Anda di halaman 1dari 9

TRANSNASAL MODIFIKASI SEBAGAI PENDEKATAN OPERASI

ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENIL


(Penelitian Retrospektif)

Endang Susanti Warasanti, Muhtarum Yusuf

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ABSTRAK
Tujuan : maupun dengan transpalatal tidak
Tujuan penulisan penelitian ini didapatkan adanya tumor residif.
adalah untuk mengevaluasi hasil Kesimpulan :
operasi ANJ dengan pendekatan Pendekatan operasi transnasal dapat
transnasal dibanding dengan digunakan sebagai teknik alternatif
pendekatan transpalatal (baru) dalam penanganan ANJ.
Metode :
Secara deskriptif retrospektif data Kata Kunci :
rekam medis lengkap penderita ANJ, transpalatal, transnasal
ANJ yang menjalani operasi
ekstraksi dengan transnasal maupun PENDAHULUAN
transpalatal di Departemen THT- Transnasal modifikasi
KL RSUD Dr. Soetomo Surabaya merupakan tindakan ekstraksi tumor
selama bulan Agustus 2000 – melalui kavum nasi tanpa melakukan
Agustus 2010 sebanyak 16 kasus insisi di lateral hidung, atau di daerah
Hasil : palatum. Transnasal merupakan
Penderita ANJ berjumlah 30. teknik alternatif yang digunakan
Periode Agustus 2000 – Juli 2008 : sebagai pendekatan operasi tumor
Operasi RL dan transpalatal angiofibroma nasofaring juvenil
berjumlah 5, operasi transpalatal (ANJ) di RSUD Dr. Soetomo
pada stadium II berjumlah 9. Operasi Surabaya. Transnasal hanya
dengan transpalatal berjumlah 6 dianjurkan untuk tumor kecil yang
(37,5%) pada stadium I. Periode terbatas pada nasofaring dan kavum
Agustus 2008 – Agustus 2010 : nasi.
operasi transnasal modifikasi 10 ANJ merupakan tumor jinak
(62,5%) pada stadium I. Lama pembuluh darah di nasofaring yang
operasi ekstraksi ANJ dengan relatif jarang terjadi dan secara
transnasal rata-rata 35 menit, histologik jinak, secara klinis bersifat
sedangkan rata-rata 145 menit. ganas karena kemampuannya
Jumlah perdarahan selama operasi mendestruksi tulang dan meluas ke
transnasal rata-rata 350 ml, jaringan sekitar. ANJ terutama
sedangkan transpalatal rata-rata 675 terjadipada anak atau laki-laki
ml. Operasi dengan transnasal remaja antara 7-19 tahun, jarang

1
terjadi pada usia lebih dari 25 DEFINISI OPERASIONAL
tahun.1-3 1. ANJ didiagnosis dengan
Pilihan utama terapi untuk anamnesis, pemeriksaan fisik
ANJ adalah operasi dengan tujuan dan pemeriksaan penunjang
untuk membuang tumor.1,3,4Berbagai seperti CT Scan dan beberapa
macam pendekatan operasi dapat penderita mengunakan nasal
dilakukan sesuai dengan lokasi endoscopy (NE).
tumor dan perluasannya.1 Macam 2. Stadium tumor ANJ ditentukan
pendekatan operasi yang lain, dapat menggunakan
dilakukan melalui transpalatal, caraFisch(1983)yangdirevisi
rinotomi lateral, rinotomi sublabial oleh Andrews (1989).
(sublabial mid-facial degloving), 3. Transnasal merupakan tindakan
kombinasi dengan kraniotomi ekstraksi tumor melalui kavum
frontotemporal atau endoskopi nasi tanpa melakukan tindakan
1-7
transnasal. insisi di lateral hidung, atau di
Tujuan penulisan penelitian daerah palatum.
ini adalah untuk mengevaluasi hasil 4. Transpalatal merupakan
operasi ANJ dengan pendekatan tindakan ekstraksi tumor yang
transnasal dibanding dengan meliputiinsisi pada mukosa
pendekatan transpalatal selama palatum, memisahkan
bulan Agustus 2000 - Agustus mukosadanotot dari tulang, dan
2010.Hasil evaluasi ini dapat memotong tulang palatum
digunakan sebagai bahan untuk durum dengan pahat, insisi
peningkatan pelayanan terhadap mukosa kavum nasi, ekstraksi
penderita ANJ. tumor, penutupan kembali
mukosa palatum.
BAHAN DAN CARA KERJA 5. Lama operasi merupakan waktu
Penelitian ini dilakukan yang digunakan selama operasi
secara deskriptif retrospektif di dan ditentukan dengan menit.
Departemen THT-KL RSUD Dr. 6. Jumlah perdarahan selama
Soetomo Surabaya. Bahan yang operasi merupakan jumlah
dipakai adalah data rekam medis perdarahan yang terjadi selama
yang lengkappenderita ANJ yang operasi danditentukan dengan
menjalani operasi ekstraksi dengan mililiter (ml).
transnasal maupun transpalatal di 7. Angka kekambuhan setelah
Departemen THT-KL RSUD Dr. operasi,tidak didapatkan adanya
Soetomo Surabaya selama bulan tumor dilihat dari anamnesis,
Agustus 2000 – Agustus pemeriksaan fisik dan
2010.Evaluasi meliputi jumlah pemerikasaan penunjang seperti
operasi, stadium dan jenis oerasi, CT Scan dan NE.
lama operasi, jumlah perdarahan
dan angka kekambuhan tumor HASIL PENELITIAN
setelah operasi. Jumlah operasi
Penderita ANJ berjumlah 30.
Operasi RL dan transpalatal
berjumlah 5. Operasi transpalatal

2
pada stadium II berjumlah 9. Operasi tidak didapatkan adanya tumor dan
dengan transpalatal berjumlah 6 keluhan hidung buntu dan mimisan
(37,5%) pada stadium I (periode sampai saat ini.
Agustus 2000 – Juli 2008), operasi
transnasal modifikasi 10 (62,5%) PEMBAHASAN
pada stadium I (periode Agustus Jumlah operasi
2008 – Agustus 2010) (tabel 1). Di kota dan negara lain, operasi

Tabel 1. Jumlah operasi

Jenis Operasi Jumlah % Stadium


Transnasal 10 62,5 I
Transpalatal 6 37,5 I
Jumlah 16 100

Lama operasi dengan transnasal belum pernah


Lama operasi ekstraksi ANJ dipublikasikan.DiRS. pendidikan
dengan transnasal berkisardengan UniversitasTribhuvan, Kathmandu -
rata-rata 35 menit, Nepal, operasi dengan transpalatal
sedangkandengan transpalatal sebanyak 1 (4,34%) dari 23
dengan rata-rata 145 menit. Untuk penderita, sedangkan lainnya
lebih jelas, lihat tabel 2. dengan rinotomi lateral sebanyak

Tabel 2. Lama operasi


Transnasal Transpalatal
Jumlah 10 6
Rata-rata 35 menit 145
menit

Jumlah perdarahan 21 (91,30%) dan dengan rinotomi


Jumlah perdarahan selama operasi sublabial sebanyak 1
secara transnasal rata-rata 350 ml, (4,34%)selama periode April 2004
sedangkan dengan tranpalatal rata- – Januari 2009.8Di Sanjay Gandhi
rata 675 ml. Untuk lebih jelas, lihat Post GraduateInstitute of Medical
tabel 3. Sciences, Raibareily - India, operasi

Tabel 3. Jumlah perdarahan

Transnasal Transpalatal
Jumlah 10 6
Rata-rata 350 ml 675 ml

Angka kekambuhanDari 16 dengan transpalatal sebanyak 15


penderita yang dilakukan operasi, (15,78%) dari 95 penderita,

3
sedangkan lainnya dengan mendesak daerah palatum (stadium I
kombinasi transpalatal dan dan II).8-11
transmaksila sebanyak 75 Teknik transnasal meliputi
(78,94%), dengan kraniotomi pemakaian intubasi dan tampon pita
frontotemporal sebanyak 5 di orofaring, mulut penderita
(5,26%)selama periode 1992 – dipasang mouth gag, dan pada
2002.9 Di RS. Tengku Ampuan kavum nasi yang normal dipasang
Afzan, Kuantan -Malaysia, operasi kateterNelaton, kemudian disusul
dengan transpalatal sebanyak 2 pada sisi dimana tumor berasal,
(40%) dari 5 penderita, sedangkan menyiapkan pemasangan tampon
lainnya dengan endoskopi Belloque, menarik kateter dan
transnasal sebanyak 1 (20%), memfiksir pada kocher, tumor
dengan rinotomi lateral sebanyak 1 dipisahkan dari kavum nasi dan
(20%) dan dengan pendekatan fosa nasofaring dengan rashperatorium
subtemporal sebanyak 1 dan tangan kiri operator menarik
(20%)selama periode 2003 – tumor dari nasofaring melalui
2005.10 orofaring, perdarahan dirawat
dengan tampon Belloque dan tampon
Stadium dan Jenis Operasi anterior di kavum nasi (gambar 1).
Jenis operasi ekstraksi ANJ yang
akan digunakan tergantung pada
lokasi tumor, perluasan dari tumor
dan keahlian operator.10
Di RS. pendidikan Universitas
Tribhuvan, Kathmandu - Nepal,
operasi dengan transpalatal
sebanyak 1 (4,34%) dengan
stadium I dari 23 penderita.8Di
Sanjay Gandhi Post
GraduateInstitute of Medical
Sciences, Raibareily - India, operasi
dengan transpalatal sebanyak 15
(15,78%) dengan stadium II dari 95
penderita.9Di RS. Tengku Ampuan
Afzan, Kuantan - Malaysia, operasi
dengan transpalatal sebanyak 2
(40%) dengan stadium II dari 5
penderita.10
Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa tindakantransnasal hanya
digunakan untuk tumor yang terbatas
pada nasofaring, dan kavum nasi
(stadium I). Tindakantranspalatal
berguna dalam menangani massa di
nasofaring dengan ekstensi minimal
ke koana dan sinus sfenoid dan

4
Gambar 1. Teknik operasi ekstraksi ANJ tansnasal.

Teknik transpalatal meliputi mukosa palatum, melakukan fiksasi


pemakaian intubasi dan tampon pita flap palatum dengan jahitan,menatah
di orofaring, mulut penderita tulang palatum durum di daerah
dipasang mouth gag, dan pada tumor seluas mungkin sehingga
kavum nasi yang normal dipasang lapangan pandang lebar dan tang
kateter Nelaton, kemudian disusul koanal dapat masuk, melakukan
pada sisi dimana tumor berasal, insisi mukosa kavum nasi, tumor
menyiapkan pemasangan tampon dipegang dengan tang tonsil atau
Belloque, menarik kateter dan tang koanal, membuat insisi pada
memfiksir pada kocher,melakukan mukosa sekitar basis dan melepas
injeksi palatum durum dengan tumor dengan rashperatorium,
lidokain 2% adrenalin 1/200.000 U, melepaskan tumor, mengangkat sisa
melakukan insisi palatum durum tumor, memasang tampon Belloque
bentuk U (sebaiknya dekat dengan dan tampon anteriordi kavum nasi
gigi),memisahkan mukosa, otot dari (gambar 2)5 dan (gambar 3).
tulang, sehingga terbentuk flap

Gambar 2. Teknik operasi ekstraksi ANJ transpalatal.5

5
Gambar 3. Teknik operasi ekstraksi ANJ transpalatal.

Lama operasi dan jumlah mukosa palatum, memisahkan


perdarahan mukosadanotot dari tulang,
Operasi transnasal lebih singkat memotong tulang palatum durum
dan jumlah perdarahan lebih sedikit dengan pahat,ekstraksi tumor dan
dibandingkan dengan transpalatal. penutupan kembali mukosa palatum
Hal ini karena pada tindakan dengan penjahitan, sehingga operasi
transnasal tidak dilakukan insisi belangsung lebih lama dan jumlah
kavum nasi atau daerah palatum, perdarahan lebih banyak.5 Selain itu
sedangkan pada transpalatal keahlian dan pengalaman operator
dilakukan dilakukan insisi pada

6
juga menentukan lama operasi dan ekstrakranial dan 70% dengan tumor
jumlah perdarahan selama operasi. intrakranial. Rerata kesembuhan
Operasi ekstraksi ANJ termasuk 90% berhubungan dengan
operasi besar dan membutuhkan pembedahan kedua jika terjadi
persiapan obat dan persediaan darah kekambuhan.13
yang lebih banyak.Operasi dengan Pada penelitian ini
jumlah perdarahan yang lebih didapatkan bahwa dari 16 penderita
banyak, akan menambah beban pada yang telah dilakukan operasi baik
penderita, antara lain penambahan dengan transnasal maupun dengan
obat-obatan, cairan dan persediaan transpalatal tidak didapatkan adanya
darah, sehingga biaya yang tumor residif. Hal ini dapat dilihat
dikeluarkan lebih banyak.11 dari anamnesis, pemeriksaan fisik
Setiap operasi dibedakan dari dan pemeriksaan penunjang, seperti
kelasnya. Kisaran harga operasi CT Scan dan NE.
ekstraksi ANJtransnasal dan Di RS. pendidikan
traspalatal untuk kelas III sekitar Rp. UniversitasTribhuvan, Kathmandu -
1.600.000, kelas II sekitar Rp. Nepal;Sanjay Gandhi Post
2.400.000 dan kelas I sekitar Rp. GraduateInstitute of Medical
3.200.000. Harga tersebut hanya Sciences, Raibareily -India dan di
meliputi jasa sarana, dan jasa RS. Tengku Ampuan Afzan,
pelayanan (jasa operasi dan anestesi) Kuantan -Malaysiatidak didapatkan
dan tidak termasuk obat-obatan dan angka kekambuhan pada operasi
persediaan darah yang dipakai dengan transpalatal.8-10
selama operasi.12Operasi transnasal
biasanya membutuhkan persediaan KESIMPULAN
darah yang lebih sedikit Dari penelitian ini didapatkan
dibandingkan dengan operasi bahwa transnasal dapat digunakan
transpalatal, sehingga biaya yang sebagai teknik alternatif (baru) dalam
dikeluarkan akan lebih sedikit. penanganan ANJ.Banyak
keuntungan yang dapat diambil dari
Angka kekambuhan teknik transnasal, antara lain lama
Berbagai faktor risiko yang operasi yang jauh lebih singkat,
berkaitan dengan berulangnya ANJ jumlah perdarahan yang lebih sedikit
adalah: keberadaan tumor di fosa dan tidak adanya angka kekambuhan,
pterigoideus dan basis sfenoid, serta dari segi biaya lebih ekonomis,
perluasan intrakranial, dan ada sedangkan pendekatannya
tidaknya sisa tumor.Rata-rata memerlukan pengetahuan anatomi
kesembuhan untuk pembedahan yang baik dan operator yang
primer mendekati 100% dengan berpengalaman karena lapangan
reseksi lengkap dari ANJ operasi yang terbatas.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Averdi R, Umar SD, Zanil M. 7. Ballenger’s


Angiofibroma nasofaring Otorhinolaryngology Head
belia. Dalam: Soepardi EA, and Neck Surgery. 17th ed.
Iskandar N, Bashiruddin J, Shelton Connecticut : BC
Ratna DR, edt. Buku Ajar Decker Inc, 2009 : 1402-5.
Ilmu Kesehatan Telinga 8. Park CK. Juvenile
Hidung Tenggorok Kepala nasopharyngeal
dan Leher. Edisi keenam. angiofibroma. J Korean Med
Fakultas Kedokteran Sci 2006; 21: 773-7.
Universitas Indonesia. Available from:
Jakarta: Gaya Baru, http://jkms.org/Synapse/Data/
2007;188-190. PDFData/0063JKMS/jkms-
2. Balasubramanian T. Juvenile 21-773.pdf. Accessed:
nasopharyngeal October 15, 2010.
angiofibroma. Available 9. Pradhnan B, Thapa N.
from: Juvenile angiofibroma and its
www.drtbalu.com/jna.html. management. Nepal Med
Accessed: October 15, 2010. Coll J 2009; 11 (3): 186-8.
3. Onerchi M. Benign sinonasal Available from:
neoplasms. In: Anniko M, http://www.nmcth.edu/nmcj_
Bernal M, Bonkowsky V, articles_pdf/volume_wise/nm
Bradley P, Lurato S, eds. cj_vol11_no3_sep2009/b_pra
Otorhinolaryngology, Head dhan.pdf. Accessed: March
and Neck Surgery. European 23, 2011.
Manual of Medicine. 10. Tyagi I, Syal R, Goyal A.
Germany: Springer, 2009: Staging and surgical
295-9. approaches in large juvenile
4. Dhingra PL. Tumours of angiofibroma-study of 95
nasopharynx. In: Dhingra PL, cases. International Journal of
eds. Diseases of Ear, Nose Pediatric
and Throat. 4th ed. India: Otorhinolaryngology 2006;
Elsevier, 2008: 230-2. 70: 1619-27. Available
5. Carrau RL, Snyderman CH, from:www.elsevier.com/locat
Kassam AB. Juvenile e/ijporl. Accessed: March 24,
angiofibroma. In: Myers EN, 2011.
eds. Operative 11. Ahmad R,Ishlah W, Azilah
Otolaryngology Head and N, Rahman JA. Surgical
Neck Surgery. 2nd ed.Vol 1. management of juvenile
New York: WB Saunders Co, nasopharyngeal angiofibroma
2008: 1-9. without angiographic
6. Ondrey FG, Wright SK. embolization. Asian Journal
Neoplasms of the of surgery 2008; 31 (4): 174-
nasopharynx. In: : Snow JB, 8. Available from:
Wackym PA, eds.

8
www.sciencedirect.com. 13. Surat Keputusan Direktur
Accessed: March 24, 2011. RSUD Dr. Soetomo Surabaya
12. Alves FR, Granato L, Maia tentang pemberlakuan tarif
MS, Lambert E. Surgical pelayanan kesehatan
approaches to juvenile berdasarkan Pemerintah
nasopharyngeal Daerah No. 10 tahun 2002.
angiofibroma- case report and 14. Anonymous. Angiofibroma
literature review. Arch of nasofaring juvenile.
Otorhinolaryngology 2006; Kireihimee 2009. Available
10: 1-4. Available from: from:
http://www.arquivosdeorl.org http://kireihimee.blogspot.co
.br/conteudo/acervo_eng.asp? m. Accessed: October 15,
id=376. Accessed: October 2010.
15, 2010.

Anda mungkin juga menyukai