Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Penggunaan Boneka Tangan Dalam Meningkatkan Perilaku Cuci Tangan

Pakai Sabun Pada Siswa SDI Bertingkat Oebobo ll kota kupang

OLEH:

Nama: Shanaz R.T. R Putri

NIM : 1507010102

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan. Derajat
kesehatan anak menunjukkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus bangsa mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan
pembangunan bangsa. (Hidayat,2008)

Anak adalah sebagian kecil dari anggota masyarakat yang masih perlu mendapatkan
perhatian khusus terutama dalam perkembangan kesehatan. Namun hingga saat
ini,perkembangan kesehatan anak di Indonesia masih belum dapat dikatakan baik.
Menurut Depkes tahun 2009, anak yang rentan terkena berbagai macam penyakit
disebabkan karena perilaku hidup yang tidak sehat.

Bentuk perilaku kesehatan yang dapat dilakukan seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit serta usaha untuk penyembuhan jika sakit adalah
perilaku memelihara kesehatan. Salah satu bentuk penerapan memelihara kesehatan
adalah dengan melakukan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) (Notoatmodjo, 2012).

Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu indikator output dari strategi nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk
merubah perilaku higiene dan sanitasimelalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan. Saat ini STBM adalah sebuah program nasional di bidang sanitasi berbasis
masyarakat yang bersifat lintas sektoral. Bulan September 2008, STBM dikukuhkan
sebagai StrategiNasional melalui Kepmenkes Nomor852/Menkes/SK/IX/2008. Strategi
ini menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan instansi yang terkait dalam penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi terkait dengan sanitasi total berbasis
masyarakat.

Perilaku cuci tangan pada anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam
upaya pencegahan penyakit yang penyebarannya melalui tangan.Cuci tangan pakai sabun
adalah cara yang sederhana, mudah, murah dan bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit. Sebab, ada beberapa penyakit penyebab kematian yang dapat dicegah dengan
cuci tangan yang benar, seperti penyakit Diare dan ISPA yang sering menjadi penyebab
kematian anak-anak. Demikian juga penyakit Hepatitis, Typhus, dan Flu Burung.
(Depkes, 2015)

Kebiasaan mencuci tangan di Indonesia hingga saat ini masih tergolong rendah, terlihat
dari masih tingginya prevalensi penyakit diare. Pada tahun 2016 jumlah penderita diare
yang dilayani sarana kesehatan sebanyak 3.176.079 penderita dan mengalami
peningkatan padatahun 2017 yaitu sebanyak 4.274.790 penderita. Insiden diare semua
umur secara nasional adalah 270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015)

Di Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri menurut data dari profil kesehatan NTT 2015,
jumlah kasus diare yang ditangani mengalami fluktuasi dan angka kesakitan diare pada
tahun 2017 diketahui mencapai 214 per 1.000 penduduk dan masih berada di urutan ke-8
dalam pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas.

Upaya untuk menyadarkan masyarakat khususnya anak-anak tentang pentingnya perilaku


cuci tangan pakai sabun dapat dilakukan dengan penyuluhan melalui metode yang sesuai
karena penyuluhan dengan metode yang kreatif dapat meningkatkan pemahaman anak
dengan lebih cepat sehingga mampu mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.

Media kreatif yang dapat digunakan untuk melakukan penyuluhan adalah dengan boneka
tangan.Secara khusus pengertian mengenai boneka ialah tiruan bentuk manusia dan
bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model perbandingan.
Dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara
dimainkan dalam sandiwara boneka. Sejak tahun 1940-an pemakaian boneka ebagai
media pendidikan menjadi populer dan banyak digunakan di Sekolah Dasar dan Sekolah
Lanjutan di Amerika.

Penggunaan boneka tangan sebagai media cerita berfungsi sebagai penarik minat anak
dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat anak dalam menyimak materi
yang disampaikan dan dapat ikut berperan serta dalam proses pembelajaran. Penggunaan
boneka tangan juga memiliki peran penting dalam pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai salah satu metode penyampaian pesan moral, khususnya kesehatan, agar pesan
yang disampaikan melalui cerita dapat dengan mudah dipahami oleh anak-anak dan
memiliki nilai yang berarti di pikiran mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penyuluhan


dengan menggunakan boneka tangan untuk mengetahui pengaruh penggunaan boneka
tangan dalam meningkatkan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa SDI bertingkat
oebobo ll kota kupang.

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaaan boneka tangan dapat meningkatkan perilaku mencuci tangan pada siswa
SDI bertingkat Oebobo ll Kota Kupang?

C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada beda perilaku mencuci tangan pada anak di SDI bertingkat
Oebobo ll Kota Kupang, sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan menggunakan boneka
tangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan informasi mengenai PHBS
pada anak untuk memperkaya wawasan mengenai penyuluhan dengan menggunakan
boneka tangan.
2. Bagi Anak
Sebagai sarana mengubah perilaku dan memotivasi anak untuk melakukan cuci tangan
pakai sabun dengan baik dan benar.
3. Bagi Orang Tua Anak
Menambah informasi tentang perilaku CTPS dan sebagai media masukan pengingat dalam
meningkatkan derajat kesehatan khususnya mencuci tangan terhadap anak-anak.
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian dan memberikan informasi mengenai
metode penyuluhan kreatif yang dapat dilakukan sesuai dengan sasaran dan menerapkan
ilmu yang didapatkan di bangku perkulihaan serta mengetahui respon anak terhadap
metode yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai