2A - Makalah - Islam - Dan - Lingkungan
2A - Makalah - Islam - Dan - Lingkungan
Disusun Oleh :
M. Tsani Kamil (1801050009)
Ananto Dwi N (1801050014)
Allaen Zoquaeres S (1801050024)
M. Annas Arafli (1801050064)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2019
2
LATAR BELAKANG
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. agama akan memelihara manusia dari
segala bentuk perilaku menyimpang, dan menjauhkanya dari tingkah laku yang negatif.
Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih, halus, dan suci. Di samping
itu, agama merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda dalam menghadapi
berbagai macam perilaku yang tidak sesuai dengan norma- norma yang berlaku di
masyarakat.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw, diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi
hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
kepentingan manusia semata, namun difokuskan pada menurunnya kualitas dan daya
dukung bagi hewan, tumbuhan, ataupun mikroba yang pada akhirnya mempengaruhi
kehidupan manusia.
Memang benar agama Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Namun banyak
orang yang salah kaprah dalam menafsirkannya. Sehingga banyak kesalahan dalam
memahami praktek beragama bahkan dalam hal yang fundamental yaitu akidah. Islam
adalah suatu aqidah atau keyakinan. Mulai daripada Islam itu sendiri secara totalitas
adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan kebenarannya mutlak karena
bersumber dari yang Maha Mutlak. Maka segala yang diperintahkannya dan
Pendidikan yang baru dan termasuk yang penting untuk masa sekarang adalah
5
lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat
sahabatnya. Abu Darda r.a pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh
oleh Rasululloh SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam
pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang
subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Alloh SWT dan
bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Alloh SWT.
wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur’an dan Al-Hadist yang
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas secara
luas mengenai al-qur’an dan lingkungan, karena al-qur’an telah menjelaskan tentang
global.
B. Rumusan Masalah
lingkungan?
6
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena
menyangkut berbagai sektor dan berbagai kepentingan umat manusia. Hal ini terbukti
Diantaranya isu efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis, kenaikan suhu udara,
mencairnya es di kutub, dll. Mungkin sebagian besar orang baru menyadari dan
merasakan akan dampak tingkah lakunya di masa lampau yang terlalu berlebihan
Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini bisa dikatakan telah menyebar di
berbagai belahan dunia. Khususnya Indonesia yang memiliki potensi alam yang sangat
melimpah. Dengan potensi alam yang sedemikian melimpahnya telah membuat orang-
orang berusaha untuk mengolah secara maksimal. Bahkan potensi alam tersebut dapat
menarik masuk investor-investor asing untuk berbisnis di negeri ini. Dengan adanya
potensi yang begitu melimpahnya memang kita akui dapat membantu memajukan
perekonomian negara, tapi di sisi lain keadaan ini dapat membuat orang untuk
7
takutkan, akan banyak pengusaha yang bergerak disektor pengolahan lingkungan yang
Mungkin saat ini kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita telah terbawa oleh sistem
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan. Di dorong motif kepentingan diri (self-
interest), kebebasan (freedom), dan kompetisi tak bermoral, rezim kapitalisme telah
berhasil mendudukan alam sebagai objek eksploitasi tanpa batas. Perubahan sistem
kerusakan dan pencemaran di bumi. Dalam perdagangan bebas, pakar ekonomi akan
selalu bangga dan optimis terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan ini
kerusakan lingkungan. Tentunya keruskan itu kelak akan menjadi sumber bencana
hasil perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung jawab sebagai
khalifah di bumi. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-
makhluk lainnya tidak memiikinya. Kebudayaan manusia makin lama makin maju
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengtahuan dan teknologi. Sejalan
8
banyaknya kendaraan bermotor, dan pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran
sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang
Akibatnya, air sungai dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan
Indonesia adalah salah satu negara yang paling sering dilanda bencana
karena ulah masyarakatnya. Sungguh ironis ketika Indonesia yang memiliki penduduk
mayoritas umat Islam telah mencatat sejarah kehancuran alamnya, seperti bencana
banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, dll. Pemerintah yang diharapkan dapat
memberikan jalan keluar dari persoalan ini malah mengeluarkan kebijakan yang aneh.
Padahal dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang membahas lingkungan dan
cara memanfaatkannya. Apakah umat Islam mayoritas saat ini telah meninggalkan
agamanya dan melupakan sumber ajarannya. Apakah mayoritas muslim saat ini telah
menjadi orang-orang yang hedonis dan materialistik. Inilah yang menjadi masalah kita
mereka miliki untuk mengolah lingkungan yang ada. Padahal seharusnya manusia
sebagai makhluk yang dimuliakan dengan akal, seharusnya mampu berbuat apapun
asalkan dalam memegang amanah dan tanggung jawab dalam mengolah bumi.
9
Dominasi manusia terhadap alam memang menjadi suatu fitrah. Kelebihan karunia
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratn dan di alautan, Kami beri merka rezeki yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami
Keutamaan yang sempurna dari kebanyakan mahluk lain ialah karunia akal
yang dimiliki manusia. Dengan akal fikirannya, manusia mampu menaklukan segala
apa yang ada di alam untuk keperluan dirinya. Dengan adanya kenikmatan akal yang
luar biasa terebut menjadi sangat berbahaya jika pada akhirnya mereka tidak menjadi
khalifah yang amanah. Parahnya, keadaan seperti inilah yang sekarang sedang terjadi.
Dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi saat ini merupakan akibat dari
lingkungannya secara habis-habisan atau besar-besaran. Oleh karena itu, sejak awal
Allah telah memperingatkan adanya akibat ulah manusia tersebut yaitu sebagai
motivasi, Allah manjanjikan kebahagiaan akhirat bagi orang yang tidak berbuat
kerusakan. Seharunya umat islam menjaga lingkungannya sesuai dengan firman Allah
SWT :
10
َ عوهُ خ َْوفًا َو
ط َمعًا ِإ َّن ُ ص ََل ِح َها َوا ْد ِ َو ََلت ُ ْف ِسدُوا فِي اْﻷَ ْر
ْ ض بَ ْعدَ ِإ
﴾56﴿ َيب ِمنَ ْال ُم ْح ِس ِنين
ٌ ت هللا قَ ِر
َ َر ْح َم
memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
dalam hal mengolah lingkungan. Supaya kita dapat lebih bijak dan bertanggung jawab.
Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-
lingkungan, larangan untuk merusaknya, dll. Seperti yang akan di bahas berikut ini.
Allah telah menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya. Alam semesta yang
indah ini adalah benar-benar hadir dan sekaligus merupakan salah satu bukti keagungan
11
yang menunjukkan ke Maha Kuasaan-Nya dan Keesaan-Nya. Langit dan bumi serta
segala isinya diciptakan Allah secara serasi dan teratur. Allah berfirman dalam Al-
Qur’an :
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar dan
(Dialah juga) pada masa (hendak menjadikan sesuatu) berfirman : "Jadilah", lalu
terjadilah ia. Firman-Nya itu adalah benar dan bagi-Nyalah kuasa pemerintahan pada
hari ditiupkan sangkakala. Dia yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata
dan Dialah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha mendalam pengetahuan-Nya.” (QS. Al-
An’am : 73)
Jadi alam raya ini dalam pandangan Islam merupakan kenyataan yang
menyatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi yang rill dan obyektif, melainkan
semu, palsu, ilusi, dan maya, atau sekedar emanasi atau pancaran dari dunia lain yang
12
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. As-Shadd : 27)
materialism memang menyatakan bahwa alam ini benar-benar ada, riil, dan obyektif.
Namun eksistensi alam ini dalam dugaan aliran materialisme adalah ada dengan
sendirinya. Sedangkan menurut pandangan Islam, alam raya ini diciptakan oleh Allah
atau Tuhan YME. Allah yang menciptakan sekaligus memelihara alam ini serta
13
“Katakanlah : “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian
itulah Tuhan semesta alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-
makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit
dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami
hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
Esaan-Nya dalam menciptakan langit dan bumi, menghiasi langit dengan bintang-
bintang yang tak terhingga banyaknya. Dia mengetahui segala sesuatu, tidak
14
sesuatupun yang luput dari pengetahuan-Nya itulah Tuhan yang berhak disembah.
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT, untuk
tinggal di bumi, beraktifitas dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan masa dan
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari
keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan
“...dan bagimu ada tempat kediaman di bumi, kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan.”
amanah. Maka manusia wajib memeliharanya sebagai suatu amanah. Manusia telah
15
diberitahu oleh Allah bahwa mereka akan hidup dalam batas waktu tertentu. Oleh
manusia telah diberi tanggung jawab besar, yaitu diserahi bumi ini dengan segala
isinya.
“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi unutk kamu, dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui
karunia yang besar kepada manusia, menciptakan langit dan bumi untuk manusia,
dengan menjaga alam dan agar manusia berbakti kepada Allah penciptanya,kepada
sendiri tanpa bahan-bahan yang disediakan. Hal ini perlu disadari oleh manusia, sebab
16
tanpa memiliki rasa dan sikap syukur kepada Allah, maka manusia cenderung akan
merusak.
Dalam konteks mensyukuri nikmat Allah atas segala sesuatu yang ada di
alam ini untuk manusia, menjaga kelestarian alam bagi umat Islam merupakan upaya
Allah sendiri membenci orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Firman
Allah :
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain ) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S Al-
Qashas :77)
17
Begitu juga dalam mencari nafkah dan rezeki di atas muka bumi, Allah
terhadap alam sangat dicela. Kenikamatan dunia dan akherat dapat dikejar secara
bumi. Hal ini dikarenakan dapat berakibat pada terjadinya bencana, yang kebanyakan
Islam meberikan pandangan yang lugas bahwa semua yang ada di bumi
merupakan karunia yang harus dipelihara agar semua yang ada menjadi stabil dan
terpelihara. Allah telah memberian karunia yang besar kepada semua mahluk dengan
partikel hujan dari langit agar segala tumbuhan dapat berkembang dengan baik.
“Dia meciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnyadan Dia meletakan
gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan Dia
memperkembangbiakan padanya segala macam jenis binatang. Dan kami turunkan air
18
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkn padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik”.
yang mendasari Nabi Muhammad SAW untuk mencadangkan lahan-lahan yang masih
asli. Rasulullah SAW pernah mengumumkan kapada pengikutnya tentang suatu daerah
sebagai suatu kawasan yang tidak boleh digarap. Kawasan lindung itu, dalam syariat
menjaga ekosistem suatu tempat agar dapat terpenuhi kelestarian makhluk yang hidup
di dalamnya. Oleh karena itu kita hendaknya mencontoh Rasulullah SAW dalam
menjaga lingkungan, hendaknya kita sebagi umat Islam mau menyadari dan
keseimbangan alam dapat mengontrol pengolahan sumber daya alam yang ada dengan
bijak.
19
bumi telah menyallahgunakanamanah. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif,
lingkungan yang semakin bertambah parah. Kelalaian dan dominasi manusia terhadap
alam dan pengolahan lingkungan yang tidak beraturan membuat segala unsur harmoni
dan sesuatu yang tumbuh alami berubah menjadi kacau dan sering berakhir dengan
bencana.
Dalam firman Allah Q.S Ar-Ruum ayat 41. Sesungguhnya Allah telah
Manusia hanya bisa menguras dan menggali isi bumi saja tanpa memperhatikan
dampaknya. Maka terjadilah bencana dan kerusakan di atas muka bumi. Padahal semua
itu, menurut Yang Maha Kuasa, adalah akibat dari tangan-tangan manusia itu sendiri:
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
20
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung sebagian yang
lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakn apa yang telah diperintahkan
Allah itu , niscaya akn terjadi ke kekacuan di muka bumi dan kerusakan yang
“Dan bila dikatakan kepada mereka “ Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
menganggap dirinya yang membawa kebaikan. Apabila diajak untuk kembali ke jalan
kebenaran mereka tidak mendengarnya dan mengabaikannya. Hal ini terbukti dengan
21
tekanan pemerintah karena terjerat persoalan perusakan lingkungan. Persoalan-
persoalan tersebut juga terdapat dalam Firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 6-7 :
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau
“Allah telah mengunci mata hati dan pendengaran mereka dan penglihatan
bumi ini. Seperti yang terdapat dalam Firman Allah yang artinya :
“......... Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Tuhan
Kerusakan yang terjadi selama ini tidak lain karena manusia telah
diperbudak oleh sistem yang kapital dan juga tumbuhnya sifat materalistik hedonistik,
sehingga berusaha sebisa mungkin mengeksploitsi alam secara maksimal dengan tidak
22
berorientasi pada keuntungan semata. Dalam ayat lain, Allah memberi tuntunan agar
“Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang
membuat kerusakan di muka bumi bumi dan tidak mengadakan perbaikan”.( Q.S. Asy-
Syu’ara 151-152).
yang tidak berbuat kerusakan atau bahkan melarang orang berbuat kerusakan.
“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan
di muka bumi, dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa”. Q.S.
Al-Baqarah : 83
lingkungan hidup kita. Dan Allah telah menjanjikan pahala yang tiada taranya bagi kita
yang senantiasa memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta tidak selalu
membuat kerusakan.
23
C. Hadits Tentang Larangan Menelantarkan Tanah
ِ فَقَالُ ْوا نُؤ, َ كَانَتْ ِل ِر َجا ٍل ِمنَّا فُض ُْو ُل ا َ َر ِض ْين: قَا َل,ع ْب ِد هللاِ رضى هللا عنهما
َاج ُر َها ُ َح ِدي
َ ْث َجا ِب ِر اب ِْن
“ Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami
mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu
tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan,
Selain dari hadits diatas, ada juga bersumber dari Abu Hurairah r.a. dengan
ٌ َم ْن كَانَتْ لَهُ ا َ ْر: قال رسول هللا عليه وسلم:ْث أ َ ِبى ُه َري َْرةَ رضى هللا عنه قال
ض فَ ْل َي ْز َر ْع َها ُ َح ِدي
tersebut dari Jabir yang diletakkan dalam kitab Al-Hibbah yang satunya bersumber dari
Dari ungkapan Nabi S.a.w. dalam hadits di atas yang menganjurkan bagi
pemilik tanah hendaklah menanami lahannya atau menyuruh saudaranya (orang lain)
24
untuk menanaminya. Ungkapan ini mengandung pengertian agar manusia jangan
membiarkan lingkungan (lahan yang dimiliki) tidak membawa manfaat baginya dan
bagi kehidupan secara umum. Memanfaatkan lahan yang kita miliki dengan
untuk kesejahteraan pemiliknya, maupun bagi kebutuhan konsumsi orang lain. Hal ini
lingkungan.
Dalam hadits dari Jabir di atas menjelaskan bahwa sebagian para sahabat
Nabi S.a.w. memanfaatkan lahan yang mereka miliki dengan menyewakan lahannya
kepada petani. Mereka menatapkan sewanya sepertiga atau seperempat atau malahan
seperdua dari hasil yang didapat oleh petani. Dengan adanya praktek demikian yang
dilakukan oleh para sahabat, maka Nabi meresponnya dengan mengeluarkan hadits
diatas, yang intinya mengajak sahabat menanami sendiri lahannya atau menyuruh
permasalahan sewa lahan ini, para ulama berbeda pendapat tentang kebolehannya.
hadits Rafi’ bin Khuday yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Al-
Muzara’ah :
25
Sedangkan jumhur ulama membolehkan, tetapi imbalan sewanya haruslah
dengan uang (dirham atau dinar) selain itu tidak boleh. Ada lagi yang berpendapat
boleh dengan semua barang, kecuali makanan termasuk yang ada dalam lahan itu.
Berbagai pendapat yang lain seperti yang dikemukakan Ibnu Rusyd bahwa dilarang
tanaman yang diusahakan di atas tanah sewaan itu akan tertimpa bencana, baik karena
kebakaran atau banjir. Dan akibatnya si penyewa harus membayar sewa tanpa
Terkait dengan hadits diatas, disini Rosulullah S.a.w. juga bersabda dalam
kitab Al-Lu’lu’ wal Marjan tentang menyerahkan tanah kepada orang untuk dikerjakan
َ ت االَ ْر
) (اخرجه البخارى.ض ِ ار ْ ُ َوكَانَتْ عَائِشَة, َالوسْق
َ َ اخت َ ار ْ َو ِم ْن ُهنَّ َم ِن
َ َ اخت
“ Ibnu Umar r.a. berkata : Nabi S.a.w. menyerahkan sawah ladang dan tegal di
berupa kurma atau buah dan tanaman, maka Nabi S.a.w. memberi istri-istrinya seratus
wasaq (1 wasaq=60 sha’. 1 sha’ =4 mud atau 2 ½ Kg), delapan puluh wasaq kurma
tamar, dan dua puluh wasaq sya’er (jawawut). Kemudian dimasa Umar r.a.
26
membebaskan kepada istri-istri Nabi S.a.w. untuk memilih apakah minta tanahnya
atau tetap minta bagian wasaq itu, maka diantara mereka ada yang memilih tanah dan
“ Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rosulullah S.a.w. bersabda : Seseorang muslim
tidaklah menanam sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung
atau manusia atau binatang memakan sebagian daripadanya, melainkan apa yang
ًص َدقَة
َ َُو الَ يَ ْر َز ُؤهُ أ َ َح ٌد ِإالَّ كَانَ لَه
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari
tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut
sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan
27
Dari Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu bahwa RasulullahShollallohu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian
hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan
Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia,
binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai
sallam untuk bercocok tanam, karena di dalam bercocok tanam terdapat 2 manfaat
tanam, yang bisa mengambil manfaatnya, selain petani itu sendiri juga masyarakat dan
negerinya. Lihatlah setiap orang mengkonsumsi hasil-hasil pertanian baik sayuran dan
28
mereka. Mereka rela mengeluarkan uang karena mereka butuh kepada hasil-hasil
bagi orang lain saja tetapi juga dengan bercocok tanam juga menjadikan lingkungan
menjadi lebih sehat untuk manusia dimana udara menjadi segar karena tanaman
berteduh di bawahnya, kesejukan bagi orang yang ada di sekitarnya. Tanaman juga
menjadikan pemandangan alam yang enak dan indah dipandang. Lihatlah hamparan
tanah yang dipenuhi oleh tanam-tanaman tentunya hati dibuat senang melihatnya,
perasaan pun menjadi damai berada di dekatnya. Adapun bila melihat hamparan tanah
yang kering dan gersang dari tanaman-tanaman tentu lah kita memperoleh perasaan
yang sebaliknya.”
Kedua: Manfaat yang bersifat agama (diniyyah) yaitu berupa pahala atau
ganjaran. Sesungguhnya tanaman yang kita tanam apabila dimakan oleh manusia,
binatang baik berupa burung ataupun yang lainnya meskipun satu biji saja,
sesungguhnya itu adalah merupakan sedekah bagi penanamnya, sama saja apakah dia
kehendaki ataupun tidak, bahkan seandainya ditakdirkan bahwa seseorang itu ketika
menanamnya tidak memperdulikan perkara ini (perkara tentang apa yang dimakan dari
29
tanamannya merupakan sedekah) kemudian apabila terjadi tanamannya dimakan maka
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang muslim akan mendapat pahala dari
hartanya yang dicuri, dirampas atau dirusak dengan syarat dia tetap bersabar dan
serta keutamaan mengolah (membuat produktif) bumi dan hal itu termasuk amalan
lainnya serta merupakan bantahan terhadap orang-orang sufi yang sok zuhud. Adapun
larangan yang ada terhadap hal-hal tersebut diartikan jika pekerjaan itu melalaikan
seseorang dari urusan agama dan apabila dia menjadikan dunia sebagai tujuan
utamanya serta tingkatan ilmunya yang tertinggi. Hal itu terjadi dalam kondisi
juga menunjukkan atas banyaknya jalan-jalan kebaikan dan bahwasanya apa-apa yang
manusia bisa mengambil manfaat darinya berupa kebaikan maka pelakunya akan
30
mendapat pahala. Baik diniatkan atau tidak oleh orang tersebut. Sebagaimana firman
AllahSubhanahu Wa Ta’ala :
dari orang-orang yang menyuruh untuk memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau
mengadakan perdamaian di antara manusia, Dan barangsiap yang melakukan hal itu
karena mengharap keridhaan Allah, maka kelak Kamiakan memberinya pahala yang
didalamnya mengandung kebaikan baik kamu niatkan atau tidak, barangsiapa yang
menyuruh untuk bersedekah, mendamaikan antara manusia (yang berselisih) maka itu
merupakan kebaikan dan kebajikan meniatkan ataupun tidak. Dan jika diniatkan hal itu
karena mengharap wajah Allah, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, ‘Maka
Dalam hadits ini juga merupakan dalil bahwasanya hal yang mempunyai manfaat
dan maslahat kemudian manusia mengambil manfaat darinya maka kebaikan bagi
pelakunya jika dia tidak meniatkan, dan jika diniatkan maka bertambahlah kebaikan
itu dengan kebaikan lagi, dan Allah memberinya keutamaan yaitu berupa pahala yang
banyak.
31
Dari ketiga hadits diatas dapat diambil pelajaran bahwa perbuatan yang
dilakukan seorang muslim yang pada hakekatnya hanya berupa sebuah hal yang
mubah, yaitu bercocok tanam tetapi pelakunya dapat memperoleh pahala. Walaupun
itu asalnya bukan suatu ibadah tapi bisa bernilai ibadah dan akan mendapat pahala.
Berbeda dengan orang kafir segala perbuatannya tidak bernilai di sisi Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, walaupun mereka mereka mengklaim beribadah setiap bulan, setiap pekan,
setiap hari bahkan setiap sa’at tidaklah dianggap disisi Allah Subhanahu Wa
Ta’ala sebagai suatu ibadah. Maka hadits ini merupakan dalil keutamaan memeluk
Sesungguhnya segala perkara perkara bagi seorang muslim adalah bisa bernilai
ibadah dan mempunyai kebaikan sebagaiman hadits dari Abu Yahya Shuhaib bin
Sinan Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi
Wa Sallam:
َو ِإ ْن,ُشك ََر فَكَانَ َخي ًْرا لَه َ ُ ِإ ْن أَصَا َبتْه:ْس ذَ ِلكَ أل َ َح ٍد ِإالَّ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن
َ س َّرا ُء َ ع َج ًبا أل َ ْم ِر ا ْل ُمؤْ ِم ِن ِإنَّ أ َ ْم َر ُه ُكلَّهُ َخي ٌْر َو لَي
َ
baginya adalah kebaikan, dan tidaklah itu didapatkan melainkan oleh seorang
mukmin: jika dia mendapatkan kesenangan (nikmat) dia bersyukur maka itu adalah
kebaikan baginya dan jika kesulitan (musibah) menimpanya kemudian dia bersabar
32
Syaikh Utsaimin rohimahulloh juga menambahkan bahwa perkara ini memang
misalnya ada seorang datang ke sebatang pohon kurma kemudian mencuri kurma.
Maka bagi si pemilik kurma justru memperoleh pahala atas peristiwa pencurian kurma
tersebut. Meskipun di sisi lain sekiranya dia mengetahui siapa pencurinya maka dia
Mengapakah bisa semua hasil tanaman yang ditanam itu merupakan sedekah?
Ini tidaklah bertentangan bahkan sesuai dengan kaidah agama yaitu kaidah bahwa
seseorang tidak akan memperoleh kebaikan (pahala atau ganjaran) kecuali atas hasil
usahanya sendiri, demikian juga sebaliknya seseorang tidak akan menanggung dosa
orang lain. Maka kalau kita perhatikan tanaman kita merupakan hasil usaha yang baik
yang akan menjadi sedekah walaupun dimakan atau diambil tanpa seizin kita.
Abdat hafizhohulloh berikut: “Apabila kita telah memahami kaidah ini maka
dada dalam memahami ayat-ayat Al Qur’an yang menegaskan bahwa seseorang tidak
akan memperoleh kebaikan (pahala dan ganjaran) kecuali atas hasil usahanya sendiri.
“Dan bahwasanya seseorang itu tidak akan memperoleh (kebaikan) kecuali dari hasil
33
Ayat di atas merupakan kaidah ilmiyyah yang umum dan tetap di dalam
keumumannya dan tidak menerima pengecualian (takhshish) yang memang tidak ada
sama sekali: bahwa seorang tidak akan memperoleh pahala atau ganjaran kecuali atas
Seperti seseorang menanam sebuah pohon atau tanaman, maka apa saja yang
dimakan dari buah pohon tersebut atau tanaman tersebut yang ditanam, baik dengan
seizin pemiliknya atau dicuri, baik (dimakan) oleh manusia atau hewan niscaya
Sesungguhnya tanaman yang dicuri atau dirusak ataupun juga dimakan hewan
merupakan hasil usaha dari petani maka pantas lah kalau dia mendapat ganjaran dari
Pada dasarnya Allah S.w.t. telah melarang kepada manusia agar tidak merusak
dimuka bumi “
Dan ada lagi dalam surat Al-Baqoroh ayat 204-205 Allah menjelaskan sifat-sifat
orang munafiq dan tindakannya di muka bumi ini. Informasi yang disampaikan Al-
Qur’an bahwa sebagian dari manusia, kata-kata dan ucapannya tentang kehidupan
dunia menarik sekali, sehingga banyak yang terpedaya. Ia pintar dan pandai menyusun
kata-kata dengan gaya yang menawan. Orang munafiq seperti inilah yang selalu
34
merusak bumi. Tanam-tanaman dan hutan-hutan menjadi rusak, lingkungan dicemari,
buah-buahan dan binatang ternak dibinasakan. Apalagi kalau mereka sedang berkuasa,
Gambaran ayat ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Ar-Rum
ayat 41-42, pada ayat ini sudah jelas bahwa Allah telah memperingatkan tentang
kerusakan yang terjadi di alam dunia ini, baik di darat, laut maupun udara adalah akibat
ulah perbuatan manusia itu sendiri. Kerusakan di darat seperti rusaknya hutan,
daerah peresap air hujan dan sebagainya. Kerusakan di laut seperti pendangkalan
tumpahan minyak, dan lain sebagainya. Allah memperingatkan itu, karena dampak
Tidak sepantasnyalah alam ini dirusak karena ini merupakan salah satu
memanfaatkannya, hal ini sebagaimana firman Allah S.w.t. dalam surat Al-An’am ayat
141-142
penghijauan. Oleh karena itu, dimana-mana kita akan melihat reklame dan promosi
penghijauan, baik melalui media visual, maupun audio-visual. Promosi ini banyak
35
pemerintahnya telah mencanangkan program penghijauan dengan tema "South
pahala di sisi Allah, sehingga ada diantara mereka yang bermalas-malasan dalam
mendukung program tersebut. Kita mungkin masih mengingat sebuah hadits yang
masyhur dari Nabi Saw. beliau bersabda: "Jika seorang manusia meninggal dunia,
maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang
mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan
Perhatikan, satu diantara perkara yang tak akan terputus amalannya bagi
seorang manusia, walaupun ia telah meninggal dunia adalah Sedekah Jariyah, sedekah
yang terus mengalir pahalanya bagi seseorang. Para ahli ilmu menyatakan bahwa
sedekah jariyah memiliki banyak macam dan jalannya, seperti membuat sumur umum,
membangun masjid, membuat jalan atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa
pohon, biji-bijian atau tanaman pangan, dan lainnya. Jadi, menghijaukan lingkungan
dengan tanaman yang kita tanam merupakan sedekah dan amal jariyah bagi kita –walau
sedekah untuk semua jenis hewan dan makhluk bernyawa di dalamnya terdapat
pahala".
36
Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah
-Azza wa Jalla-, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan
hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil
oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai
penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah
bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman
dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon
itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya
terkadang bisa dimakan, batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan,
akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan
pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari
gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara,
dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di
lembaran sempit ini. Jika demikian banyak manfaat dari reboisasi, maka tak heran jika
37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
alasan mengapa Alloh menyebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist
tentang pentingnya lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini.
untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari Alloh SWT untuk
yang salah tersebut tanpa pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia
38
“Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan,
maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah
Bahaya yang diakibatkan menurutkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada
kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan dan tidak
tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewahan dalam konsumsi dan gaya hidup
dan seterusnya. Manusia yang melakukan cara seperti itu tentu mengelola bumi tanpa
landasan dan petunjuk Al-Khalik sesuai dengan apa yang diisyaratkan kepadanya
selaku hamba Tuhan. Syariat adalah fitrah di mana bumi hanya dapat diatur dengan
ilmu syariatnya tersebut. Bila sesuatu menyalahi fitrah, maka akibatnya dapat terjadi
Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini
ibadah haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh
binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan membayar
denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka
bumi.
Hendaknya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran agama kita
dalam mengolah lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi
39
lebih bijak dalam mengolah lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila
Hal diatas bukan tidak mungkin akan terealisasikan. Asalkan manusia mau
kembali kepada ajaran agama yang utuh dan dapat memahaminya. Sehingga nantinya
akan tumbuh kesadaran umat manusia dalam mengelola lingkungannnya. Sangat jelas
pengolahan alam yang bijak,perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi,dll.
Kitab suci ini begitu luas cangkupan pembahsannya terlebih persoalan tentang
pengolahan alam. Kami percaya jika umat Islam mau kembali kepada agamanya
dengan membuka, memahami apa yang ada di Al-Qur’an pasti kehidupa di muka bumi
40
Daftar Pustaka
Resist Book
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari. 1415., Shahihul Bukhari jilid
Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf An-Nawawi. 1421 H.Riyadhush Shalihin.
Muhammad Fuad Abdul Baqi. 1996. Al-Lu’lu’ wal Marjan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
41