Anda di halaman 1dari 76

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma
hasil dari pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu
dan tumbung-kembang menjadi bayi (Manuaba, 2007).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Saifuddin dkk., 2008).
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm.
Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terahir (Guyton, 2007).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode antepartum. Sebaliknya periode prenatal adalah kurun waktu terhitung
sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal
periode pascanatal. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang
masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender
yaitu trimester pertama berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12, trimester
kedua berlangsung pada minggu ke-13 hingga ke-27, dan trimester ketiga pada
minggu ke-28 hingga ke-40 (Varney, 2007).
Kehamilan normal berlangsung selama 38–40 minggu. Jika dihitung
dengan ukuran hari, kehamilan akan berakhir sesudah 266 hari, atau 38 minggu
pascaovulasi, atau kira-kira 40 minggu dari akhir hari pertama haid terakhir, atau
9,5 bulan dalam hitungan kalender (Arisman, 2010). Menurut Manuaba (2010),
kehamilan dibagi dalam tiga trimester yaitu sebagai berikut:
1. Trimester pertama (0 sampai 12 minggu)
8

2. Trimester kedua (13 sampai 28 minggu)


3. Trimester ketiga (29 sampai 42 minggu)

2.1.2 Tanda dan gejala kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Beberapa
peneliti mengemukakan beberapa gejala presumptif kehamilan yang meliputi:
Amenorea, mual dan muntah, ngidam, singkope, sering miksi, konstipasi
(Cunningham, dkk, 2006).
a) Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukkan folikel de
graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Gejala ini sangat
penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan
diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi. Tetapi, amenorea
juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary,
perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan
emosional seperti ketakutan akan kehamilan (Varney, 2007).
b) Mual dan muntah
Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama
pada pagi hari yang disebut morning sickness. Biasa terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi
pada pagi hari disebut “morning sickness”.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
9

d) Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingasan. Bila
berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang
sesudah kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu
nafsu makan timbul lagi.
f) Payudara menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara. Bersama somatomamotropin,
hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran
puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
g) Sering buang air kecil
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin.
h) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada
triwulan pertama.
10

k) Varises (pemekaran vena-vena)


Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya
makin lama makin bundar.
c) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan
serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
Tanda ini biasanya muncul pada minggu kedelapan dan terlihat jelas pada
wanita yang hamil berulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna
pada vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan timbul
karena adanya vaskularisasi pada daerah tersebut.
e) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu. Uterus membesar secara sistimatis menjauhi garis
tengah tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian
yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi)
tempat kehamilan. Selain dengan bertambahnya usia kehamilan,
11

pembesaran uterus menjadi semakin simetris. Uterus mengalami


pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur
bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar
ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
(Wiknjosastro dalam Prawirihardjo, 2005).
f) Tanda Braxton-Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadit, tidak nyeri
biasanya timbul pada kehamilam delapan minggu, tetapi baru dapat
diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. kontraksi ini
akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya sampai
mendekati persalinan. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda
khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-
Hicks tidak ditemukan (Wiknjosastro dalam Prawirihardjo, 2005).
g) Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya
janin di dalam uterus.
h) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi
hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin.
3) Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan menurut Hani, dkk (2010) terdiri atas hal-hal berikut
ini:
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian
janin.
b) Denyut jantung janin
 Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
 Dicatat dan didengar dengan alat doppler
12

 Dicatat dengan feto-elektro kardiogram


 Dilihat pada ultrasonograf.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
d) Bagian-bagian Janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG.

2.1.3 Diagnosa Banding Kehamilan


Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2010) meliputi:
a) Hamil palsu
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan
tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.
b) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk
pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi.
c) Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, datang bulan
terus berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan, dan pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan tes negatif.
d) Hematometra
Terlambat datang bulan dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa
sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan
pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang positif.
e) Kandung kemih yang penuh
Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan menghilang.

2.1.4 Perubahan Fisiologis


Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
13

pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan


hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan
perubahan pada :
2.1.4.1 Sistem Reproduksi
1. Rahim atau uterus
a. Ukuran dan Berat
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus
mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat
selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa
minggu setelah persalinan.
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan
kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi
suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-
rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat
mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo,
2008).
Pembesaran uterus turut menyebabkan munculnya dua tanda kehamilan
lain pada ibu. Tanda yang pertama adalah Braxton hicks, yakni peregangan sel-
sel otot uterus. Peningkatan konsentrasi aktomiosin pada sel-sel otot juga
diduga disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton hikcs merupakan
kontraksi uterus yang yang tidak seirama, sporadis dan menimbulkan nyeri.
Kontraksi ini dimulai pada minggu ke enam kehamilan dan berlangsung hingga
trimester ke dua dan selama pemeriksaan abdomen pada trimester ke tiga.
Kontraksi ini kan mengalami peningktan frekuensi, durasi, intensitas dan mulai
mencapai ritme dan keteraturan mendekati persalianan. (Varney, 2007).
b. Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.
Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis. Setelah itu,
mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai
14

batas hati. Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2009).
c. Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan
anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan bertambah
(Sulistyawati, 2009).
d. Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya karena pengaruh estrogen dan menjadi
lunak karena pengaruh progesteron, kondisi ini yang disebut dengan tanda
Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
muskus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya
menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda Chadwick (Sulistyawati, 2009).
2. Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel
otot polos (Varney, 2007).
3. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis
sampai terbentuknya plasenta pada kira – kira kehamilan 16 minggu. Korpus
luteum graviditatis berdiameterkira – kira 3 cm. Kemudian ia mengecil setelah
pasenta mulai terbentuk. Plasenta juga mengambil alih fungsi korpus luteum
untuk mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. Terakhir ditemukan
pada awal ovulasi hormone relaxin, suatu immunoreactive inhibilin dalam
sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin
pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan
meningkat pada trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan
hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. (Hanifa, 2006).
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
15

Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang
relative minimal (Prawirohardjo, 2008).

2.1.4.2 Sistem Kardiovskuler


1. Jantung
Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung mengalami
hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung,
pembesaran uterus menekan jantung keatas dan ke kiri. Selama hamil kecepatan
darah meningkat (jumlah darah yang dialirkan oleh jantung dalam setiap
denyutnya). Denyut jantung meningkat dengan cepat setelah usia kehamilan 4
minggu. Sementara tekanan sistolik hampir konstan, tekanan diastolik menurun
drastis pada trimester I, mencapai yang terendah pada usia kehamilan 16-20
minggu ( Salmah, 2006)
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagau curah jantung (cardiac output) meningkat
sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah
jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat
(dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena
adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh,
menyebabkan dapat lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia
kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
2. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
 Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
 Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-
plasenter.
 Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
16

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume
darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah
mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung
harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan
kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak
hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar
10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi
dan dapat mencapi 4 kali dari angka normal.

2.1.4.3 Sistem Urinaria


Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (samapi 30-50%), yang puncaknya pada usia kehamilan
16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke
ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan
normal, aktivitas ginjal ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini
semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa
ingin berkemih ketika mencoba untuk berbaring/tidur.
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi dibandingkan
dengan system kardiovaskuler. Tetapi perubahan yang terjadi menyebabkan
ketidaknyamanan dan keadaan yang tidak menyenagkan pada kehamilan dan
17

penyakit system respirasi biasa menjadi lebih parah karena kehamilan. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul., keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron.
(Salmah, 2006).

2.1.4.4 Sistem Gastrointestinal


Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi
menjadii rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Saliva menjadi lebih asam
tetapi jumlahnya tidak meningkat.
Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada saat hamil,
kemungkinan ada efek estrogen yang mengarah pada perdarahan karena trauma
atau karena sakit gigi. Tujuh puluh persen wanita hamil mengalami komplikasi
mual dan muntah. Hal ini biasanya dimulai pada kehamilan 4-8 minggu dan terus
berlanjut sampai dengan 14 – 16 minggu. Relaksasi otot polos perut dan
hipomotilitas karena peningkatan esterogen atau HCG dapat menyebabkan hal
tersebut (Salmah, 2006).
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Selain itu, Efek progestreron
pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrient, mineral dan obat –
obatan. Efek progesterone pada usus besar menyebabkan konstipasi karena pada
waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak diabsorpsi &
menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat
pembesaran uterus. Dibawah pengaruh estrogen pada kandung empedu, dapat
terjadi statis garam – garaman empedu (kolestasis pada kehamilan ) yang
menyebabkan pruritus & ikterus. ( Varney, 2007).
Wanita hamil sering mengalami rasa panas (heartburn) dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena tonus pada sfingter esophagus bagian bawah
melemah dibawah pengaruh progesterone, yang menyebabkan relaksasi otot polos
sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi
sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung
18

mengalir kembali ke kerongkongan.. Pergeseran diafragma dan penekanan akibat


pembesran uterus yang diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter, mengakibatkan
refluks dan nyeri ulu hati. kerja progesterone pada otot – otot polos menyebabkan
lambung hipotonus yang disertai penurunan motilitas dan waktu pengosongan
yang memanjang.

2.1.4.5 Sistem Metabolisme


Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukkan tulangnya
dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan
kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan
kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu
sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan
janin, dan berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis yang
dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang memungkinkan berbahaya pada
janin.
Kebutuhan zat besi ibu hamil kurang lebih 1. 000 mg, 500 mg dibutuhkan
untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk transpotasi ke fetus
ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan
cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3, 5
mg/hari.
Metabolesme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama
pada trimester ketiga., hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan
janin., dalam makanan diperlukan protein tingi sekitar 0,5 gr/kg BB, kebutuhan
kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. kebutuhan zat mineral untuk
ibu hamil: 1) kalsium 1,5 grm setiap hari, 2) zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50
mgr sehari, 3) ibu hamil membutuhkan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi
air. Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 Kg selama
kehamilan, atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 Kg/minggu. Pertambahan
berat badan ini dapat terjadi sebagai berikut:
19

Sumber pertambahan berat badan

No Sumber Berat
1 Janin 3 – 3,5 kg
2 Plasenta 0,5 kg
3 Air ketuban 1 kg
4 Rahim 1 kg
5 Timbunan lemak 1,5 kg
6 Timbunan protein 2 kg
7 Retensi air – garam 1,5 kg

(Saifuddin, 2006)

2.1.4.6 Sistem Muskuloskletal


Esterogen dan progesteron memberikan efek relaksasi otot dan
ligamentum pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis
untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir
kehamilan dan pada saat kelahiran.
Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh
meningkatnya pergerakkan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu
berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya
otot abdomen.
Bagi wanita yang kurus lekukan lumbalnya lebih dari normal dan .
menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian belakang.
Selain sikap tubuh yang lordosis, gaya berjalan juga menjadi berbeda
dibandingkan ketika hamil, yang kelihatan seperti akan jatuh dan tertatih-tatih.

2.1.4.7 Kulit
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae
lividae. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidraamnion dan
gemeli, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba
20

bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit


menyebabkan ibu mudah berkeringat.
Dari akhir bulan ke dua sampai dengan aterm, terjadi peningkatan.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh malanophore stimulating hormone
(MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang juga
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Daerah yang sering terdapat pigmentasi
yang sama, juga di aerola mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam,
karena sebagai linea nigra. Tidak jarang dijumpai kulit perut, warnanya agak
hiperemik dan kebiru- biruan, disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini
berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikan. (Salmah, 2006).

2.1.4.8 Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
mengalami perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Adanya peningkatan
supley darah di bawah pengaruh aktivitas hormone, jaringan glandular dari
payudara membesar. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ini. Prolaktin merangsang produksi
produksi kolostrum dan air susu ibu. (Salmah, 2006).
Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut :
1. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.
2. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
3. Bayangan vena-vena lebih membiru.
4. Hiperpigmentasi pada aerola dan putting susu.
5. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.

2.1.4.9 Sistem Pernafasan


Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim
dan pembentukkan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit
berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada
wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak
darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).
21

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat


memnuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.

2.1.4.10 Perubahan Sistem Endokrin


1) Hormon plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ
endokrin secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi
globulin meningkat dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid,
dan akibatnya plasma yang mengandung hormone – hormone ini akan
meningkat jumlahnya.
2) Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30-50% yang menyebabkan
wanita hamil menderita pusing. Efek meningkatnya reaksi prolaktin adalah
ditekanya produksi estrogen dan progesterone pada masa kehamilan.
3) Kelenjar tiroid
Dalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira – kira 13% karena adanya hyperplasia dari jaringan glandula
dan peningkatan vaskularitas.
4) Kelenjar adrenal
Karena dirangsang oleh hormone estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih
banyak kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal
ini terjadi dari umur 12 minggu sampai masa aterm (Salmah, 2006).

2.1.5 Trimester Pertama Masa Kehamilan


2.1.5.1 Definisi
Trimester pertama adalah kehamilan dari mulai terjadinya konsepsi sampai
dengan usia kehamilan (antenatal) belum mencapai 14 minggu (0-3 bulan).

2.1.5.2 Perubahan Anatomis dan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester 1


22

A. Sistem Reproduksi
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina
dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina
mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih
rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi
serviks menjadi lebih lunak dan kenyal (Cunningham, et al., 2012).
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan
perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus
pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu
uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira
sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada
istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut
tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi
yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri (Cunningham, et al., 2012).
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan.
Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih
terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu,
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk (Prawirohardjo, 2009).
B. Sistem Respirasi
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal
kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering
mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada
apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi
terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang
meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida
berkurang (Cunningham, et al., 2012).

C. Sistem Kardiovaskuler
23

Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu


pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami
peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler
sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat
sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-
20 (Cunningham, et al., 2012).
D. Sistem Urinaria
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan
naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan.
Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan (Prawirohardjo, 2009).
E. Sistem Digestif
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan
posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi
asam lambung menurun. Sering terjadi nauseadan muntah karena pengaruh
human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi
rasa mual (Cunningham, et al., 2012).
F. Sistem Metabolik
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah
serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut
diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air
selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.

G. Sistem Integumen
24

Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang


melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan
timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah pigmentasi berwarna
hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit abdomen. Bercak
kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau
melasma gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul
pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau
berkurang setelah melahirkan (Cunningham, et al., 2012).
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah
pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut
sebagai nevus angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga
dapat ditemukan. Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh
hiperestrogenemia kehamilan.
H. Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi
dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan
synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan
mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya
normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.

2.1.5.3 Tanda dan Gejala Kehamilan Trimester 1


A. Tanda-tanda subjektif dan objektif kehamilan
Menurut Hutahaean ( 2013) dan Johnson (2014), bahwa ada beberapa tanda
subyektif dan objektif yang bisa dikaji oleh petugas kesehatan untuk
menunjukkan seorang wanita hamil:
1. Tanda subjektif
a. Ibu biasanya mengeluh mual-mual
b. Sakit kepala dan pusing
c. Perubahan postur tubuh yang belum kelihatan
d. Sering buang air kecil
25

e. Peningkatan hasrat seksual


f. Rasa lelah yang amat sangat
g. Amenorrhea
2. Tanda objektif
a. Kloasma: flek hitam di wajah
b. Peningkatan kadar HCG
c. Menghitamnya daerah sekitar areola karena membesarnya tubersel
montgomery. Kemudian pembesaran payudara
d. Striae gravidarum
e. Linea nigra
f. Tanda-tanda (minggu ke 5 sampai denan minggu ke 7:
 Tanda ladin
 Tanda goodel
 Tanda hegar
 Tanda chadwick
g. Berat badan bertambah 0-3 kg lebih, tetapi mungkin juga turun drastis
h. Fundus uteri setinggi simfisis pubis, meningkat hampir 1 cm tiap
minggu.
i. Deteksi pada denyut jantung janin dengan menggunakan ultrasonik
( minggu ke 9 sampai dengan ke 12).
B. Tanda Kehamilan Tidak Pasti
Menurut Johnson (2014), perubahan yang tercatat selama penilaian yang
berkontribusi terhadap dugaan kehamilan. Perubahan-perubahan ini dihasilkan
dari perubahan fisik di perut pada masa awal kehamilan.
1. Pembesaran perut yang berhubungan dengan ukuran perut, bentuk, dan
posisi
2. Perubahan serviks
3. Tanda Chadwick:
Perubahan warna vulva yang dikaitkan dengan kehamilan awal
4. Ballottement:
26

Teraba bagian-bagian janin seperti sebuah objek atau oran yang mengapung
dalam air
5. Tes positif hamil
6. Teraba janin pada saat palpasi
7. Kontraksi Braxton Hicks:
Kontraksi sebagai penanda persalinan palsu dengan ciri-ciri menimbulkan
sedikit rasa nyeri dan kontraks tidak teratur.
8. Tanda goodell: melembutnya serviks
9. Tanda Hegar: tanda yang menunjukkan kemungkinan awal kehamilan pada
palpasi bimanual, uterus yang lebih lunak membuat jari hampir mencapai
bagian atas serviks.
C. Tanda Kehamilan Pasti:
Tanda-tanda yang hanya bisa dijelaskan oleh kehamilan:
a. Detak jantung janin
b. Perubahan serviks
c. Tanda chadwick: warna biru tua keunguan di vagina karena pembesaran
pembuluh darah
d. Tanda goodell: melembutnya serviks
e. Tanda hegar: melembutnya dan menngkatnay fleksibilitas perut bagian
bawah
f. Tes postif hamil
g. Janin teraba pada saat palpasi dilakukan
h. Kontraksi Braxton Hicks:
Kontraks yang menandakan tanda persalinan palsu dengan ciri-ciri
menimbulkan sedikit rasa nyeri dan kontraksi tidak teratur
i. Ballottement: teraba bagian-bagian janin seperti sebuah objek atau organ
yang mengapung dalam air.

2.1.5.4 Perubahan Psikologis Kehamilan pada Trimester 1


Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I adalah :
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
27

b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu


berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya.

2.1.5.5 Kebutuhan Pengetahuan pada Kehamilan Trimester 1


Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui orang tua pada kehamilan trimester
pertama:
1. Perubahan fisik ibu pada trimester pertama
2. Perubahan emosional ibu pada trimester pertama
3. Seksualitas
a. Perubahan kebutuhan
b. Perhatian pada kehidupan seksual yang menurun
4. Ketidaknyamanan ringan pada kehamilan trimester pertama
a. Sering buang air kecil
b. Perasaan mual-mual
5. Tanda bahaya yang terjadi pada kehamilan trimester pertama
a. Perdarahan vagina
b. Nyeri perut
c. Edema pada muka, tangan, dan kaki
6. Nutrisi ibu hamil trimester pertama
7. Penggunaan obat-obatan
8. Kebiasaan sehari-hari
a. Merokok
b. Minum alkohol.
28

2.1.5.6 Keluhan-keluhan Ibu Hamil Trimester Pertama


Menurut Kurnia (2009) dan Hutahean (2013), Keluhan-keluhan ibu hamil pada
trimester I adalah :
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
Cara mengatasi masalah ini biasanya wanita hamil yang telah mengetahui
perubahan, telah mempersiapkan bra baru yang sesuai dengan ukuran baru
untuk memberi kenyamanan pada payudara.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang
pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
Cara mengatasi :
 Meganjurkan ibu mengosongkan kandung kemihnya saat ada dorongan
untuk kencing
 Merperbanyak minum pada siang hari
 Melarang ibu untuk mengurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali
jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari
 Menganjurkan ibu untuk membatasi minum kopi, teh, dan soda
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
Cara mengatasi :
 Menganjurkan ibu untuk meningkatkan diet asupan cairan
 Minum cairan dingin atau hangat, terutama saaat perut kosong
29

 Istirahat cukup
 Senam hamil
 Membiasakan buang air besar secara teratur
 Buang air besar segera setelah ada dorongan
d) Morning Sickness (mual dan muntah)
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi
kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
Cara mengatasi :
 Menghindari bau atau faktor penyebabnya
 Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat
tidur di pagi hari
 Makan sedikit tapi sering
 Duduk tegak setiap kali selesai makan
 Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
 Makan makanan kering diantara waktu makan
 Minum minuman berkarbonat
 Bangun dari tidur secara perlahan
 Menghindari menggosok gigi setelah makan
 Minum teh herbal
 Istirahat sesuai kebutuhan
e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara
fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat
mempengaruhi pola tidur.
Cara mengatasi :
 Meyakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan
 Mendorong ibu untuk istirahat cukup tetapi tidak berlebihan.
30

f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika
akan mengubah posisi dari duduk/tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba,
sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih
sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.
Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
Cara mengatasi :
 Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
 Menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
 Menghindari berbaring dalam posisi telentang
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa
menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
h) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang
juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan
pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh
menahan air.
31

2.1.6 Trimester Kedua Masa Kehamilan


2.1.6.1 Definisi
Trimester kedua adalah periode kehamilan dari usia 14 minggu sampai dengan
kurang dari 29 minggu (4-7 bulan).

2.1.6.2 Perubahan Anatomis dan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester 2


A. Sistem Reproduksi
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh - pembuluh darah alat genetalia
membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan
kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus
dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises ini
biasanya membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran
tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke
rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi
dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak
nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara
sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16
minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum
gravidarum (Mochtar, 2012).
B. Sistem Respirasi
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm
dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada
rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per
menit, dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan
(Cunningham, et al., 2012).
C. Sistem Kardiovaskuler
32

Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava


inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan
berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi
penurunan preload dan cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan
hipotensi arterial (Cunningham, et al., 2012 dan Prawirohardjo, 2009).
D. Sistem Urinaria
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan
pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan
vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan
menjadi mudah berdarah bila terluka (Mochtar, 2012).
E. Sistem Digestif
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian
juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan
lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester 3.
F. Sistem Metabolik
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan
janin dalam uterus.
G. Sistem Integumen
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini
menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal
(Hacker, 2001).
H. Sistem Muskuloskeletal
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian
sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada
connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.

2.1.6.3 Tanda dan Gejala Kehamilan Trimester 2


Menurut Hutahean (2013), tanda subjektif dan objektif kehamilan trimester 2
yaitu:
1. Tanda subjektif
a. Minggu ke 14 sampai dengan ke 20
33

 Napas kencang
 Sakit kepala
 Perubahan postur tubuh pada minggu ke 14
b. Minggu ke 20 sampai dengan ke 24
 Pernapasan menjadi lebih cepat
 Meningkatnya hasrat seksualitas
c. Minggu ke 25 sampai dengan ke 28
 Kram pada kaki mungkin terjadi
 Mudah lelah
2. Tanda objektif
a. Tanda objektif yang muncul pada trimester 1
b. Adanya kolostrum
c. Leukorea, laporan jika pruritus atau dicurigai perkembangan pada candida
albican, infeksi Trichomonas
d. Perubahan bentuk pada abdomen karena kehamilan
e. Pelvis bergabung dalam relaksasi karena hormon relaksin
f. Pigmen yang mungkin berubah pada kulit yaitu kloasma gravidarum, linea
nigra, serta striae gravidum
g. Konstipasi dan hemoroid karena kelambatan gerak peristaltik dan tekanan
pada uterus pada kolon dan rektum yang lebih rendah.

2.1.6.4 Perubahan Psikologis Kehamilan pada Trimester 2


Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II adalah :
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
34

h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.

2.1.6.5 Kebutuhan Pengetahuan pada Kehamilan Trimester 2


Menurut Hutahean (2013), informasi-informasi (pengetahuan) yang biasanya
dibutuhkan oleh orang tua terkait kehamilan dan kelahiran janinnya adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan fisik pada trimester kedua
2. Perubahan emosional pada trimester kedua
3. Seksualitas
a. Perubahan kebutuhan
b. Sexual concern
4. Ketidaknyamanan ringan kehamilan
a. Sakit punggung
b. Vena varises
c. Kontraksi braxton hicks
d. Kram kaki
e. Vaginal discharge
f. Konstipasi
g. Nyeri di sekitar tulang
5. Tanda bahaya
a. Perdarahan vagina
b. Nyeri perut
c. Edema pada muka, tangan, dan kaki
d. Gangguan bicara
e. Rupture of membrane
6. Nutrisi
7. General higiene
8. Istirahat, tidur, dan latihan
35

9. Penggunaan obat
a. Rokok
b. Alkohol
c. Resep obat
10. Perubahan janin.

2.1.6.6 Keluhan-keluhan Ibu Hamil Trimester 2


Menurut Kurnia (2009), keluhan ibu hamil pada trimester II adalah :
a) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga
panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada
kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus).
Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan
mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak
nyaman.
c) Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya.
Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil
terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan
blok pikiran.
d) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
Cara mengatasi :
- Makan sedikit-sedikit tapi sering
36

- Menghindari makan berlemak dan berbumbu tajam


- Menghindari rokok, asap rokok, alkohol dan cokelat
- Menghindari berbaring setelah makan
- Menghindari minum air putih saat makan
- Mengunyah permen karet
- Tidur dengan kaki ditinggikan
e) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
f) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
g) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
h) Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan.
Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya
perubahan hormonal.
i) Perubahan kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa
berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke
tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang
ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
37

berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini
dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth
mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
j) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.
k) Kram pada kaki
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan.
Cara mengatasi :
menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram
kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke
arah atas.
l) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita
hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan
tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit
pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk
atau berdiri yang terlalu lama.

2.1.7 Trimester Tiga Masa Kehamilan


2.1.7.1 Definisi
Trimester 3 adalah periode kehamilan tiga bulan terkahir atau pada sepertiga masa
kehamilan terkahir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai sampai 10 bulan (29-40 minggu) (Hutahean, 2013).

2.1.7.2 Perubahan Anatomis dan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester 3


A. Sistem Reproduksi
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa
38

bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga
terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih
kental (Cunningham, et al., 2012).
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan (Prawirohardjo, 2009).
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester
akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksisehingga segmen bawah
uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan
menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah
yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis (Cunningham, et al., 2012).
B. Sistem Respirasi
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus
dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya
pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesterone
(Prawirohardjo, 2009).
C. Sistem Kardiovaskuler
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran
uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi
terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan
posisi miring (Cunningham, et al., 2012).
D. Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih
pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal
yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar
asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
39

E. Sistem Digestif
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos
pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus
sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari
lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn.
Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak,
tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi
akibat penurunan asam lambung (Prawirohardjo, 2009).
F. Sistem Metabolik
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul
pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu.
Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian
yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan
osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada akhir
kehamilan.
G. Sistem Integumen
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis
kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul
pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai
striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali
ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya (Prawirohardjo, 2009).
H. Sistem Muskuloskeletal
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil
memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis,
dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung
(Prawirohardjo, 2009).
40

2.1.7.3 Tanda dan Gejala Kehamilan Trimester 3


Menurut Hutahean (2013), tanda subjektif dan objektif kehamilan trimester 3
yaitu:
1. Tanda subjektif
a. 29-33 Minggu
 Fatigue
 Ansietas tentang masa depan
 Mimpi buruk
 Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik
b. 34-38 minggu
 Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
 Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
 Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen
c. Sebelum kelahiran
 Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
 Sakit perut bagian bawah
2. Tanda objektif
a. 29-33 minggu
 Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia
(herna bagian atas lambung dengan gejala ringan) dan muntahan asam
perut ke dalam esofagus.
 Konraksi braxton hicks (kontraksi tidak teratur rahim dan tanpa nyeri
sepanjang kehamilan sehingga dapat membantu sirkulasi darah dalam
plasenta) munkin terjadi.
 Fundus terletak diantara umbilikus dan px
b. 34-38 minggu
Menurut Dickason (1997) pada minggu-minggu ini terjadi perubahan seperti
peningkatan sesak napas dan tanda tekanan lain (heartburn, merasa penuh
setelah makan, konstipasi, vena varikos, edema, dan hemoroid)
41

 Heartburn (pirosis, nyeri dada)


Pirosis merupakan perasaan nyeri di dada, karena masuknya isi lambung
ke dalam esofagus bagian bawah. Keluhan sering ditemukan dalam
kehamilan, terutama dalam posisi tengkurap atau menelan makanan
tertentu atau obat.
 Konstipasi
Konstipasi sering terjadi dan disebabkan oleh penurunan motilitas usus
sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menyerap cairan. Demikian
pula usus dapat saling berdesakan akibat tekanan dari uterus yang
membesar.
 Vena varikosa (varicose veins)
Vena varikosa mengakibatkan lemahnya dinding vena atau cacatnya fungsi
katup. Sirkulasi yanng buruk di ekstremitas bawah merupakan predisposisi
wanita terkena vena varikosa di kaki dan paha juga lamanya berdiri atau
duduk. Penatalaksanaan dengan metode pembedahan dan injeksi tidak
dianjurkan selama kehamilan.
 Edema kaki
Sebagain besar wanita menunjukkan edema pada kaki di akhir kehamilan,
karena penngkatan kesulitan pengambilan darah vena dari ekstremitas
bawah. Lamanya duduk dan udara yang panas meningkatkan terjadinya
edema. Edema kaki menjadi perhatian ketika disertai hipertensi atau
proteinuria.
Hemoroid dapat menonjol keluar anus. Hemoroid yan ecil kadng tidak
menimbulkan keluhan, sedangkan yang besar sering menimbulkan keluhan
bahkan dapat menimbulkn kompliksi hebat yaitu rasa nyeri, perdarahan
pada saat buang air, serta suatu yang keluar dari anus. Sebelum kelahiran,
fundus ada d bawah diafragma sampai kepala janin masuk ke dalam
rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan.

2.1.7.4 Perubahan Psikologis Kehamilan pada Trimester 3


Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester 3 adalah :
42

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun.

2.1.7.5 Kebutuhan Pengetahuan pada Trimester 3


Kebutuhan pengetahuan yang diperlukan bagi orang tua pada kehamilan trimester
ketiga dan kelahiran janin adalah sebagai berikut:
1. Perubahan fisik yang terjadi pada trimester ketiga
2. Perubahan emosional yang terjadi pada trimester ketiga dan periode
postpartum
3. Tentang seksualitas, yang meliputi:
a. Perubahan kebutuhan
b. Cara yang berbeda
c. Perhatian terhadap seksual
d. Cara penyelesaian dengan masalah seksual tersebut
4. Ketidaknyamanan ringan kehamilan
a. Frekuensi berkemih
b. Sakit punggung
c. Dispenia
d. Vena varikos
e. Kontraksi braxton hicks
f. Kram kaki
g. Vaginal discharge
43

h. Konstipasi
i. Nyeri disekitar tulang
j. Fatigue
5. Tanda bahaya
a. Perdarahan vagina
b. Nyeri perut
c. Edema pada muka, tangan, dan kaki
d. Sakit kepala yang hebat
e. Gangguan bicara
f. Rupture of membrane (sebelum 38 minggu)
6. Nutrisi ibu hamil trimester ketiga
7. Kebersihan umum (general hygiene)
a. Istirahat dan tidur
b. Latihan
8. Penggunan obat
a. Rokok
b. Alkohol
c. Obat-obatan
9. Pertumbuhan janin
10. Persiapan menyusui
11. Sistem pendukung
12. Persiapan kelahiran janin
a. Rasa takut dan cemas
b. Keterlibatan ayah dalam kelahiran janin
c. Manajemen nyeri
d. Intervensi obstetrik
13. Persiapan menjadi orang tua
a. Perubahan gaya hidup
b. Perubahan peran
c. Konflik peran
d. Keseimbangan tuntutan keluarga
44

e. Tugas perkembangan maternal


14. Persiapan untuk janin baru lahir
15. Rancangan keluarga.

2.1.7.6 Keluhan Ibu hamil Trimester 3


Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester 3 adalah :
a) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
Cara mengatasi :
 Menggunakan posisi tubuh yang baik
 Menggunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat
 Menggunakan kasur yang keras
 Menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung
b) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi
pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan
merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
c) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
d) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala
bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada
ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih
mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya
tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
45

Cara mengatasi :
 Menjelaskan penyebab fisiologisnya
 Mendorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan
pada kecepatan normal yang terjadi
 Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang
 Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan interkostal
e) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
f) Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga
merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
g) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
Cara mengatasi :
 Meninggikan kaki sewaktu berbaring
 Menjaga agar kaki tidak bersilangan
 Menghindari berdiri atau duduk terlalu lama
 Senam untuk melancarkan peredaran darah
 Menghindari pakaian atau korset yang ketat
h) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
i) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
46

membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh


perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
j) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.
k) Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya
jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada
saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
Cara mengatasi :
- Meningkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
- Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah diserap
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur

2.1.8 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin


A. Trimester pertama
Dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu). Minggu pertama
sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi.
Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi
kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah
memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom
manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar
yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai
proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir
mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun
pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang
bisa menembus indung telur.Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk.
Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-
hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur
47

MINGGU 2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel
telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam
setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut
morula.Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-
kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut pada endometrium.
MINGGU 3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum
sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah
membelah menjadi ratusan akan menempel pada
dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat
kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
MINGGU 4
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi
hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG),
sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan,
hasilnya positif.Janin mulai membentuk struktur
manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan
tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke
jantung).
MINGGU 5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan
endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas
yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut
yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang,
kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada
lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan
48

organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan
membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
MINGGU 6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari
puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang
punggung bayi telah menutup. pada minggu ini sistem
pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,Pucuk-
pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan
kaki pun mulai tampak.

MINGGU 7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8
gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi
bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan
dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

MINGGU 8

Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang


terjadi pada bayi,ujung hidung dan kelopak mata mulai
berkembang, begitu pula tel inga.Bronchi, saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai
bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki
siku.bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir,
mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit
yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
MINGGU 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan
terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai
tampak.Ia mulai bergerak,dengan Doppler bisa
mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya
sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
MINGGU Ke-10
49

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai


bekerjasama.Pertumbuhan otak meningkat dengan
cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap
menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan
panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
MINGGU Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik
rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh.
Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk
gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Janin
kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau
malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi
kebahagiaan tersendiri
MINGGU Ke-12

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung


kecil.Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah
penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut.
Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung
janin bisa jadi meningkat.Panjangnya sekitar 63 mm
dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan
seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan
tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

B. Trimester kedua
Dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu). Ditandai dengan
percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ
tubuh. Namun waspadai pertambahan berat badan yang berlebih. Agar proses
tumbuh kembang janin tak terganggu hindari penyakit kronis sebelum kehamilan
maupun penyakit infeksi yang mungkin terjadi saat kehamilan. Seperti asma,
50

jantung, TBC, ginjal dan diabetes serta infeksi TORCH-KM (Toksoplasma,


Rubella, Citomegalovirus, Herpes, Klamidia, Mikoplasma).
Gangguan penyakit-penyakit tersebut berpeluang menimbulkan
ketidaksempurnaan pada tumbuh kembang tulang belulang janin, klep paru-paru,
lever, ataupun gangguan perkembangan otak dan ginjal. Bahkan, demam yang
merupakan gejala infeksi/penyakit, seringan apa pun, bisa menyebabkan
gangguan pada air ketuban maupun fungsi lain akibat ada gangguan metabolisme
tubuh janin.
MINGGU KE-13
Panjang janin (dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar
65-78 mm. Berat kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah
pusar. Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh panjang janin
mengalami perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini
berlangsung terus, hingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni
kira-kira tinggalsepertiga panjang tubuhnya.
Kedua cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan
wajah meski masih terpisah jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian luar
terus berkembang dan menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat
tipis membuat pembuluh darah terlihat jelas di bawah kulitnya. Seluruh tubuh
janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo. Kerangka/tulang
belulangnya sudah terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di minggu-
minggu selanjutnya akan berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat,
hingga tulangnya jadi lebih keras.
MINGGU KE-14
Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8 cm,berat sekitar 25 gram.
Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala,mata
mengarah ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang sementara dagu tak lagi
menyatu ke dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata,
hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya.
MINGGU KE-15
51

Panjang janin sekitar 10-11 cm,berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin


terlihat,dianjurkan untuk tidak menggunakan jeans.Diperkenankan menggunakan
lotion untuk strie namun dianjurkan tak memakai krim jenis steroid semisal
hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam sistem peredaran darah
ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal.
MINGGU KE-16
Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm,berat kira-kira 100 gram.
Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang biasanya
terasa sebagai kedutan. Rambut halus di atas bibir atas dan alis mata juga tampak
melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan, jari-jemari kaki
dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku.
Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih
panjang daripada lengan. Pada usia ini janin memproduksi alfafetoprotein,
yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini
berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah serius pada janin, seperti spina
bifida. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi dengan
Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan
pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus lewat
dinding perut ibu.

MINGGU KE-17
Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi
13 cm,berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan
membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga
perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris mencapai daerah hati, hingga kerap
terasa menusuk ulu hati. Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat
ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau
tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena itu amat disarankan
menjaga sikap tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau yang
menimbulkan peregangan.
52

Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk di bawah
kulit bayi yang semula sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu
berikutnya. Lemak ini berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan
metabolisme tubuh.
Pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi mulai bisa dirasakan
di minggu ini. Kendati masih samar dan tak selalu bisa dirasakan setiap saat
sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan tersebut merupakan kehamilan
pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai bisa dirasakan pada minggu
ke-20.
MINGGU KE-18
Taksiran panjang janin adalah 14 cm, berat sekitar 150 gram. Rahim dapat
diraba tepat di bawah pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka.
Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan tubuh ibu.
Peningkatan mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur
tubuh sekaligus menyebabkan keluhan punggung. Keluhan ini makin bertambah
bila kenaikan berat badan tak terkendali. Untuk mengatasinya, biasakan berbaring
miring ke kiri, hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat beban berat. Selain itu,
sempatkan sesering mungkin mengistirahatkan kaki dengan mengangkat atau
mengganjalnya pakai bantal.
Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan janinnya kian terjalin
erat. Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau merasakan hal
lain, janin pun merasakan hal sama.
MINGGU KE-19
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm,taksiran berat 200 gram. Sistem saraf
janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna
perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang mestinya
bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
Jika lubang yang ada tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh
penyebab apa pun, kemungkinan besar terjadi hidrosefalus/penumpukan cairan di
otak. Jumlah cairan yang terakumulasi biasanya sekitar 500-1500 ml, namun bisa
53

mencapai 5 liter, Penumpukan ini jelas berdampak fatal mengingat betapa banyak
jumlah jaringan otak janin yang tertekan oleh cairan tadi.
MINGGU KE-20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm berat sekitar 260 gram. Kulit
yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni
lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan
lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada
ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis
mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar lemak.
Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun
meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi
kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi
seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.
MINGGU KE-21
Beratnya sekitar 350 gram,panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ini,
berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan.
Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan tubuh yang terganggu,
bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti basket yang kemungkinan
terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang bersikap
kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari.
MINGGU KE-22
Berat mencapai taksiran 400-500 gram,panjang sekitar 19 cm.Ibu kian
mampu beradaptasi dengan kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran
juga sudah pupus. Keluhan mual-muntah sudah berlalu dan kini nafsu makannya
justru sedang menggebu Mesti berhati-hati agar tak terjadi pertambahan berat
badan yang berlebih.
Ciri khas usia kehamilan ini adalah substansi putih mirip pasta penutup
kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin
terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir. Di usia ini pula
kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan
gerakan menutup dan membuka. Jantung janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun
54

mengalami “modifikasi” sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya


memompa darah sebagai persiapannya kelak saat lahir ke dunia.
MINGGU KE-23
Tubuh janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok
dengan berat hampir mencapai 550 gram, panjang sekitar 20 cm. Kulitnya masih
tampak keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia
dilahirkan kelak. Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat mirip dengan
penampilannya sewaktu dilahirkan nanti. Rambut lanugo yang menutup sekujur
tubuhnya,kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini.
MINGGU KE-24
Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600
gram,panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar
24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya kian
sempurna dilengkapi bulu mata.
Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan
menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang
disukainya. Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-
suara bising atau teriakan yang tak disukainya.
MINGGU KE-25
Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram, panjang dari puncak kepala
sampai bokong kira-kira 22 cm.Jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis sekitar
25 cm. Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan USG berseri seminggu
2 kali untuk melihat apakah perkembangan bayi terganggu atau tidak. Di
antaranya hipertensi ataupun preeklampsia yang membuat pembuluh darah
menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat. Akibatnya, terjadi IUGR (Intra
Uterin Growth Retardation atau perkembangan janin terhambat). Begitu juga bila
semula tidak ada, tiba-tiba muncul gangguan asma selama kehamilan.
Jika dari hasil pantauan ternyata tak terjadi perkembangan semestinya,
akan dipertimbangkan untuk membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri
kehamilan. Dengan sejumlah syarat ketat yang mengikuti.
55

MINGGU KE-26
Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram,panjang
dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas
terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar denyut
jantung harus dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala ada keluhan
serius.
Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri pinggang, kram kaki dan
sakit kepala akan lebih sering dirasakan si ibu.Keluhan nyeri di bawah tulang
rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi bergerak. Sebab, rahim jadi
makin besar yang akan memberi tekanan pada semua organ tubuh. Termasuk usus
kecil, kantung kemih dan rektum yang menyebabkan ibu hamil jadi terkena
sembelit, namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena beser.
MINGGU KE-27
Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram, panjang totalnya mencapai 34 cm
dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini kelopak
mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di bagian belakang mata,
membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi
mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak.
Jika terjadi “kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan inilah yang kelak
memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan. Lensa jadi
berkabut atau keputihan. Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak bawaan ini
ditemukan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang rubella pada
usia kehamilan di minggu-minggu akhir trimester dua.
MINGGU KE-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar.Gerakan janin makin
kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian
mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski mencapai berat sekitar
1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati dibanding minggu-minggu
sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang
terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat. Begitu
juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya
56

pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah
hilang.
C. Trimester ketiga
Dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu) (Yeyeh,2009).
MINGGU KE-29
Beratnya sekitar 1250 gram, panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur
mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan
fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski
dengan susah payah. Ia pun bisa menangis, kendati masih terdengar lirih.
Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena perkembangan
paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik dan
terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur pun
cukup besar.
MINGGU KE-30
Beratnya mencapai 1400 gram,kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang
berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada
panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan.Mulai denyutan halus,
sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri.
Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk simpul-simpul pada tali pusat.
Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat membahayakan karena suplai
gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.
MINGGU KE-31
Berat bayi sekitar 1600 gram, taksiran panjang 40 cm.Waspadai bila pada
ibu muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun
penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang
mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg.Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah
rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang
membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih banyak
beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas, bisa
membantu.
57

MINGGU KE-32
Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram,panjang tubuh 42
cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2
minggu sekali.
MINGGU KE-33
Beratnya lebih dari 2000 gram, panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini
mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim.
MINGGU KE-34
Berat bayi hampir 2275 gram,taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di
minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum.
Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi
terhadap otak, jantung dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa
dilakukan adalah tes non-stres dan profil biofisik.
MINGGU KE-35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm,berat 2450 gram. Mulai minggu
ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena
kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi
untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan
lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput
tipis yang menyelubungi paru-paru.
MINGGU KE-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram, panjang 46 cm. Pemeriksaan
rutin diperketat jadi seminggu sekali.
MINGGU KE-37
Dengan panjang 47 cm, berat 2950 gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm
atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk
bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap
lahir. Kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini
biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala
bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.
58

MINGGU KE-38
Berat bayi sekitar 3100 gram,panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-
nantikan saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak
gangguan emosional. Ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih pernapasan
sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia
kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu.
MINGGU KE-39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram, panjang
sekitar 49 cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai
postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu
lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga
kekurangan gizi.
Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi terhadap
fungsi dinamik janin, arus darah, napas dan gerak bayi serta denyut jantungnya
lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler.
Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah memungkinkan dan
memang saatnya untuk memberi induksi persalinan. Kalau fungsi arus darahnya
tak baik, tentu tak dianjurkan lahir per vaginam yang justru berisiko bayi
mengalami hipoksia.
MINGGU KE-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm, berat sekitar 3300 gram. Betul-
betul cukup bulan dan siap dilahirkan.Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke
skrotum.Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah
berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).

2.2 Konsep Antental Care (ANC)


2.2.1 Definisi Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK) (Depkes, 2010).
59

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum,
bidan, perawat) kepada ibu hamil selama kehamilannya sesuai pedoman yang ada
dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Istilah kunjungan ibu
hamil tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
kesehatan, tetapi setiap kontak dengan tenaga kesehatan atau mendapat akses (di
Posyandu, Pondok Bersalin Desa, kunjungan rumah) dengan ibu hamil untuk
memberikan pelayanan antenatal sesuai standar. Hasil pelayanan antenatal dapat
dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4 (Dinkes Jatim, 2011).

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling percaya
dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Antenatal care penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan selama kehamilan (Marmi,
2011).
60

2.2.2 Kebijakan Pelayanan Antenatal


2.2.3.1 Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu
meliputi: Keluarga Berencana, Antenatal Care, Persalinan Bersih dan Aman, dan
Pelayanan Obstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal
kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer
(MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu:
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan
antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan
sebagai berikut (Depkes, 2010) :
a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14
minggu.
Tujuannya :
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14 – 28 minggu.
Tujuannya :
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan
61

c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan
setelah 36 minggu sampai lahir.
Tujuannya :
1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan

2.2.3.2 Kebijakan Teknis


Menurut Depkes RI (2010), beberapa kebijakan teknis pelayanan ante-
natal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan
pelayanan antara lain meliputi:
1. Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA,
dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok
Kelas Ibu Hamil
2. Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan
kemitraan Bidan dan Dukun
3. Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah
4. Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu
2.2.3 Tipe Pelayanan ANC
Dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil, sebagaimana hak pasien
pada umumnya, Kusmiyati dkk. (2010) menyebutkan bahwa ibu hamil juga
mempunyai hak-hak yang sama dengan hak pasien antara lain:
1. Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang
diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat
2. Asuhan harus dapat dicapai, diterima, serta terjangkau untuk semua
perempuan dan keluarga
3. Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya
Menurut Kusmiyati dkk. (2010), tipe pelayanan dalam asuhan kebidanan meliputi
layanan kebidanan primer, layanan kebidanan kolaborasi, dan layanan kebidanan
rujukan, dengan uraian sebagai berikut:
62

1. Layanan kebidanan primer merupakan pelayanan kebidanan yang


sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
2. Layanan kebidanan kolaborasi merupakan layanan bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu
urutan proses kegiatan layanan
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan bidan dalam rangka rujukan ke
sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya bidan menerima
rujukan dari dukun, juga layanan horizontal maupun vertikal ke profesi
kesehatan lain

2.2.4 Standar Pelayanan Antenatal


Unsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan sewaktu hamil
secara memadai dan sesuai standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal
sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (Depkes RI, 2010).
Pemeriksaan antenatal di tingkat puskesmas dilakukan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal dimulai dengan urutan sebagai berikut:
1. Anamnese, meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
sebelumnya dan kehamilan sekarang.
2. Pemeriksaan umum, meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan
kebidanan.
3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa.
4. Pemberian obat-obatan, imunisasi tetanus toxoid (TT) dan tablet besi (Fe)
5. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku
sehari-hari, perawatan payudara dan ASI, pentingnya pemeriksaan
kehamilan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Menurut Kemenkes RI (2016), dalam melakukan pemeriksaan antenatal,
tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar
terdiri dari 10 T yaitu:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
63

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan


untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk
menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari
145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic
Disproportion).
2) Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah dan atau proteinuria).
3) Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur
setelah kehamilan 24 minggu.
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-
nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu
saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2agar mendapatkan
64

perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT
Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
6) Pemberian tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi
:
a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang
cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja
berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olah raga ringan.
c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan
65

biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.
Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas
agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas. Mengenal
tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke
tenaga kesehtan kesehatan.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia
pada kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular
(misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya
hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu
(risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil
tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu
ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka
diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,
menyusui dan seterusnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
66

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6
bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi
pengungkit otak (brain booster)secara bersamaan pada periode kehamilan.
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah ( bila
belum pernah dilakukan sebelumnya)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
67

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan
salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester
ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan
darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di
daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan
sedini mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi. Tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas,
apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di
fasilitas rujukan.
10) Tatalaksana/penanganan Kasus
68

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan


laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
Sedangkan untuk 14T antenatal care, meliputi:
1) Timbang Berat Badan
2) Ukur Tekanan Darah
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5) Pemberian Imunisasi TT
6) Pemeriksaan Hb
7) Pemeriksaan VDRL
8) Perawatan Payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
11) Pemeriksaan protein urin atas indikasi
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.

2.2.5 Jenis Pelayanan


Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
1. Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
1) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
2) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
 Muntah berlebihan
69

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada
pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3
bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang
cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.
 Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
 Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
 Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda
bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
 Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
 Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang
rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
kehamilan.
 Batuk lama
Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut. Dapat
dicurigai ibu menderita TBC.
 Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah
pada kehamilan yang harus diwaspadai.
 Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore
hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
 Sesak nafas atau sukar bernafas
70

Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi
berlebihan maka perlu diwaspadai.
 Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu
hamil.
 Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke empat.
Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan
yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus
waspada.
 Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara
sendiri, tidak mandi.
Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini
disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu
kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater.
 Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil
seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau berterus
terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa takut
atau belum mampu mengemukakan masalahnya kepada orang lain,
termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas kesehatan
diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau
membuka diri.
3) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang
sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit
yang diderita ibu
4) Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid
5) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi
6) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika, anti
vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya.
71

7) Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat pemakaian


obat Malaria
8) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah penanggulangan
penyakit menular seksual.
9) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi
dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.
10) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan
terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:
 Siapa yang akan menolong persalinan?
Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.
 Dimana akan bersalin?
Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah sakit?
 Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga terdekat.
Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan dilibatkan
untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi persalinan dan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
 Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi pendarahan?
Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah yang
sewaktu-waktu dapat menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu
melahirkan.
 Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan kesepakatan
bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke
tempat persalinan termasuk tempat rujukan. Alat transportasi tersebut
dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda, tandu, perahu, dsb.
 Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?
Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu kelak.
Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu bersalin) atau
72

dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat dipergunakan untuk


membantu pembiayaan mulai antenatal, persalinan dan kegawatdaruratan.
Informasi anamnesa bisa diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader
ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya.
Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan
antenatal selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar
suami.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan)
ibu hamil.
Tabel 1. Jenis Pemeriksaa Pelayanan Antenatal Terpadu

A. Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama:


1) Tanda vital : tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi napas
2) Berat badan
3) Tinggi badan
73

4) Lingkar lengan atas (LILA)


5) Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat
6) Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap, meliputi: kepala,
mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara
(apakah terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola, bagaimana
kondisi puting), abdomen (terutama bekas operasi terkait uterus), tulang
belakang, ekstremitas (edema, varises, refleks patella), serta kebersihan
kulit.
Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya:
1) Tanda vital (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, pernafasan napas)
2) Berat badan
3) Edema
4) Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan
sebelumnya
B. Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama (Depkes RI, 2013) :
1) Tinggi fundus uteri (menggunakan
pita ukur bila usia kehamilan >20
minggu)
2) Vulva/perineum untuk memeriksa
adanya varises, kondiloma, edema,
hemoroid, atau kelainan lainnya.
3) Pemeriksaan dalam untuk menilai: serviks*, uterus*, adneksa*, kelenjar
bartholin, kelenjar skene , dan uretra (*bila usia kehamilan <12 minggu)
4) Pemeriksaan inspekulo untuk menilai: serviks, tanda-tanda infeksi, dan
cairan dari ostium uteri

Tinggi fundus uteri yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat
diperkirakan dengan rumus: (usia kehamilan dalam minggu + 2) cm

Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya:


1) Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus uteri.
2) Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV:
74

 Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang


terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
 Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu
(dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold III : menentukan bagian
janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai
akhir trimester II)
 Leopold IV : menentukan berapa
jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia
kehamilan >36 minggu)
3) Auskultasi denyut jantung janin
menggunakan fetoskop atau doppler (jika usia kehamilan > 16
minggu)
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium
(rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi (Depkes RI, 2013).
a) Melakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada
kunjungan pertama:
 Kadar hemoglobin
 Golongan darah ABO dan rhesus
 Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB.
 Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang
tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria
dalam 2 minggu terakhir
b) Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
75

 Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika
terdapat hipertensi
 Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
 Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
 Tes sifilis
 Gula darah puasa
c) Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
 Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1) Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu)
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah
janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat
2) Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3) Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
 Melakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga
kesehatan tidak tersedia

3. Penanganan dan Tindak Lanjut kasus


Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium/ penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau
diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat mengenali keadaan normal dan
keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil.
76

Berikut ini adalah penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan
antenatal terpadu:
77

4. Memberikan suplemen dan pencegahan penyakit


a) Memberikan 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah berkurang,
dan 400 μg asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama kehamilan.
 Catatan: 60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas ferosus
 Efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan saluran cerna
(mual, muntah, diare, konstipasi).
 Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan teh atau kopi
karena mengganggu penyerapan.
 Jika memungkinkan, idealnya asam folat sudah mulai diberikan sejak 2
bulan sebelum hamil (saat perencanaan kehamilan).
b) Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari
dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil, terutama
yang memiliki risiko tinggi (riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya,
diabetes, hipertensi kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau
kehamilan ganda)
c) Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia
bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia kehamilan 20 minggu
d) Memberikan vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya.
Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus didahului
dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus
toksoid (TT) yang telah diperoleh selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT
tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval
minimal antar dosis TT.
 Memberikan dosis vaksin (0,5 ml IM di lengan atas) jika ibu belum
pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak diketahui sesuai dengan
interval minimal antar dosis TT.

5. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu


78

Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar pelayanan


antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan, tenaga kesehatan
wajib mencatat hasilnya pada rekam medis, Kartu Ibu dan Buku KIA. Pada saat
ini pencatatan hasil pemeriksaan antenatal masih sangat lemah, sehingga data-
datanya tidak dapat dianalisa untuk peningkatan kualitas pelayanan antenatal.
Dengan menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar pelayanan, maka
kualitas pelayanan antenatal dapat ditingkatkan.

6. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif


KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari pelayanan
antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk membantu ibu hamil
dalam mengatasi masalahnya.
79

(Kemenkes RI, 2010)

Rangkuman Tatalaksana Asuhan Antenatal (Kemenkes RI, 2013)


Pemeriksaan dan Tindakan I II III
Anamnesa
Riwayat medis lengkap v
Catatan pada kunjungan sebelumnya v v
Keluhan yang mungkin dialami selama hamil v v
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan fisik umum lengkap v
Keadaan umum v v v
Tekanan darah v v v
Suhu Tubuh v v v
Tinggi badan v
Berat badan v v v
LILA v
80

Gejala anemia (pucat, nadi cepat) v v v


Edema v v v
Tanda bahaya lainnya (sesak, perdarahan, dll) v v v
Pemeriksaan terkait masalah yang ditemukan pada kunjungan v v
sebelumnya
Pemeriksaan fisik obstetric
Vulva/perineum v
Pemeriksaan inspekulo v
Tinggi fundus v v
Pemeriksaan obstetri dengan manuver Leopold v v
DJJ v v
Pemeriksaan penunjang
Golongan darah ABO dan rhesus v
Kadar glukosa darah * * *
Kadar Hb v * v
Pemeriksaan dan Tindakan
Pemeriksaan penunjang
Kadar protein urin * * *
Tes BTA * * *
Tes HIV v* * *
Tes malaria v* * *
Tes sifilis * * *
USG * * *
Imunisasi, suplementasi, dan KIE
Skrining status TT dan vaksinasi sesuai status v
Zat besi dan asam folat v v v
Aspirin * * *
Kalsium * * *
KIE (sesuai materi) v v v

Catatan:
81

1. Tabel di atas adalah pedoman untuk ibu yang menjalani asuhan


antenatal sesuai jadwal.
2. Melengkapi tatalaksana yang terlewatkan pada kunjungan berikutnya
jika ada jadwal kunjungan yang terlewatkan
3. Melakukan rujukan sesuai indikasi jika menemukan kelainan pada
pemeriksaan terutama jika kelainan tersebut tidak membaik pada
kunjungan berikutnya.
4. (v ) = rutin, (*) sesuai indikasi, (v*) = rutin untuk daerah endemis

2.2.6 Indikator Pemantauan


Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan antenatal adalah persentase ibu
hamil yang telah mendapat pemeriksaan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah
kerja. Cakupan pelayanan antenatal (K1) adalah cakupan ibu hamil yang pertama
kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui
jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat (Kemenkes, 2014). Angka cakupan K1 dapat diperoleh dari jumlah
K1 dalam 1 tahun dibagi jumlah ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
kali 100%.
Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali selama kehamilan
(Kemenkes, 2014). Indikator ini dipakai untuk menggambarkan tingkat
perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. Angka cakupan K4 diperoleh dari
jumlah K4 dalam 1 tahun dibagi jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah dalam
1 tahun kali 100 % (Depkes RI, 2010).
82

2.2.7 Tindakan Bidan Setiap kali ANC


Menurut Kusmiyati dkk. (2010), tindakan yang dilakukan setiap
kunjungan:
a. Trimester Pertama
 Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan mengatasinya
 Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia kehamilan
 Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan
 Mengajarkan dan mendorong perilaku yang sehat
 Memberikan imunisasi tetanus toksoid (TT) dan tablet besi
 Mulai mendiskusikan mengenai persiapan untuk kelahiran bayi dan
kesiapan menghadapi kegawatdaruratan
 Menjadwalkan kunjungan berikutnya dan mendokumentasikan asuhan
b. Trimester Kedua
Sama seperti trimeseter pertama, kemudian ditambahkan kewaspadaan
khusus terhadap preeklampsia (mengenai gejala preeklampsia, serta pantau
tekanan darah, evaluasi edema, dan periksa untuk proteinuria)
c. Trimester Ketiga
Sama seperti trimester kedua dan ketiga, ditambahkan dengan palpasi
abdominal untuk mengetahui adakah kehamilan ganda, serta deteksi letak janin
dan kondisi lain kontraindikasi bersalin di luar rumah sakit.
Apabila ibu hamil mengalami masalah atau komplikasi atau
kegawatdaruratan, diberikan pertolongan awal sesuai dengan masalah yang
timbul.

Anda mungkin juga menyukai