Kebijakan Manajemen Nyeri

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU DENPASAR

NOMOR : 167/RSUKI/KEP/VII/2015

TENTANG
MANAJEMEN NYERI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU DENPASAR

Menimbang :
a. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien dan meningkatkan
keamanan tindakan pemberian pelayanan perlu dilaksanakan suatu sistem
yang baik untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam Pemberian
Pelayanan .
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, perlu adanya Panduan
Pemberian Pelayanan Manajemen Nyeri di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Denpasar.
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu ditetapkan Keputusan
Direktur RSU Kasih Ibu Denpasar tentang Kebijakan Manajemen Nyeri di
RSU Kasih Ibu Denpasar.
Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor5072)
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI No 4431)
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang
Panduan Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012
tentang akreditasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/ Menkes/
PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 1333/ Menkes/ SK/
XII/ 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519 tahun 2011
tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif
di Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 123/ Menkes/ SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU
DENPASAR TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI
KEDUA : Kebijakan Manajemen Nyeri RSU Kasih Ibu Denpasar sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kesatu harus dijadikan acuan untuk setiap tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya .
KETIGA : Biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan ini dibebankan
pada Anggaran RSU Kasih Ibu Denpasar.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : Juli 2015
Direktur RSU Kasih Ibu Denpasar

dr. I Gusti Ngurah Rai, MM.

Tembusan disampaikan Kepada Yth :


1. Komisaris Utama PT. Kasih Medikatama
2. Direktur PT. Kasih Medikatama
3. Ketua Komite Medik
4. Ketua Komite Keperawatan
5. Kepala Divisi Pelayanan Medis & Penunjang
6. Kepala Sub Divisi Pelayanan Keperawatan
7. Divisi SDM & Diklat
8. Yang bersangkutan
9. Arsip
Lampiran SK Direktur RSU Kasih Ibu Denpasar
Nomor : 135/RSUKI/KEP/VIII/2015
Tentang : Kebijakan Manajemen Nyeri

KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI RSU KASIH IBU DENPASAR


1. Perawat atau dokter melakukan skrining mengenai nyeri terhadap semua pasien yang datang
ke IGD, poliklinik, ataupun pasien rawat inap. Bila ada nyeri lakukan asesmen nyeri lebih
lanjut .
2. Asesmen nyeri menggunakan metode :
 NRS ( Numerical Rating Scale ) digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia >7 tahun .
 VAS ( Visual Analog scale )digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 7 tahun yang
dapat menilai intensitas nyerinya sendiri dengan melihat mistar nyeri yang diberikan oleh
petugas.
 WONG BAKER FACES PAIN SCALE digunakan pada pasien 3-7 tahun , pasien dewasa
yang tidak kooperatif , pasien manula, pasien lemah , pasien dengan gangguan konsentrasi,
pasien nyeri hebat, pasien kritis .
 FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability)digunakan pada pasien anak berusia 6
bulan – 3 tahun.
 Skala Nyeri Menangis ( Cries Pain Scale ) digunakan untuk usia 0- 6 bulan.
3. Setelah selesai menentukan score intensitas nyeri ,lanjutkan dengan menentukan tipe nyeri
apakah termasuk nyeri ringan, sedang, atau berat.
4. Asesmen ulang nyeri : dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri
5. Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri kepada pasien yang
sadar/bangun.
6. Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥4. Pada nyeri akut asesmen dilakukan tiap
30 menit -1 jam setelah tatalaksana sampai intensitas nyeri ≤ 3. Bila nyeri tidak berkurang
laporkan kembali ke dokter yang merawat.
7. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi < 6 minggu.
8. Tentukan mekanisme nyeri, Tatalaksana sesuai mekanisme nyerinya.
9. Penanganan Farmakologi menggunakan Step-Ladder WHO
10. Manajemen N y e r i k r o n i k menggunakan pendekatan standar dalam
penatalaksanaan nyeri kronik termasuk farmakologi, intervensi, non-farmakologi, dan tetapi
pelengkap / tambahan
11. Stimulasi saraf transkutan elektrik
12. Nilai ulang efektivitas pengobatan.
13. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga
14. Lakukan dokumentasi tatalaksana dan evaluasi nyeri pada instrument

Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 1 September 2015
Direktur RSU Kasih Ibu Denpasar

dr. I Gusti Ngurah Rai, M.M.

Anda mungkin juga menyukai