PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam proses kehidupan manusia pasti terjadi beberapa fenomena alam yang
terjadi. Manusia akan dihada[kan dengan beberapa masalah hidup yang begitu luas
dan mungkin tak terbatas tidaklah mudah untuk dipahami, belum lagi manusia akan
Manusia pada dasarnya dilahirkan di dunia sebagai bayi yang tidak dapat
berbuat apa-apa tanpa pertolongan orang lain. Mereka memerlukan bantuan orang lain
kepada beberapa kemungkinan. Apa yang dibawanya sejak lahir merupakan potensi
dasar yang masih harus dikembangkan dalam lingkungan melalui bantuan pihak lain,
berupa pendidikan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara-cara hidup yang baik
jawab manusia akan menunjukkan adanya kesadaran normative pada dirinya, dimana
dia menyadari dan membedakan mana oerbuatan yang baik dan mana yang buruk
dengan itu mereka telah membuktikan akan adanya kata hati dan hati nurani mereka.
1
Proses kehidupan mansuai juga tidak bisa kepas dari pemikiran-pemikiran
manusia akan suatu hal akan fenomena yang terjadi. Di dalam diri manusia terdapat
akal dan pikiran yang senantiasa bergolak dan berfikir, karena akal pikiran tersebut
dan dikarenakan oleh situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubah-ubah
dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan terjadi dengan dahsyat, yang
manusia itu tertegun, termenung, memikirkan segala hal yang terjadi disekitar dirinya.
Dan disini pemikiran secara filsafati akan membawa manusia ini menuju kesuatu
keputusan yang bijaksana. Karena filsafat melatih kita untuk menjadi manusia yang
bijaksana, arif dan percaya diri. Dalam kompleksnya mansuai mansuai dituntut untuk
menjadi manusia yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oleh karena itu tidak kita
pungkiri tentang adanya hubungan yang erat antara manusia, filsafat dan pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Filsafat ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengatahui apa pengertian filsafat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafat yang dalam bahasa Yunani
philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan
Sophia yang berarti kebijaksana (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti
adalah seroang pecinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali
digunakan oleh Phytagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat ini belum begitu
jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai
sekarang ini oleh para kaum sophist dan juga oleh Socrates (470-399 SM).1
Secara terminologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen
‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan
beberapa batasan.
1. Plato
2. Aristoteles
1
Lasiyo dan Yuwonon, 1985, hlm. 1
3
3. Al-Farabi
4. Rene Descartes
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala Pengetahuan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pendangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-
citakan. Filsafat juga diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihar dari segi yang luas dan
yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan
hasil pemikiran yang sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar. Jawaban seperti
manusia dapat mengerti dan memiliki pandangan yang menyeuruh dan sistematis
akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang
4
jelas berada di luar jangkauan akal budi yang sehat. Filsafat tidak membatasi objek
ilmu-ilmu Pengetahuan. Di samping itu, filsafat itu radikal karena berusaha untuk
Pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi, filsafat ingin memandang
baik yang menyangkut alam atau sosial, yang diperoleh manusia melalui proses
berfikir. Itu artinya setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi
objek kajian dari ilmu terkait. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi . Dalam hal
selama ini banyak yang melenceng. Dengan filsafat kita akan mengislamisasi ilmu
pengetahuan. Agar nantinya fungsi ilmu pengetahuan tidak melenceng dari norma
dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
penerapan itulah yang menghasilkan kapak dan batu zaman dulu sampai komputer
menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah dihasilkan
5
Ilmu berkembang pesat, demikian juga dengan cabang-cabangnya. Pada
dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni,
filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang
sumber, sifat-sifat, karakter, dan susunan ilmu pengetahuan itu orang mengantarakan
Pembagian ilmu pengetahuan tergantung kepada cara dan tempat para ahli itu
meninjaunya. Pada Zaman Purba dan Abad Pertengahan pembagian ilmu pengetahuan
berdasarkan kesenian yang merdeka, yang terdiri dari dua bagian yaitu: (i) trivium, dan
b. Dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir dengan baik, formal, dan logis.
6
Di dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tentang Perguruan Tinggi Nomor
b. Ilmu kebudayaan, yang meliputi ilmu sastra, ilmu sejarah, ilmu pendidikan, dan
ilmu filsafat;
c. Ilmu sosial, yang meliputi ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial-politik, ilmu
d. Ilmu eksakta, yang meliputi ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu
kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti alam, ilmu teknik, ilmu geologi,
ilmu oceanografi.
akan mencoba meletakkan di mana posisi filsafat ilmu ketika dihadapkan dengan
islamisasi ilmu pengetahuan. Orang yang tidak berfilsafat tidak akan mengerti
pemanfaatan tersebut tidak didasari dengan rasa keruhanian yang taat akan Tuhannya.
Maka dari landasan itulah filsafat ilmu berperan penting dalam islamisasi ilmu
pengetahuan.
melahirkan banyak ilmu penngetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah
di kaji dan diteliti didalamnya. Dalam hal metode dan obyek studinya, filsafat berbeda
dengan ilmu Pengetahuan, ilmu Pengetahuan menyelidiki masalah dari satu bidang
khusus saja, dengan selalu menggunakan metode observasi dan eksperimen dari fakta-
7
fakta yang dapat diamati. Sementara filsafat berpikir sampai di belakang fakta-fakta
yang nampak.
pokok. Karena filsafat lah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia
laun beberapa ilmu-ilmu Pengetahuan itu akan melepaskan diri dari filsafat akan tetapi
tidaklah berarti ilmu itu sama sekali tidak membutuhkan bantuan dari filsafat. Filsafat
akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.
memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan
Sedangkan kajian yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi hakekat
(esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-
problem mendasar ilmu pengetahuan seperti; ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan
aksiologi ilmu. Dari ketiga landasan tersebut, bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu
pengetahuan maka letak filsafat ilmu itu terletak pada ontologi dan epistimologinya.
Ontologi disini titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas
sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi
ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas.
Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu
8
empiris.Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah
di dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran. Dari penjelasan
diatas kita dapat mengetahui bahwa kedudukan filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan
terletak pada ontologi dan epistemologinya ilmu pengetahuan tersebut.. Ontologi titik
tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian
filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu pengetahuan
sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas. Manakala realitas
yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu empiris.Manakala
realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu
humanoria. Dan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang di
ilmu Pengetahuan. Meletakkan kerangka dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah,
pada umumnya. Filsafat ilmu melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah
serta analisis-kritis tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia keilmuan.
Filsafat ilmu juga menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap system kerja
memahami berbagai konsep dan teori suatu displin ilmu, sampai membekalkan
9
metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoperasionalkan pengembangan konsep
menyatakan bahwa filsafat merupakan disip;in ilmu yang mampu menunjukkan batas-
batas dan ruang lingkup Pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis
Bacon (dalam The Gie, 1999) menyebutkan filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu
Bisa disimpulkan bahwa ilmu Pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat,
antara lain:
Pengetahuan dan dengan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari
d. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari
semua ilmu Pengetahuan tidak mungkin tiap ilmu itu meninggalkan dirinya
Pengetahuan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala Pengetahuan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pendangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihar dari segi yang
Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena,
baik yang menyangkut alam atau sosial, yang diperoleh manusia melalui proses
berfikir. Itu artinya setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi
objek kajian dari ilmu terkait. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi . Dalam hal
selama ini banyak yang melenceng. Dengan filsafat kita akan mengislamisasi ilmu
pengetahuan. Agar nantinya fungsi ilmu pengetahuan tidak melenceng dari norma
B. Saran
Dengan mempelajari hubungan antara filsafat, dan Pengetahuan, kita akan
paham tentang hal-hal positif yang akan kita peroleh melalui filsafat dan Pengetahuan.
Kita akan menjadi manusia yang berwawasan luas, cerdas, percaya diri, lebih-lebih
kita akan menjadi lebih dewasa, bijaksana dan bertanggung jawab menjalani
11
DAFTAR PUSTAKA
Surajiyo, Drs. 2013. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin,H.M. Prof. M.Ed. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
The Liang Gie. 1987. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu dan
Teknologi.
Verhaak, C., dan R. Haryono Imam. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia.
12