Anda di halaman 1dari 4

POTENSI JENIS TUMBUHAN BAWAH BERKHASIAT OBAT DI HUTAN

KOTA RANGGAWULUNG, KABUPATEN SUBANG


Dina Anggraini, Lily Surayya Eka Putri dan Dasumiati*
Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  
 
*Corresponding author: dasumiati@uinjkt.ac.id

Abstract
The objective of this research was to know the understory species diversity and to identified the
potency of medicinal plants in Ranggawulung Urban Forest. The method of this research is
vegetation analysis using circular plot (4 m in diameter), we used 30 plot in the site. We counted
number of individuals and species richness. Importance Value Index, Simpson’s, and Shanon-
Wiener Index was calculated to describe it’s diversity. The result showed Ranggawulung Urban
Forest had high of understory diversity (Shanon-Wiener Index 3,36). There was 56 understory
species, and 19 of them was identified as medicinal plants. There are Ageratum conyzoides, Piper
aduncum, Sida rhombifoli, Eupatorium odoratum, and Turnera ulmifolia. The utilization of this
potency and the effort to conserve both ex-situ and insitu are also elaborated.

Keywords: understory diversity, medicinal plant, Ranggawulung Urban Forest

PENDAHULUAN masyarakat sekitar. Peranan tanaman obat


Hutan kota merupakan suatu kawasan dalam pengembangan hutan tanaman juga
dalam kota yang didominasi oleh pepohonan menghasilkan keuntungan majemuk meliputi :
dan tumbuhan bawah yang habitatnya 1) keberhasilan pengelolaan hutan tanaman
dibiarkan tumbuh secara alami. Samsoedin & melalui penyediaan sumber pendapatan yang
Subandiono (2006) menyatakan bahwa hutan berkelanjutan, 2) penyediaan lapangan kerja,
kota merupakan pepohonan yang berdiri 3) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan,
sendiri atau berkelompok atau vegetasi 4) peningkatan pendapatan asli daerah, dan
berkayu di kawasan perkotaan yang pada 5) pengembangan usaha regional (Sitepu &
dasarnya memberikan dua manfaat pokok Sutigno, 2001).
bagi masyarakat dan lingkungannya, yaitu Pemanfaatan tumbuhan bawah sebagai
manfaat konservasi dan manfaat estetika. obat sudah dilakukan oleh masyarakat sekitar
Tumbuhan bawah merupakan Hutan Kota Ranggawulung, namun hanya
Tumbuhan bawah adalah komunitas sebagian kecil masyarakat saja karena
tanaman yang menyusun stratifikasi bawah minimnya pengetahuan. Potensi Hutan Kota
dekat permukaan tanah. Tumbuhan ini Rangawulung sebagai persediaan plasma
umumnya berupa rumput, herba, semak, nutfah dan perlindungan untuk kawasan
perdu, dan semai pohon (seedling) sekitarnya belum dikaji secara mendalam.
(Aththorick, 2005). Tumbuhan bawah Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
memiliki fungsi sebagai penutup lahan, mengkaji potensi tumbuhan bawah berkhasiat
mengurangi erosi tanah dan beberapa di obat di Hutan Kota Ranggawulung, Kabupaten
antaranya merupakan bahan obat. Subang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
Tumbuhan obat adalah seluruh spesies bermanfaat terutama dalam peningkatan
tumbuhan yang diketahui atau dipercaya pengetahuan masyarakat mengenai kekayaan
mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat alam yang ada di sekitar mereka, sehingga
memiliki hubungan yang erat dengan jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat tetap
masyarakat yaitu sebagai sumber mata terjaga kelestariannya.
pencaharian dan peluang usaha bagi

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 126


Dina A., dkk Potensi Jenis Tumbuhan Bawah
_______________________________________________________________________________
MATERIAL DAN METODE N: jumlah individu seluruh jenis
dengan kriteria:
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 1. H’ > 3 menunjukkan keanekaragman
2012 di Hutan Kota Ranggawulung, jenis yang tinggi pada suatu kawasan
Kabupaten Subang. Hutan kota Ranggawulung 2. 1< H’<3 menunjukkan keanekaragaman
terletak pada koordinat 6°34'35"S dan jenis yang sedang pada suatu kawasan
107°44'40"E. 3. H’ < 3 menunjukkan keanekaragaman
Alat-alat yang digunakan dalam jenis yang rendah pada suatu kawasan.
penelitian ini adalah tali rafia, patok, alat
hitung dan GPS. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh jenis tumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN
bawah berkhasiat obat yang terdapat di lokasi Keanekaragaman Jenis Tumbuha Obat
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penelitian ini menggunakan terdapat 56 jenis tumbuhan bawah dari 27
metode analias vegetasi dengan plot famili. Dari jumlah tersebut teridentifikasi
berbentuk lingkaran (diameter 5 m) sebanyak sebanyak 19 jenis tumbuhan bawah berkhasiat
30 plot dan jarak antar plot 100 m. Pencatatan obat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
nama jenis lokal, ilmiah dan jumlah individu potensi tumbuhan bawah berkhasiat obat di
dilakukan pada tiap-tiap plot. Pembuatan lokasi tersebut cukup tinggi dengan
herbarium dan dokumentasi dilakukan presentase sebesar 33,9%. Indeks
untuk mempermudah identifikasi. keanekaragaman Shanon-Wiener yang
Identifikasi nama lokal di lapangan diperoleh sebesar 3,26 yang menunjukkan
dibantu oleh pengetahuan penduduk lokal. bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan bawah
Identifikasi nama ilmiah dilakukan dengan berkhasiat obat di Hutan Kota Ranggawulung
mengacu pada pustaka Steenis (2006), adalah tinggi (Odum, 1993). Jenis
Dalimartha (2006), Utami (2008) dan Kusuma tumbuhan obat yang memiliki INP tinggi
(2001). (lebih dari 10%) tersaji pada Tabel 1.
Perhitungan Indeks Nilai Penting Jenis-jenis tersebut adalah Melastoma affine,
(INP) dilakukan untuk mengetahui jenis yang Ageratum conyzoides, Clidemia hirta,
mendominasi pada lokasi penelitian. Turnera ulmifolia, dan Stachytarpheta
INP = KR + FR jamaicensis.
Kerapatan suatu jenis Berdasarkan hasil perhitungan INP,
KR = x 100% M. affine merupakan jenis yang memiliki INP
Kerapatan seluruh jenis tertinggi yaitu sebesar 17,6%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jenis ini memiliki
adaptasi, daya kompetisi yang tinggi dan
Frekuensi suatu jenis penyebaran yang luas di lokasi penelitian.
FR = x 100% Jenis ini berkhasiat sebagai sebagai
Frekuensi seluruh jenis penurun demam (antipiretik), pereda nyeri
(analgesik), peluruh air seni (diuretik),
Keterangan: mengobati keputihan (leukorea), dan dapat
KR = Kerapatan Relatif mengobati berbagai jenis luka tersayat
FR = Frekuensi Relatif (Dalimartha, 2006).
Keanekaragaman jenis tumbuhan dihitung Jenis A. conyzoides atau yang dalam
berdasarkan indeks Shanon-Wiener (Odum, bahasa lokal dikenal sebagai bandotan
1993) dengan persamaan sebagai berikut: merupakan tumbuhan obat yang dimanfaatkan
sebagai antidisentri, antilitik, mengobati flu,
H′= demam, dan rematik (Dalimartha, 2006).
Keterangan: Selain itu jenis ini juga dimanfaatkan untuk
ni: jumlah individu suatu jenis pengobatan luar seperti penyembuhan luka,

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 127


Dina A., dkk Potensi Jenis Tumbuhan Bawah
_______________________________________________________________________________
penyakit kulit dan alergi (Dalimartha, 2006). dengan cara memotong seluruh bagian
C. hirta atau yang dalam bahasa lokal dikenal tumbuhan tersebut lalu dikeringkan di bawah
dengan nama harendong bulu memiliki sinar matahari, dan dapat dikonsumsi dalam
manfaat sebagai obat sakit tenggorokan dan bentuk jamu herbal. T. subulata merupakan
obat diare. tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat
Jenis S. jamaicensis banyak gangguan pencernaan, rematik sendi yang
dimanfaatkan sebagai obat untuk penyakit disertai bengkak, bengkak karena memar, dan
reumatik, sakit tenggorokan, dan hepatitis A. lemah setelah sembuh dari sakit berat
Seluruh bagian dari tumbuhan ini dapat (Dalimartha, 2006).
digunakan untuk membuat obat herbal

Tabel 1. INP tumbuhan bawah berkhasiat obat


Jenis KR (%) FR (%) INP (%)
Melastoma affine 10,3 7,4 17,6
Ageratum conyzoides 6,8 6,6 13,4
Turnera subulata 8,6 3,9 12,5
Clidemia Hirta 6,9 5,4 12,4
Stachytarpheta jamaicensis 9,7 1,2 10,9

(a) (b) (c) (d)


Gambar 1. Beberapa jenis tanaman obat yang ditemukan di Kota Ranggawulung, Kabupaten
Subang (a) M.affine; (b) A. conyzoides; (c) C. hirta dan (d) T. Subulata
Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Upaya konservasi kawasan dan konservasi
Berdasarkan hasil penelitian jenis, baik secara in situ maupun ex situ
menunjukkan bahwa terdapat 19 jenis diperlukan segera karena di kawasan ini
tumbuhan bawah berkhasiat obat dari 56 jenis banyak terdapat tumbuhan berkhasiat obat.
tumbuhan yang ditemukan. Hal tersebut Upaya ini dilakukan untuk menjaga
menunjukkan potensi jenis tumbuhan bawah kelestarian plasma nutfah yang terdapat di
berkhasiat obat di Hutan Kota Ranggawulung Hutan Kota Ranggawulung.
cukup tinggi. Potensi tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan KESIMPULAN
cara budidaya tumbuhan obat. 1. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah di
Budidaya tumbuhan obat yang ada Hutan Kota Ranggawulung adalah tinggi
dikawasan ini perlu dilakukan untuk (Indeks Shanon-Wiener 3,36).
menghindari pengambilan dari hutan secara 2. Hutan Kota Raggawulung memiliki
langsung yang bisa menyebabkan kelangkaan potensi jenis tumbuhan bawah berkhasiat
jenis-jenis yang diambil secara berlebihan. yang tinggi dengan 19 jenis.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 128


Dina A., dkk Potensi Jenis Tumbuhan Bawah
_______________________________________________________________________________

SARAN Komunikasi Penelitian. 17(5): 42-48.


Perlu adanya upaya budidaya tumbuhan Dalimartha & Setiawan. (2006). Atlas
obat untuk kegiatan pemanfaatan yang disertai Tumbuhan Obat Indonesia. Puspa
dengan upaya konservasi baik in situ ataupun Swara, Jakarta.
ex situ untuk menjaga kelestarian plasma Hutan Tanaman. Buletin Penelitian dan
nutfah di Hutan Kota Ranggawulung. Pengembangan Kehutanan 2 (2), Kota.
Prosiding Hasil Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Kusuma, F. , & Muhammad, B. ( 2001).
Aththorick, T. A. (2005). Kemiripan Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat.
komunitas tumbuhan bawah pada Agro Media Pustaka, Jakarta.
beberapa tipe ekosistem perkebunan di Odum, E. P. ( 1993). Dasar-Dasar Ekologi
Kabupaten Labuhan Batu. Jurnal

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 129

Anda mungkin juga menyukai