat diestimasi
harga material di lokasi pekerjaan. Demikian juga dengan upah
tenaga kerja dapat diketahui setelah memperoleh informasi dari
lapangan.
Koefisien dan harga satuan akan dapat digunakan untuk menghitung
analisa harga satuan item pekerjaan ( Lihat kembali diagram biaya
proyek diatas ). Jika analisa harga satuan item pekerjaan dikalikan
dengan volume pekerjaan maka akan diperoleh biaya untuk tiap item
pekerjaan. Penjumlahan biaya tiap – tiap item pekerjaan dengan fee
dan overhead akan menghasilkan biaya proyek secara keseluruhan.

3.5. FORMAT ANALISA HARGA SATUAN ITEM PEKERJAAN


Banyak format analisa harga satuan yang sering digunkan. Pada
prinsipnya format analisa harga satuan harus dapat
menginformasikan : jenis, kuantitas dan harga satuan dari tiap –
tiap sumberdaya yang digunakan untuk menyelesaikan satu –
satuan item pekerjaan tersebut.
Contoh Format Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan.
Tabel 3.2. Contoh format analisa harga satuan item pekerjaan
1. 1M' Pek. Bouwplank
1,750,000.0
0.006 m3 Papan Kayu Klas II 0 10,500.00
1,550,000.0
0.001 m3 Kayu Klas II 5/7 0 2,015.00
0.080 kg Paku > 5 cm 12,500.00 1,000.00
0.060 Pekerja 17,500.00 1,050.00
0.003 Mandor 32,500.00 97.50
14,662.5
Jumlah 0
2. 1 M3 Pek. Galian Tanah
1.500 Pekerja 17,500.00 26,250.00
0.033 Mandor 32,500.00 1,072.50
27,322.5
Jumlah 0
5 1 M3 Pek. Urugan Tanah Kembali
0.660 Pekerja 17,500.00 11,550.00
0.033 Mandor 32,500.00 1,072.50
12,622.5
Jumlah 0
6 1 M3 Pek. Urugan Pasir di bawah lantai

40
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

1.200 m3 Pasir Urug 60,000.00 72,000.00


0.213 Pekerja 17,500.00 3,727.50
0.016 Mandor 32,500.00 520.00
76,247.5
Jumlah 0
7 1 M3 Pek. Urugan Pasir di pondasi
1.200 m3 Pasir Urug 60,000.00 72,000.00
0.213 Pekerja 17,500.00 3,727.50
0.016 Mandor 32,500.00 520.00
76,247.5
Jumlah 0
8 1 M3 Pek. Urugan untuk Peninggian
1.200 m3 Tanah Urug 35,000.00 42,000.00
0.250 Pekerja 17,500.00 4,375.00
0.010 Mandor 32,500.00 325.00
46,700.0
Jumlah 0

9 1 M3 Pek. Urugan Batu


1.200 m3 Batu Karang 50,000.00 60,000.00
0.667 Pekerja 17,500.00 11,672.50
0.033 Mandor 32,500.00 1,083.88
72,756.3
8

3.6. FORMAT RENCANA ANGGARAN BIAYA.


Banyak format rencana anggaran biaya yang sering digunakan.
Pada prinsipnya format rencana anggaran proyek harus dapat
menginformasikan: jenis, satuan, kuantitas dan analisa harga
satuan pekerjaan dari tiap – tiap item pekerjaan yang
teridentifikasi, untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
proyek tersebut. Informasi biaya yang ditampilkan dapat berupa
biaya total dari keseluruhan item pekerjaan tersebut ( BP ), atau
juga dapat menginformasikan biaya dari tiap – tipa kelompok
pekerjaan.
Contoh Format rencana anggaran biaya dapat ditampilkan sebagai
berikut :
Tabel 3.3. Contoh Format Rencana Anggaran Biaya.
Harga Jumlah
No Sa Kuantitas /
Uraian Pekerjaan Satuan Harga
. t. Volume
(Rp) (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
750,0
1. Pembersihan Lokasi ls 1.00 750,000.00 00.00
500,0
2. Penyediaan Air Kerja ls 1.00 500,000.00 00.00
410,5
3. Pengukuran & Pemasangan Bouwplank m' 28.00 14,662.50 50.00
250,0
4. Administrasi dan Dokumentasi ls 1.00 250,000.00 00.00

41
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

1,910,
Jumlah I 550.00
II PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

1 Galian Tanah Pondasi m3 23.04 27,322.50 629,510.40

2 Urugan Tanah Kembali m3 10.08 12,622.50 127,234.80

3 Urugan Pasir Bawah Pondasi m3 0.80 76,247.50 60,998.00

4 Urugan Pasir Bawah Lantai m3 2.36 76,247.50 180,134.72

5 Urugan Tanah Peninggian Lantai m3 7.09 46,700.00 330,986.25

1,328,864.
Jumlah II 17
PEKERJAAN PASANGAN DAN
III PLESTERAN

2,220,768.0
1. Pasangan Pondasi 1 : 5 m3 7.92 280,400.00 0

2. Pasangan Aanstamping m3 3.20 78,895.00 252,464.00

1,958,683.9
3. Pasangan Tembok Biasa 1:5 m2 35.33 55,439.68 8

4. Pasangan Tembok Trasram 1:3 m2 6.04 64,177.74 387,633.54

1,764,430.5
5 Plesteran Tembok Biasa 1 : 5 m2 82.74 21,325.00 0

6 Plesteran Tembok Trasram 1 : 3 m2 12.08 26,495.00 320,059.60

7 Acian Saus Semen m2 94.82 10,004.38 948,614.84

7,852,654.
Jumlah III 46

Tabel 3.4. Contoh Format Rekapitulasi Anggaran Biaya

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

42
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN
(Rp)

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1,910,550.00


II. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN 1,328,864.17
PEKERJAAN PASANGAN DAN
III. PLESTERAN 7,852,654.46
A JUMLAH ( I + II + III ) 11,092,068.62
B FEE AND OVERHEAD ( 10 % x A ) 1,109,206.86
C JUMLAH ( A + B ) 12,201,275.49
D PAJAK ( 10 % x C ) 1,220,127.55
E JUMLAH TOTAL ( D + E ) 13,421,403.04
DI BULATKAN 13,421,400.00

BAB IV
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PROYEK

43
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

4.1. PENDAHULUAN

Waktu untuk menyelesaikan seluruh kegiatan proyek, telah


ditentukan oleh pemilik proyek. Waktu pelaksanaan biasanya mulai
dari beberapa bulan hingga beberapa tahun dan biasanya
ditetapkan dalam hitungan hari kalender atau bulan ( 1 bulan =
30 hari kalender ).
Hal – hal yang menjadi pertimbangan selain waktu yang telah
ditetapkan dalam menyusun jadwal pelaksanaan adalah :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan
Cara – cara pelaksanaan suatu item pekerjaan, yang disusun
sedemikian rupa sehingga efisien dalam penggunaan
sumberdaya serta efektif dalam mencapai tujuan
penyelenggaraan proyek.
b. Kapasitas produksi peralatan dan tenaga kerja per satuan
waktu tertentu.
Adalah kemampuan alat dan tenaga kerja berproduksi dalam
suatu satuan waktu tertentu ( Jam, hari ). Untuk alat harus
memperhitungkan faktor efisiensi ( bucket, blade, lokasi atau
medan operasi, mesin material ), jarak angkut, kecepatan
( Waktu siklus ), daya muat. Sedangkan untuk tenaga kerja,
diperhitungkan kemampuan kerja dalam satu kelompok tenaga
kerja ( pekerja, tukang, mandor ). Kemampuan kerja pekerja
dan tukang, berbeda – beda antara satu kelompok dengan
kelompok yang lain, begitupun juga dengan jenis pekerjaannya
dan lokasinya. Kemampuan kerja mandor tergantung ringan,
berat, sulit, ketelitian dan lain – lain.
c. Urutan kegiatan pelaksanaan
o Kegiatan yang harus dimulai terlebih dahulu.
o Kegiatan yang tidak tergantung pada kegiatan lain.
o Kegiatan yang dapat dilakukan secara bersamaan dengan
kegiatan lain
o Kegiatan yang mendahului atau langsung mengikuti
kegiatan lainnya
o Kegiatan yang mempunyai bobot / nilai pekerjaan yang
besar
o Kegiatan yang materialnya harus melalui proses yang cukup
lama.

44
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

4.2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Perhitungan lamanya waktu untuk melaksanakan kegiatan
dilakukan bila dinilai jadwal pelaksanaan yang disusun dalam RAB
tidak memadai.
Gambar 4.1. Diagram alir perhitungan waktu penyelesaian
kegiatan

Jangka Waktu Pelaksanaan

Analisa Pekerjaan

Kapasitas Kapasitas
Tenaga Kerja Alat

Produksi Produksi
kelompok Alat

Produksi Minimum

Waktu Penyelesaian

Selesai

Untuk menghitung kapasitas produksi harian kelompok tenaga


kerja dan masing – masing peralatan maka digunakan kuantitas /
koefisien analisa harga satuan pekerjaan. Setelah mengetahui kapasitas
produksi maka selanjutnya menentukan produksi minimum harian
diantara kelompok tenaga kerja dan peralatan. Konsekwensinya bahwa
terdapat alat – alat / kelopok tenaga kerja yang menganggur karena
kapasitasnya tidak dapat digunakan secara maksimal. Agar alat tidak
menganggur teralu lama maka perlu perhitungan yang cermat.

45
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Usahakan supaya produksi harian kelompok tenaga kerja mendekati


produksi harian salah satu alat.

4.3. PRODUKSI TENAGA KERJA


Estimasi produksi tenaga kerja dapat didasarkan pada kuantitas
( koefisien ) tenaga kerja yang ada dalam analisa harga satuan untuk
pekerjaan tersebut. Secara matematis diformulasikan sebagai berikut :
1
Qtk  xJtk ..............................................................................4.1
Ktk
Dimana :
Qtk = Produksi tenaga kerja
Ktk = Kuantitas / Koefisien tenaga kerja
Jtk = Jumlah Tenaga Kerja

Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini.


Tabel 4.1. Perhitungan Jumlah Dan Produksi tenaga kerja
Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar Satuan M3
No Tenaga Kerja Satuan Kuantitas Jumlah Tenaga Kerja Produksi
( Orang ) M3/Jam
1 Mandor Jam 0.639 1.000 1.566
2 Tukang Jam 1.277 2.000 1.566
3 Pekerja Jam 6.386 10.000 1.566
Catatan :
o Kuantitas diperoleh dari analisa harga satuan pekerjaan pasangan
batu dengan mortar
o Jumlah mandor diasumsikan satu orang, jumlah tukang adalah
perbandingan kuantitas tukang dengan mandor, jumlah pekerja
adalah perbandingan kuantitas pekerja dengan mandor
o Produksi diperoleh berdasarkan formula 4.1.

Jumlah tenaga kerja merupakan perbandingan angka kuantitas atau


koefisien masing – masing tenaga kerja dengan mandor, dengan
mengasumsikan bahwa jumlah mandor adalah satu orang sehingga ;
 Tukang = 1.277 : 0.639 = 2 orang
 Pekerja = 6.386 : 0.639 = 10 orang
Produksi tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Mandor = 1/ 0.639 x 1 orang = 1.57 m3 / jam
 Tukang = 1/ 1.277 x 2 orang = 1.57 m3 / jam
 Pekerja = 1/ 6.386 x 10 orang = 1.57 m3 / jam
Pada beberapa analisa harga satuan, terdapat nilai perbandingan
koefisien yang tidak tepat, sehingga menyebabkan perbedaan nilai
produksi diantara tenaga kerja. Pada kondisi ini, maka nilai produksi
46
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

terkecil ( minimum ) yang akan digunakan sebagai produksi kelompok.


Demikian halnya juga jika kelompok tenaga kerja bekerja bersama –
sama dengan alat, maka produksi terkecil diantara produksi tenaga
kerja dan alat yang digunakan sebagai produksi kerja.

Sebagai contoh lihat tabel berikut ini :


Tabel 4.2. Perhitungan Jumlah Dan Produksi tenaga kerja
Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar Satuan M3
No Tenaga Kerja Satuan Kuantitas Jumlah Tenaga Kerja ( Org ) Produksi
Jml org dibulatkan M3/Jam
1 Mandor Jam 0.639 1.000 1.000 1.566
2 Tukang Jam 1.124 1.760 2.000 1.780
3 Pekerja Jam 5.848 9.158 9.000 1.539
Dengan demikian yang dapat direkomendasikan menjadi produksi
kelompok tenaga kerja adalah 1.539 m3 / jam. Hasil ini terlihat tidak
optimal karena ada tenaga kerja yang tidak efektif digunakan, misalnya
pada tukang dan mandor. Secara teoritis jumlah tukang yang
dibutuhkan adalah 1.760 org, namun harus diadakan sebanyak 2 orang.
Perhitungan analisa hanya menganggarkan biaya untuk 1,760 0rang
sehingga terjadi kerugian sebanyak 0.24 orang yang tidak diamggarkan
sebagai biaya dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, padahal secara
realitas mereka sesungguhnya ada walaupun pada kenyataannya ada
yang mengganggur karena kemampuan produksinya lebih besar dari
produksi pekerja.

4.4. PRODUKSI ALAT


Formula umum untuk menentukn produksi alat adalah :
60
Q  q E
Ws ...............................................................................4.2

Dimana :
Q = Produksi alat
q = Kapasitas Alat
Ws = Waktu Siklus
E = Efisiensi alat

Dalam pelaksanaan proyek dikenal produksi dalam keadaan padat


( compacted ) dan dalam keadaan lepas ( loose ). Pada saat alat angkut
( truck ) memindahkan material maka volume produksi yang terjadi
adalah dalam keadaan lepas. Pada saat pengukuran untuk pembayaran
penkerjaan maka produksi yang dihitung adalah dalam keadaan padat.
Untuk memadatkan 1 m3 material dibutuhkan lebih dari 1 m 3 material
dalam keadaan lepas. Hal ini disebabkan sifat penyusutan material
( shrinkage ). Sifat lain dari material adalah pengembangan ( swell )
yang terjadi pada saat material / tanah dilepas atau diganggu dari
keadan padat atau asli.
47
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Dengan melihat kondisi tersebut ( padat dan lepas ) maka formula 4.2.
merupakan produksi dalam keadaan lepas, sedangkan formula produksi
dalam keadaan padat adalah :
60
Qp  q  E f
Ws ........................................................................................

.......4.3
Qp  QL  f
..............................................................................................
....4.4

Dimana
QL = Produksi dalam keadaan lepas
Qp = Produksi dalam keadaan padat
f = faktor kondisi material ( lebih kecil dari 1 )

Pada kontrak - kontrak proyek yang mempunyai analisa harga satuan


item pekerjaan maka estimasi produksi alat dapat didasarkan pada
kuantitas ( koefisien ) alat yang ada dalam analisa harga satuan untuk
pekerjaan tersebut. Produksi tercermin dari kuantitas ini adalah produksi
dalam keadaan padat.
1
Qp  ..................................................................................4.5
Ka
Dimana
Qp = Produksi alat dalam keadaan padat
Ka = Kuantitas alat

Formula 4.5 tersebut adalah sama dengan formula 4.1. dengan


memperhitungkan jumlah alat yang dalam analisa harga satuan adalah
sama dengan satu unit. Hasil produksi yang lebih kecil dalam
perhitungan ini mengindikasikan penggunaan alat dilapangan lebih dari
satu unit, jika produksi yang diinginkan lebih besar dari alat yang
produksinya paling kecil.

Umumny peralatan yang perolehannya membutuhkan investasi yang


besar seperti loader, excavator, bulldozer hanya digunakan sebanyak
satu unit jika waktu pelaksanaan masih mencukupi. Alat – alat yang
mudah diadakan lebih dari satu unit misalnya dump truck dan concrete
mixer.
Tabel 4.3. Perhitungan produksi alat
Pekerjaan : Asphalt Treated Base ( ATB ) Sat. m3
No Alat Satuan Kuantitas Produksi Jumlah Alat ( Unit )
m3/jam Jml dibulatkan
1 Wheel Loader Jam 0.0229 43.67 0.35 1
2 Dump Truck Jam 0.3782 2.64 5.76 6
3 Tandem Roller Jam 0.0466 21.46 0.71 1
4 Tire Roller Jam 0.0439 22.78 0.67 1
48
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

5 Asphalt Mixing Plant Jam 0.0657 15.22* 1.00 1


6 Generator Set Jam 0.0657 15.22* 1.00 1
7 Asphalt Finisher Jam 0.0657 15.22* 1.00 1
Catatan :
o Kuantitas diperoleh dari analisa harga satuan pekerjaan ATB
o Jumlah Alat didasarkan pada produksi minimum alat ( * ), selain dump truck. Produksi minimum dari
tabel diatas adalah 15,22 m 3/ jam sehingga jumlah alat merupakan perbandingan antara produksi
minimum tersebut dengan produksi alat yang bersangkutan.
o Produksi diperoleh berdasarkan formula 4.5

Produksi Wheel loader adalah 1/ 0.0229 = 43.67 m3/ jam. Dengan cara
yang sama maka dapat dihitung produksi alat – alat yang lain. Perlu
diingat bahwa hasil produksi tersebut dalam keadaan padat.

4.5. PRODUKSI MINIMUM ( QM )


Pada pelaksanaan konstruksi baik tenaga kerja maupun alat tidak
bekerja secara induvidu namun mereka bekerja secara kelompok untuk
menyelesaikan pekerjaaan tersebut secara bersama – sama. Pengertian
bekerja bersama – sama adalah bahwa didalam waktu yang sama,
mereka menghasilkan pekerjaan dengan jumlah ( produksi ) yang sama.
Namun sesungguhnya, produksi masing –masing
( tenaga kerja dan alat ) secara induvidu berbeda. Oleh karena itu
besarnya produksi yang mungkin dilakukan secara bersama – sama
adalah produksi yang paling kecil ( minimum ). Pada
kebanyakan proyek, pelaksana jarang sekali menginvestasikan
peralatannya dalam jumlah yang lebih dari satu kecuali alat angkut
( truck ), sehingga dalam pengertian ini produksi minimum yang
diakibatkan oleh truck diabaikan, karena diasumsikan jumlahnya dapat
diadakan lebih dari satu unit.
Jika dalam analisa harga satuan pekerjaan, terdapat kelompok
tenaga kerja yang bekerja bersama – sama dengan alat dalam
menyelesaikan satu satuan pekerjaan, maka konsep produksi minimum
tetap digunakan. Hal ini mengindikasikan bahwa harus memilih produksi
yang terkecil diantara produksi alat dan tenaga kerja.

4.6. WAKTU PENYELESAIAN ITEM PEKERJAAN


Waktu penyelesaian item pekerjaan adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh kuantitas item pekerjaan yang
terdapat dalam Bill Of Quantity ( BOQ ) dari proyek yang
bersangkutan. Untuk menentukan waktu penyelesaikan item pekerjaan
digunakan formula sbb :
V
W  ..................................................................................4.6
Qm
Dimana :
W = Waktu penyelesaikan item pekerjaan
V = Kuantitas pekerjaan
Qm = Produksi minimum ( per hari atau per jam )

49
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Contoh : Sebuah proyek mempunyai pekerjaan pasangan batu dengan


mortar sebanyak 1500 m3. Produksi m3 / jam dapat dilihat pada tabel
4.1 sehingga waktu penyelesaian item pekerjaan dapat ditentukan sbb:
Tabel. 4.4. Perhitungan waktu Penyelesaian Item Pekerjaan
N Item Satua Kuantita Produk Produk Waktu
o Pekerjaan n s si si m3/ penyelesaian
m3/ hari ( Hari )
jam
1 Pasangan M3 1500 1.57 10.99 136.5
Batu dengan
Mortar
Catatan :
a. Produksi per hari diperoleh dari produksi per jam dikalikan dengan waktu kerja efektif per hari
( diasumsikan 7 jam per hari )
b. Waktu penyelesaian item pekerjaan diperoleh dengan menggunakan formula 4.6.

Dari tabel diatas terlihat bahwa, waktu penyelesaian pekerjaan


pasangan batu dengan mortar cukup lama. Untuk mengatasi hal ini
maka jumlah kelompok tenaga kerja dapat ditambah karena
perhitungan diatas mengandaikan pekerjaan dikerjakan oleh satu
kelompok tenaga kerja. Jika menggunakan 3 kelompok tenaga kerja
maka :
o Produksi kelompok tenaga kerja = 3 x 10.99 = 32.97 m3 / hari
o Waktu penyelesaian pekerjaan = 1500 / 32.97 = 45.5 hari
Meningkatkan produksi dapat juga dilakukan dengan menambah jam
kerja efektif per hari yaitu melalui kerja lembur. Misalnya pekerjaan
pasangan batu dan mortar ingin dipercepat melalui kerja lembur ( Over
time ) dan setiap harinya secara efektif diadakan lembur selama 3 jam
maka :
o Jam kerja efektif per hari = 7 + 3 = 10 jam
o Produksi per hari = 1.57 x 10 x 3 = 47,1 m3 / hari
o Waktu penyelesaian pekerjaan = 1500 / 47,1 = 31.847 hari.
Jika tidak terpaksa karena berbagai alasan maka umumnya kerja lembur
jarang sekali diadakan. Kerja lembur akan menyebabkan konsekwensi
biaya yang cukup tinggi karena insentif untuk lembur cukup besar
dibandingkan jika bekerja pada jam kerja normal. Sehingga kerja lembur
diadakan hanya jika waktu pelaksanaan sudah sangat kritis dan
mempunyai kecenderungan untuk terlambat.

4.7. BOBOT KEGIATAN


Bobot kegiatan adalah prosentase kegiatan terhadap keseluruhan
nilai item pekerjaan. Bobot kegiatan ini menggambarkan besarnya yang

50
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

menunjukkan keutamaan suatu item pekerjaan secara relatif terhadap


item pekerjaan lainnya yang terdapat dalam proyek yang bersangkutan.
Pada beberapa proyek, bobot item pekerjaan
dikelompokkanmenurut tingkat keutamaannya. Bobot item pekerjaan
yang lebih besar dari 2 % dikelompokkan dalam pekerjaan mayor
sedangkan yang lebih kecil dari 2 % disebut pekerjaan minor. Jadi
keutamaan suatu item pekerjaan ditentukan oleh nilai total item
pekerjaan tersebut yang tergantung dari volume item pekerjaan dan
analisa harga satuannya.
Semakin besar volume pekerjaan dan analisa harga satuannya, maka
semakin besar pula bobot item pekerjaan yang bersangkutan.
Pada penyusunan jadwal pelaksanaan, pekerjaan – pekerjaan
mayor harus diperhatikan karena membutuhkan sumberdaya yang
relatif besar. Sumberdaya ini harus diadakan dan didistribusikan secara
memadai agar target produksinya dapat dicapai. Kebanyakan pekerjaan
– pekerjaan minor dapat dikerjakan secara parallel dengan pekerjaan –
pekerjaan mayor.
Untuk menghitung bobot kegiatan sebaiknya diperhatikan kembali
diagram biaya proyek seperti diuraikan pada bab 3.

Gambar 4.1 Diagram biaya proyek

n
BP   Xi  O  Tax
i 1

Xi = Vi x Ai

Ai = Ti + Mi + Pi

m m m
Ti   Tij Mi   Mij Pi   Pij
j 1 j 1 j 1

Tij =KTij x HTij Mij =KMij x HMij Pij =KPij x HPij

51
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Oleh karena bobot merupakan ukuran keutamaan suatu item pekerjaan


maka formulanya adalah sebagai berikut :

Xi
Bb  n
x100%
.................................................................................4.7
 Xi
i 1

Jika biaya overhead ( O ) dan Pajak ( Tax ) telah diperhitungkan didalam


analisa harga satuan item pekerjaan ( Ai ) maka formula bobot item
pekerjaan adalah :

Xi
Bb  x100% .....................................................................................4.8
Bp

Sebagai contoh, hitunglah bobot item pekerjaan seperti pada tabel 3.4.
bab III berikut ini :

JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN
(Rp)

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1,910,550.00


II. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN 1,328,864.17
III. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN 7,852,654.46
A JUMLAH ( I + II + III ) 11,092,068.62
B FEE AND OVERHEAD ( 10 % x A ) 1,109,206.86
C JUMLAH ( A + B ) 12,201,275.49

52
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

D PAJAK ( 10 % x C ) 1,220,127.55
E JUMLAH TOTAL ( D + E ) 13,421,403.04
DI BULATKAN 13,421,400.00
Tabel 4.4. Contoh Format Rekapitulasi Anggaran Biaya

Dari tabel diatas maka bobot dari item – item pekerjaan diatas adalah :
o Pekerjaan Persiapan = (1.910.550 / 11.092.068.62 ) x 100 % = 17.22 %
o Pekerjaan Tanah & Urugan = (1.328.854,17/11.092.068.62)x100 % = 11.98 %
o Pekerjaan Pasangan & Plest = (7.852.654.46/11.092.068.62)x100% =
70.70 %

4.8. DIAGRAM BALOK


Diagram balok dikembangkan pertama kali pada awal abad ke 19
oleh Hendry L. Gantt, sehingga metode penjadwalan ini dikenal juga
dengan nama The Gant Chart. Diagram ini digambarkan dalam bentuk
balok –balok yang mengilustrasikan keseluruhan aktivitas proyek yang
ada dalam item – item pekerjaan. Tiap balok menggambarkan satu
aktivitas atau satu item pekerjaan. Balok – balok tersebut disusun dalam
kondisi yang berurutan atau disebut seri dan dapat juga disusun dalam
kondisi paralel.
Suatu pekerjaan disebut seri jika untuk memulai pekerjaan
tersebut harus menunggu sampai pekerjaan yang mendahuluinya
selesai dikerjakan. Pekerjaan disebut paralel jika untuk memulai
pekerjaan tersebut tidak perlu menunggu sampai pekerjaan yang
mendahuluinya selesai dikerjakan. Pekerjaan yang bersifat paralel satu
dengan yang lainnya dapat dikerjakan secara bersama – sama pada
saat yang sama misalnya antara pekerjaan pasangan tembok dinding
penahan dengan lapis pondasi pada suatu pekerjaan jalan. Pekerjaan
yang bersifat seri akan menyebabkan waktu kerja menjadi kritis karena
adanya ketergantungan saat mulai pekerjaan tersebut misalnya
pekerjaan sloof pada suatu gedung baru dapat dikerjakan jika pasangan
pondasi telah selesai dikerjakan.
Balok – balok pada diagram balok melambangkan suatu aktivitas
atau item pekerjaan, panjang balok menggambarkan lamanya suatu
item pekerjaan akan dikerjakan. Kemajuan aktivitas tersebut tidak
diperlihatkan secara nyata pada balok – balok tersebut karena
diasumsikan bahwa kenajuan fisik pekerjaan merupakan fungsi linear
terhadap waktu yang telah dijalani. Oleh karena itu dalam perencanaan
tidak

diadakan suatu usaha untuk memperlihatkan prosentase penyelesaian


fisik pada suatu titik pada balok untuk mencerminkan kemajuan fisik
aktivitasnya. Untuk dapat memperlihatkan kemajuan fisik pekerjaan,
maka diagram balok ini dimodofikasi dengan manambah prosentase
fisik pekerjaan pada bagian atas balok menurut skala waktu tertentu,
baik pada saat perencanaan maupun pada saat pelaksanaan. Namun

53
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

distribusi prosentase fisik pekerjaan tersebut tetap diasumsikan


merupakan funsi linear terhadap waktu.
Manfaat diagram balok adalah :
a. Dapat memperlihatkan kapan mulai dan mengakhiri suatu item
pekerjaan.
b. Dapat memperlihatkan lamanya suatu item pekerjaan boleh
dilaksanakan.
c. Dapat memperlihatkan urutan – urutan pelaksanaan item pekerjaan
d. Dengan menambah informasi prosentase kemajuan fisik pekerjaan,
diagram ini dapat memperlihatkan target yang ingin dicapai untuk
dapat mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
Kendala yang sering dihadapi bila menggunakan diagram balok ini
adalah :
1. Diagram ini mejadi tidak praktis jika aktivitas proyek sangat luas dan
kompleks dimana balok – balok yang dibutuhkan untuk
mengilustrasikannya sangat banyak.
2. Diagram ini sangat sederhana sehingga sangat sulit untuk diterapkan
pada aktivitas – aktivitas proyek yang cukup kompleks dalam hal
logika hubungan antar kegiatan. Misalnya aktivitas dalam pekerjaan
beton adalah pembuatan perancah, bekisting,pembengkokan
tulangan, perakitan tulangan,pengecoran dan perawatan sedangkan
dalam diagram hanya digambarkan dalam satu balok.
3. Bangan ini sulit untuk digunakan dalam meramalkan pengaruh yang
ditimbulkan oleh perubahan atau penyimpangan dari suatu aktivitas
tertentu. Demikian juga halnya dengan memproyeksikan kemajuan
pekerjaan diwaktu yang akan datang.
Walaupun memilikih kendala dalam aplikasinya, namun diagram
ini sangat disukai karena kesederhanaan pemahaman sehingga sangat
sering digunakan secara luas dalam perencanaan – perencanaan awal.
Waktu yang ditampilkan dalam diagram balok tergantung dari
lamanya suatu proyek dilaksanakan. Jika masa pelaksanaan proyek
sangat panjang, misalnya beberapa tahun maka satuan waktu yang
biasa digunakan adalah bulan. Jika masa pelaksanaan proyek dalam
beberapa bulan maka satuan waktu yang biasa digunakan adalah
minggu. Kegiatan – kegiatan yang dikerjakan dalam jangka waktu yang
pendek umumnya menggunakan satuan hari. Ilustrasi diagram balok
sebagai berikut :

54
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Tebel 4.5. Ilustrasi Diagram Balok

Jumlah Harga Bulan I Bulan II Bulan III


No Jenis Pekerjaan Satuan Rp 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pasangan Batu Kosong M3

2 Pasangan Pondasi M3

3 Beton Sloof M3

4 Beton Kolom M3

5 Beton Ringbalk M3

6 Dinding bataco M2

7 Plesteran Dinding M2

8 Plesteran Beton M2

9 Pengecatan M2

4.9. KURVA S ( S – CURVE )


Disebut kurva – S karena bentuk grafiknya berbentuk huruf s,
kadang – kadang disebut juga Lazy Curve, karena karakteristik kurva
yang manggambarkan bahwa awal kegiatan pekerjaan selalu lambat
sehingga disebut malas. Kurva ini dikembangkan untuk menjawab
kendala – kendala yang dihadapi pada penggunaan diagram balok.
Secara grafis kurva – S menggambarkan ukuran kemajuan
pekerjaan secara kumulatif terhadap waktu, Kemajuan pekerjaan
tersebut dapat diukur menurut kebutuhan yang ingin diinformasikan,
misalnya prosentase kemajuan pekerjaan, jumlah uang atau
sumberdaya lain yang telah digunakan. Berkaitan dengan penjadwalan
ini maka lebih ditekankan pada prosentase kemajuan pekerjaan. Bentuk
S yang khas tersebut pada kurva berasal dari pemaduan kemajuan
setiap satuan waktu untuk mendapatkan suatu kemajuan kumulatif.
Pada pelaksanaan proyek –proyek maka pengeluaran suberdaya untuk
setiap satuan waktu cenderung berjalan dengan lambat pada saat awal
dan meningkat pada masa – masa berikutnya, kemudian berkurang
secara berangsur –angsur bila telah mendekati pada akhir masa
penyelesaian proyek. Hak ini menyebabkan kemiringan dari kurva
kumulatif itu dimulai secara lambat pada saat awal, meningkat pada
bagian tengahnya dan kemudian melandai kembali bila telah mendekati
masa akhir kontrak.
Manfaat kurva – S adalah :
a. Manfaat Diagram Balok dapat juga menjadi manfaat kurva – S.
b. Dapat mengetahui kemajuan pekerjaan tiap waktu
c. Dapat mengetahui kemajuan pekerjaan secara kumulatif dari seluruh
item pekerjaan.
d. Dapat memperlihatkan kemajuan atau keterlambatan pekerjaan
serta kecenderungannya.
e. Dapat merencanakan Cash Flow.

55
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Secara umum kelemahan Diagram balok juga masih merupakan


kelemahan kurva – S namun Kurva – S telah menjawab beberapa
kelemahan tersebut yaitu : Kurva – S dapat meramalkan pengaruh yang
ditimbulkan oleh perubahan atau penyimpangan

secara kumulatif dari suatu aktivitas tertentu. Demikian juga halnya


dengan memproyeksikan kenmajuan pekerjaan secara kumulatif
diwaktu yang akan datang. Walaupun memilikih kendala dalam
aplikasinya namun kurva – S ini sangat disukai karena kesederhanaan
pemahaman, sehingga sangat sering digunakan secara luas dalam
perencanaan dan pelaksanaan proyek. Ilustrasi kurva – S dapat dilihat
pada gambar berikut :
Tabel 4.6. Ilustrasi Kurva – S

Kelandaian Kurva menunjukkan besar kecilnya penggunaan


sumberdaya. Kurva yang curang menunjukkanpenggunaan sumberdaya
yang tinggi. Karakteristik ini penting bagi pelaksana untuk dapat
menyeimbangkan kemampuan perusahaan dengan pelaksanaan
dilapangan. Kemampuan perusahaan yang rendah pada suatu waktu
tertentu dapat diatasi dengan menurunkan aktivitas sehingga
kebutuhan sumber daya juga berkurang dan penampilan kurva menjadi
lebih landai.
Jika Kurva realisasi berada dibawah kurva rencana maka dikatakan
pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan begitupula sebaliknya
jika kurva realisasi berada diatas kurva rencana maka dikatakan
pelaksanaan proyek mengalami percepatan. Oleh sebab itu evaluasi
setiap akhir minggu untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan
dilapangan sangat penting untuk mengetahui keterlambatan sehingga
tindakan korektif dapat segera dilakukan pada minggu berikutnya.
56
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

BAB V
ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN PROYEK

5.1. PENDAHULUAN
Segala kegiatan proyek hendaknya dibuatkan dokumentasi. Hal ini
penting karena sebagai bukti penyelenggaraan proyek, sebagai
pertanggunmgjawaban terhadap pihak internal maupun eksternal dan
sebagai dukungan persetujuan atas pembayaran atu pengeluaran dari
pihak pemilik proyek. Administrasi penyelenggaraan proyek terdiri dari
beberapa bentuk, misalnya : Laporan ( harian, Mingguan dan bulanan ),
Foto, berita acara, addendum, buku harian dan bukti pengujian sebagai
pengendalian mutu. Dasar dari semua dokumen yang dibuat tersebut
adalah kontrak antara pihak pemilik proyek dan pelaksana proyek.
( Kontraktor / Konsultan )

5.2. KONTRAK
Kontrak didefenisikan sebagai persetujuan yang bersanksi hukum
antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan
kegiatan. Defenisi diatas memperlihatkan bahwa isi kontrak minimal
terdiri dari 3 hal yaitu : pihak – pihak yang melakukan perjanjian, ada
sanksi hukum jika terjadi pelanggaran perjanjian dan obyek yang
diperjanjikan yaitu kegiatan yang dijanjikan.
Kontrak dalam kegiatan penyelenggaraan proyek merupakan
perjanjian tertulis yang bersanksi hukum antara pemilik proyek ( pihak
pertama ) dan pelaksana proyek ( pihak kedua ) untuk melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan proyek.
Secara garis besar yang diperjanjikan dalam kontrak adalah :
a. Pihak – pihak yang terlibat
b. Lingkup pekerjaan
c. Nilai kontrak
d. Masa pelaksanaan
e. Masa pemeliharaan
f. Jaminan
g. Cara pembayaran
h. Sanksi dan denda
i. Keadaan memaksa
j. Pemutusan kontrak
k. Penyelesaian perselisihan
Dokumenm lain yang menjadi bagian dari kontrak adalah :

57
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

a. Surat Penawaran dan RAB


b. Syarat – syarat umum kontrak
c. Syarat – syarat khusus kontrak
d. Spesifikasi
e. Gambar rencana
f. Berita acara penjelasan pekerjaan

g. Dokumen – dokumen lain, seperti peraturan – peraturan yang


dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan masalah
administrasi dan teknis penyelenggaraan proyek.

5.3. LAPORAN
Laporan yang dibuat pada umumnya berisi input, proses dan
output dari penyelenggaraan proyek. Tenaga kerja, material dan
peralatan yang didatangkan merupakan input penyelenggaraan proyek.
Kegiatan pelaksanaan merupakan proses yang harus dilaporkan
sedangkan hasil pekerjaan yang diukur dan diterima oleh pemilik proyek
merupakan output dari kegiatan pelaksanaan.
Laporan dibedakan menurut waktu sehingga dibedakan menjadi
laporan harian, mingguan dan bulanan. Laporan harian umumnya
berisi pangadaan dan distribusi tenaga kerja, material serta peralatan,
lokasi item pekerjaan dilaksanakan,cuaca, hal – hal lain yang
menggambarkan proses pelaksanaan dan hasil kerja selama hari
tersebut. Laporan Mingguan berisi tentang kemajuan pekerjaan
selama minggu tersebut. Informasi yang diberikan berupa hasil kerja
sampai minggu yang lalu, hasil kerja minggu ini dan kumulatif pekerjaan
sampai dengan minggu ini. Selain itu laporan juga mengungkapkan
prestasi dalam minggu yang bersangkutan dibandingkan dengan
rencana seperti yang ditargetkan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Laporan bulanan dibuat sama seperti laporan mingguan, hanya
deibuat setiap akhir bulan. Ada beberapa proyek yang meghendaki
laporan mingguan karena sistem pembayaran didasarkan pada
kemajuan fisik pekerjaan, sedangkan ada beberapa proyek yang
menggunakan sistem pembayaran bulanan ( monthly certificate )
sehingga laporan juga dibuat secara bulanan. Bentuk laporan – laporan
ini dapat dilihat pada lampiran.

5.4. FOTO
Foto sangat diperlukan terutama untuk membuktikan pelaksanaan
pekerjaan – pekerjaan yang tersembunyi seperti galian, pasangan
pondasi, Urugan, pembesian dll. Secara umum foto harus ada pada tiap
– tiap tahap pelaksanaan dari item - item pekerjaan. Secara minimal,
foto dilakukan pada tahp 0%, 50% dan 100% dari pelaksanaan tiap –tiap
item pekerjaan. Proses pelaksanaan yang menggunakan peralatan –

58
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

peralatan juga perlu didokumentasikan untuk membuktikan


pengguanaan biaya dalam analisa harga satuan item pekerjaan. Foto
terhadap penggunaan material – material sebagai alat bantu sementara
atau pekerjaan – pekerjaan sementara yang akan dibongkar setelah
keseluruhan proyek diselesaikan juga harus dilakukan. Salah satu bukti
kemajuan pekerjaan yang harus dilampirkan untuk melakukan
pembayaran ( termin ) adalah foto.
Dokumentasi pekerjaan secara visual melalui foto sangat penting
untuk mendukung proses audit dikemudian hari terutama oleh pihak
eksternal, misalnya oleh Badan Pengawasan. Foto – foto ini terutama
untuk memperlihatkan proses pelaksanaan pekerjaan misalnya
penggunaan concrete Vibrator pada saat pengecoran, penggunaan
material sesuai dengan spesifikasi dll.

5.5. BERITA ACARA


Berita acara adalah bukti tertulis terhadap kesepakatan –
kesepakatan diantara berbagai pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan proyek. Hal ini diperlukan untuk menjaga konsistensi
dan komitmen yang telah dibuat dalam rapat –

rapat, peninjauan lapangan dan lain – lain hal, berkenaan dengan proses
pelaksanaan seluruh item pekerjaan.
Berita acara yang umum dibuat adalah :
a. Berita acara pematokanyang menginformasikan proses pematokan
pada saat awal pelaksanaan proyek.
b. Berita acara rapat lapangan, yang menginformasikan keputusan –
keputusan yang diambil berkenaan dengan proses penyelenggaraan
proyek
c. Berita acara pengambilan contoh material, yang
menginformasikanproses pengambilan material yang akan digunakan
sebagai contoh dalam pengujian mutu material.
d. Berita acara tambah kurang pekerjaan, yang berisi tentang pekerjaan
– pekerjaan yang mengalami perubahan volume baik mengalami
penambahan maupun mengalami pengurangan. Jia tidak
diperkenankan adanya tambahan nilai kontrak maka umumnya
pekerjaan tambah dan kurang dibuat seimbang agar tidak terjadi
tambahan biaya.
e. Berita acara pemeriksaan lapangan, yang menginformasikan hasil
pemeriksaan kemajuan pekerjaan dilapangan, untuk
mengkonfirmasikan laporan mingguan atau bulanan yang dibuat
dalam rangka pengajuan pembayaran ( termin ).
f. Berita acara penyerahan pekerjaan yang menginformasikan
pekerjaan – pekerjaan yang telah diterima oleh pemilik proyek
menjelang penutupan kontrak. Berita acara ini dilakukan pada saat

59
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

akhir masa pelaksanaan pekerjaan yang disebut dengan serah terima


pertama pekerjaan ( Provisional Hand Over = PHO ). Pekerjaan –
pekerjaan cacat diinformasikan dalam berita acara ini untuk
diperbaiki selama masa pemeliharaan. Pada saat akhir masa
pemeliharaan pekerjaan dibuatkan berita acara serah terima kedua
pekerjaan ( Final Hand Over = FHO ).

Isi dari berita acara ini antara lain adalah tentang :


1. Pihak – pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
2. Tanggal dan wktu pelaksananaan rapat dan pengambilan keputusan
3. Permasalahan yang dibahas
4. Keputusan yang diambil
5. Tanda tangan semua pihak yang terlibat dalam pengambilan
keputusan tersebut.

5.6. ADDENDUM
Addendum adalah dokumen tambahan yang berisi perubahan atas
kontrak yang telah disepakati dan disetujui sebelumnya. Secara lengkap
addendum memuat bagian – bagian mana yang mengalami perubahan
dan bagian mana yang tidak

mengalami perubahan dari kontrak tersebut. Jumlah addendum ini


sebenarnya tidak terbatas hanya semakin banyak addendum yang
dibuat akan menunjukkan kinerja manajemen pengelolaan proyek yang
buruk.
Umumnya masalah – masalah yang sering menjadi materi dalam
addendum adalah tentang waktu, biaya serta lingkup dan jenis
pekerjaan. Perubahan lain yang tidak menyangkut isi kontrak dan
addendumnya cukup dibuatkan dalam bentuk berita acara.

5.7. BUKU HARIAN


Buku harian diperlukan diproyek untuk memperoleh masukan dari
pihak – pihak lain selain kontraktor tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Masukan ini berupa kritikan,
saran, komentar dan lain – lain yang juga harus ditanggapi secara serius
oleh pihak pelaksana pekerjaan.
Sering terjadi masalah – masalah yang dituangkan dalam buku
harian menjadi materi dalam rapat lapangan untuk diambil
keputusannya. Buku harian juga menjadi alat komunikasi tertulis antara
pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
masing – masing pihak mengetahui pernyataan – pernyataan yang
pernah dikeluarkan misalnya teguran, penolakan material, persetujuan
dll.

Tabel 5.1. Contoh Buku Harian


Proyek :

60
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
MATERI KULIAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN

Lokasi :
Pelaksana :
No Tangg Nama dan Komentar Tanda
. al Asal Instansi tangan

5.8. BUKTI PENGUJIAN


Bukti pengujian merupakan sertifikat atas pengujian mutu baik
material ( bahan baku ) mupun bahan olahan dan pekerjaan jadi dari
instansi yang berwenang dan disetujui oleh pemilik proyek. Kredibilitas,
Validitas dan keabsahan sertifikat sangat ditentukan oleh siapa yang
mengeluarkannya, oleh sebab itu pemilik proyek harus
merekomendasikan instansi mana saja yang dapat mengeluarkan
sertifikat tersebut.
Isi sertifikat pengujian :
a. Hasil pengujian yang dapat dibandingkan dengan ketentuan dalam
spesifikasi baik untuk bahan baku bahan, olahan maupun pekerjaan
jadi
b. Metode Pengujian
c. Rekomendasi terhadap komposisi bahan olahan
d. Rekomendasi mutu material dan bahan olahan secara umum

61
Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Anda mungkin juga menyukai