Anda di halaman 1dari 11

AKRUAL: Jurnal Akuntansi

Akuntansi, volume 9, nomor 2, April 2018, Vol 9, No 2, April 2018, 157-167


p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj

MULTIPERSPEKTIF SOSIOLOGI
DALAM AKUNTANSI: TELAAH AWAL

Rohmawati Kusumaningtias
Universitas Negeri Surabaya
rohmawatikusumaningtias@unesa.ac.id

ABSTRAK
Received: 23-03-2018
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan mengenai multiperspektif
sosiologi yang membentuk karakteristik masyarakat. Penjelasan tersebut dikaitkan
dengan akuntansi sebagai salah satu unsur penting dalam membentuk realitas
Revised: 10-04-2018 sosial. Artikel ini merupakan telaah konseptual dalam bentuk analisis deskriptif
melalui literatur review. Uraian yang dipaparkan menjelaskan 4 perspektif, yaitu
positivisme (fungsionalis), interpretif, kritis, dan posmodernis. Bagian akhir dari
Accepted: 19-04-2018 artikel ini memberikan beberapa implementasi aplikasi perspektif sosiologi dalam
ranah akuntansi sektor publik.

Kata kunci: akuntansi; multiperspektif; sosiologi.

ABSTRACT
The purpose of this article is to explain the sociological multiperspectives that
configurate the characteristics of society. The explanation is related with
accounting as one of the important elements in formalize social reality. This article
is a conceptual study in descriptive analysis by literature review. The description
presented 4 perspectives: positivism (functionalist), interpretive, critical, and
postmodernist. The last section provides some implementations of sociological
perspectives in the public sector accounting.

Keywords: accounting; multiperspective; sociology.

How to cite: Kusumaningtias, R. (2018). Multiperspektif Sosiologi Dalam Akuntansi: Telaah Awal. Akrual: Jurnal
Akuntansi. 9 (2): 157-167.doi: http://dx.doi.org/10.26740/jaj.v9n2.p157-167

PENDAHULUAN
Perspektif merupakan cara pandang yang Demikian pula ranah penelitian. Refleksi
digunakan seseorang untuk memahami sesuatu. diri dalam kehidupannya ikut menentukan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kesadaran terhadap kebenaran realitas (Sudarma,
memahami realitas tidaklah tunggal, karena 2010). Sifatnya tentu bersifat subjektif. Maka
setiap manusia mempunyai pemikirannya peneliti harus memahami pijakan metodologinya
masing-masing. Sehingga tidak mungkin dalam penyampaian ilmunya.
memaksakan satu model perspektif yang dapat Beberapa pakar mencoba untuk mem-
berlaku bagi semua orang. permudah pemahaman realitas dengan meng-
golongkannya ke dalam beberapa perspektif.
157 Copyright @ 2018 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Kusumaningtias, Multiperspektif Sosiologi...

Burrel & Morgan (1979) membuat empat kebutuhan akan metodologi penelitian dengan
perspektif, yaitu paradigma fungsionalis, ranah religius – spiritualis – kemanunggalan.
paradigma interpretif, paradigma radikal Dengan demikian, perspektif akan terus
humanis, dan paradigma radikal strukturalis. berkembang melalui proses dialektika yang
Sementara Chua (1986) menyederhanakan berlangsung secara berkesinambungan. Namun,
menjadi tiga, yaitu paradigma fungsionalis, untuk penulisan artikel ini, masih menggunakan
paradigma interpretif, dan paradigma kritis. empat perspektif seperti yang telah disebutkan
Sementara Triyuwono (2012) menambahkan sebelumnya.
paradigma Chua dengan paradigma pos-
modernis. Artikel ini akan membahas empat KLASIFIKASI PERSPEKTIF SOSIOLOGI
klasifikasi yang merujuk pada ketiga pakar DAN PENYEBAB PERBEDAANNYA
tersebut, sehingga akan membahas empat Sebelum menjelaskan mengenai berbagai
perspektif, yaitu (1) perspektif positivisme perspektif dalam sosiologi. Terlebih dahulu,
(fungsionalis), (2) perspektif interpretif, (3) harus memahami sosiologi dan masyarakatnya.
perspektif kritis, dan (4) perspektif posmodernis. Burrel & Morgan (1979) membagi asumsi
Namun, penggolongan tersebut bukanlah menjadi dua kutub yaitu dimensi subyektif dan
merupakan kesempurnaan total dalam me- obyektif. Pembagian tersebut dapat dilihat pada
mahami realitas. Hal ini seperti yang dinyatakan gambar 1.
oleh Poggi (1965) yang mengatakan bahwa “a
way of seeing, is also a way of not seeing”.
Artinya, empat perspektif memang digunakan
untuk memahami realitas, tetapi bukan berarti
sudah memenuhi cara pandang yang utuh.
Perspektif lainnya bisa dimungkinkan untuk
berkembang melalui proses tesis-antitesis-
sintesis. Hal ini dapat saja terjadi, seperti
berkembangnya cara pandang posmodernis yang
dalam perjalanannya melengkapi perspektif
lainnya, sehingga menjadi lebih utuh. Program
Doktor Ilmu Akuntansi di Universitas
Brawijaya, menambahkan wacana untuk me-
ngembangkan perspektif religiusitas, spiritualis,
dan kemanunggalan. Hal ini dikarenakan
posmodernis belum mampu menjawab
158
AKRUAL: Jurnal Akuntansi, volume 9, nomor 2, April 2018,

Pendekatan Subyektif Pendekatan Objektif

Nominalisme Ontologi Realisme

Anti-positivisme Epistimologi Positivisme

Voluntarisme Hakikat Manusia Determinisme

Ideografis Metodologi Nomotesis

Gambar 1. Asumsi Mengenai Sosiologi


Sumber: (Burrel & Morgan, 1979: 3)

Asumsi ontologis memberikan pema- sesuatu dipahami dari dalam diri manusia
haman mengenai fenomena yang diteliti, berasal sendiri, bukan berasal dari luar. Sementara
dari luar kesadaran individu atau hasil bentukan pandangan obyektif, berusaha menjelaskan dunia
kesadaran individu. Pada pandangan subyektif, sosial kemudian memprediksi sesuatu yang akan
dunia sosial diasumsikan sebagai suatu hal yang terjadi. Positivis mencari keteraturan dan
tidak lebih dari suatu label atau konsep yang hubungan yang saling memengaruhi.
membentuk realitas. Sehingga tidak ada struktur Berlanjut pada hakikat manusia (human
yang nyata dalam menjelaskan realitas. nature) terhadap lingkungannya, yang dibedakan
Sementara menurut pandangan obyektif, dunia menjadi voluntarisme dan determinisme. Pada
sosial bebas dari pengaruh individu, karenanya pandangan voluntarisme, individu dianggap
tidak mampu melakukan perubahan. sebagai manusia yang bebas (free will), mampu
Selanjutnya mengenai epistomologi yang menentukan pilihan secara independen. Sebalik-
terbagi menjadi positivisme dan anti-positivisme. nya pada pandangan determinisme, individu
Epistimologi memberikan penjelasan tentang dikendalikan oleh lingkungannya, sama sekali
bagaimana seseorang memahami ilmu pe- tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan
ngetahuan, cara untuk menyerap dan meng- pilihan.
omunikasikannya kepada lingkungan sosial Terakhir, mengenai metodologi yang
(Chariri, 2009). Pada pandangan subyektif, dunia terbagi menjadi ideografis dan nomotesis. Pada
sosial dilihat sebagai sesuatu yang tidak pasti pandangan ideografis, dunia sosial dilihat oleh
dan hanya dapat dipahami dari sudut pandang individu secara langsung. Pemahaman atas
individu secara subyektif. Artinya, segala realitas dapat diperoleh secara mandiri dari first

159 Copyright @ 2018 AKRUAL: Jurnal Akuntansi


Kusumaningtias, Multiperspektif Sosiologi...

hand. Dengan kata lain, membebaskan individu Kedua, mengenai konflik atau paksaan
untuk bertindak sesuai dengan karakteristiknya memberikan ciri masyarakat yang selalu berubah
pada saat melakukan pemahaman realitas. secara radikal, mempunyai konflik struktur yang
sementara dalam pandangan nomotesis, mendalam, disintegrasi dan cenderung
karakteristik individu tidak diperkenankan untuk berkontrakdisi struktural.
terlibat, sebaliknya menyakini pada aturan dan Seperti yang telah dijelaskan di
teknik yang sistematis (cara yang digunakan pendahuluan, maka berdasarkan asumsi sosiologi
dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan alam) dan bentuk masyarakat, artikel ini akan
dalam memahami realitas. membahas empat perspektif yang langsung
Dari pemahaman sosiologi di atas, dikaitkan dengan akuntansi secara singkat
didapatkan dua pandangan yang berbeda sebagai ilustrasi untuk mempermudah
mengenai bentuk masyarakat. Pertama mengenai pemahaman. Gambar 2 mencoba menye-
keteraturan atau integrasionis memberikan ciri derhanakan pemahaman.
masyarakat yang seragam dalam hubungan
sosial, stabil, terintegrasi, terkoordinir, dan
membentuk konsensus.

Perubahan Radikal

Radikal Radikal
Humanis Strukturalis

Perspektif Kritis
Pandangan Pandangan
Subyektif Obyektif

Interpretif Fungsionalis

Perubahan Tersusun
Catatan: Perspektif posmodernis, bisa tumbuh dari empat perspektif.

Gambar 2. Multiperspektif sosiologi


Sumber: (Burrel & Morgan, 1979: 22)

160
AKRUAL: Jurnal Akuntansi, volume 9, nomor 2, April 2018,

Perspektif Fungsionalis (Positivisme) Kekuatan pada perspektif ini adalah ada


Perspektif ini berkeyakinan bahwa realitas pada prinsipnya yang universalitas dan sifatnya
obyektif secara mandiri menghadirkan manusia yang formal dan struktural. Prinsip tersebut
dan menjadikannya sesuatu yang dapat dikuasai menyebabkan akuntansi mampu berkembang
(Chua, 1986; Efferin, 2015). Dalam sosiologi, lebih cepat karena dapat dipraktikan secara
individu beranggapan bahwa diri bersifat pasif. massal di setiap tempat. Namun demikian,
Perspektif ini melihat realitas sosial sebagai prinsip tersebut juga mengandung kelemahan
sesuatu yang tetap, bersifat obyektif, karena terlalu kaku ketika masuk dalam
independen, dan berada di luar manusia. lingkungan sosial. Karena tidak membuka ruang
Realitas yang diamati berada terpisah bagi nilai-nilai sosial, budaya, dan ideologi lokal
dari teori, sehingga diperlukan pengujian untuk mengambil peran. Sehingga mewadahi
validitas ilmiah terhadap teori. Pencarian realitas secara terbatas implementasi teori akuntansi.
sosial ditekankan pada pola hubungan yang
Perspektif Interpretivis
saling memengaruhi dan dapat digeneralisasikan.
Perpektif ini menekankan pada peranan
Salah satu metode yang digunakan adalah survei
bahasa, interpretasi dan pemahaman realitas
dengan cara penarikan sampel kemudian diuji
sosial. Pendekatan ini cenderung memperhatikan
melalui statistik. Metodologinya adalah
sifat subyektivitas individu untuk terus menerus
deterministik, yang menggap bahwa individu
menciptakan realitas sosial dalam rangka
dipengaruhi oleh lingungkan yang telah ada dan
berinteraksi dengan yang lain. Realitas dalam
bersifat tetap. Pandangan ini juga melihat bahwa
pandangan interpretif hanya merupakan label
dalam dunia sosial, perilaku manusia selalu
atau nama dari suatu konsensus kelompok.
bertujuan untuk maksimalisasi keuntungan.
Menurut Chua (1986), fenomena keseharian
Dalam konteks akuntansi, hal ini seperti
membentuk pengalaman yang bersifat subyektif.
yang digambarkan oleh Watts & Zimmerman
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
(1986: 2) bahwa “the objective of accounting
memahami realitas sosial yang bersifat subyektif
theory is to explain and to predict accounting
dan relatif. Dalam pandangan interpretif,
practice”. Akuntansi dianggap mapan dan layak
individu memegang kendali atas pemberian
jika mampu menjelaskan dan memprediksi
makna dan penciptaan realitas.
realtias sosial. Dengan prinsip ini, perspektif
Hasil temuan bersifat ideografik, tidak
fungsionalis berkeyakinan bahwa akuntansi
untuk dilakukan generalisasi dan memberikan
bersifat universal, dapat digunakan oleh setiap
keterbukaan atas sistem sosial, budaya, dan
individu, bahkan dengan struktur sosial,
ideologi yang bersifat lokal. Ini pula yang
ideologi, dan budaya yang berbeda.
menjadikan perspektif ini mempunyai kekuatan

161 Copyright @ 2018 AKRUAL: Jurnal Akuntansi


Kusumaningtias, Multiperspektif Sosiologi...

dengan menyatunya para peneliti dan masyarakat kritik terhadap praktik akuntansi modern yang
sosial. Sehingga, perspektif ini masih sebatas telah mapan. Karena dalam pandangan kritis,
pada upaya pemahaman makna. masyarakat bersifat dinamis sehingga perubahan
merupakan suatu hal yang pasti.
Perspektif Kritis (Radikal Strukturalis Dan Kelemahan perspektif ini adalah karena
Radikal Humanis) masih berada dalam ranah materialisme.
Perspektif ini berkaitan dengan pengembangan Sehingga individu memahami realitas berdasar
pemahaman realitas sosial dalam bentuk kritik pada wujud yang terlihat.
terhadap sesuatu yang telah mapan. Tujuan dari
perspektif ini bukan hanya sekedar melakukan Perspektif Posmodernis
pemahaman, tetapi juga untuk membebaskan dan Kelemahan dari tiga perspektif sebelum-
melakukan perubahan (Triyuwono, 2012; 241). nya, yaitu fungsionalis, interpretivis, dan kritis
Jika mengacu pada Burrel & Morgan (1979) yang berada dalam ranah modernisme dijawab
maka terdapat dua bentuk, yaitu radikal humanis melalui perspektif posmodernis. Modernisme
dan radikal strukturalis. yang bersifat materi atau fisik, belum bisa
Radikal strukturalis menekankan pada melihat realitas secara utuh, karena mengabaikan
konflik mendasar sebagai hasil dari hubungan mental dan spiritual (Triyuwono, 2012; 242).
antara struktur dalam organisasi dengan realitas Melalui paradigma ini teori akuntansi dapat
sosial, sedangkan radikal humanis menekankan digunakan untuk membangkitkan kesadaran
pada kesadaran individu yang didominasi oleh individu lebih dalam terhadap realitas yang lebih
ideologi. Perbedaan antara radikal strukturalis tinggi. Selain itu, perspektif ini juga bersifat
dan radikal humanis terletak pada dimensi terbuka untuk mensinergikan berbagai bentuk
subyektif-obyektif. Radikal strukturalis mem- pendekatan, karena bersifat relatif.
perlakukan dunia sosial sebagai obyek eksternal
Penyebab Perbedaan Perspektif
dan memiliki hubungan yang terpisah dengan
Saat ini yang mendominasi pemikiran
individu, sedangkan radikal humanis menekan-
masyarakat sosial adalah perspektif fungsionalis
kan pada persepsi individu dan interpretasinya.
atau positivisme, disebut juga sebagai
Singkatnya, dalam radikal strukturalis, perubah-
mainstream. Karena dianggap mengkaji ilmu
an ditentukan melalui peraturan yang dibentuk,
pengetahuan secara empiris. Padahal ketiga
sementara dalam radikal humanis meyakini
perspektif lainnya, jika telah dipelajari dan
bahwa perubahan berasal dari kesadaran
dipahami dapat juga bersifat empiris, tidak hanya
individu.
pada tataran konsep tetapi juga praktik. Sebab,
Dalam akuntansi, pembebasan dan
dengan asumsi yang subyektif dan ideografik,
perubahan dapat dilakukan dengan melakukan
162
AKRUAL: Jurnal Akuntansi, volume 9, nomor 2, April 2018,

mengizinkan peneliti untuk menyatu dengan informasi yang lebih seimbang dan memenuhi
masyarakat sehingga nilai-nilai sosial, budaya, unsur keadilan, tidak terbatas kepada pemegang
serta ideologi terangkat dan tersalurkan. Dengan saham, investor, kreditor dan manajer, tetapi
demikian paradigma selain positivisme, juga tenaga kerja, masyarakat sosial, dan
memberikan ruang lebih luas dalam mengkaji kelestarian lingkungan. Sebagai ilmu sosial,
realitas. relevansi akuntansi dapat dilihat dari tingkat
Hal ini terjadi karena individu terlalu manfaat yang mampu diberikan kepada
mengabsolutkan keyakinan akan pengetahuan. lingkungannya (masyarakat dan alam).
Sikap absolut terhadap ilmu, bisa disebabkan Fenomena di atas mengindikasikan bahwa
karena ketidaktahuan diri, pandangan diri, akuntansi tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
kesombongan diri, dan cinta akan diri. Hanh tempat diterapkannya dan tidak bisa netral dari
(2013) menjelaskan bahwa hal ini, membuat kepentingan. Akuntansi dipengaruhi dan
manusia terperangkap. Ibarat memanjat anak dibentuk oleh lingkungan yang kemudian
tangga, untuk lebih tinggi harus melepaskan memengaruhi lingkungan. Dengan demikian
anak tangga yang sedang kita injak. Jika diri akuntansi memiliki dua arah, yaitu dipegaruhi
yakin bahwa anak tangga yang diinjak adalah dan memengaruhi lingkungannya (Triyuwono,
yang tertinggi, maka diri tidak akan mendaki. 2012; 19). Dengan kata lain, akuntansi me-
Bersiap menyerah di saat menyadari terdapat rupakan suatu ilmu yang tidak bebas dari nilai
kebenaran yang lebih tinggi merupakan kunci (value laden), merefleksikan nilai, ideologi, dan
yang harus dimiliki. budaya yang ada dalam masyarakat. Pada saat
bervalue laden, maka akuntansi tidak bisa
DAMPAKNYA DALAM MELIHAT dipandang hanya dari satu perspektif saja, tetapi
AKUNTANSI SEBAGAI FENOMENA lebih dari itu.
SOSIAL Sebagai contoh, ketika akuntansi diterap-
Akuntansi sebagai salah satu ilmu yang kan dalam suatu lingkungan, maka secara tidak
menyajikan informasi kuantitatif, khususnya langsung memengaruhi dan membentuk perilaku
berupa keuangan dari suatu organisasi dijadikan manajemen, pemegang saham, karyawan, dan
dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan individu-individu yang terkait dengan organisasi
ekonomi merupakan suatu produk sosial. Karena lingkungan tersebut. Namun, faktor-faktor
akuntansi saat ini berkembang lebih lainnya juga berperan seperti sistem ekonomi,
komprehensif, tidak lagi berdasarkan kalkulasi sosial, politik, peraturan, budaya, dan nilai
keuangan, namun juga menyajikan keterkaitan masyarakat juga memengaruhi bentuk akuntansi.
dengan sosial, bahkan lingkungan. Akuntansi Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
berusaha untuk dikembangkan untuk menyajikan Alagiah, Ratnatunga, & Gaffikin (1998: 2)
163 Copyright @ 2018 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Kusumaningtias, Multiperspektif Sosiologi...

bahwa “accounting is not only a social maksimalisasi laba (Cho, 1999). Dengan
construction but at the same time constructs a memasukkan nilai-nilai kapitalistik, maka
particular kind of society, the consequences of masyarakat sosial yang terbentuk nantinya
which are in need of investigation”. akhirnya akan berbentuk kapitalis. Masyarakat
Kesadaran berakuntansi ini selaras dengan kapitalis membentuk kekhawatiran tersendiri,
perkembangan klasifikasi perspektif sosiologi di seperti yang diungkapkan oleh (Norman Belding
atas. Akuntansi tidak hanya dipandang sebagai Macintosh, 2002: 125):
sesuatu yang konstan. Miller dan Napier (1993) “While this may be all to the good for
the individual accountant, there is a
menyebutkan bahwa “accounting changes in
dark side. This concerns the
both content and form over time; it is neither consequences of such actions for
society at large. In most nations
solid nor immutable.'' In its earliest
today, the accounting profession has
manifestation, accounting gave clear, trans- been granted a near monopoly on
accounting and auditing services,
parent signs of a physical and social reality in
legitimated on the basis that
space and time” (Macintosh, Shearer, Thornton, accountants will act in an objective,
unbiased, and professional manner so
& Welker, 2000: 16).
that society at large can „count on‟
the financial information produced for
public consumption. But if these data
RELEVANSI AKUNTANSI DAN
are tainted by earnings management,
SOSIOLOGI then the public trust is violated, and if
budget fiddles can badly mislead
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
upper management who have the
akuntansi berfungsi seperti pedang bermata dua, overall corporate interests in mind,
what redeems accountants in private
yaitu tidak hanya dibentuk oleh lingkungan
does not necessarily bring justice to
tetapi juga mampu membentuk realitas baru. the public.”
Hines (1988) menyebutkan bahwa realitas Begitu pula yang dikatakan oleh (Alagiah et al.,
diciptakan, dibentuk, dan dibatasi manusia 1998: 29) bahwa:
berdasarkan persepsi dan kepentingan masing- “… that the human sciences were
instruments of social control and were
masing. Begitu pun akuntansi, dapat membentuk
instrumental for a marginalised,
realitas sendiri yang mampu memengaruhi aspek categorised and excluded society.
This is further validated with the
sosial kemasyarakatan. Sebagai contoh, laporan
above analysis where accounting and
keuangan selama ini berfokus pada peningkatan to a great extent economics, have
been disciplines that construct a
laba.
discourse about the object of income
Pandangan ini tidak lepas dari pengaruh which is then used to subject human
beings.”
lingkungan yang kapitalistik, laba merupakan
representasi dari pemegang saham. Sehingga Hal ini juga menunjukkan bahwa realitas

operasional perusahaan digunakan untuk tujuan sosial bukanlah sesuatu yang given, obyektif

164
AKRUAL: Jurnal Akuntansi, volume 9, nomor 2, April 2018,

dan pasif berada di luar diri manusia. mempunyai budaya, karakteristik, dan ideologi
Sebaliknya, manusia mampu memengaruhi berbeda antara negara asalnya dan Indonesia
lingkungannya. Perspektif akuntansi selain dalam menerapkan New Public Management
positivistik (disebut sebagai nonmainstream) (NPM).
mengakui bahwa akuntansi mampu melakukan Hasilnya menyatakan bahwa penerapan
dekonstruksi, sehingga nilai-nilai kapitalisme NPM seperti „big bang‟ bagi pelaku sektor
dapat dirubah menuju tatanan dunia baru. Maka publik, akibatnya banyak peraturan yang
akuntansi secara khusus paling tidak mampu tumpang tindih. Namun, karena adanya bantuan
melakukan perubahan pada akuntan sehingga teknologi, peneliti beranggapan bahwa ini hanya
nanti mampu memengaruhi masyarakat sosial. merupakan masalah waktu karena membutuhkan
sosialisasi lebih intensif. Dari penelitian ini,
SOSIOLOGI DALAM AKUNTANSI peneliti menyarikan bahwa akuntansi bukan
SEKTOR PUBLIK hanya sekedar alat teknis, tetapi juga sebagai
Untuk melengkapi pemahaman mengenai instrumen sosial yang sarat nilai yang
keterkaitan sosiologi dan akuntansi, artikel ini terkandung didalamnya aspek ekonomi, sosial,
akan mencoba untuk mengangkat beberapa dan budaya dari pihak-pihak terkait.
penelitian yang telah dilakukan di bidang
akuntansi sektor publik. Perspektif Kritis
Pada perspektif ini peneltian Pujiningsih (2013)
Perspektif Interpretif
digunakan sebagai contoh aplikasi perspektif
Pada perspektif ini, penelitian dari Djamhuri
kritis. Perubahan Badan Hukum Pendidikan
(2009), mencoba diangkat sebagai contoh
menjadi Badan Layanan Umum merupakan salah
aplikasi. Penelitian ini dilakukan pada daerah
satu model dari penerapan New Public
yang dinamai sebagai Ratan Ombo Regencey
Management (NPM). NPM dianggap sebagai
(ROR) yang melakukan reformasi akuntansi.
praktik terbaik yang mampu mengefisiensikan
Metode New Instituitionalism Sosiolgy
alokasi sumber daya yang terbatas pada sektor
digunakan untuk memahami Performance Based
publik. Permasalahannya adalah apakah benar
Budgeting (PBB) dan akuntansi double entry
dengan diterapkannya BLU sebagai aplikasi
untuk pemerintahan daerah. Penerapan PBB
NPM mampu menjadikan universitas menjadi
tidak sama dengan implementasi dari negara
lebih efisien. Penelitian ini menggunakan
asalnya yaitu, United Kingdom. Karena adanya
pemikiran Habermas tentang kolonisasi sebagai
desentralisasi dan penentuan LAKIP. Karena
alat analisis.
perbedaan tersebut maka pastinya menimbulkan
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa
gejolak dan konflik dalam penerapan PBB yang
memang implementasi BLU belum diikuti
165 Copyright @ 2018 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Kusumaningtias, Multiperspektif Sosiologi...

dengan kesiapan sumber daya manusia yang dengan dampaknya dalam melihat akuntansi
dimiliki oleh universitas. Hal ini menyebabkan sebagai fenomena sosial. Akuntansi dipengaruhi
berbagai benturan dalam melakukan interpretasi dan dibentuk lingkungan yag kemudian
peraturan. Kritik yang dilakukan disertai dengan memengaruhi dan membentuk lingkungan.
solusi melalui anggaran partisipatif yang Sehingga, akuntansi diharapkan mampu
merefleksikan diri berkeTuhanan. Diharapkan melakukan pembebasan dan perubahan bukan
dengan implementasi anggaran partisipatif ini, hanya secara materi, tetapi juga mental dan
akuntansi dapat menjadikan individu-individu di spiritual. Secara khusus perubahan minimal pada
universitas meningkat dalam hal kesadaran diri akuntan yang nantinya akan memengaruhi
berkeTuhanan. lingkungan sosial. Seperti yang dinyatakan oleh
McKernan (2007: 175) bahwa:
KESIMPULAN “Just as academics have a
Manusia mempunyai berbagai perspektif dalam responsibility, to themselves, to
future generations of academics,
melihat realitas sosial. Sosiologi sebagai ilmu and to society, to protect and sustain
pengetahuan yang mempelajari masyarakat academic freedom, accountants
have a responsibility to protect and
beserta perilakunya perlu dikaji lebih mendalam. develop the traditions, institutions,
Artikel ini dimulai dengan penjelasan dua and practices that sustain the
independence and integrity of their
pendekatan subyektif-obyektif dalam sosiologi judgment and of accounting rules.”
yang merujuk pada Burrel dan Morgan. Dari dua Pembahasan terakhir dilengkapi dengan
pendekatan tersebut terbentuklah karakteristik aplikasi sosiologi dalam ranah akuntansi sektor
masyarakat, yaitu yang teratur dan berkonflik. publik dengan mengambil penelitian dari
Kemudian melakukan sintesis yang memuncul- perspektif interpretif dan perspektif kritik.
kan empat persepektif sosiologi, yaitu perspektif Penelitan tersebut diantaranya adalah Djamhuri
fungsionalis (positivistik), perspektif interpretif, (2009) dan Pujiningsih (2013). Keduanya
perspektif kritis (radikal strukturalis dan radikal melakukan penelitian yang berkaitan dengan
humanis), serta perspektif posmodernis. implementasi NPM.
Keempat perspektif tersebut dijelaskan secara
singkat beserta keunggulan dan kelemahannya DAFTAR PUSTAKA
serta dikaitkan dengan akuntansi. Artikel ini juga Alagiah, R., Ratnatunga, J., & Gaffikin, M.
(1998). Foucault, Accounting Income
menjelaskan penyebab perbedaan perspektif and The Economist Status Of
tersebut dikarenakan absolutisme mutlak Indigenous Australian Families. In
individu terhadap satu perspektif saja.
APIRA (pp. 1–30). Osaka.

Dari keempat persepektif sosiologis


tersebut, pembahasan berikutnya dikaitkan

166
AKRUAL: Jurnal Akuntansi, volume 9, nomor 2, April 2018,

Burrel, G., & Morgan, G. (1979). Macintosh, N. B. (2002). Accounting ,


Sociological Paradigms and Accountants and Accountability:
Organisational Analysis. Burlington: Poststructuralist Positions. London:
Ashgate. Routledge.
Chariri, A. (2009). Landasan filsafat dan Macintosh, N. B., Shearer, T., Thornton, D.
metode penelitian kualitatif. Workshop B., & Welker, M. (2000). Accounting
Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan as simulacrum and hyperreality:
Kualitatif, Laboratorium perspectives on income and capital.
Pengembangan Akuntansi (LPA), Accounting, Organizations and Society,
Fakultas Ekonomi Universitas 25(1), 13–50. DOI: https://doi.org/10.
Diponegoro Semarang, 31 Juli – 1 1016/S0361-3682(99)00010-0
Agustus 2009. McKernan, J. F. (2007). Objectivity in
Cho, D. (1999). The Impact Of A Price Cut accounting. Accounting, Organizations
On Net Income And Profit Margin. and Society, 32(1–2), 155–180. DOI:
Journal of Financial and Strategic, https://doi.org/10.1016/j.aos.2006.03.00
12(2), 83–94. 8
Chua, W. F. (1986). Radical Development of Miller, P., & Napier, C. (1993). Genealogies
Accounting Thought. The Accounting of calculation. Accounting,
Review, LXI(4), 601–632. Organizations and Society, 18(7–8),
Djamhuri, A. (2009). A Case Study Of 631–647. DOI: https://doi.org/10.1016/
Governmental Accounting And 03613682(93)90047-A
Budgeting Reform At Local Authority In Poggi, G. (1965). A Main Theme of
Indonesia: An Institutionalist Contemporary Sociological Analysis:
Perspective. Universiti Sains Malaysia. Its Achievements and Limitations.
Efferin, S. (2015). Akuntansi, Spritualitas British Journal of Sociology, 16. DOI:
dan Kearifan Lokal Beberapa Agenda 10.2307/589157
Penelitian Kritis. Jurnal Akuntansi Pujiningsih, S. (2013). Pembebasan
Multiparadigma, 6(3), 466–480. Kolonisasi Pendidikan Tinggi Badan
https://doi.org/10.18202/jamal.2015.12. Layanan Umum Melalui
6037 DOI:https://doi.org/10.18202/ Akuntansi/Anggaran Emansipatoris.
jamal.201512.6037 Universitas Brawijaya.
Hanh, N, Thich. (2013). Memahami Pikiran Sudarma, M. (2010). Paradigma Penelitian
Kita. Jakarta: Karaniya. Akuntansi dan Keuangan. Jurnal
Hines, R. D. (1988). Fiancial Accounting: In Akuntansi Multiparadigma, 1(1), 97–
Communicating Reality, We Construct 108.
Reality. Accounting, Management and Triyuwono, I. (2012). Akuntansi Syariah:
Information Technologies, 13(3), 251– Perspektif, Metodologi, dan Teori.
261. Jakarta: Raja Grafindo.

167 Copyright @ 2018 AKRUAL: Jurnal Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai