Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang bersifat total maupun
sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik.

Fraktur Smith atau biasa dikenal dengan nama reverse Colles’ fracture ialah fraktur dari
distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah volar. Hal ini berlawanan dengan
definisi fraktur Colles yaitu fraktur distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah
dorsal.

Fraktur Smith terjadi lebih jarang dibandingkan dengan fraktur Colles. Terjadi pada kurang
dari 3% pasien dengan fraktur radius dan ulna, dan biasanya terjadi pada segala usia,
terutama laki-laki usia muda (tersering) dan wanita tua.

1
BAB II

STATUS PEMERIKSAAN PASIEN

I. IDENTITAS
Nama : Nn. Yosephine
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 33 tahun
Agama : Kristen protestan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Kav Tanah Kusir Blok A/28/397 RT/RW 003/011
Status pembiayaan : PC/Umum
Nomer registrasi : 103259
Tanggal masuk RS : 2 Desember 2013
Ruang rawat : P. Sibatik

II. ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara auto dan allo anamnesis pada tanggal 2 Desember
2013 di bangsal Pulau Sibatik.

Keluhan Utama
Nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak seminggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien merasakan nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 6 hari SMRS.
Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas pada tanggal 26 Nopember
2013 (6 hari SMRS). Saat itu pasien sedang mengendarai sepeda motor,
menggunakan helm, kemudian pasien ditabrak dari belakang oleh motor. Pasien
kemudian terjatuh ke sisi kiri, dengan tangan kiri menopang berat badan. Posisi
tangan saat itu tidak diingat oleh pasien. Saat itu pasien tidak mendengar bunyi
“krek”. Saat jatuh, pasien sadar, kepala tidak terbentur, dan tidak ada bagian-
bagian lain yang terbentur. Setelah jatuh yang pasien rasakan hanya nyeri pada
pergelangan tangan kirinya, juga bengkak dan dapat digerakkan namun terbatas.

2
Pasien ditolong oleh warga sekitar, dan karena dipikir hanya terkilir, maka pasien
dibawa ke tukang urut. Setelah itu pasien merasa tidak membaik. Esoknya pasien
pergi ke klinik umum. Tidak dilakukan pemeriksaan rontgen saat itu, sehingga
pasien hanya diberikan obat-obatan, termasuk obat anti nyeri untuk beberapa hari
(pasien lupa nama obat). Setelah minum obat pasien membaik, namun ketika obat
sudah habis, nyerinya terasa kembali, pergelangan tangan lebih bengkak dari
sebelumnya, dan makin nyeri jika digerakkan, sehingga kemudian pasien pergi ke
RS Pusat Pertamina untuk dirontgen. Setelah dirontgen, pasien kemudian pergi ke
RSAL Dr. Mintohardjo.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat fraktur sebelumnya disangkal. Riwayat rawat RS sebelumnya disangkal.
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan asma disangkal. Ada
riwayat sakit maag sebelumnya. Riwayat alergi terhadap seafood, riwayat alergi
obat disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan asma disangkal pada
keluarga.

Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai seorang karyawati di sebuah perusahaan swasta. Pasien
sehari-sehari berangkat mengendarai sepeda motor. Pasien tinggal bersama orang
tua, di rumah dua lantai, dengan kamar pasien di lantai dua. Di rumah, pasien
menggunakan kamar mandi dengan kloset duduk dan mandi menggunakan
gayung. Pasien tidak suka merokok maupun minum alkohol.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, GCS 15
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg

3
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36oC
Cara berbaring dan mobilitas : tidak aktif
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 56 kg
Keadaan gizi : baik

Trauma Stigmata :-
Pulsasi arteri karotis : cukup, regular, equal kanan dan kiri
Perdarahan perifer : capilary refill time < 2 detik
KGB : tidak teraba membesar
Columna vertebralis : letak ditengah, skoliosis (-), lordosis (-)
Kulit : warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-)

Kepala : normosefali, rambut hitam, distribusi merata, tidak


mudah dicabut, jejas (-) nyeri tekan (-)
Mata : Brill’s hematom -/- konjungtiva anemis -/-, pupil bulat
isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
langsung +/+
Telinga : normotia +/+, perdarahan -/-, Battle’s sign -/-
Hidung : deviasi septum -/-, perdarahan -/-
Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher : bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba
pembesaran KGB dan tiroid
Pemeriksaan Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 jari medial linea midklavikula
sinistra
Perkusi : pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra, batas
kanan ICS IV linea parasternalis dextra, batas kiri ICS V 2 jari
medial linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : S1 dan S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)

4
Pemeriksaan Paru

Inspeksi : pergerakkan dada simetris pada statis dan dinamis


Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri simetris
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : datar, tidak tampak buncit


Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba membesar
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : deformitas (-), gibus (-)
Pemeriksaan Ekstremitas

Atas : akral hangat + / +, edema - / -


Bawah : akral hangat + / +, edema - / -

Status Lokalis Regio Wrist Sinistra


Look :
Skin : hiperemis (-) hematoma (-)
Shape : oedem (+) deformitas (+)
Position : malposisi (-)
Feel :
Skin : hangat (+), nyeri tekan (+), sensoris baik
Soft tissue : hangat (+)
Bone : tidak teraba bone fragmen
Pulse : teraba pulsasi distal (+), CRT < 2 detik
Move : gerakan aktif dan pasif terbatas karena nyeri

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Foto rontgen wrist sinistra AP-Lateral

5
Jenis foto : Foto rontgen wrist sinistra
Konfigurasi : Fraktur transversal
Kedudukan : Fraktur distal-end atau distal metafisis radius
Dislokasi : Subluksasi distal radio-ulnar joint

Foto rontgen thoraks

6
Kesan : Cor dan pulmo dalam batas normal

Laboratorium (2 Desember 2013)


Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai normal
Rutin
Hemoglobin 12,4 12-16 g/dL
Hematokrit 40 38-46%
Leukosit 9.000 5.000-10.000
Trombosit 437.000 150-400 ribu/mm3
Gula
Gula darah sewaktu 100 80-125 mg%
Kimia Darah
SGOT 17 < 31 u/l
SGPT 21 < 31 u/l
Ureum 18 17-43 mg/dL
Kreatinin 1,1 0,5-1 mg/dL
Hematologi
Bleeding time 3’00” 1-6 menit
Clotting time 12’00” 10-16 menit

V. DIAGNOSIS
Close Fracture Distal-end Radius Sinistra Displaced (Fraktur Smith Sinistra)

VI. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan :
 Recognition
 Reduction
 Retention
 Rehabilitation

Konservatif :

 Bed rest
 IVFD RL 20 tpm

7
 Ceftriaxon 2x1 gr IV
 Ketorolac 3x30 mg IV

Operatif :

Setelah fraktur Smith sinistra dan terdiagnosis, direncanakan tindakan operasi


Open Reduction, Internal Fixation (ORIF) dengan Kirschner Wire (K-Wire).

OPTEK ORIF K-Wire Fraktur Smith Sinistra :

 Pasien telentang pada meja operasi dengan anestesi GA


 Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada lapangan operasi
 Insisi dengan posterior approach
 Reposisi + fiksasi dengan K-Wire
 Tutup lapis demi lapis hingga kulit
 Rencana fore slab
 Operasi selesai

Post-operasi :

Konservatif :

 Tirah baring
 Diet tinggi kalori dan tinggi protein
 Foto kontrol :

 Jenis foto : foto rontgen wrist sinistra post-ORIF K-Wire

8
Tampak fraktur terfiksasi dengan K-Wire, aposisi baik
 Medika-mentosa :
o IVFD RL 20 tpm
o Ceftriaxon 2x1 gr IV
o Ketorolac 3x30 mg IV

Monitoring :

 Keadaan umum, kesadaran, tanda vital


 Waspadai terjadinya sindroma kompartemen
 Waspadai terjadinya syok
 Waspadai terjadinya perdarahan

Edukasi :

 Fisioterapi
 Kontrol ke dokter spesialis Orthopedi

VII. KOMPLIKASI
Dini
 Sindroma kompartemen
 Carpal tunnel syndrome
 Distrofi refleks simpatetik

Lanjut
 Malunion, delayed union, non-union
 Hand stiffness
 Shoulder stiffness
 Atrofi Sudeck

VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Bonam

9
BAB III

ANATOMI ANTE-BRACHII

ANTE-BRACHII1

Tulang

Antebrachii terdiri dari dua tulang : radius dan ulna.

 Radius

Radius ialah tulang pada bagian lateral antebrachii. Ujung proksimalnya berartikulasi dengan
humerus pada sendi siku dan dengan ulna pada sendi radioulnar proksimal. Ujung distalnya
berartikulasi dengan tulang skafoid dan lunatum tangan pada sendi pergelangan tangan dan
dengan ulna pada sendi radioulnar distal.

Pada ujung proksimal radius terdapat kaput sirkular kecil. Permukaan atas kaput berbentuk
konkaf dan berartikulasi dengan kaput konveks humerus. Lingkar kaput berartikulasi dengan
radial notch pada ulna. Di bawah kaput, terdapat leher. Di bawah leher, terdapat tuberositas
bisipital sebagai insersio muskulus biseps.

Batang radius, berlawanan dengan ulna, melebar ke bawah. Batang radius memiliki batas
interosseus yang tajam di bagian medial yang melekatkan radius dan ulna. Tuberkulum
pronator, sebagai insersio dari muskulus pronator teres, berada di bawahnya, di sisi lateral.

Pada ujung distal radius, terdapat prosesus stiloideus. Pada permukaan medial terdapat ulnar
notch, tempat berartikulasi dengan kaput ulnaris. Permukaan artikular inferior berartikulasi
dengan tulang skafoid dan lunatum. Pada bagian posterior dari ujung distal, terdapat
tuberkulum kecil, tuberkulum dorsal, yang terdapat pada sisi medial dari tendon ekstensor
pollicis longus.

 Ulna

Ulna ialah tulang yang terletak di sisi medial dari antebrachii. Ujung proksimalnya
berartikulasi dengan humerus pada sendi siku dan dengan kaput radius pada sendi radioulnar
proksimal. Ujung distalnya berartikulasi dengan radius pada sendi radioulnar distal, namun
dikeluarkan dari sendi pergelangan tangan oleh diskus artikuler.

10
Ujung proksimal ulna ialah besar dan dikenal sebagai prosesus olekranon; hal ini
menyebabkan penonjolan pada siku. Ulna memiliki cekungan pada permukaan anterior,
trochlear notch, yang berartikulasi dengan trochlea humerus. Di bawah trochlear notch
terdapat segitiga prosesus koronoid, dimana permukaan lateralnya terdapat radial notch
sebagai artikulasio dengan kaput radius.

Batang ulna semakin mengecil kebawah. Ulna memiliki batas interosseus yang tajam sebelah
lateral sebagai perlekatang membran interosseus. Batas posterior berbentuk lingkaran dan
subkutaneus dan dapat dengan mudah dipalpasi keseluruhan panjangnya. Di bawah radial
notch terdapat depresi, fossa supinator, yang memberikan keleluasaan gerak dari tuberositas
bisipital radius. Batas posterior dari fossa ialah tajam dan dikenal sebagai supinator crest,
sebagai origin dari muskulus supinator.

Pada ujung distal ulna, terdapat kaput melingkar, yang berproyeksi dari medial ialah prosesus
stiloideus.

Gambar 1. Radius dan ulna.

11
Gambar 1a. Muskulus dan ligamen penting yang menempel pada radius dan ulna.

Ruang Fascial Lengan Bawah

Isi Ruang Fascial Anterior Lengan Bawah

 Otot : kelompok superficial terdiri atas muskulus pronator teres, flexor carpi radialis,
palmaris longus, dan flexor carpi ulnaris. Kelompok intermedia terdiri atas muskulus
flexor digitorum superficialis. Kelompok profunda terdiri atas muskulus flexor
pollicis longus, flexor digitorum profundus, dan pronator quadratus.
 Suplai darah ke otot : arteria ulnaris dan arteria radialis
 Persarafan ke otot : semua otot dipersarafi oleh nervus medianus dan cabang-
cabangnya, kecuali muskulus flexor carpi ulnaris dan bagian medial muskulus flexor
digitorum profundus yang dipersarafi oleh nervus ulnaris.

12
Otot-otot ruang fascial anterior lengan bawah : Kelompok superficial

Otot-otot kelompok superficial mempunyai tendi bersama sebagai origo yang melekat pada
epicondylus medialis humeri.

 Musculus Pronator Teres


o Origo : caput humerale yang berasal dari tendo bersama melekat pada
epicondylus medialis humeri, dan caput ulnare yang berasal dari margo
medialis processus coronoideus ulnae.
o Insertio : kedua caput bersatu untuk berinsertio pada tuberositas pronatoria
pada permukaan lateral corpus radii.
o Persarafan : nervus medianus.
o Fungsi : pronasio dan flexio lengan bawah.
 Musculus Flexor Carpi Radialis
o Origo : dari tendo bersama melekat pada epicondylus medialis humeri.
o Insertio : tendo berjalan melalui saluran sinovial pada bagian lateral
retinakulum muskulorum fleksorum di dalam alur pada os trapezium dan
berinsertio pada basis os metacarpal II dan III.
o Persarafan : nervus medianus.
o Fungsi : flexio dan abductio tangan pada articulatio radiocarpalis.
 Musculus Palmaris Longus
o Origo : epicondylus medialis humeri
o Insertio : retinacuum musculorum flexorum dan aponeurosis palmaris
o Persarafan : nervus medianus
o Fungsi : flexio tangan
 Musculus Flexor Carpi Ulnaris
o Origo : caput humerale yang berasal dari tendo bersama melekat pada
epicondylus medialis humeri dan caput ulnare yang berasal dari permukaan
medial prosessus olekranii ulnae dan pinggir posterior ulnae.
o Insertio : kedua caput bersatu untuk membentuk tendo panjang yang
berinsertio pada os pisiforme, hamulus ossis hamati, dan basis os metacarpal
V.
o Persarafan : nervus ulnaris.
o Fungsi : flexio dan adductio tangan pada articulatio radiocarpalis.

13
Otot-otot ruang fascial anterior lengan bawah : Kelompok intermedia

 Muskulus Flexor Digitorum Superficialis


o Origo : caput humeroulnare melekat pada epicondylus medialis humeri,
pinggir medial processus koronoideus ulnae, caput radial melekat pada linea
obliqua pada permukaan anterior corpus radii.
o Insertio : phalanges tengah empat jari medial
o Persarafan : nervus medianus
o Fungsi : flexio phalanges tengah jari-jari dan membantu flexio phalanges
proximal dan tangan

Otot-otot ruang fascial anterior lengan bawah : Kelompok profunda

 Muskulus Flexor Pollicis Longus


o Origo : permukaan anterior corpus radii
o Insertio : phalanges distal pollex
o Persarafan : ramus interosseus anterior nervi medianus
o Fungsi : flexio phalanges distal pollex
 Muskulus Flexor Digitorum Profundus
o Origo : permukaan antermedial corpus ulnae
o Insertio : phalanges distal empat jari medial
o Persarafan : nervus ulnaris (setengah medial) dan nervus medianus (setengah
lateral)
o Fungsi : flexio phalanges distal jari; kemudian membantu flexio phalanges
tengah dan proksimal dan regio carpalis
 Muskulus Pronator Quadratus
o Origo : permukaan anterior corpus ulnae
o Insertio : permukaan anterior corpus radii
o Persarafan : ramus interosseus anterior nervi medianus
o Fungsi : pronatio lengan bawah

Arteriae ruang fascial anterior lengan bawah

 Arteria ulnaris
Arteria ulnaris merupakan cabang terminal arteria brachialis yang lebih besar. Arteria
ini berawal dari fossa cubiti setinggi collumn radii. Pembuluh ini berjalan ke distal di

14
dalam ruang anterior lengan bawah, dan masuk ke dalam telapak tangan di depan
retinaculum musculorum flexorum bersama dengan nervus ulnaris. Arteria ulnaris
berakhir dengan membentuk arcus palmaris superficialis, biasanya beranastomosis
dengan ramus superficialis arteriae radialis.
Pada bagian proksimal perjalanannya, arteria ulnaris terletak di bawah sebagian besar
otot-otot fleksor. Di distal menjadi lebih superficial serta terletak di antara tendo
muskuli fleksor carpi ulnaris dan muskulus flexor digitorum superficialis. Di depan
retinaculum musculorum flexorum, arteria ulnaris terletak tepat lateral terhadap os
pissiforme dan ditutup hanya oleh kulit serta fascia (tempat untuk memeriksa denyut
nadi ulnaris).
Cabang-cabang :
o Rami musculares untuk otot-otot di sekitarnya
o Rami recurrens ikut serta pada anastomosis di sekitar articulatio cubiti
o Cabang-cabang yang ikut serta pada anastomosis arteria di sekitar articulatio
radiocarpalis.
o Arteria interosseus communis, yang berasal dari bagian proksimal arteriae
ulnaris dan segera bercabang menjadi arteria interossea anterior dan posterior.
Arteriae interossea akan memberi darah untuk otot-otot yang terletak di depan
dan belakang membrana interossea; arteri tersebut juga mempercabangkan
arteria nutritia untuk radius dan ulna.
 Arteria radialis
Arteria radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari arteria brachialis.
Pembuluh ini mulai dari fossa cubiti setinggi collumn radii. Arteria radialis berjalan
ke distal dan lateral, di bawah muskulus brachioradialis dan terletak pada otot-otot
kelompok profunda lengan bawah. Pada dua per tiga perjalanannya, ramus
superficialis nervi radialis terletak di sebelah lateralnya.
Pada bagian distal lengan bawah, arteria radialis terletak di permukaan anterior radius
dan hanya ditutupi oleh kulit dan fascia. Di tempat ini, di lateral arteria radialis
terdapat tendo muskuli brachioradialis dan di sebelah medialnya terdapat tendo
muskuli flexor carpi radialis (tempat untuk memeriksa denyut nadi radialis).
Arteria radialis meninggalkan lengan bawah dengan membelok di sekitar pinggir
lateral regio carpalis untuk mencapai permukaan posterior tangan.
Cabang-cabang :

15
 Rami musculare untuk otot-otot di sekitarnya
 Rami recurrens ikut serta pada anastomosis di sekitar articulatio cubiti
 Ramus palmaris superficialis, yang dipercabangkan tepat di atas regio carpalis,
masuk ke telapak tangan, dan sering bergabung dengan arteria ulnaris untuk
membentuk arcus palmaris superficialis

Saraf ruang fascial anterior lengan bawah

 Nervus medianus
Nervus medianus meninggalkan fossa cubiti dengan berjalan di antara kedua caput
musculus pronator teres. Pembuluh ini terus berjalan ke distal di belakang muskulus
flexor digitorum superficialis dan terletak posterior terhadap musculus flexor
digitorum profundus. Di regio carpalis, nervus medianus muncul di sisi lateral
musculus flexor digitorum superficialis dan terletak di belakang tendo musculi
palmaris longus. Saraf ini masuk ke telapak tangan dengan berjalan di belakang
retinaculum musculorum flexorum.
Cabang-cabang :
o Rami musculares di fossa cubiti, menyarafi musculus pronator teres, musculus
flexor carpi radialis, musculus palmaris longus, dan musculus flexor digitorum
superficialis.
o Rami articularis, untuk articulatio cubiti
o Nervus interosseus anterior
o Ramus cutaneus palmaris. Dipercabangkan di bagian distal lengan bawah dan
didistribusikan ke kulit di sekitar bagian lateral telapak tangan.
 Nervus interosseus anterior
Nervus interosseus anterior dipercabangkan dari nervus medianus di tempat nervus
medianus keluar dari antara kedua caput musculus pronator teres. Saraf ini berjalan ke
bawah pada permukaan anterior membrana interosseus, di antara musculus pollicis
longus dan musculus flexor digitorum profundus. Saraf ini berakhir pada permukaan
anterior ossa carpi.
Cabang-cabang :
 Rami musculares, untuk musculus flexor pollicis longus, pronator quadratus,
dan setengah bagian lateral flexor digitorum profundus.

16
 Rami articulares, untuk articulatio radiocarpalis dan articulatio radioulnaris
distalis. Saraf ini juga menyarafi sendi-sendi pada tangan.
 Nervus ulnaris
Nervus ulnaris berjalan dari dorsal epicondylus medialis humeri, menyilang
ligamentum mediale articulatio cubiti, dan masuk ke bagian depan lengan bawah
dengan berjalan di antara kedua caput musculus flexor carpi ulnaris. Kemudian
berjalan ke distal lengan bawah di antara musculus flexor carpi ulnaris dan musculus
flexor digitorum profundus. Pada dua per tiga distal lengan bawah, arteria ulnaris
terletak di sisi lateral nervus ulnaris. Pada radiocarpalis, nervus ulnaris terletak
superficial di antara tendo musculi flexor carpi ulnaris dan musculus flexor digitorum
superficialis. Nervus ulnaris sampai ke telapak tangan berjalan di depan retinaculum
musculorum flexorum dan lateral terhadap os pissiforme; di sini arteria ulnaris
terletak di lateral nervus ulnaris.
Cabang-cabang :
o Rami musculare, untuk musculus flexor carpi ulnaris dan setengah bagian
medial musculus flexor digitorum profundus.
o Rami articulares, untuk articulatio cubiti
o Ramus cutaneus palmaris, ini merupakan cabang kecil yang keluar pada
pertengahan lengan bawah dan menyarafi kulit di sekitar eminentia
hypothenar
o Ramus cutaneu dorsalis atau posterior. Merupakan cabang besar yang terdapat
pada sepertiga bagian distal lengan bawah. Cabang ini berjalan ke medial di
antara tendo musculi flexor carpi ulnaris dan ulna, dan didistribusikan ke
permukaan posterior tangan dan jari.

17
Gambar 2. Sisi anterior antebrachii.

18
Gambar 3. Sisi anterior antebrachii.

19
Gambar 4. Sisi anterior antebrachii.

Isi Ruang Fascial Lateral Lengan Bawah

Ruang ini dapat dianggap sebagai bagian dari ruang fascial posterior.

 Otot : muskulus brachioradialis dan ekstensor carpi radialis longus


 Pendarahan : arteria radialis dan arteria brachialis
 Persarafan untuk otot : nervus radialis

Otot-otot ruang fascial lateral lengan bawah

 Muskulus Brachioradialis
o Origo : crista supracondylaris lateralis humeri
20
o Insertio : basis prosessus styloideus radii
o Persarafan : nervus radialis
o Fungsi : flexio lengan bawah pada articulatio cubiti; rotatio lengan bawah ke
posisi semipronatio
 Muskulus Ekstensor Carpi Radialis Longus
o Origo : crista supracondylaris lateralis humeri
o Insertio : permukaan posterior basis ossis metacarpi II
o Persarafan : nervus radialis
o Fungsi : extentio dan abductio tangan pada articulatio radiocarpalis

Arteri ruang fascial lateral lengan bawah

Arteri yang mengurus ruang ini berasal dari cabang arteria radialis dan arteria brachialis.

Saraf ruang fascial lateral lengan bawah

Nervus radialis menembus septum intermusculare laterale pada bagian bawah lengan atas dn
berjalan ke dalam fossa cubiti. Saraf ini kemudian berjalan turun di depan epicondylus
lateralis humeri, terletak di antara musculus brachialis pada sisi medial dan musculus
brachioradialis dan musculus carpi radialis longus pada sisi lateral. Pada tingkat epicondylus
lateralis, saraf ini terbagi dua menjadi ramus superficialis dan ramus profundus.

Cabang-cabang :

 Rami musculares, untuk musculus brachioradialis, ekstensor carpi radialis longus, dan
suatu cabang kecil bagian lateral brachialis.
 Rami articulares, untuk articulatio cubiti.
 Ramus profundus nervi radialis. Saraf ini membelok di sekitar collumn radii, di dalam
musculus supinator, dan masuk ke ruang posterior lengan bawah.
 Ramus superficialis nervi radialis. Merupakan lanjutan langsung nervus radialis
setelah saraf ini mempercabangkan ramus profundus di depan epicondylus lateralis
humeri. Saraf ini berjalan ke bawah ditutupi oleh musculus brachioradialis pada sisi
lateral arteria radialis. Pada bagian distal lengan bawah saraf ini meninggalkan arteria
dan berjalan ke belakang di bawah tendo musculi brachioradialis. Saraf ini mencapai
permukaan posterior regio carpalis, di tempat ini bercabang menjadi cabang-cabang
terminal yang menyarafi kulit dua per tiga lateral permukaan posterior tangan dan

21
permukaan posterior 3 1/2 jari lateral phalanges proksimal. Area kulit dorsum manus
yang dipersarafi oleh saraf ini bervariasi.

Isi Ruang Fascial Posterior Lengan Bawah

 Otot : kelompok superficial terdiri dari muskulus ekstensor carpi radialis brevis,
ekstensor digitorum, ekstensor digiti minimi, ekstensor carpi ulnaris, dan anconeus.
Otot-otot ini mempunyai tendo bersama pada origonya yang melekat pada
epicondylus lateralis humeri. Kelompok profundus terdiri dari muskulus supinator,
abductor pollicis longus, ekstensor pollicis brevis, ekstensor pollicis longus, dan
ekstensor indicis.
 Pendarahan : arteriae interosseus anterior dan posterior.
 Persarafan untuk otot : ramus profundus nervi radialis

Otot-otot ruang fascial posterior lengan bawah : Kelompok superficial

 Muskulus Ekstensor Carpi Radialis Brevis


o Origo : epicondylus lateralis humeri
o Insertio : permukaan posterior basis ossis metacarpi III
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : ekstensio dan abductio tangan pada articulatio radiocarpalis
 Muskulus Ekstensor Digitorum
o Origo : epicondylus lateralis humeri
o Insertio : phalanges tengah dan distal empat jari medial
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : extentio jari-jaru dan tangan
 Muskulus Ekstensor Digiti Minimi
o Origo : epicondylus lateralis humeri
o Insertio : ekspansi ekstensor digitus minimus
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : extentio articulatio metacarpophalangeal digitus minimus
 Muskulus Ekstensor Carpi Ulnaris
o Origo : epicondylus lateralis humeri
o Insertio : basis ossis metacarpi V
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis

22
o Fungsi : extentio dan adductio tangan pada articulatio radiocarpalis
 Muskulus Anconeus
o Origo : epicondylus lateralis humeri
o Insertio : permukaan lateral processus olecranii ulnae
o Persarafan : nervus radialis
o Fungsi : extentio articulatio cubiti

Otot-otot ruang fascial posterior lengan bawah : Kelompok profunda

 Muskulus Supinator
o Origo : epicondylus lateralis humeri, ligamentum annulare articulatio
radioulnaris proksimal, dan ulna
o Insertio : collum dan corpus ulnae
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : supinatio lengan bawah
 Muskulus Abductor Pollicis Longus
o Origo : permukaan posterior corpus radii dan ulnae
o Insertio : basis ossis metacarpi I
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : abductio dan extentio pollex
 Muskulus Ekstensor Pollicis Brevis
o Origo : permukaan posterior corpus radii
o Insertio : basis phalanges proximal pollex
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : extentio articulatio metacarpophalangea pollex
 Muskulus Ekstensor Pollicis Longus
o Origo : permukaan posterior corpus ulnae
o Insertio : basis phalanges distal pollex
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis
o Fungsi : extentio phalanges distal pollex
 Muskulus Ekstensor Indicis
o Origo : permukaan posterior corpus ulnae
o Insertio : expansi extensor index
o Persarafan : ramus profundus nervi radialis

23
o Fungsi : extentio articulatio metacarpophalangea index

Arteria ruang fascial posterior lengan bawah

Arteria interossea anterior dan posterior berasal dari arteria interossea communis, cabang dari
arteria ulnaris. Pembuluh-pembuluh ini berjalan turun pada permukaan anterior dan posterior
membrana interossea di antara radius dan ulna, dan mendarahi otot-otot dan tulang-tulang
yang berdekatan. Mereka berakhir dengan ikut membentuk anastomosis di sekitar articulatio
radiocarpalis.

Saraf ruang fascial posterior lengan bawah

Ramus profundus nervi radialis. Ramus profundus nervi radialis dipercabangkan dari nervus
radialis di depan epicondylus lateralis humeri di fossa cubiti. Saraf ini menembus musculus
supinator dan membelok di sekitar permukaan lateral collumn radii di dalam substansia otot
untuk mencapai ruang posterior lengan bawah. Saraf turun di dalam celah di antara kelompok
superficial dan profunda otot-otot. Kadang-kadang saraf ini sampai pada permukaan posterior
articulatio radiocarpalis.

Cabang-cabang :

 Rami musculares, untuk musculus extensor carpi radialis brevis dan supinator,
ekstensor digitorum, ekstensor digiti minimi, ekstensor carpi ulnaris, abductor pollicis
longus, ekstensor pollicis brevis, ekstensor pollicis longus dan ekstensor indicis.
 Rami articulares untuk sendi pergelangan tangan dan sendi-sendi telapak tangan.

24
Gambar 5. Sisi posterior antebrachii.

25
Gambar 6. Sisi posterior antebrachii.

CARPAL1

Anterior

Struktur berikut ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum flexorum dari
medial ke lateral.

1. Tendo musculus flexor carpi ulnaris, berakhir pada os pisiforme.


2. Nervus ulnaris, terletak lateral terhadap os pisiforme.
3. Arteria ulnaris, terletak lateral terhadap nervus ulnaris.
4. Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris

26
5. Tendo musculus palmaris longus, berjalan ke insertionya pada retinaculum
musculorum flexorum dan aponeurosis palmaris
6. Ramus cutaneus palmaris nervi medianus

Struktur berikut ini berjalan di bawah retinaculum muscularum flexorum dari medial ke
lateral.

1. Tendo musculus flexor digitorum superficialis, posterior terhadap tendo-tendo ini


terdapat tendo musculi flexor digitorum profundus; kedua kelompok tendo ini
mempunyai sarung sinovial yang sama
2. Nervus medianus
3. Tendo musculus flexor pollicis longus, dibungkus oleh selubung sinovial
4. Tendo musculus flexor carpi radialis, terbagi dua di retinaculum musculorum
flexorum. Tendo ini dibungkus oleh selubung sinovial.

Posterior

Struktur berikut ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum extensorum dari
medial ke lateral.

1. Ramus cutaneus dorsalis (posterior) nervi ulnaris


2. Vena basilica
3. Vena cephalica
4. Ramus superficialis nervi radialis

Struktur berikut ini berjalan di bawah retinaculum muscularum extensorum dari medial ke
lateral.

1. Tendo musculus extensor carpi ulnaris


2. Tendo musculus extensor digiti minimi
3. Tendo musculus extensor digitorum dan extensor indicis
4. Tendo musculus extensor pollicis longus
5. Tendi musculus extensor carpi radialis longus dan brevis
6. Tendo musculus abductor pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis

27
Gambar 7. Regio wrist.

ARTICULATIO1

Articulatio Cubiti

 Articulatio : terdapat di antara trochlea dan capitulum humeri serta incisura trochlearis
ulnae dan caput radii. Facies articularis ditutupi oleh tulang rawan hyalin.
 Tipe : sendi engsel sinovial
 Capsula : di anterior, capsula melekat di atas pada humerus sepanjang pinggir atas
fossa coronoidea dan fossa radii, di depan pada epicondylus medialis dan lateralis,

28
dan di bawah melekat pada pinggir processus coronoideus ulnae dan ligamentum
annulare yang mengelilingi caput radii. Di posterior, capsula melekat ke atas pada
pinggir fossa olecranii dan di bawah melekat pada pinggir atas dan sisi-sisi processus
olecranii ulnae dan ligamentum annulare.
 Ligamentum : ligamentum collateral lateral berbentuk segitiga dengan apex melekat
pada processus lateralis humeri, dan dasarnya melekat pada pinggir atas ligamentum
annulare. Ligamentum collateral medial juga berbentuk segitiga dan terdiri atas tiga
pita utama yang kuat : pita anterior yang terbentang dari epicondylus medialis humeri
ke pinggir medial prosesus koronoideus, pita posterior yang berjalan dari epicondylus
medialis humeri ke sisi medial olecranon, dan pita transversal yang berjalan di antara
perlekatan ulna dari kedua pita lainnya.
 Membrana sinovial : melapisi capsula dan menutupi bantalan lemak pada dasar fossa
coronoidea, fossa radii, dan fossa olecranii; membrana ini berhubungan ke distal
dengan membrana sinovial articulatio radioulnaris proksimal.
 Pergerakan
Articulatio cubiti dapat melakukan flexio dan extentio. Flexio dibatasi oleh
bertumbuknya permukaan anterior lengan bawah dan lengan atas. Extentio dibatasi
oleh teregangnya ligamentum anterior dan muskulus brachialis. Flexio dilakukan oleh
muskulus brachialis, biceps brachii, brachioradialis, dan pronator teres. Extentio
dilakukan oleh muskulus triceps brachii dan anconeus.
Articulatio cubiti adalah sendi engsel yang stabil karena bentuk ulir incisura
trochlearis yang sesuai dengan bentuk katrol dari trochlea humeri. Sendi juga
diperkuat oleh ligamentum collaterale mediale dan laterale yang kuat.

Articulatio Radioulnaris Proksimal

 Articulatio : di antara circumferentia articulare radii dan ligamentum annulare serta


incisura radialis ulnae.
 Tipe : sendi pivot sinovial.
 Capsula : capsula membungkus sendi dan berlanjut sebagai capsula articulatio cubiti.
 Ligamentum : ligamentum annulare melekat pada pinggir anterior dan posterior
incisura radialis ulnae membentuk cincin di sekitar caput radii. Capsula ini berlanjut
ke atas sebagai capsula articulatio cubiti dan capsula ini tidak melekat pada os radius.

29
 Membrana sinovial : di atas berhubungan dengan membrana sinovial articulatio
cubiti. Di bawah melekat pada pinggir inferior facies articularis radii dan pinggir
bawah incisura radialis ulnae.
 Persarafan : cabang-cabang nervus medianus, ulnaris, musculocutaneus, dan radialis.
 Pergerakan : pronatio dan supinatio lengan bawah

Articulatio Radioulnaris Distal

 Articulatio : di antara caput ulna dan incisura ulnaris radii.


 Tipe : sendi pivot sinovial
 Capsula : capsula membungkus sendi tetapi tidak sempurna di bagian atas
 Ligamentum : ligamentum anterior dan posterior yang lemah berfungsi memperkuat
capsula
 Discus articularis : berbentuk segitiga dan dibentuk oleh fibrokartilago. Apexnya
melekat pada sisi lateral basis prosesus styloideus ulnae dan dasarnya ke pinggir
bawah incisura ulnaris radii. Discus ini memisahkan articulatio radioulnaris distal
dengan articulatio radiocarpalis serta memperkuat hubungan radius dan ulna.
 Membrana sinovial : melapisi capsula dan berjalan dari pinggir facies articularis yang
satu ke sisi yang lain.
 Persarafan : nervus interosseus anterior dan ramus profundus nervi radialis.
 Pergerakan
 Pergerakan pronatio dan supinatio lengan bawah meliputi rotatio di sekitar sumbu
vertikal pada articulatio radioulnaris proksimal dan articulatio radioulnaris distal.
Sumbu gerak berjalan dari caput radii di sebelah atas sampai perlekatan apex diskus
articulare triangularis di bawah.
 Pada gerakan pronatio, caput radii berputar dalam ligamentum annulare, sementara itu
ujung distal radius beserta tangan bergerak ke depan, incisura ulnaris radii bergerak di
sekitar circumferentia articulare ulnae. Selain itu, ujung distal ulna bergerak ke lateral,
sehingga tangan tetap berada dalam satu garis dengan extremitas superior dan tidak
bergeser ke medial. Pronatio dilakukan oleh musculus pronator teres dan musculus
pronator quadratus. Supinatio dilakukan oleh musculus biceps brachii dan supinator.
Supinatio merupakan gerakan yang lebih kuat daripada pronatio karena kekuatan
muskulus biceps brachii.

Articulatio Radiocarpal

30
 Articulatio : di antara ujung distal radius dan discus articularis di sebelah atas (lekuk
sendi) dengan os scaphoideum, os lunatum, dan os triquetrum di bagian bawah
(kepala sendi).
 Tipe : sendi elipsoidea sinovial.
 Capsula : capsula membungkus sendi dan di atas melekat pada ujung distal radius dan
ulna dan di bawah melekat pada deretan proximal ossa carpalia.
 Ligamentum : ligamentum anterior dan posterior yang memperkuat sendi.
Ligamentum mediale melekat pada prosesus styloideus ulnae dan os triquetrum.
Ligamentum laterale melekat pada prosesus styloideus radii dan os scaphoideum.
 Membrana sinovial : melapisi capsula dan mekelat pada pinggir-pinggir facies
articularis. Cavum articulatio tidak berhubungan dengan articulatio radioulnaris distal
atau dengan cavum articulare articulatio intercarpalia.
 Persarafan : nervus interosseus anterior dan ramus profundus nervi radialis.
 Pergerakan
 Gerakan-gerakan yang mungkin dilakukan adalah flexio, extentio, abductio, adductio,
dan circumdictio.
 Flexio dilakukan oleh muskulus flexor carpi radialis, flexor carpi ulnaris, dan
palmaris longus. Otot-otot tersebut dibantu oleh muskulus flexor digitorum
superficialis, flexor digitorum profundus, dan flexor pollicis longus.
 Extentio dilakukan oleh muskulus extensor carpi radialis longus, extensor carpi
radialis brevis, dan extensor carpi ulnaris. Otot-otot ini dibantu oleh muskulus
extensor digitorum, extensor indicis, extensor digiti minimi, dan extensor pollicis
longus.
 Abductio dilakukan oleh muskulus flexor carpi radialis, extensor carpi radialis longis
dan extensor carpi radialis brevis. Otot-otot ini dibantu oleh muskulus abduktor
pollicis longus, extensor pollicis longus, dan extensor pollicis brevis.
 Adductio dilakukan oleh muskuli flexor dan extensor carpi ulnaris.

31
BAB IV
HISTOLOGI

Mekanisme Penyembuhan Fraktur Tulang

Secara histologis, mekanisme penyembuhan fraktur tulang terdiri dari dua, dibagi
berdasarkan jenis tulang yang terkena fraktur (tulang kortikal atau tulang kanselosa) dan tipe
fiksasi yang digunakan (rigid atau tidak rigid).

Penyembuhan fraktur primer terjadi pada tulang kortikal dan kanselosa (metafisis), yang
diikuti dengan fiksasi rigid, atau setelah impaksi pada tulang kanselosa.

Penyembuhan fraktur sekunder terjadi pada tulang kortikal, diikuti dengan fiksasi
intramedullar atau imobilisasi dengan cast (gerakan bebas).

Penyembuhan fraktur primer

Penyembuhan fraktur terjadi tanpa pembentukan kalus pada kedua jenis tulang, tulang
kortikal dan kanselosa, saat fragmen tulang terfiksasi secara rigid.

Pada fraktur tulang kortikal, remodelling Haversian dimulai dengan pembentukan kavitas
resorpsi yang menembus secara longitudinal dari tulang yang sehat sampai pada akhir
fragmen nekrotik. Kavitas resorpsi dibentuk oleh sekelompok osteoklas yang membentuk
cutting cone. Cone ini terbentuk secara longitudinal meninggalkan kavitas resorptif. Kapiler-
kapiler berdinding tipis terbentuk pada pusat kavitas resorptif mengikuti osteoklas. Pembuluh
darah yang terbentuk ini disertai dengan sel mesenkimal dan prekursor sel osteoblas.
Osteoblas yang baru terbentuk ini mengisi kavitas resorptif dan memulai produksi osteoid
dengan arah sentripetal. Akhirnya, kavitas resorptif diisi seluruhnya dengan lapisan
konsentrik tulang baru, kemudian menjadi osteon di sepanjang garis fraktur dan pada proses
penyembuhan fraktur.

Penyembuhan fraktur pada area tulang kanselosa dimana fragmen fraktur pada aposisi
langsung, tanpa gap, disatukan dengan fiksasi rigid atau setelah impaksi. Pada penyembuhan
tipe ini, remodeling dari tempat fraktur terjadi segera, tanpa deposisi primer dari tulang
anyaman. Cutting cone dari osteoklas terjadi sepanjang garis fraktur, diikuti dengan kapiler-
kapiler dan sel osteoprogenitor yang menjadi sumber osteoblas. Osteoblas membentuk
osteoid dan membentuk tulang trabekulae. Proses ini mengakibatkan union dan rekonstruksi
dari ujung fraktur.

32
Penyembuhan fraktur sekunder

Proses perbaikan fraktur beragam sesuai dengan jenis tulang yang terkena dan jumlah
gerakan di tempat fraktur. Pada tulang tubuler, dan bila tak ada fiksasi yang kaku,
penyembuhan dimulai dalam lima tahap :

1. Kerusakan jaringan dan pembentukan hematoma


Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam fraktur.
Tulang pada permukaan fraktur, yang tidak mendapat persediaan darah akan mati
sepanjang satu atau dua milimeter.
2. Radang dan proliferasi seluler
Dalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel di
bawah periosteum dan di dalam saluran medula yang tertembus. Ujung fragmen
dikelilingi oleh jaringan sel, yang menghubungkan tempat fraktur. Hematoma yang
membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke
dalam daerah itu.
3. Pembentukan kalus
Sel yang berkembang biak memiliki potensial kondrogenik dan osteogenik; bila
diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam
beberapa keadaan, juga kartilago. Populasi sel sekarang juga mencakup osteoklas
(mungkin dihasilkan dari pembuluh darah baru) yang mulai membersihkan tulang
yang mati. Massa sel yang tebal dengan pulau-pulau yang imatur dan kartilago,
membentuk kalus atau bebat pada permukaan periosteal dan endosteal. Sementara
tulang fibrosa yang imatur (atau anyaman tulang) menjadi lebih padat, gerakan pada
tempat fraktur semakin berkurang dan pada empat minggu setelah cedera fraktur
menyatu.
4. Konsolidasi
Bila aktivitas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, anyaman tulang berubah
menjadi tulang lamelar. Sistem itu sekarang cukup kaku untuk memungkinkan
osteoklas menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan dekat di belakangnya
osteoblas mengisi celah-celah yang tersisa di antara fragmen tulang yang baru. Ini
adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup
kuat untuk membawa beban yang normal.
5. Remodeling

33
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa
bulan atau bahkan beberapa tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses
resorpsi dan pembentukan tulang yang terus menerus. Lamela yang lebih tebal
diletakkan pada tempat yang tekanannya tinggi : dinding-dinding yang tidak
dikehendaki dibuang; rongga sumsum dibentuk. Akhirnya, dan terutama pada anak-
anak tulang akan memperoleh bentuk yang mirip bentuk normalnya.2

Gambar 8. Penyembuhan fraktur sekunder.

34
BAB V

FRAKTUR DISTAL-END RADIUS

Fraktur distal-end radius terdiri dari fraktur Colles (pergeseran fragmen ke arah dorsal) dan
fraktur Smith (pergeseran fragmen ke arah volar).

Klasifikasi dari fraktur distal-end radius ialah menggunakan klasifikasi Frykman dan Melone.
Frykman terdiri dari 8 tipe, dimana tipe dengan angka genap menunjukkan adanya fraktur
styloideus ulna. Tipe I ialah fraktur ekstraartikular, tipe III fraktur radiokarpal, tipe V fraktur
radioulnar, dan tipe VII fraktur radiokarpal dan radioulnar.3

Gambar 9. Klasifikasi Frykman.

Klasifikasi Melone terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe I terjadi pergeseran minimal, tipe II
pergeseran carpal, tipe III spike volar, dan tipe IV rotasi fragmen volar.3

Gambar 10. Klasifikasi Melone.

35
Klasifikasi AO terdiri dari 3 tipe, yaitu tipe A fraktur distal radius yang tidak melibatkan
permukaan intraartikular, tipe B fraktur distal radius yang melibatkan permukaan artikular,
dan tipe C fraktur distal radius yang melibatkan kerusakan komplit permukaan artikular. Dari
masing-masing tipe dibagi lagi menjadi subtipe lainnya seperti pada gambar berikut 4:

Gambar 11. Klasifikasi Muller/AO.

36
FRAKTUR SMITH

Definisi

Fraktur Smith atau biasa dikenal dengan nama reverse Colles’ fracture ialah fraktur dari
distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah volar. Hal ini berlawanan dengan
definisi fraktur Colles yaitu fraktur distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah
dorsal.

Fraktur ini merupakan fraktur transversa ekstra-artikuler, dibedakan dengan fraktur intra-
artikuler dengan pergeseran ke arah volar pada fraktur Barton.

Sejarah

Fraktur ini dinamakan diambil dari nama seorang dokter bedah orthopedi, Robert William
Smith (1807-1873) pada bukunya yang berjudul “A Treatise on Fractures in the Vicinity of
Joints, and in certain forms of Accidents and Congenital Dislocations” yang dipublikasi pada
tahun 1847.5

Mekanisme Cedera

Fraktur ini disebabkan oleh cedera pronasi, dengan hantaman langsung pada punggung
tangan dengan posisi pergelangan tangan fleksi.2

Gambar 12. Mekanisme cedera fraktur Smith.

Insidensi

37
Fraktur Smith terjadi lebih jarang dibandingkan dengan fraktur Colles. Terjadi pada kurang
dari 3% pasien dengan fraktur radius dan ulna, dan biasanya terjadi pada segala usia,
terutama laki-laki usia muda (tersering) dan wanita tua.5

Gejala dan Tanda

Pasien mengalami cedera pergelangan tangan, tetapi tidak terdapat dinner-fork deformity
seperti yang tampak pada fraktur Colles. Deformitas pada fraktur Smith dinamakan garden-
spade deformity.4

Gambar 13. Garden spade deformity.

Diagnosis

Pada foto rontgen, didapatkan fraktur pada metafisis radius distal. Foto lateral menunjukkan
bahwa fragmen distal bergeser dan miring ke anterior (sangat berlawanan dengan fraktur
Colles).2

Tatalaksana

Reduksi dengan posisi supinasi dari pergelangan tangan, namun biasanya diperlukan reduksi
terbuka dengan internal fiksasi. Imobilisasi dalam gips sampai dengan atas siku dalam posisi
supinasi diperlukan selama 6 minggu.

Tatalaksana tergantung dari tipe fraktur, stabilitas, dan kemampuan untuk reduksi fraktur.
Sebagian besar kasus dapat dilakukan reduksi tertutup dan imobilisasi dengan gips.

38
Apabila fraktur dapat direduksi namun tidak stabil, atau tidak dapat direduksi, maka
diperlukan fiksasi operatif.2

Komplikasi

Malunion, dengan pergeseran volar residual, dapat menyebabkan deformitas kosmetik yang
disebut sebagai Garden Spade Deformity. Dapat juga menekan carpal tunnel, yang
menyebabkan carpal tunnel syndrome.6

FRAKTUR COLLES

Cedera yang diuraikan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada
radius tepat di atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal. Ini adalah
fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan
dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang
memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang.2

Mekanisme Cedera

Benturan mengena di sepanjang lengan bawah dengan posisi pergelangan tangan berekstensi.
Tulang mengalami fraktur pada sambungan kortikokanselosa dan fragmen distal remuk ke
dalam ekstensi dan pergeseran dorsal.2

Gambar 14. Mekanisme cedera fraktur Colles.

Gambaran Klinik

39
Kita dapat mengenali fraktur ini dengan sebutan dinner-fork deformity, dengan penonjolan
punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit deformitas
mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan.2

Diagnosis

Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan prosesus stiloideus
ulnar sering putus. Fragmen radius bergeser dan miring ke belakang, bergeser dan miring ke
radial, dan terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif
yang hebat.2

Fraktur Colles terdiri atas :7

 Fraktur radius 1 inci di atas sendi pergelangan tangan


 Angulasi dorsal fragmen distal
 Pergeseran ke dorsal dari fragmen distal
 Fraktur prosesus stiloideus ulna

Tatalaksana

Fraktur tanpa pergeseran diobati dengan pemasangan gips sirkuler di bawah siku, lengan
bawah dalam keadaan pronasi, deviasi ulna serta fleksi. Pada fraktur dengan pergeseran
fragmen dilakukan reposisi dengan pembiusan umum atau lokal. Imobilisasi dengan gips
dilakukan selama enam minggu dan dilanjutkan dengan fisioterapi yang intensif.7

Reduksi tertutup dan immobilisasi dapat dilakukan dengan syarat : kemiringan palmar
(palmar tilt) < 10o, pemendekan radial < 2 mm, perubahan angle radial < 5 mm, dan artikular
step-off < 1-2 mm.4

Komplikasi

 Atrofi Sudeck
 Trauma nervus medianus
 Ruptur tendo ekstensor polisis longus
 Malunion
 Gangguan pergerakan sekitar sendi pergelangan tangan, pronasi, supinasi, fleksi
palmar, pergerakan serta ekstensi7

40
Malunion sering memberikan gangguan nyeri. Untuk menanggulangi nyeri dapat dilakukan :

 Prosedur Baldwin, yaitu eksisi 2 cm distal ulna serta periost (operasi Darroch)
 Osteotomi radius

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Anatomi klinik. Ed 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC : 2000.
2. Apley AG, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Ed 7. Jakarta :
Penerbit Widya Medika; 1995.
3. Miller MD. Review of orthopaedics. 4th ed. Philadelphia : Saunders : 2004.
4. Elstrom JA, Virkus WW, Pankovich AM. Handbook of fractures. 3rd ed. New York :
McGraw-Hill; 2006.
5. Author. Smith’s fracture. Available at : www.wikipedia.com. Accessed on :
December 11th, 2013.
6. Salter RB. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 3rd ed.
Baltimore : Williams & Wilkins; 1999.
7. Rasjad C. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Ed 3. Jakarta : Penerbit PT Yarsif
Watampone; 2012.

42

Anda mungkin juga menyukai