Tak hanya tercermin pada bagunan-bangunan arsitektur vernakular yang ada di Indonesia, nilai-
nilai dari Arsitektur Tropis juga diimplementasikan pada berbagai bangunan modern guna
memastikan bangunan mampu beradaptasi dengan lingkungan, serta penghuni mampu mendapatkan
kenyamanan paling maksimal.
Namun, apa itu sebenarnya Arsitektur Tropis? Bagaimana sebuah objek arsitektur kemudian bisa
dikategorikan sebagai Arsitektur Tropis? Yuk, simak ulasan singkat mengenai Arsitektur Tropis
beserta karakteristik yang dimilikinya.
idesignarch.com
Masih banyak orang awam yang mendefinisikan Arsitektur Tropis dalam segi bentuk dan tampilan
saja. Contohnya penggunaan material alami, ataupun pemanfaatan vegetasi sudah dianggap cukup
merepresentasikan nilai dari Arsitektur Tropis. Padahal Arsitektur Tropis lebih daripada sekedar
tampilan bangunan saja, melainkan mencakup sistem dari bangunan tersebut.
Mulai dari penataan denah rumah, ruang-ruang yang ada pada bangunan, sirkulasi udara dan
pencahayaan, hingga penggunaan material—semuanya harusnya mempertimbangkan kesesuaiannya
dengan iklim dan cuaca yang umumnya ada pada daerah-daerah yang beriklim tropis.
google.com
Secara sederhana, Arsitektur Tropis bisa didefinisikan sebagai sebuah konsep arsitektur atau produk
arsitektur (gedung, rumah, dan sejenisnya) yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim tropis.
Iklim tropis sendiri memiliki karakter tersendiri seperti sinar matahari yang panas sepanjang tahun,
kelembababan udara yang cukup tinggi, curah hujan yang tinggi, pergerakan angin, serta kondisi
udara yang berbeda.
Kondisi iklim inilah yang perlu diperhatikan agar Arsitektur Tropis mampu menghadirkan fungsi
dan kenyamanan terbaik untuk penghuni rumah atau bangunan tersebut.
Atap pada hunian-hunian berkonsep Arsitektur Tropis umumnya berbentuk miring dengan
kemiringan diatas 30 derajat. Hal ini disebabkan morfologi atap seperti ini mampu membuat curah
hujan yang tinggi pada iklim tropis bisa mengalir lancar langsung ke tanah tanpa perlu takut
tergenang pada bagian atas bangunan.
google.com
Selain itu, atap miring pada Arsitektur Tropis juga memberikan ruang kosong pada bagian bawah
atap yang juga berfungsi untuk meredam panas dari teriknya matahari Tropis sehingga ruang-ruang
di hunian dengan Arsitektur Tropis.
Desain atap datar sebenarnya tidaklah cocok untuk hunian yang berada diiklim tropis karena rentan
bocor karena air hujan yang menggenang. Namun, pada bangunan atau rumah modern hal ini kerap
disiasati dengan pengaturan sirkulasi air pembuangan yang baik sehingga air hujan yang
menggenang bisa diminimalisir.
Teritisan
google.com
Hunian atau bangunan yang mengusung konsep Arsitektur Tropis umumnya memiliki overstek atau
teritisan yang cukup lebar untuk meminimalisir tampias dari curah hujan dan kecepatan angin iklim
tropis yang tinggi. Fungsi lain dari teritisan ini sendiri adalah mengurangi sinar matahari langsung
untuk masuk ke dalam ruang-ruang agar hunian tetap sejuk tanpa mengurangi kualitas pencahayaan.
Cross-Ventilation atau Sirkulasi Silang
google.com
Karakteristik lain dari Arsitektur Tropis adalah penerapan sirkulasi udara atau ventilasi menyilang
untuk memastikan udara bisa masuk dan bersirkulasi dengan baik di dalam ruangan sehingga
ruangan menjadi lebih nyaman. Ciri lainnya yang terkait sirkulasi udara pada Arsitektur Tropis
adalah jumlah bukaan ventilasi yang cukup banyak guna memaksimalkan udara yang masuk pada
hunian dan juga menghadirkan pencahayaan terbaik.
Material Lokal
archdaily.com
Jika merujuk pada Arsitektur Tropis Nusantara yang lebih tradisional, penggunaan material pada
hunian-hunian berkonsep Arsitektur Tropis umumnya memanfaatkan sumber daya setempat.
Penggunaan material setempat ini dikarenakan material lokal umumnya memiliki daya tahan terbaik
untuk menghadapi cuaca dan iklim di daerah tersebut.
Itulah beberapa ulasan singkat mengenai apa itu sebenarnya Arsitektur Tropis. Dengan memahami
cara kerja Arsitektur Tropis, kamu tentu mulai bisa memetakan solusi dari permasalahan-
permasalahan yang ada pada rumahmu yang mungkin belum sepenuhnya menerapkan nilai-nilai
Arsitektur Tropis.
1. Pengertian Arsitektur Tropis Modren
ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
PEMBAHASAN
Dalam Esiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah ilmu dan senimerancang bangunan, kumpulan
bangunan dan struktur lain yang fungsional,terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika”
(Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990). Menurut Yeang Kenneth, “Bioclimatology is the study of the
relationship between climate and life, particulary the effect of climate on the health and activity of living
things”. Artinya, ”Bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan
terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitak sehari-hari”. Bangunan bioklimatik adalah bangunan
yang bentuk bangunannya disusun oleh desain penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan dengan
iklim setempat dan data meteorologi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan,
dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. (Yeang Kenneth tahun 1996). Maka
berdasarkan dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan Arsitektur Bioklimatik adalah suatu pendekatan
yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan
antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitan iklim daerah tersebut.
Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur
modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik merupakan pencermian kembali arsitektur
Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan
prinsip utamanya bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi
juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan
bangunannya, “Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam
dan lingkungan, penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan
bentuk, bahan dan arsitektur”. Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lain seperti
Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setalah tahun 1990-an
Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi bioklimatik yang
memenangkan penghargaan Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966.
ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Hal-hal yang harus dipehatikan dalam mendesain dengan tema bioklimatik strategi
pengendalian iklim
Kenneth Yeang
Posisi service core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat tinggi. Service core bukan hanya
sebagai bagian struktur, juga mempenagruhi kenyamanan ternal. Posisi core dapat diklasifikasikan dalam
tiga bentuk, yaitu :
Core pusat
Core ganda
Core tunggal terletak pada sisi bangunan.
ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Core Pusat Core Ganda Core tunggal
Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai
penghalang panas yang masuk kedalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan
pengkondisian udara secara minimum dari penempatan service core ganda yang tampilan jendala
menghadap utara dan selatan, dan core ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat
diterapkan pada daerah beriklim sejuk.
2. Menentukan Orientasi
Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi panas.
Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan
bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi
insulasi panas.Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan
terkecil menghadap timur – barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada
emperan terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih disenangi pada poros timur-
barat. Hal ini dimaksudkan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.
3. Penempatan Bukaan Jendela
Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk
mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alas an easthetic, curtain wall bisa
digunakan pada fasad bangunanyang tidak menghadap matahari. Pada daerah iklim sejuk, ruang
transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain maka teras juga berfungsi sebagai
‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, sperti rumah kaca. Penempatan bukaan
jendela pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini. Menggunakan kaca
jendela yang sejajar dengan dinding luar dengan menggunakan kaca dengan sistem Metrical
Bioclimatic Window (MBW). MBW didesain sebagai sistem elemen dengan fungsi yang
dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami, area visualisasi, dan
kebebasan pribadi serta sistem luar yang aktif. Sistem MBW disadur dan disesuaikan dengan
perkembangan zaman.Sistem ini bermaksud mengatur kondisi ternal ruangan dengan menggunakan
maksud bioklimatik teknik, yaitu :
Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya.
Control perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan ventilasi silang
ataupun dengan pemilihan cerobong asap.
4. Penggunaan Balkon
Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panel – panel
sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan panas. Karena adanya teras – teras yang lebar
akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan pembayang sinar yang
alami, dan sebagai daerah fleksibel akan mudah untuk menambah fasilitas – fasilitas
yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
5. Membuat ruang Transisional
Menurut Yeang, ruang transisional dapat diletakkan ditengah dan sekeliling sisi bangunan
sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantaran antara ruang dalam dan
ruang luar bangunan. Ruang ini bisa menjadi koridor luar seperti rumah – rumah toko tua awal abad
sembilan belas di daerah tropis. Membuat ruang transisional pada fasad bangunan bioklimatik dapat
dilihat pada gambar 15 berikut ini. MenurutYeang, penempatan teras pada bagian dengan tingkat
panas yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel – panel anti panas. Hal ini dapat
memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana
seperti kebakaran. Penggunaan balkon pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 14
berikut ini.Atrium sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan
sebaiknya dilindungi oleh sirip – sirip atap yang mendorong angin masuk kedalam bangunan. Hal
ini juga bisa di desain sebagai fungsi Wind scoopsuntuk mengendalikan pengudaraan alami yang
masuk kedalam bagian gedung.
Struktur massa bangunan bekerja melepas panas pada siang hari dan melepas udara dingin pada
siang hari. Pada iklim sejuk struktur bangunan dapat menyerap panas matahari sepanjang siang hari
dan melepaskannya pada siang hari. Solar window atau solar-collector heat ditempatkan didepan
fisik gedung untuk menyererap panas matahari.