Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Lapangan Lita ditemukan pada tahun 1979 melalui tahap pengeboran sumur
eksplorasi LT-01. Berdasarkan penelitian terdahulu (Wight., dkk. 1986 & Asjhari.,
dkk. 1989) terdapat 2 (dua) interval/zona hidrokarbon Braided Stream Unit (bagian
bawah) dan Meandering Stream Unit (bagian atas) dari Formasi Talang Akar yang
mengalirkan 1375 BOPD (Barrel Oil Per Day). Pada tahun yang sama dilakukan
pengeboran sumur eksplorasi lanjutan (Appraisal) yaitu LT-02. LT-02 terletak pada
struktur lebih rendah, maka dihasilkan kontak air terhadap hidrokarbon Lowest known
oil (LKO). Sembilan tahun kemudian Lapangan Lita mulai dikembangkan melalui
anjungan Lita “A”, Terdapat 4 (empat) sumur pengembangan yang dilakukan
pengeboran dengan total produksi awal sebesar 2200 BOPD. Hingga saat ini telah
tercatat dilakukan pengeboran 3 (tiga) sumur eksplorasi dan 8 (delapan) sumur
pengembangan melalui satu anjungan produksi.

Reservoar batupasir pada Anggota Zelda bagian atas (Zona 1 & 2) dari
Formasi Talang Akar merupakan reservoar utama penghasil hidrokarbon pada
Lapangan Lita. Kondisi tekanan reservoar telah mengalami perubahan dari tekanan
reservoir awal sebesar 1100 psi menjadi 450 psi untuk tekanan reservoar setelah 24
tahun produksi dengan mengandalkan primary recovery. Asumsi dan konsep
terdahulu dalam memproduksi zona hidrokarbon yang dilakukan secara keseluruhan
pada waktu bersamaan (commingle) sejak awal produksi bukanlah cara yang tepat, hal
tersebut ditunjukkan oleh profile produksi dengan kenaikan watercut secara tiba-tiba.
Analisis performa produksi telah dilakukan terhadap beberapa sumur produksi, pada
tahap awal mampu berproduksi dengan presentase kandungan air formasi (water cut)
kurang dari 20% melonjak menjadi lebih dari 60% kurang lebih selama 6 bulan
(Gambar 1.1). Permasalahan yang dihadapi pada tahap awal produksi telah
disebabkan oleh ketidakpastian dalam interpretasi dan pemetaan distribusi reservoir
yang memiliki heterogenitas dari karakterisasi reservoar secara vertikal maupun
lateral.

1
Gambar 1.1. Profil produksi Lapangan Lita yang menunjukkan kenaikan
watercut yang disebabkan produksi pada tahap awal
produksi.

Reservoar batupasir Formasi Talang Akar Anggota Zelda bagian atas hingga
saat ini telah diinterpretasikan sebagai endapan yang sama yaitu fasies meandering
stream dan braided stream yang dicirikan oleh kontak erosional dengan batupasir
sangat kasar dengan ukuran butir mengahalus keatas maupun indikasi dari stacking
channel. Asumsi arah pengendapan dari utara ke bagian selatan menjadi dasar
interpretasi fasies fluvial yang sama dan saling berhubungan dengan Lapangan Cinta
yang berada dibagian utara dengan berjarak <2km. Interpretasi fasies fluvial channel
pada interval Anggota Zelda bagian atas menjadi diragukan berdasarkan sumur
terbaru yang memiliki batuan inti dibagian selatan Lapangan Cinta. Batuan inti dan
data logging sumuran menunjukkan suksesi keterdapatan sisipan lapisan batubara
secara berulang, batuserpih dengan kandungan calcareous dan batupasir mengasar
keatas (coarsening upward) dengan kontak erosional diatasnya terhadap pengendapan
channel yang umumnya menghalus keatas (finning upward) telah mencirikan siklus
pengendapan sedimen delta pada lingkungan transisi (Gambar 1.2).

Berdasarkan kemampuan produksi dari rata-rata sumur produksi dari


Lapangan Lita, bahwa masih terlihat potensi cadangan hidrokarbon yang belum
secara optimal di produksikan dengan melihat kondisi nilai presentase kandungan air
formasi (water cut) dan total fluida yang relatif rendah dari total produksi rata-rata
sumur hariannya. Permodelan geologi berdasarkan karaterisasi reservoar dan rock
typing pada Formasi Talang Akar khususnya pada Sub-Formasi Upper Zelda Zona 1

2
& 2 menjadi hal yang utama untuk dilakukan dalam penelitian ini. Proses rock typing
dapat membagi dan menentukan karakter reservoar berdasarkan nilai dari
heterogenitas properti batuan (porositas dan permeabilitas) dari setiap zona yang
memiliki hubungan terhadap perkembangan fasies.

Gambar 1.2. Sumur CIND-18 dan LTA-03 pada interval reservoar


Anggota Zelda bagian atas yang telah diinterpretasikan
sebagai endapan delta dengan perkembangan sisipan dari
lapisan batubara diantara reservoar batupasir yang
menunjukkan pola butiran mengasar keatas dibagian bawah
(coarsening upward) dengan kontak erosional dibagian
atasnya terhadap channel system lainnya.

Peneliti terdahulu (Yogapurana, 2012) telah melakukan korelasi struktur dan


pemetaan distribusi reservoar dari 2 (dua) unit pengendapan batuan berdasarkan
korelasi elektrik log dan gambaran persebaran reservoar Lapangan Cinta dibagian
utara, namun hasil tersebut telah disimplifikasi dan tidak dapat menjelaskan hubungan
konektivitas dalam interval reservoir karena kompleksnya petrofisika batuan secara
vertikal dan lateral (Gambar 1.3). Hasil permodelan dengan menggunakan metode
petrophysical rock typing dapat memberikan kepastian lebih terhadap distribusi dari
heterogenitas dan properti reservoar secara vertikal maupun lateral, serta konektivitas
reservoar batupasir dalam memastikan sifat unit aliran fluida di dalamnya. Penentuan
skenario lanjutan dari permodelan dengan metode rock typing akan digunakan dalam
fase pengembangan lapangan (secondary recovery) oleh teknik reservoar. Perhitungan
dan analisis cadangan hidrokarbon yang tersisa dan mekanisme produksi yang sesuai
dengan reservoar manajemen lapangan menjadi objek dari akhir penelitian.

3
LT-01 LTA-07 LTA-02 LTA-04 LTA-03

Gambar 1.3. Korelasi struktur dari elektrik log sumur & gambaran distribusi reservoar pada Lapangan Lita yang memperlihatkan
simplifikasi dari heterogenitas yang cukup tinggi dalam persebaran vertikal dan lateral berarah SE – NW
(Yogapurana - CNOOC, 2012).

4
1.2. Rumusan Masalah

Masalah utama yang akan diangkat pada penelitian reservoar batupasir pada
Lapangan Lita yaitu penelitian ini perlu dilakukannya re-interpretasi karakterisasi
reservoar hubungannya terhadap perubahan lingkungan pengendapan fluvial
sebelumnya menjadi lingkungan transisi atau delta. Metode petrophysical rock typing
(PRT) adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini karena mampu
memprediksi distribusi spasial secara lateral maupun vertikal dari parameter-
parameter petrofisika batuan tanpa mengabaikan unsur-unsur geologi seperti
lingkungan pengendapan dan diagenesis dalam menghasilkan besaran nilai properti
batuan

Heterogentias properti batuan (porositas dan pemeabilitas) dari setiap unit dan
hasil penyebaranya akan menunjukan cara dan proses yang tepat dalam memproduksi
dari Lapangan Lita. Proses dalam mengopatimalisasi produksi menjadi tahap lanjutan
dari penelitan ini, yang mana berdasarkan model reservoar dengan metode
petrophysical rock typing (PRT) dalam melihat perkiraan cadangan inisial dan daerah-
daerah yang belum terkuras secara maksimal.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan analisis karakteristik reservoar


yang heterogen secara vertikal dari properti maupun material penyusun dan secara
lateral dari pola penyebaran untuk melihat lokasi maupun cadangan tersisa dari
interval Zona 1 & 2 pada Sub-formasi Upper Zelda, Formasi Talang Akar pada
Lapangan Lita. Penelitian mengacu pada heterogenitas dari properti batuan dengan
pendekatan terhadap metoda petrophysical rock typing yang dapat dilihat
penyebarannya pada model 3D (tiga dimensi).

Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi :


1. Identifikasi karakterisasi reservoar secara vertikal dan lateral.
2. Klasifikasi petrophysical rock typing (PRT) serta hubungan penyebaran nilai
properti porositas dan permeabilitas dengan menggunakan data conventional
core atau sidewall core.
3. Pemodelan reservoar tiga dimensi Lapangan Lita serta hubungan terhadap
fasies, rock type dan properti reservoarnya.

5
4. Perkiraan dan penentuan cadangan hidrokarbon inisial reservoar Anggota
Zelda bagian atas dan rekomendasi rencana pengembangan lapangan.

1.4. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, meliputi:


1. Zona 1 & 2 pada sub-formasi Upper Zelda Formasi Talang Akar merupakan
reservoar utama sebagai subjek penelitian yang memiliki kandungan hidrokarbon
dan memiliki perbedaan karakterisasi reservoar berdasarkan proses pengendapan
dan properti batuan penyusun. Zona 3 dan Zona 4 merupakan zona-zona
reservoar yang tidak menarik untuk dilakukan analisis lebih lanjut, dikarenakan
tidak memiliki kandungan hidrokarbon (wet zone).
2. Data conventional core didapat dari lapangan sekitar (Lapangan Cinta) yang
digunakan untuk menghasilkan nilai properti (porositas dan permeabilitas)
reservoar yang akurat (kalibrasi) serta korelasi terhadap deskripsi makro terhadap
batuannya. Thin section (sayatan tipis batuan) pada interval core digunakan
sebagai analisis dalam menentukan proses diagenesa reservoar. Data Mercury
Injection Capillary Pressure (MICP) (tekanan kapiler) akan digunakan sebagai
data pendukung dalam kalibrasi hasil karakterisasi PRT dan menentukan saturasi
air.
3. Data logging sumur pada setiap sumur eksplorasi dan pengembangan dalam
penelitian ini sebagai acuan petrofisika yang dianggap valid untuk mengetahui
kandungan hidrokarbon.
4. Data seismik yang digunakan adalah seismik post-stack tiga dimensi (3D)
terkoreksi dengan kualitas rendah untuk menghasilkan peta struktur kedalaman
dan seismic attribute.
5. Identifikasi PRT dan permodelan tiga dimensi dari petrophysical rock typing
(PRT) serta model sifat-sifat petrofisika reservoar seperti porositas dan
permeabilitas pada Zona 1 & 2 dari Subformasi Upper Zelda, Formasi Talang
akar.

6. Perhitungan cadangan hidrokarbon inisial dari Lapangan Lita berdasarkan


permodelan geologi tiga dimensi.

6
1.5. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Lapangan Lita yang termasuk ke dalam daerah
konsesi CNOOC SES ltd, terletak di daerah lepas pantai sekitar 90 km arah baratlaut
dari Jakarta (Gambar 1.4). Daerah penelitian memiliki kedalaman laut 30 meter
hingga 36 meter. Adapun objek penilitian terbatas pada Sub-Formasi Upper Zelda
Zona 1 & 2 dari reservoir batupasir Formasi Talang Akar yang merupakan reservoar
utama yang keterdapatan cadangan hidrokarbon. Penelitian didasari oleh hasil
pengamatan pada data inti pemboran, data sumur, dan data.seismik yang terdapat pada
daerah Lapangan Lita dan lapangan lain disebelahnya.

Lapangan LITA

Gambar 1.4.Lokasi Lapangan Lita pada daerah penelitian di Utara Laut


Pulau Jawa – Pulau Seribu (CNOOC SES Ltd).

1.6. Penelitian Terdahulu


Lapangan Lita merupakan lapangan minyak yang terletak pada struktur
tinggian (horst block) yang berarah Timur laut – Barat daya pada Cekungan Sunda
(Wight dkk 1986). Berdasarkan letak geografis, Lapangan Lita berada dibagian
selatan dari Lapangan Cinta, yang mana telah ditemukan terlebih dahulu pada tahun
1970. Perkembangan struktur dikedua lapangan tersebut memiliki kesamaan arah
sesar utama di bagian timur dan dibatasi oleh rendahan lokal diantara Lapangan Lita
dan Lapangan Cinta. Pengembangan dan penelitian secara lengkap telah dilakukan

7
sebelumnya di Lapangan Cinta, hal tersebut disebabkan oleh besarnya cadangan
hidrokarbon dan merupakan lapangan minyak offshore pertama di Indonesia
(Friestad, 1973 & 1974). Proses awal eksplorasi di Lapangan Lita merupakan tahap
step out atau Little “e” dari struktur jebakan hidrokarbon dari Lapangan Cinta
dibagian selatan. Penelitian mengenai Lapangan Lita seutuhnya mengacu pada hasil
penelitian di Lapangan Cinta dan tidak dilakukannya pengambilan data batuan inti
untuk proses analisis perkembangan fasies dan karakterisasi reservoar lanjutan
Sumur eksplorasi pertama di Lapangan Lita adalah LT-01 pada tahun 1979,
yang mana telah dilakukan pemboran dan menumbus hingga batuan dasar dari
lapangan tersebut. Adapun pemboran sumur LT-01 merupakan hasil dari
pengembangan dari penelitian Lapangan Cinta, setelah dilakukanya perekaman dan
interpretasi seismik 3D disekitaran struktur tinggian. Analisis geofisika lanjutan
dimulai pada tahun 1979 dengan melihat adanya perkembangan jebakan struktur dan
indikasi distirbusi reservoar pada Lapangan Lita berdasarkan seismic attribute
(Goldwater, 1979) (Gambar 1.5). Interpretasi struktur geologi yang berkembang
membentuk jebakan-jebakan lokal disebabkan oleh patahan dan membentuk struktur
lipatan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan Lapangan Cinta.

Peta Struktur kedalaman Interpretasi batas


(Tof of TAF_1a2) geometri channel

Gambar 1.5. (A) Peta struktur kedalaman (Top of TAF-1a2) yang


menunjukkan struktur patahan sebagai jebakan struktur dan
(B) Peta seismik atribut yang menunjukkan distribusi
reservoar pada Lapangan Lita (Goldwater, 1979).

Penelitian lanjutan analisa fasies dan rock typing untuk setiap reservoar pada
tidak dilakukan pada Lapangan Lita, melainkan hasil laporan pemboran sumur
eksplorasi dan laporan internal dari data sidewall core pada sumur LT-01.
Berdasarkan hasil pemboran dan data sidewall core telah didapat 4 (empat) zona

8
sebagai zona reservoar, namun berdasarkan perhitungan petrofisika hanya didapat
pada Zona 1 & 2 sebagai zona hidrokarbon pada Formasi Talang Akar. Analisis facies
berdasarkan data sumuran telah di bagi dua proses pengendapan dari zona
hidrokarbon (Zona 1 & 2) diantaranya meandering channel system pada Zona 1, yang
ditunjukkan dengan tektur batuan yang relatif halus hingga sedang. Sedangkan pada
Zona 2 ditentukan proses pengendapan reservoar pada braided channel system, hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya penumpukan lapisan batupasir dengan lapisan
lainnya (stacking channel) dan hasil analisa tektur batuan yang relatif memiliki
ukuran butir sedang hingga kasar. Properti penyusun reservoar pada Lapangan Lita
umumnya memiliki karakterisasi consolidated reservoar, serta nilai yang cukup baik
dengan porositas 7-34% dan permeabilitas 500 – 2000 mD (Rahman. G, 1980).
Perbedaan kontak antara air formasi dengan hidrokarbon dalam hubungannya
kesamaan korelasi terhadap reservoar dari Lapangan Cinta, maka telah di
interpretasikan sebagai secondary migration. Perkembangan arah migrasi hidrokarbon
berasal dari depocenter Cekungan Sunda dibagian utara menuju ke bagian selatan
cekungan yang memiliki strukur lebih tinggi. Rendahan lokal dan struktur geologi
(patahan) pemisah antara Lapangan Cinta dengan Lapangan Lita sebagai penyebab
perbedaan kontak hidrokarbon yang teridentifikasi sebagai secondary migration
(Wight dkk, 1986) (Gambar 1.6). Reaktivasi dari perkembangan struktur geologi
telah membatasi dari proses migrasi yang mengisi tinggian-tinggian lokal dari
Lapangan Lita, namun hal tersebut diinterpretasikan sebagai hasil dari kompleksitas
distribusi reservoar (Rahman. G, 1980).

9
S N

N
Lapangan Lita
S

Gambar 1.6. Korelasi kontak hirokarbon dengan air formasi dengan menunjukkan
perbedaan yang diinterpretasi sebagai secondary migration dari
Lapangan Cinta (Rahman. 1980).

1.7. Luaran Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa luaran, meliputi:
1 Peta penyebaran reservoar batupasir pada Formasi Talang Akar pada interval
Upper Zelda Member pada Zona 1 & 2 khususnya secara vertikal maupun lateral
berdasarkan metode analisis geofisika berdasarkan data seismik dan perhitungan
petrofisika batuan berdasarkan data logging sumur maupun data hasil pengeboran
(conventional core/sidewall core).
2. Pembagian karakterisasi reservoar batupasir pada Formasi Talang Akar pada
interval Upper Zelda Member pada Zona 1 & 2 berdasarkan properti batuannya,
baik penggunaannya dengan data sumuran dari Lapangan Lita maupun dari
lapangan sekitar (Lapangan Cinta) dengan menggunakan metode petrophysical
rock typing.
3. Membangun model statik geologi serta penyebaran fasies & properti reservoar,
yang berguna untuk mengidentifikasi cadangan minyak yang masih tersisa dan
strategi pengembangan lapangan pada tahap lanjutan.

10
1.8. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara keilmuan adalah membuktikan suatu static


model yang dibangun berdasarkan suatu metode petrophysical rock typing terhadap
penyebaran nilai properti reservoar dalam skala lapangan dengan memanfaatkan data
conventional core atau sidewall core dan data sesmik akan menghasilkan geometri
reservoar lebih detail dan mendekati akurat berdasarkan konsep keilmuan geologi dari
pada menggunakan metode konvensional terdahulu. Manfaat penelitian ini untuk
perusahaan dengan pembuatan static model berdasarkan metode petrophysical rock
typing adalah sebagai acuan dalam mempertimbangkan koreksi terhadap penyebaran
reservoar yang heterogen serta hubungannya terhadap facies pengendapan tersebut
dan mengetahui besar original oil in place (OOIP) Lapangan Lita. Penentuan daerah-
daerah bypass oil yang belum terkuras secara optimal selama tahap primary recovery
dapat dipastikan dan dipertimbangkan metode pengembangan yang lebih efektif.

Manfaat penelitian ini untuk penulis adalah menentukan kakrterisasi reservoar


dalam penggunaan data integrasi pada model PRT, serta perkembangan stratigrafi
dengan menggunakan data analisis geofisika lanjutan yaitu stochastic inversion. Hal
tersebut dapat memberikan pengetahuan lebih mendalam dalam proses pengendapan
serta penyebaran reservoar dan penentuan beberapa lokasi yang tepat untuk
dilakukannya eksplorasi di sekitar lapangan pada struktur maupun sistem yang
berbeda.

1.9. Keaslian Penelitian

Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian-penelitian


terdahulu tidak dilakukan pada Lapangan Lita, melainkan hasil interpretasi penelitian
di Lapangan Cinta telah diintegrasikan untuk menentukan perkembangan reservoar
batupasir Formasi Talang Akar Anggota Zelda secara vertikal maupun lateral.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan skala regional dan skala
lapangan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dikerjakan saat ini, akan
dipaparkan dalam bentuk tabel 1.1 dibawah ini. Tabel ini akan memperlihatkan
perbandingan metode dan hasil yang telah dikerjakan oleh peneliti saat ini dan
sebelumnya yang saling berkaitan dalam menghasilkan interpretasi fasies dan
karakterisasi reservoar.

11
Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Nama Tahun Lokasi Metode Hasil

Lingkungan pengendapan terbentuk pada lingkungan


Anjungan A, B & C, Interpretasi lingkungan pengendapan dan
fluvial dan diinterpretasikan arah pengendapan dari utara
Friestad 1973 Lapangan Cinta, perkembangan struktur berdasarkan deskripsi
ke selatan yang terlihat keterdapatan tinggian dan ketebalan
Cekungan Sunda core, data well log dan data seismik 2D.
formasi berdasarkan data seismik 2D dan peta isopach.
Sumur-sumur eksplorasi menunjukkan pola kurva GR
Sumur CIN-1, 2, 3, 4, 5,
blocky sebagai braided stream dan bell shape sebagai
6, 7, & 8, Interpretasi lingkungan pengendapan berdasarkan
Friestad 1974 meandering stream dari fluvial sistem. Terbagi menjadi 1
Lapangan Cinta, deskripsi core dan data well log.
zona pada meandering stream dan 4 zona pada braided
Cekungan Sunda
stream.
Struktur patahan berarah utara-selatan dan membentuk
Lapangan Cinta dan Interpretasi perkembangan struktur geologi
jebakan struktur. Seismic attribute (accoustic impedance)
Goldwater 1979 Lapangan Lita, persebaran reservoar berdasarkan analisis
menunjukkan arah pengendapan dari utara ke selatan dan
Cekungan Sunda seismik attribute dan seismik 3D.
dominansi sejajar dengan perkembangan struktur
Hasil interpretasi menunjukkan pola pengendapan fluvial
yang menjauhi dari sumber sedimen dengan sistem
Sumur LT-01, pengendapan dari braided stream (Zona 2) dan
Interpretasi fasies berdasarkan data sidewall
Rahman 1980 Lapangan Lita, meandering stream (Zona 1).
core dan data logging.
Cekungan Sunda Nilai properti (porositas dan permeabilitas) pada Lapangan
Lita lebih kecil dibandingkan nilai porperti pada Lapangan
Cinta.

12
Tabel 1.1 Keaslian penelitian (lanjutan)

13
Penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang ini (Zhafira. 2016) telah
menghasilkan interpretasi berbeda dengan mengacu pada data batuan inti dari sumur
terbaru diantaranya, interpretasi fasies dari reservoar yang berkembang diendapkan
pada lingkungan pengendapan delta (transisi). Suksesi asosiasi fasies ditentukan
dengan melihat tujuh (7) lithofasies yang menghasilkan asosiasi fasies distributary
channel dan distributary mouth bar. Identifikasi petrophysical rock typing merupakan
hal yang pertama dilakukan pada Lapangan Lita dengan menghasilkan lima jenis rock
type, dimana asosiasi fasies distributary channel mencakup rock type 1, 2, 3, 4 & 5
dan asosiasi fasies distributary mouth bar mencakup rock type 2, 3, 4 & 5.
Memastikan persebaran nilai properti dan unt aliran reservoar yang memiliki
heterogen dilakukan pemodelan statis geologi dengan arah pengendapan dari utara
(landward) dan selatan (seaward) pada lingkungan delta (transisi). Memastikan
daerah potensial pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemodelan saturasi
hidrokarbon, diketahui penggunaan data capillary pressure dan J-function untuk
mendapat rumus saturasi hidrokarbon untuk setiap rock type. Penentuan rencana
pengembangan lapangan ditentukan dengan melakukan pemboran sumur injeksi untuk
meningkatkan tekanan formasi reservoar dan pemboran sumur produksi untuk
pengurasan cadangan hidrokarbon yang tersisa maupun masih terjebak di reservoar
batupasir Formasi Talang Akar Sub-Formasi Upper Zelda.

14

Anda mungkin juga menyukai