Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Ghariza Al Fikri (2015200175)

Vina Herlina Sari (2015200009)

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

MEMBAHAS PASAL EKSONERASI DIKAITKAN DENGAN PASA 18 AYAT 1 UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Bunyi pasal dalam Undang-Undang Contoh pasal yang melanggar Pasal Saran terkait pelanggaran pasal 18 ayat 1 undang-
Perlindungan Konsumen 18 ayat 1 Undang-Undang undang perlindungan konsumen
Perlindungan Konsumen

Isi Pasal 18 ayat (1) huruf a UUPK “Perusahaan tidak bertanggungjawab Tugas dan fungsi dari pengelola parkir adalah untuk
menyatakan bahwa:
atas kerugian yang ditimbulkan akibat menciptakan ketertiban dan keamanan di lahan parkir.
“menyatakan pengalihan tanggung kerusakan atau kehilangan kendaraan Maka konsumen membayar retribusi parkir bukan untuk
jawab pelaku usaha” berikut isinya dan atau kendaraan menyewa lahan parkir, melainkan untuk memperoleh
pihak ketiga maupun kecelakaan keamanan atas kendaraannya. Tapi selama ini pihak
terhadap seseorang selama kendaraan pengelola parkir mengalihkan tanggung jawab mengenai
anda berada di lingkungan parkir keamanan kendaraan kepada pemilik kendaraan. Ini dapat
dilihat dari klausula baku yang terdapat di karcis parkir.
perusahaan atau dikemudikan oleh Seharusnya, pengelola parkir akan mengganti semua
petugas Layanan Parking Valet.” bentuk kehilangan di lahan parkir, termasuk di dalamnya
kendaraan, helm, isi dalam mobil dan segala sesuatu yang
hilang karena lemahnya keamanan di lahan parkir.
Penggantian kerugian pun bukan sebatas maksimal satu
kali, sepuluh kali atau sekian kali dari tarif parkir, namun
sesuai dengan nilai barang yang hilang atau rusak.
Sebaiknya pihak pengelola parkir bekerja sama dengan
pihak asuransi. Sehingga nantinya tarif parkir sudah
meliputi premi asuransi dan ganti rugi terhadap kerusakan
kendaraan bermotor dilakukan oleh pihak asuransi.

Isi Pasal 18 ayat (1) huruf b UUPK “Barang yang sudah dibeli tidak dapat Pada saat membeli suatu barang konsumen berhak
menyatakan bahwa: ditukar atau dikembalikan.” mengembalikan barang yang telah dibeli nya apabila adanya
“menyatakan bahwa pelaku usaha berh cacat atau kerusakan pada barang tersebut yang misalnya
ak menolak penyerahan kembali barang tidak terlihat pada saat pembelian di toko. Sebagai contoh
yang dibeli lain konsumen juga berhak untuk mengembalikan barang
konsumen” kepada penjual pada saat pembelian barang secara online
ketika barang tersebut tidak sesuai dengan apa yang tertera
pada iklan yang di pasang oleh penjual.
Seharusnya, pihak penjual memberikan kesempatan
kepada pembeli agar dapat mengembalikan barang yang
telah dibeli nya tersebut dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, apabila barang yang telah dibeli oleh konsumen
terdapat kecacatan atau kerusakan, konsumen dapat
mengembalikan barang tersebut dengan batas waktu 3 (tiga)
hari terhitung sejak hari pertama pembelian.

Isi Pasal 18 ayat (1) huruf c UUPK “Apabila konsumen telah melakukan Dalam suatu kegiatan transaksi jual beli barang tentunya
menyatakan bahwa: penyerahan uang yang telah ada saja kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan atau
dibayarkan atas barang yang terjadi kesalahan dalam hal membeli barang. Sebagai
“menyatakan bahwa pelaku usaha berh ditawarkan oleh pelaku usaha, pelaku contoh, pada saat membeli kebutuhan sembako, konsumen
ak menolak penyerahan kembali uang y usaha dapat menolak penyerahan salah membeli barang yang dia inginkan seharunya ia
ang dibayarkan atas barang dan/atau ja kembali uang yang telah dibayarkan membeli sabun cuci baju namun ia membeli sabun cuci
sa yang dibeli oleh konsumen” oleh konsumen.” piring.
Seharusnya, pelaku usaha memperbolehkan konsumen
untuk mengembalikan barang yang telah ia beli kemudian
pelaku usaha harus mengembalikan uang tersebut. Sebagai
antisipasi dan untuk melindungi kedua belah pihak,
konsumen harus menyertakan bon atau struck sebagai bukti
bahwa konsumen tersebut benar membeli produk yang ia
beli pada pelaku usaha tersebut.
Isi Pasal 18 ayat (1) huruf d UUPK “Konsumen berkewajiban untuk Apabila konsumen membeli suatu barang dengan cara
menyatakan bahwa: mengasuransikan barang cicilan yang pembayaran cicilan, pelaku usaha tidak dapat memaksa agar
dibeli dari pelaku usaha terhadap konsumen untuk mengasuransikan barang tersebut.
“menyatakan pemberian kuasa dari kon resiko-resiko lain. Pada saat ditagih Terlebih lagi apabila barang cicilan tersebut hilang atau
sumen kepada pelaku usaha baik secara konsumen harus segera membayar rusak maka, pihak pelaku usaha yang sangat diuntungkan.
langsung kembali seluruh biaya premi asuransi Hal tersebut dikarenakan apabila barang tersebut hilang atau
maupun tidak langsung untuk melakuka dan biaya-biaya lainnya kepada pelaku rusak maka, pelaku usaha yang akan mendapatkan asuransi
n segala tindakan sepihak yang berkait usaha, apabila konsumen tidak tersebut.
an dengan barang membayar premi dan biaya-biaya Seharusnya, pelaku usaha tidak membebankan apapun
yang dibeli oleh konsumen secara angs tersebut, maka jumlah biaya tersebut kepada konsumen selain biaya cicilan yang harus dibayar
uran” akan ditambahkan pada hutang pokok konsumen kepada pelaku usaha.
pelaku usaha atau didebet/ditagih dari
angsuran kredit bulan berjalan dan
selanjutnya sampai lunas tanpa
mengurangi kewajiban-kewajiaban
konsumen untuk membayar angsuran
kredit yang tertunggak.”

Isi Pasal 18 ayat (1) huruf e UUPK “Semua tuntutan ganti kerugian harus Pembuktian yang harus dibuktikan atas kerugian yang
menyatakan bahwa: dapat dibuktikan besarnya kerugian dialami konsumen sebagai dampak atas barang/jasa yang
yang diderita.” telah konsumen beli atau gunakan dari pelaku usaha
tentunya akan membuat konsumen kesulitan. Sebab selain
“mengatur perihal pembuktian atas hila sulit dan prosesnya rumit, pembuktian tersebut juga
ngnya kegunaan barang atau pemanfaa membutuhkan biaya.
tan jasa yang dibeli oleh konsumen” Dengan demikian seharusnya dalam kontrak baku tidak
memuat klausula yang dapat membuat merugikan
konsumen dan menjadikan posisi konsumen dan pelaku
usaha tidak seimbang (berat sebelah pada pelaku usaha).
Isi Pasal 18 ayat (1) huruf f UUPK “Indonesia Air Asia akan mengangkut sebagaimana dijelaskan dalam pasal 4 huruf h
menyatakan bahwa: penumpang, tetapi tidak menjamin menyatakan bahwa konsumen memiliki
ketepatan sepenuhnya” hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau p
“memberi hak kepada pelaku usaha unt
enggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tid
uk mengurangi manfaat jasa atau meng
ak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mesti
urangi harta kekayaan konsumen yang
nya. Sedangkan dalam kasus ini pelaku usaha dengan
menjadi obyek jual beli jasa”
sepihak melakukan pengurangan pelayanan jasa terhadap
konsumen.
Seharusnya pelaku usaha memberikan pelayanan
maksimal atau setidaknya sesuai dengan kesepakatan.
Apabila pelaku usaha tersebut tidak memberikan pelayanan
jasa sebagaimana mestinya maka menjadi tanggung jawab
pelaku usaha.
Isi Pasal 18 ayat (1) huruf g UUPK “Perusahaan dari waktu ke waktu Bahwa klausula yang disetujui dalam perjanjian adalah
menyatakan bahwa: berhak untuk mengubah besarnya harus klausula yang memang telah disepakati antar kedua
“menyatakan tunduknya konsumen kepa setiap biaya yang menjadi beban belah pihak. Apabila konsumen dipaksa untuk tunduk
da peraturan yang berupa aturan baru, nasabah termasuk tetapi tidak terbatas kepada
tambahan, lanjutan dan/atau pengubah pada biaya komisi, bunga, biaya peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan da
an lanjutan yang dibuat sepihak oleh pe administrasi, biaya korespondensi, n/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelak
laku usaha dalam masa konsumen mem denda, biaya layanan jasa dan/atau u usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang d
anfaatkan jasa yang dibelinya” biaya penitipan yang dikenakan ibelinya, maka hal tersebut membuat kedudukan antara
sehubungan dengan transaksi efek konsumen dan pelaku usaha menjadi tidak seimbang.
yang dilakukan atas nama rekening Klausula tersebut tentunya akan memberikan
nasabah, biaya pengelolaan rekening ketidakpastian dan tentunya akan merugikan konsumen
(pembukaan, pemeliharaan, dan sebab konsumen tidak mengetahui klausula baru yang akan
pengoprasian sub rekening efek), biaya diatur tersebut. Bisa saja saat klausula baru dibuat,
registrasi dan atau biaya-biaya konsumen tidak sepakat atas klausula tersebut, namun
lainnya yang menjadi kewajiban konsumen dipaksa untuk setuju karena pengaturan diatas.
nasabah, sehubungan dengan Dengan demikian seharusnya, klausula seperti ini
transaksi efek yang dilakukan pada sebaiknya tidak dimasukan dalam perjanjian, apabila ingin
rekening nasabah dan atau sub dimasukan maka klausula baru tersebut harus dibuat dengan
rekening efek atas nama nasabah.” persetujuan kedua belah pihak, terutama konsumen.
Isi Pasal 18 ayat (1) huruf h UUPK “Dalam hal kreditur tidak mampu Pengaturan sebagaimana dikatakan dalam pasal 18 ayat
menyatakan bahwa: membayar angsuran, maka hak (1) huruf h tentunya merupakan pengaturan yang merugikan
menjual rumah merupakan konsumen. Karena dalam hal ini pelaku usaha melanggar
“menyatakan bahwa konsumen memberi
kuasa kepada pelaku usaha untuk pem penyalahgunaan keadaan yang menyebabkan kedudukan
bebanan hak tanggungan, hak gadai, at
au hak jaminan terhadap barang yang kewenangan lembaga pembiayaan yang tidak seimbang antara konsumen dengan pelaku usaha.
dibeli oleh konsumen secara angsuran. (bank x).” Pengaturan tersebut penyalahgunaan keadaan sebab dalam

hal ini konsumen sebagai pembeli mau tidak mau harus
mematuhi hal tersebut agar tujuannya untuk membeli
barang tercapai. Dalam hal ini konsumen berada dalam
posisi tawar yang rendah sebab konsumen membutuhkan
hal tersebut sehingga mau tidak mau ia harus mengikuti
klausula tersebut yang bersifat berat sebelah terhadap
pelaku usaha.
Seharusnya, pelaku usaha tidak membebankan apapun
kepada konsumen selain biaya cicilan yang harus dibayar
konsumen kepada pelaku usaha. Seharusnya dalam kasus
tersebut pelaku usaha membuat klausula yang menyatakan
pihak konsumen yang seharusnya dapat melakukan
pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan
terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsur
an. Namun apabila konsumen wanprestasi maka terdapat
sanksi atasnya.

Anda mungkin juga menyukai