Anda di halaman 1dari 6

DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH

METODE PEMBELAJARAN BAHASA


Indiyah Prana Amertawengrum*

Abstrak : Keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya
adalah metode pembelajaran. Metode langsung (direct method) merupakan salah satunya. Metode ini dapat
efektif digunakan dalam pengajaran kosa kata melalui latihan-latihan pengucapan yang dibimbing guru / pengajar.
Selain itu, metode ini dapat efektif dilaksanakan dalam kelas kecil. Penggunaan metode langsung dalam
pembelajaran bahasa tidak sepenuhnya dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi
secara efektif karena lebih meng-utamakan keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan
membaca dan menulis kurang terakomodasi.
Kata Kunci : direct method, pembelajaran bahasa
PENGANTAR Bila hal itu yang terus terjadi, maka pendidikan
nasional tidak mampu menghasilkan orang-orang yang
Berbagai isu strategis pendidikan dan
mandiri, kreatif, memiliki self awareness, serta orang-
permasalahan pembelajaran di Indonesia terus
orang yang mampu berkomunikasi secara baik dengan
mengalir dan tak kunjung terpecahkan, meskipun
lingkungan fisik dan sosial dalam komunitas
berbagai upaya telah dan terus dilakukan guna
kehidupannya.
mengatasinya. Isu strategis atau masalah
pembelajaran tersebut antara lain berkenaan dengan Lantas bagaimana halnya dengan pembelajaran
kualitas, pemerataan, manajemen, kurikulum, dan bahasa, yang dalam hal ini bahasa kedua? Bukankah
sebagainya. Berbagai permasalahan dan isu-isu kemampuan berkomunikasi secara baik dengan
strategis tersebut menurut Hanafiah dan Suhana lingkungan fisik dan sosial dalam komunitas kehidupan
(2010:1) disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian tidak akan tercapai tanpa bahasa? Mengingat
(discrepancy), r agam perbedaan (disparity), pentingnya peranan bahasa dalam berkomunikasi,
ketidakadilan (inequity). maka pembelajaran bahasa perlu mendapat perhatian
yang maksimal, baik dari pemerintah maupun institusi
Berdasarkan hasil penelitian Suyanto dan
pendidikan. Di dalam proses pembelajaran,
Hisyam (2000: 7) diketahui bahwa dalam skala mikro
kemampuan dan keterampilan berbahasa merupakan
proses pembelajaran di hampir semua jenjang
keterampilan individu yang sangat penting.
pendidikan hanya memusatkan perhatiannya pada
Keterampilan berbahasa merupakan kemampuan
kemampuan otak kiri peserta didik. Sebaliknya,
seseorang untuk mengungkapkan gagasannya,
kemampuan otak kanan kurang ditumbuhkembangkan
perasaannya, hasil pemikirannya baik berupa kata
dan bahkan dapat dikatakan tidak pernah
maupun kalimat logis, sitematis, dan bermakna.
dikembangkan secara sistematis. Hal itu menyiratkan
adanya ketidakseimbangan dalam pr oses Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan
pembelajaran yang memusatkan perhatian antara bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Terlebih lagi
kemampuan otak kiri dan kemampuan otak kanan. di era globalisasi saat ini, seseorang bisa saja tidak

* Program Studi PBSI, FKIP, Unwidha Klaten

8 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016


ISSN 0215-9511
Direct Method Sebagai Sebuah Metode Pembelajaran Bahasa

hanya menjadi “warga” kelompok etnik tertentu dan seseorang dalam belajar bahasa. Salah satu metode
negara tertentu, tetapi juga menjadi warga dunia. Hal yang digunakan dalam pembelajaran bahasa adalah
itu muncul sebagai akibat lajunya perkembangan direct method. Mengingat pentingnya peranan
teknologi, baik teknologi transportasi, teknologi metode pembelajaran , tulisan ini mencoba mengkaji
komunikasi, maupun teknologi informasi.Oleh karena penggunaan direct method dalam pembelajaran
itu, agar seseorang dapat saling berkomunikasi bahasa.
diperlukan sarana komunikasi yang dapat dipahami
PEMBAHASAN
oleh semua pihak. Salah satu sarana komunikasi
tersebut adalah bahasa. Dalam konteks komunikasi Pembelajaran memiliki pengertian yang mirip
antarnegara dan antarbangsa, penguasaan bahasa dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi
asing merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
Bahasa asing yang dimaksud di sini adalah bahasa mengajar agar peserta didik dapat belajar menguasai
lain selain bahasa pertama (Ellis ,2010: 11). Bahasa isi pelajaran, juga dapat mempengaruhi perubahan
pertama adalah bahasa yang pertama kali diterima sikap, serta keterampilan seorang peserta didik.
semenjak anak-anak atau yang biasa disebut bahasa Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan
ibu, sedangkan bahasa kedua adalah bahasa yang satu pihak, yakni pekerjaan guru saja. Pembelajaran
diperoleh setelah menguasai bahasa pertama dengan juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan
baik. Sebagai contoh, bahasa Inggris, bahasa Jerman, peserta didik.
bahasa Perancis bagi orang Indonesia atau sebaliknya. Beberapa prinsip belajar dikemukakan oleh
Dalam pembelajaran bahasa terdapat berbagai dipopulerkan oleh Dimyati dan Mudjiono melalui
unsur yang terlibat agar tujuan pembelajaran tercapai Riyanto (2010: 72-75) adalah sebagai berikut.
secara maksimal. Banyak faktor yang memengaruhi a. Perhatian dan motivasi
keberhasilan seseorang dalam belajar, antara lain
Di dalam merngajar guru harus dapat
kurikulum sebagai kerangka dasar, pendidik / pengajar,
membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran
peserta didik, sarana dan prasarana , atmosfir
yang sedang diberikan oleh guru. Perhatian yang
pembelajaran, maupun metode pembelajaran. Oleh
timbul dalam diri siswa akan membangkitkan
karena itu, kegiatan pembelajaran harus dirancang
motivasi yang akan menggerakkan dan
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
mengarahkan aktivitas siswa. Motivasi dapat
poengalaman belajar kepada peserta didik melalui
merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran.
proses interaksi fisik dan mental dalam rangka
mencapai sebuah kompetensi dasar kegiatan b. Keaktifan
pembelajaran yang dapat terwujud melalui pemilihan
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak
metode pembelajaran yang tepat, melalui penggunaan
aktif mengalami sendiri. John Dewey
dan pemanfaatan media pembelajaran yang variatif
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut
dan berpusat pada diri anak didik sendiri.
apa yang harus dikerjakan peserta didik untuk
Metode pembelajaran termasuk salah satu dirinya sendiri. Oleh karenanya inisiatif harus
faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan datang dari peserta didik sendiri.

Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 9


ISSN 0215-9511
Direct Method Sebagai Sebuah Metode Pembelajaran Bahasa

c. Keterlibatan Pengalaman Langsung lainnya. Perbedaan itu antara lain terdapat pada
karakteristik, kepribadian, dan sifat-sifat lainnya.
Belajar harus dilakukan sendiri oleh peserta
Perbedaan individu tersebut berpengaruh pada
didik. dalam penggolongan pengalaman belajar
cara belajar anak. Oleh kar enanya dalam
yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya
pembelajaran, perbedaan individu perlu
Edwar Dale mengemukakan bahwa belajar yang
diperhatikan oleh guru.
paling baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung karena melalui pengalaman langsung Istilah pembelajaran sendiri merupakan istilah
peserta didik tidak sekedar mengamati dan baru yang merujuk pada kegiatan yang dilakukan para
merasakan secara langsung dalam perbuatan, guru dan anak didiknya yang fokusnya berada pada
tetapi menghayati dan bertanggung jawab terhadap anak didik (student centre). Dikatakan baru karena
hasilnya. sebelumnya orang lebih menggunakan istilah
pengajaran yang fokusnya berada pada guru (teacher
d. Pengulangan
centre).
Hal ini dimaksudkan agar terjadi sebuah Pembelajaran dapat disimpulkan sebagai suatu
kebiasaan belajar dan terpola. Pengulangan proses sadar yang dilakukan tenaga pendidik untuk
melatih daya-daya yang ada pada diri peserta didik menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan kualitas
yang terdiri atas daya mengamati, menanggapi, belajar para anak didik. Dalam kerangka berpikir ini,
mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan pembelajaran merupakan suatu upaya sistematis yang
sebagainya. diprogramkan untuk mengembangkan kemampuan,
e. Tantangan membangun watak dan peradabam bangsa yang
bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan
Adanya hambatan dalam mempelajari bahan
bangsa (Basilius R. Werang, 2011:85).
belajar, menimbulkan motif untuk mengatasi
hambatan yaitu dengan cara mempelajari bahan Oleh sebab itu, suatu kegiatan pembelajaran
ajar tersebut. Agar pada anak timbul motif yang harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka memberikan pengalaman belajar kepada anak didik
bahan belajar haruslah menantang. melalui proses interaksi fisik dan mental dalam rangka
mencapai sebuah kompetensi dasar kegiatan
f. Balikan dan Penguatan
pembelajaran yang sedemikian ini dapat terwujud
Peserta didik akan lebih bersemangat belajar antara lain melalui penggunaan dan pemanfaatan
apabila memperoleh hasil yang baik. Hasil yang media pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan diri anak didik sendiri.
berpengaruh baik bagi usaha selanjutnya. Metode langsung (direct method)
g. Perbedaan Individual dikembangkan oleh Berlitz seorang ahli pengajaran
bahasa, di Jerman menjelang abad ke-19. Faktor
Peserta didik merupakan individu yang unik,
pendorong munculnya metode langsung yakni adanya
artinya tidak ada dua orang anak yang identik
penolakan atau ketidakpuasan terhadap metode
sama. Setiap anak memiliki perbadaan satu dengan

10 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016


ISSN 0215-9511
Direct Method Sebagai Sebuah Metode Pembelajaran Bahasa

pengajaran tatabahasa dan terjemahan. Pada saat Di dalam pengajaran yang menggunakan
itu memang metode pengajaran tata bahasa dan metode langsung, kemampuan yang diutamakan adalah
terjemahan merupakan metode pengajaran bahasa kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
kedua dan asing yang populer. Prinsip dasar metode bahasa yang dipelajari (target language). Oleh karena
ini bahwa pembelajaran bahasa kedua haruslah lebih itu, selama pelajaran tidak diperbolehkan menggunakan
menyerupai pembelajaran bahasa pertama banyak bahasa asli (native language). Tata bahasa hanya
interaksi lisan aktif, penggunaan spontan bahasa, diberikan melalui situasi (kontekstual) dan dilakukan
tanpa penerjemahan antara bahasa pertama dan secara lisan, bukan dengan cara menghafalkan kaidah-
kedua, dan sedikit atau sama sekali tanpa analisis kaidah (Stephen D. Krashen, 1982:137).
kaidah gramatikal. Guru mengajar tata bahasa secara Metode langsung memiliki karakteristik (1)
induktif, peserta didik mencoba menebak aturan Pengajaran dilakukan secara induktif. Pelajar
bahasa dengan contoh yang diberikan. Guru banyak mengetahui aturan melalui penyajian bentuk linguistik
berinteraksi dengan peserta didik, meminta mereka yang memadai dalam bahasa target; (2) Bahasa asli
bertanya tentang topik yang relevan dan mencoba tidak diperkenankan untuk dipakai; (3) Terdapat
untuk menggunakan struktur gramatikal sehari-hari asosiasi langsung antara kata-kata, kalimat-kalimat
dalam percakapan (Stephen D. Krashen, 1982: 135). dengan makna yang dimaksud melalui peragaan/
Metode pengajaran langsung (direct method) demonstrasi, gerakan, mimik muka, gambar, bahkan
merupakan salah satu metode pengajaran yang alam nyata. Atas dasar ini proses belajar dapat
umumnya dipakai dalam sebuah pembelajaran bahasa dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas;
kedua, dimana seluruh konstituen yang terlibat (4) Untuk memantapkan peserta didik dalam menguasai
(pendidik dan peserta didik), dalam pr oses bahasa asing yang dipelajari, pengajar memberikan
pembelajaran bahasa kedua tersebut tidak latihan berulang-ulang dengan contoh dan hapalan; (5)
menggunakan bahasa asli selain bahasa kedua yang terfokus pada bahasa lisan termasuk pengucapannya;
diajarkan, sebagai contoh pembelajaran bahasa (6) Kesalahan yang terjadi langsung diperbaiki pada
Inggris bagi pelajar orang Indonesia. Di dalam proses saat pembelajaran.
pembelajaran bahasa Inggris tersebut baik pendidik Pengajaran dengan metode langsung
dan peserta didik menggunakan bahasa Inggris bukan menggunakan langkah-langkah berikut: (1) pelajaran
bahasa Indonesia. dimulai dengan dialog atau humor dalam bahasa target
Metode langsung berpijak dari pemahaman dengan gaya bahasa informal; (2) materi disajikan
bahwa pengajaran bahasa asing berbeda halnya secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat,
dengan ilmu pengetahuan alam. Dalam pembelajaran dramatisasi, atau gambar-gambar; (3) Materi mula-
bahasa, peserta didik tidak dituntut menghafal rumus- mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan,
rumus, melainkan dilatih langsung mempraktekkan isyarat-isyarat, dramatisasi, atau gambar-gambar; (4)
mengucapkan kata-kata atau pun kalimat-kalimat tatabahasa diajarkan secara induktif yakni memberikan
tertentu, meskipun pada awalnya kata-kata atau contoh-contoh yang merangsang pikiran pelajar untuk
kalimat-kalimat itu terasa asing dan tidak dipahami mengambil kesimpulan sendiri; (5) Kata-kata digunakan
oleh peserta didik. dalam percakapan dan imbuhan pada pertemuan

Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 11


ISSN 0215-9511
Direct Method Sebagai Sebuah Metode Pembelajaran Bahasa

lainnya; (6) Peserta didik yang sudah maju diberi menjadi kurang atau bahkan tidak efektif bila
bahan bacaan untuk pemahaman , bukan untuk diterapkan di kelas besar, yang jumlah peserta didiknya
dianalisis secara struktural atau secara sistematis; dan banyak, lebih dari dua puluh orang sementara ruang
(7) budaya yang relevan pada aspek bahasa target kelas kecil.
dikenalkan secara induktif juga. Faktor lain yang dapat menyebabkan metode
Penggunaan metode langsung dalam ini (direct method) tidak efektif penggunaannya yakni
pembelajaran bahasa tidak sepenuhnya dapat pendidik serta peserta didik. Tidak semua peserta didik
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam memiliki perhatian dan motivasi yang sama dalam
berkomunikasi secara efektif. Bila ditilik dari belajar . Oleh karena itu, apabila dalam hal ini guru
karakteristik dan prinsip metode langsung tidak mampu membangkitkan motivasi belajar mereka,
yang lebih meng- utamakan keterampilan dalam hal maka sulit diharapkan penggunaan metode langsung
menyimak dan berbicara, maka keterampilan akan berjalan efektif. Selain itu, guru juga dituntut
membaca dan menulis kurang atau bahkan tidak kekreatifitasannya, keterampilannya, penguasaannya
terakomodasi. Hal itu tentu saja menjadikan terhadap bahasa target.
keterampilan berbahasa peserta didik belum lengkap
PENUTUP
karena keterampilan berkomunikasi tentu bukan hanya
menyangkut komunikasi secara lisan, tetapi juga Berdasarkan pengamatan terhadap metode
komunikasi secara tertulis. Keterampilan langsung (direct method) pembelajaran bahasa,
berkomunikasi secara tertulis inilah yang tidak metode ini dapat digunakan dengan dalam
terakomodasi dengan menggunakan metode langsung. pembelajaran bahasa khususnya bila tujuan
Namun demikian, cara-cara atau langkah- pembelajaran hanya untuk meningkatkan keterampilan
langkah yang ditempuh oleh metode langsung (direct menyimak dan berbicara, tetapi tidak untuk
method) ini dapat efektif digunakan dalam pengajaran keterampilan membaca dan menulis. Oleh karena itu,
kosa kata melalui latihan-latihan pengucapan yang apabila pembelajaran bahasa yang dilaksanakan
dibimbing guru / pengajar. Dengan cara seperti itu ditujukan untuk meningkatkan seluruh aspek
peserta didik dapat mengucapkan kosa kata ataupun keterampilan berbahasa, baik komunikasi lisan maupun
mengucapkan kalimat sederhana dengan lafal yang tulis, maka sebaiknya dalam pembelajaran tidak hanya
Metode langsung (direct method) ini dapat efektif digunakan metode langsung (direct method) saja,
dilaksanakan dalam kelas kecil, dalam arti jumlah melainkan dilengkapi metode lain yang dapat
peserta didik tidak banyak. Akan tetapi, metode ini mendukung tercapainya kompetensi keempat
berbahasa.

12 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016


ISSN 0215-9511
Direct Method Sebagai Sebuah Metode Pembelajaran Bahasa

DAFTAR PUSTAKA

Ellis, Rod. 2010. The Study of Second Language Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
Aquisition. New York: Oxford University Press. Pembelajaran Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran
Hanafiah, N dan Suhana,C. 2010. Konsep Strategi
yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Kencana,
Krashen, Stephen D. 1982. Principles and Practice
Suyanto dan Hisyam, D. 2000. Refleksi dan
in Second Language Acquisition. Oxford:
Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki
Pergamon Press.
Milenium III. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.

Werang, Basilius.R.2011. Belajar dan


Pembelajaran Materi Ajar Buku Pegangan
Mahasiswa. Malang: Elang Mas.

Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 13


ISSN 0215-9511

Anda mungkin juga menyukai