BAB I Sudah Edit
BAB I Sudah Edit
PENDAHULUAN
derajat kesehatan masyarakat. Hal ini ditandai dengan berkurangnya angka kejadian
penyakit serta meningkatnya angka harapan hidup. Perubahan tingkat kesehatan tersebut
memicu transisi epidemiologi penyakit yaitu penyakit degeneratif atau penyakit tidak
menular. Salah satu penyakit tidak menular adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini.
Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita
Bahaya hipertensi yang tidak dapat dikendalikan dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya, seperti penyakit jantung koroner, stroke, ginjal dan gangguan penglihatan.
(Bambang, 2011).
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat
dan kian hari semakin mengkawatirkan, diperkirakan pada tahun 2025 sekitar 29% orang
dewasa di seluruh dunia akan menderita hipertensi (Depkes RI, 2006). Berdasarkan data
dari AHA (American Heart Asosiation) tahun 2011, di Amerika dari 59% penderita
hipertensi hanya 34% yang terkendali, disebutkan bahwa 1 dari 4 orang dewasa menderita
hipertensi (Heidenreich PA, et al, 2011). Dan berdasarkan NHANES (National Health and
Nutrition Examination Survey) tahun 2010, dari 66,9 juta penderita hipertensi di USA,
46,5% hipertensi terkendali dan 53,5% hipertensi tidak terkendali (NHANES, 2010).
setelah stroke (15,4%) dan tuberculosis (7,5%), dengan jumlah mencapai 6,8% (Riskesdas,
2007). Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang
memiliki tekanan darah terkendali sedangkan 50% penderita memiliki tekanan darah tidak
terkendali (Bustan, 2007). Data Riskesdas tahun 2013 melaporkan prevalensi hipertensi
penduduk umur 18 tahun ke atas sebesar 25,8%. Dari 15 juta penderita hipertensi, 50%
Di Jawa Tengah, berdasarkan laporan rumah sakit dan puskesmas, prevalensi kasus
hipertensi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 562.117 kasus (64,2%), tahun 2011 sebanyak
634.860 kasus (72,1%), tahun 2012 sebanyak 544.771 kasus (67,57%), dan pada tahun
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh
yang dibawa oleh darah (Lany Sustrani, dkk, 2005). Hipertensi merupakan manifestasi
dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg (milimeter
Hipertensi tidak terkendali yaitu ukuran tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik 90 mmHg berdasarkan rata-rata tiga kali pengukuran dalam waktu
pemeriksaan yang berbeda pada subyek dengan pengobatan antihipertensi (Chobanian et al,
2003). Kondisi tekanan darah tinggi yang terus-menerus dapat menyebabkan jantung
seseorang bekerja lebih keras, kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
antihipertensi secara teratur tanpa terputus dan melakukan modifikasi gaya hidup.
Sehingga perlu untuk mengetahui dan menghindari faktor-faktor risiko kejadian hipertensi
kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti jenis kelamin, umur,
genetik, ras dan faktor yang dapat dikendalikan seperti pola makan, kebiasaan olah raga,
konsumsi garam, kopi, alkohol dan stres. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor
risiko tersebut secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan kata lain
satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2003).
yang berhubungan dengan hipertensi tidak terkendali yaitu umur, IMT, merokok, diabetes
melitus, dan kepatuhan pengobatan. Penelitian Aris (2007), menyebutkan bahwa faktor-
faktor yang terbukti sebagai faktor resiko hipertensi adalah Umur (OR=4,76), riwayat
(OR=4,314). Dan berdasarkan penelitian Ayu (2012) bahwa subjek yang mengkonsumsi
kopi 1-2 cangkir per hari, meningkatkan risiko hipertensi 4,11 kali lebih tinggi
farmakologi dan non farmakologi untuk mencapai tekanan darah yang normal. Gaya hidup
yang tidak sehat, konsumsi natrium yang tinggi serta ketidak patuhan mengkonsumsi obat
antihipertensi menjadikan tekanan darah cenderung semakin meningkat. Sehingga penderita
hipertensi tidak terkendali perlu mengetahui faktor apa sajakah yang menjadi risiko kejadian
hipertensi tidak terkendali guna menurunkan angka mortalitas, morbiditas dan akan
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
pada Penderita yang Melakukan Pemeriksaan Rutin di Puskesmas Ganjar Agung Kota
Metro’’
berikut:
terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung
Kota Metro
1.2.2.1. Adakah hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi tidak terkendali pada
penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung Kota Metro
1.2.2.2. Adakah hubungan antara status pasangan dengan kejadian hipertensi tidak
terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung
Kota Metro
1.2.2.3. Adakah hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi tidak terkendali pada
penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung Kota Metro
1.2.2.4. Adakah hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi tidak
terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung
Kota Metro
1.2.2.5. Adakah hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi tidak
terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung
Kota Metro
1.2.2.6. Adakah hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi tidak terkendali
pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung Kota
Metro
1.2.2.7. Adakah hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi tidak
terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung
Kota Metro
1.2.2.8. Adakah hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi tidak terkendali pada
penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung Kota Metro
1.2.2.9. Adakah hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian hipertensi tidak
terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Ganjar Agung
Kota Metro
1.2.2.10. Adakah hubungan antara kepatuhan meminum obat antihipertensi dengan kejadian
hipertensi tidak terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas
1.3.2.8. Untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi tidak
Metro
1.4. Manfaat
hipertensi tidak terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas
hipertensi tidak terkendali sehingga dapat menekan angka komplikasi dan mortalitas akibat
hipertensi.
rutin di Puskesmas Ganjar Agung Kota Metro. Bidang ilmu yang diterapkan