Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI

Kurikulum Pelatihan Penimbangan Berat Badat Balita


Oleh Kader Posyandu

Dosen Pembimbing:
Yasir Farhat, SKM., MPH

Fathurrahman, SKM., M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 9

Hana Askita P07131216106


Marisa Noviyanti P07131216112
Muhammad Nur Ihsan Habibi P07131216116
Rahmawati Rosina P07131216128
Rizqia Sri Indah Alina P07131216129

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
Program Studi Diploma IV Jurusan Gizi
2019
KURIKULUM PELATIHAN PENIMBANGAN BERAT BADAT BALITA
OLEH KADER POSYANDU

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan posyandu dalam masyarakat memegang peranan
penting sebagai salah satu kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau
tumbuh kembang anak. Pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan balita yang dilakukan secara berkala pada setiap bulannya
yang akan dicatat pada system kartu menju sehat (KMS). Hambatan
kemajuann pertumbuhan BB anak dapat dilihat pada kurva
pertumbuhan hasil pengukurran periodik di KMS tersebut. Naik
turunnya jumlah anak balita yang mengalami hambatan pertumbuhan
dapat segera terlihat dalam jangka waktu pendek (bulan). Dan dapat
diteliti lebih jauh penyebabnya, dan secepat mungkin dapat dibuat
rancangan untuk dambil tindakan penanggulangannya (Nurainun,
Ardiani, dan Sudaryati, 2012).
Ketelitian pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam
melakukan pengukuran antropometri sangatlah penting, karena hal ini
menyangkut dengan pertumbuhan balita. Keterampilan kader yang
kurang dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah dan dapat
berakibat pula pada kesalahan dalam mengambil keputusan dan
penanganan dalam masalah tersebut. Dengan demikian, kemampuan
kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal, dengan
bekal pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas
yang diemban, dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.(Handarsari, Samsianah,
dan Astuti. 2015)
B. Filosofi
Peserta pelatihan pengukuran dan penimbangan balita ini
diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Androgogy, yaitu selama pelatihan peserta berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengetahuannya mengenai
pengukuran dan penimbangan balita.
b. Dipertimbangkan setiap pendapat mengenai kebiasaan dan adat
istiadat setempat pada pengetahuan pengukuran dan
penimbangan balita.
c. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana pesertaberhak untuk:
a. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan
b. Mendapatkan pelatihan profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan menguasai tentang
pengukuran dan penimbangan balita
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara
visual, auditorial maupun kinestesik (gerak)
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-
masing tentang pengukuran dan penimbangan balita
e. Memberikan umpab balik secara terbuka dalam bentuk
pertanyaan
f. Melakukan evalusi dan dievaluasi dengan pre-post test
3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi yang diharapkan berupa pengetahuan,
pengukuran, dan penimbangan balita
b. Memperoleh souvenir setelah dinyatakan mengikuti pelatihan
dan pendidikan
4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk :
a. Melakukan pengukuran dan penimbangan pada balita sesuai
dengan tata cara 9 langah penimbangan

II. SASARAN
1. Jenis peserta yang mengikuti pendidikan dan pelatihan ini adalah kader
posyandu
2. Jumlah peseta yang mengikuti pendidikan dan pelatihan ini yaitu semua
kader posyandu di wilayah puskesmas X
3. Tingkat pendidikan terakhir kader posyandu yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan ini dimulai lulus SMA sampai dengan sarjana

III. PERAN DAN FUNGSI SETELAH DIKLAT


Peran dan fungsi kader setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan :
1. Kader dapat melakukan langkah penimbangan dengan benar dan tepat
2. Kader dapat membaca hasil penimbangan dengan akurat

IV. KOMPETENSI YANG DIINGINKAN


Peserta latih mempunyai kompetensi dalam :
1. Memiliki pengetahuan dalam pelaksanaan penimbangan
2. Memahami dan melaksanakan 9 langkah dalam penimbangan

V. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, kader Posyandu dapat memahami 9
langkah dalam penimbangan.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti pelatihan kader mampu menjelaskan pengertian
penimbangan
b. Setelah mengikuti pelatihan kader dapat melaksanakan 9 langkah
penimbangan.

VI. STRUKTUR PROGRAM


1. Kelompok Materi Dasar
Masalah pengukuran dan penimbangan bayi dan balita yang terjadi
pada kader diwilayah puskesmas x
2. Kelompok Materi Inti
a. Menjelaskan pengertian Pertumbuhan pada masa masa bayi dan
balita
b. Menjelaskan pengertian penimbangan pada bayi dan balita
c. Menyebutkan 9 langkah penimbangan pada bayi dan balita
3. Kelompok Materi Penunjang
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sasmita Piji Rahayu (2017)
melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan
Kader Tentang Pengukuran Antropometri dengan Ketrampilan Dalam
Melakukan Pengukuran Pertumbuhan Balita. Kemudian didapat hasil
bahwa terdapat hubungan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang
Pengukuran Antropometri dengan Ketrampilan Dalam Melakukan
Pengukuran Pertumbuhan Balita.

VII. PROSES DAN METODE DIKLAT

Pembukaan

VIII.
1. Perkenalan,
2. Penyampaian maksud dan tujuan

Materi Inti :
Materi Dasar : a. Ceramah
a. Ceramah b. Tanya Jawab
b. Tanya Jawab c. Pre post test
c. d. Praktek

Praktek Lapangan
Demonstrasi 9 langkah penimbangan

Review

Penutup
IX. GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran)
Materi : Tata cara melakukan penimbangan yang tapet
Waktu : 1 jam 30 menit
Deskripsi singkat : Pelatihan selama 1 hari ini dirancang untuk melatih
kader agar dapat melakukan penimbangan dengan
benar dan akurat.
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, kader Posyandu dapat
memahami 9 langkah dalam penimbangan.
TPK : Peserta mampu :
1. Setelah mengikuti pelatihan kader mampu
menjelaskan pengertian penimbangan
2. Setelah mengikuti pelatihan kader dapat
melaksanakan 9 langkah penimbangan.
Pokok Bahasan : 1. Tahap-tahap penimbangan
& Sub Pokok 2. Cara membaca hasil pengukuran/ penimbangan
Bahasan
Metode : 1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Praktek
Media : Lembar bolak balik
Alat timbang
Estimasi waktu : 1. Ceramah : 30 menit
2. Tanya jawab : 30 menit
3. Praktek : 30 menit
Referensi : 1. Agria dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta:
Fitramaya
2. Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk
Kesehatan Ibu Dan Anak. Jogjakarta: Graha Ilmu.
3. Wikipedia. 2011. Gizi Ibu Hamil. Id.wikipedia.org
[diakses pada hari Sabtu 25 Mei 2018].
Evaluasi : 1. Pre test
2. Post test
X. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pre test dan post test. Bentuk
soal untuk bahan evaluasi sebagai berikut:
A. Pengetahuan Kader
1. Pencatatan hasil penimbangan terletak dimeja?
a. I
b. II
c. III
2. Bagaimanakah menyeimbangkan Dacin telah dibebani
dengan sarung timbangan/celana timbangan?
a. Letakkan bandul geser pada angka nol
b. Memberikan kantung plastik berisikan pasir/batu diujung
batang dacin.
c. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata
penimbang
3. Setelah dipastikan bandul geser berada pada angka
nol tahapan penimbangan balita selanjutnya yaitu…
a. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
b. Pasang sarung timbang / celana timbang/kotak
timbang yang kosong pada dacin.
c. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung
timbang dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir atau batu diujung batang dacin, sampai kedua
jarum di atas tegak lurus
4. Bagaimana cara memantau pertumbuhan balita?
a. Dengan menimbangkan berat badan anak setiap bulan
b. Melihat bentuk badan balita
c. Dengan melihat tumbuh kembang anak

5. Apabila hasil penimbangan terletak dibawah garis berwarna


merah,maka balita dinyatakan…
a. Gizi normal
b. Gizi lebih
c. BGM
B. Form Observasi untuk Keterampilan Kader
Beri tanda (√) pada salah satu jawaban yang menurut saudara
Benar/Salah
K B S
Persiapan Penimbangan : e
1. Gantungkan dacin gpada tempat yang
i
kokoh,seperti pelana rumah atau kusen pintu
a
atau dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang
kuat. t
a batang dacin sejajar
2. Atur posisi angka pada
dengan mata penimbang.n
3. Letakan bandul pada angka nol,jika ujung kedua
paku timbang tidak dalam posisi lurus,maka
timbangan perlu ditera atau diganti dengan
yang baru.
4. Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
5. Pasang sarung timbang / celana timbang/kotak
timbang yang kosong pada dacin.
6. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
sarung timbang dengan memberI kantung
plastik berisikan pasir atau batu diujung batang
dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.
Cara Penimbangan :
7. Masukan balita ke dalam sarung timbang
dengan pakaian seminimal mungkin dan geser
bandul sampai jarum tegak lurus. Baca berat
badan balita dengan melihat angka di ujung
bandul geser.
8. Catat hasil penimbangan dengan benar dikertas
/buku bantu dalam kg dan ons.
9. Kembalikan bandul ke angka nol dan
keluarkan balita dari sarung/celana timbang
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN


KETERAMPILAN KADER DALAM MENILAI PERTUMBUHAN BALITA
DIPUSKESMAS PEUREULAK ACEH PADA TAHUN 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/63614/1/Appendix.pdf. Diakses
pada 9 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai