Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kosmetika
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan
yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-
bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak
hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk meningkatkan kecantikan
(Wasitaatmadja, 1997).
memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk
struktur maupun faal sel kulit. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua ke
arah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang
yang dapat mempengaruhi struktur dan faal kulit. Bahan-bahan tersebut misalnya
anti jerawat (sulfur, resorsin), anti jasad renik (heksaklorofen), anti pengeluaran
4. preparat wangi-wangian;
c. vanishing cream, untuk digunakan pada siang hari yang tidak akan
dan kejelekan kulit. Zat yang digunakan yaitu seng oksidasi, titanium
c. slip atau sifat dapat menyebar rata di atas kulit, untuk itu digunakan talek
(Sartono, 2002).
dengan air. Karena pemberian air menyebabkan rasa segar pada kulit muka, maka
losion muka disebut juga skin refreshner atau skin tonic. Selain itu, karena losion
muka juga digunakan untuk menghapus sisa-sisa krim, maka disebut juga cream
Kulit tangan yang kasar dapat dibuat menjadi halus dengan losion untuk
gliserin, gelatin, gom, bahan-bahan yang berlendir, dan adeps lanae, ditambah
aqua rosarium, aqua flores aurantium atau aqua hamamelidis (Sartono, 2002).
kelenjar keringat. Bahan-bahan yang biasa digunakan antara lain senyawa garam
6. Depilatori
dan rambut yang tumbuh di kaki. Bahan yang biasa digunakan garam sulfida dari
7. Sunscreen
warna coklat, tanpa kulit terbakar oleh sinar matahari. Sediaan sunscreen
membakar kulit. Bahan atau zat yang menahan sinar tersebut antara lain asam p-
benzil salisilat.
sehingga umumnya menempati volume yang jauh lebih besar dari bahan lain.
a. air atau campurannya dengan bahan dasar lain seperti alkohol, aseton, minyak,
dan bedak.
d. minyak atau garam minyak dengan campurannya dengan air atau alkohol.
1997).
2. Bahan aktif
kosmetika. Konsentrasi bahan aktif kosmetika pada umumnya kecil namun dapat
pula tinggi apabila bahan aktif kosmetika tersebut sekaligus berperan sebagai
cream). Contoh bahan aktif yaitu PABA, sulful, PPDA, hidrogen peroksida dan
tersebut dapat bertahan lebih lama baik dalam warna, bau dan bentuk fisik.
b. pengawet yaitu bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu
selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat :
formaldehid.
ii. anti oksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi yang juga dapat
kosmetika yang tidak lengket ke kulit semacam bedak. Misalnya seng dan
maksudnya agar kosmetika segar baunya bila dipakai dan pewarna (coloring),
(Wasitaatmadja, 1997).
Bila dasar kecantikan adalah kesehatan maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat karena kulit merupakan organ tubuh
yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Manfaat
kosmetika yaitu :
mempertahankan keadaan yang sekarang baik agar tidak berubah menjadi buruk
(Wasitaatmadja, 1997).
b. pembersih
ii. kosmetika pembersih dengan bahan dasar air dan alkohol, misalnya
astringen.
iii. kosmetika pembersih dengan bahan dasar air dan garam minyak, misalnya
sabun.
iv. kosmetika pembersih dengan bahan dasar minyak, misalnya cleansing oil.
c. pelembab
Pada kulit kering yang terjadi pada keadaan kelembapan udara sangat
rendah, penguapan air dari kulit sangat tinggi, kulit orang tua, atau kelainan kulit
tertentu yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar, kosmetika pelembab
1997).
pada polusi yang bersifat iritan sangat kuat misalnya di dalam lingkungan kerja
pabrik kimia atau gas. Perlindungan tersebut dapat dilakukan dengan kosmetik
dasar (foundation cream). Kedua, pada pajanan sinar matahari yang mengandung
sinar ultraviolet secara langsung dan lama, perlindungan kulit dapat dilakukan
e. penipisan
dan agak kasar, misalnya pada gangguan keratinisasi kulit, pada keadaan kulit
kotor dan berminyak sehingga lapisan tanduk tidak mudah terlepas, atau pada
tempat terjadi gesekan kulit sehingga keratinisasi kulit bertambah cepat. Penipisan
kulit dapat dilakukan oleh penipis yang biasanya mengandung zat dengan partikel
yang hitam dapat dirias menjadi lebih putih, kulit yang terang dapat dirias menjadi
agak gelap. Kulit yang belang atau cacat dapat ditutup, kulit yang bolong-bolong
dapat didempul, hidung yang pesek dapat dipoles agar kelihatan lebih mancung,
mata yang sipit dapat diukir agar terlihat agak lebar, sebaliknya mata yang belo
dapat disamarkan agar kelihatan lebih kecil dan dalam (Wasitaatmadja, 1997).
yang mungkin kurang sedap untuk orang lain. Seperti juga warna pada rias,
parfum mempunyai tingkat resiko yang tinggi bagi kulit yang mungkin sensitif
terhadap zat kimia yang terdapat dalam salah satu komposisinya (Wasitaatmadja,
1997).
h. kosmetik medik
bekerja lebih dalam dan biasa digunakan sebagai obat, misalnya sulfur,
1. dermatitis
Akibat kontak kulit dengan bahan kosmetik yang bersifat alergik atau iritan,
misal PPDA (paraphenyl diamine) pada cat rambut, natrium laurilsufat atau
1997).
2. akne kosmetika
misalnya lanolin pada bedak padat atau masker menipis (peeling mask)
(Wasitaatmadja, 1997).
dalam sampo anti ketombe, PABA (para amino benzoic acid), beta-karoten,
gatal, timbul akibat pewarna jenis ter batubara terutama briliant lake red dan
5. Granuloma
Akibat garam zirkonium dalam deodoran, merkuri dalam pemutih dan metal
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisonal telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi yang relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk
yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan
lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan
kurang 60 % air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada yang A/M
nonionik. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun monovalen, tween, natrium
laurylsulfat, emulgidum dan lain-lain. Krim tipe M/A mudah dicuci air (Anief,
1994).
Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam kloroform
(Andriyani, 2011).
umum dan tidak menunjukkan aktivitas pada proses melihat dan proses
atas. Ini terjadi karena asam vitamin A tidak dapat di konversi menjadi bentuk lain
tetapi bentuk lain dapat diubah menjadi asam vitamin A (Sediaoetama, 2008).
dermis sehingga kulit menebal dan padat serta meningkatkan vaskularisasi kulit
Tretinoin adalah bahan aktif dalam kosmetika, berupa zat kimia yang
termasuk vitamin A asam atau retinoic acid, yang berfungsi untuk membentuk
struktur atau lapisan kulit baru, mengganti lapisan kulit luar yang rusak. Krim
meningkat. Ini ditandai oleh terbentuknya lapisan tanduk baru. Tretinoin juga
kulit bertambah. Lapisan luar kulit dan kegiatan pembelahan sel pun meningkat.
Bertambahnya usia menyebabkan bantalan kolagen kulit menipis dan tidak kenyal
lagi. Tretinoin inilah yang mampu membantu pembentukan sel fibrobias di bawah
kulit, sehingga bantalan kolagen menebal, kencang, dan kerut memudar. Selain
serta memunculkan lapisan di kulit yang sudah lapuk. Tretinoin dosis tertentu
tahan menerimanya, sehingga malah kulit menjadi rusak, kulit jadi kemerah-
Pada kulit sensitif, pemakaian tretinoin harus dimulai dengan dosis paling
rendah yakni 0,05 persen dengan pemakaian setiap dua malam sekali. Bila kulit
mulai kuat dan tidak timbul reaksi radang, rasa terbakar, secara perlahan, dosisnya
dapat ditambah atau ditingkatkan dan pemakaiannya pun dapat dipakai setiap
malam. Kosmetik berbahan dasar aktif tretinoin tidak boleh dipakai pada siang
hari, karena paparan sinar matahari dapat memperkuat efek sampingnya. Pada
kulit normal, efek kemerahan karena peradangan, akan mereda setelah pemakaian
pengobatan melasma adalah 0,05 % atau 0,1 % sedangkan bila secara kombinasi,
akibat peningkatan turn over epidermis. Pada penelitian in vitro, terbukti tretinoin
menghambat induksi tirosinase pada sel melanoma yang di kultur. Pada akhir
sebagai formula Kligman. Preparat ini harus selalu dibuat baru, tidak lebih dari 1
bulan, karena bila hidrokuinon teroksidasi, akan berubah warna dan kehilangan
potensinya. Formula kligman ini kemudian banyak ditiru dan dilakukan berbagai
+ asam salisilat 2-3% + desonid 0,05 %. Pada penelitian Gano dan Garcia yang
betametason valerat 0,1 % selama 10 minggu diperoleh hasil baik pada penderita.
hidrokuinon 2 % dan tretinoin 0,05 % atau 0,1 % dalam cairan alkohol (Sawitri,
2000).
Efek samping tretinoin bervariasi dan dapat berupa eritema, kulit terkelupas,
Sediaan topikal dalam bentuk krim, salep, dan gel yang mengandung Asam
(Andriyani, 2011).
Pada kromatografi lapis tipis, zat penjerap merupakan lapis tipis serbuk
halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik atau logam secara merata,
didasarkan pada adsorbsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, tergantung dari jenis
zat peyangga, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan (Depkes RI,
1995).
pengamatan bercak dengan harga Rf yang identik dan ukuran yang hampir sama
dengan menotolkan zat uji dan baku pembanding pada lempeng yang sama.
dari lempeng, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan diukur secara
spektrofotometri. Pada kromatografi lapis tipis dua dimensi, lempeng yang telah
dielusi diputar 900 dan dielusi lagi, umumnya menggunakan bejana lain yang
geraknya adalah berupa zat cair sedangkan fase diamnya berupa zat padat. Pada
kromatografi lapis tipis untuk pemisahan secara kualitatif yang cepat sering
bentuk plat kaca dengan ukuran 20 x 5 cm atau 20 x 20 cm, dua ukuran ini
dianggap sebagai “standart”. Hal yang penting yaitu bahwa permukaan dari plat
digunakan pada kromatografi kertas tetapi pipa kapiler atau mikro pipet adalah
yang baik. Pelarut cuplikan harus sedapat mungkin merupakan pelarut yang
mudah menguap dan juga sedapat mungkin mempunyai polaritas yang rendah.
Penempatan noda di atas plat kira-kira 1 cm dari salah satu ujungnya dimana
ujung ini nanti dicelupkan dalam pelarut. Untuk plat kaca yang mempunyai
ukuran 20 x 20 cm, penempatan noda kira-kira 1,5 cm dari ujung bawah dan
dimulai dan diakhiri kira-kira 0,5 cm dari samping kaca dan noda-noda diteteskan
awal dapat diberi tanda pada ujung dari plat dengan pensil dan garis akhir dapat
dibuat di bagian atas dengan menggoreskan pensil, dan disebabkan goresan ini
aliran pelarut akan ditahan bila permukaan pelarut sampai pada garis (Ningsih,
2009).
Kebanyakan penyerap yang digunakan adalah silika gel. Silika gel yang
harga standart. Senyawa standart biasanya memiliki sifat-sifat kimia yang mirip
digunakan.
6. Teknik percobaan.
8. Suhu.
Metode ini dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi (Depkes RI, 1995).
1. Pompa
Fase gerak dalam KCKT sudah tentu zat cair dan untuk menggerakkannnya
melalui kolom diperlukan alat. Ada dua jenis utama pompa yang digunakan yaitu
lagi menjadi pompa torat dan pompa semprit. Pompa torat menghasilkan aliran
yang berdenyut, jadi memerlukan peredam denyut atau peredam elektronik untuk
menghasilkan garis alas detektor yang stabil jika detektor peka terhadap aliran.
2. Injektor
diusahakan agar sesedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada
a. aliran-henti
ditutup, dan aliran dilanjutkan lagi (biasanya sistem aliran utama tetap pada
tekanan kerja). Cara ini dapat dipakai karena difusi di dalam zat cair kecil, jadi
b. septum
dipakai pada kromatografi gas. Injektor tersebut dapat dipakai pada tekanan
sampai sekitar 60-70 atmosfer. Setpum tidak dapat dipakai pada semua pelarut
kromatografi cair
c. katup jalan-kitar
Biasanya dipakai untuk menyuntikkan volum yang lebih besar dari 10 mikro
liter dan sekarang dipakai dipakai dalam sistem yang diotomatkan (Johnson,
1991).
3. Kolom
analisis bergantung pada pilihihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom
a. kolom analitik
Garis tengah dalam 2-6 mm. Panjang bergantung pada jenis kemasan, untuk
b. kolom preparatif
(Johnson, 1991).
4. Detektor
efluen kolom dan mengukur jumlahnya. Detektor yang baik sangat peka, tidak
banyak berderau, rentang tanggapan liniernya lebar, dan menanggapi semua jenis
5. Elusi landaian
kromatografi. Hasil elusi landaian ialah perpendekan waktu tambat senyawa yang
ditahan dengan kekuatan dalam kolom. Dasar-dasar elusi landaian diuraikan oleh
1991).
6. Fase Gerak
Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah
dalam semua ragam KCKT, tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan yang
Pada umumnya pelarut dibuang setelah dipakai karena tata kerja pemurnian
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih
polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar dari pada
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik
adalah campuran larutan buffer dengan methanol atau campuran air dengan
asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering
jenis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong
ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini
biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak
sebelum digunakan harus dilakukan degassing ( penghilangan gas ) yang ada pada
fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama
dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat
buffer, reagen dengan kemurnian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih lagi jika
grade ). Adanya pengotor dalam dapat terkumpul dalam kolom atau dalam tabung
yang sempit, sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau
tabung tersebut. Karenanya, fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih
a. cepat.