Dosen Pembimbing:
Yasir Farhat, SKM., MPH
Disusun oleh :
Kelompok 9
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan posyandu dalam masyarakat memegang peranan
penting sebagai salah satu kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau
tumbuh kembang anak. Pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan balita yang dilakukan secara berkala pada setiap bulannya
yang akan dicatat pada system kartu menju sehat (KMS). Hambatan
kemajuann pertumbuhan BB anak dapat dilihat pada kurva
pertumbuhan hasil pengukurran periodik di KMS tersebut. Naik
turunnya jumlah anak balita yang mengalami hambatan pertumbuhan
dapat segera terlihat dalam jangka waktu pendek (bulan). Dan dapat
diteliti lebih jauh penyebabnya, dan secepat mungkin dapat dibuat
rancangan untuk dambil tindakan penanggulangannya (Nurainun,
Ardiani, dan Sudaryati, 2012).
Ketelitian pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam
melakukan pengukuran antropometri sangatlah penting, karena hal ini
menyangkut dengan pertumbuhan balita. Keterampilan kader yang
kurang dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah dan dapat
berakibat pula pada kesalahan dalam mengambil keputusan dan
penanganan dalam masalah tersebut. Dengan demikian, kemampuan
kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal, dengan
bekal pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas
yang diemban, dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.(Handarsari, Samsianah,
dan Astuti. 2015)
B. Filosofi
Peserta pelatihan pengukuran dan penimbangan balita ini
diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Androgogy, yaitu selama pelatihan peserta berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengetahuannya mengenai
pengukuran dan penimbangan balita.
b. Dipertimbangkan setiap pendapat mengenai kebiasaan dan adat
istiadat setempat pada pengetahuan pengukuran dan
penimbangan balita.
c. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana pesertaberhak untuk:
a. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan
b. Mendapatkan pelatihan profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan menguasai tentang
pengukuran dan penimbangan balita
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara
visual, auditorial maupun kinestesik (gerak)
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-
masing tentang pengukuran dan penimbangan balita
e. Memberikan umpab balik secara terbuka dalam bentuk
pertanyaan
f. Melakukan evalusi dan dievaluasi dengan pre-post test
3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi yang diharapkan berupa pengetahuan,
pengukuran, dan penimbangan balita
b. Memperoleh souvenir setelah dinyatakan mengikuti pelatihan
dan pendidikan
4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk :
a. Melakukan pengukuran dan penimbangan pada balita sesuai
dengan tata cara 9 langah penimbangan
II. SASARAN
1. Jenis peserta yang mengikuti pendidikan dan pelatihan ini adalah kader
posyandu
2. Jumlah peseta yang mengikuti pendidikan dan pelatihan ini yaitu semua
kader posyandu di wilayah puskesmas X
3. Tingkat pendidikan terakhir kader posyandu yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan ini dimulai lulus SMA sampai dengan sarjana
V. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, kader Posyandu dapat memahami 9
langkah dalam penimbangan.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti pelatihan kader mampu menjelaskan pengertian
penimbangan
b. Setelah mengikuti pelatihan kader dapat melaksanakan 9 langkah
penimbangan.
Pembukaan
VIII.
1. Perkenalan,
2. Penyampaian maksud dan tujuan
Materi Inti :
Materi Dasar : a. Ceramah
a. Ceramah b. Tanya Jawab
b. Tanya Jawab c. Pre post test
c. d. Praktek
Praktek Lapangan
Demonstrasi 9 langkah penimbangan
Review
Penutup
IX. GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran)
Materi : Tata cara melakukan penimbangan yang tapet
Waktu : 1 jam 30 menit
Deskripsi singkat : Pelatihan selama 1 hari ini dirancang untuk melatih
kader agar dapat melakukan penimbangan dengan
benar dan akurat.
TPU : Setelah mengikuti pelatihan, kader Posyandu dapat
memahami 9 langkah dalam penimbangan.
TPK : Peserta mampu :
1. Setelah mengikuti pelatihan kader mampu
menjelaskan pengertian penimbangan
2. Setelah mengikuti pelatihan kader dapat
melaksanakan 9 langkah penimbangan.
Pokok Bahasan : 1. Tahap-tahap penimbangan
& Sub Pokok 2. Cara membaca hasil pengukuran/ penimbangan
Bahasan
Metode : 1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Praktek
Media : Lembar bolak balik
Alat timbang
Estimasi waktu : 1. Ceramah : 30 menit
2. Tanya jawab : 30 menit
3. Praktek : 30 menit
Referensi : 1. Agria dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta:
Fitramaya
2. Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk
Kesehatan Ibu Dan Anak. Jogjakarta: Graha Ilmu.
3. Wikipedia. 2011. Gizi Ibu Hamil. Id.wikipedia.org
[diakses pada hari Sabtu 25 Mei 2018].
Evaluasi : 1. Pre test
2. Post test
X. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pre test dan post test. Bentuk
soal untuk bahan evaluasi sebagai berikut:
A. Pengetahuan Kader
1. Pencatatan hasil penimbangan terletak dimeja?
a. I
b. II
c. III
2. Bagaimanakah menyeimbangkan Dacin telah dibebani
dengan sarung timbangan/celana timbangan?
a. Letakkan bandul geser pada angka nol
b. Memberikan kantung plastik berisikan pasir/batu diujung
batang dacin.
c. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata
penimbang
3. Setelah dipastikan bandul geser berada pada angka
nol tahapan penimbangan balita selanjutnya yaitu…
a. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
b. Pasang sarung timbang / celana timbang/kotak
timbang yang kosong pada dacin.
c. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung
timbang dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir atau batu diujung batang dacin, sampai kedua
jarum di atas tegak lurus
4. Bagaimana cara memantau pertumbuhan balita?
a. Dengan menimbangkan berat badan anak setiap bulan
b. Melihat bentuk badan balita
c. Dengan melihat tumbuh kembang anak