Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manusia tidak lepas menggunakan barang untuk mendukung keberlangsungan
hidupnya. Barang yang sering digunakan oleh manusia adalah plastik. Plastik adalah
bahan umum yang dipercaya dapat memenuhi hidup manusia menjadi lebih praktis dan
efisien. Penggunan plastik pada dasarnya memberikan kemudahan, sehingga
masyarakat tidak lepas menggunakan plastik dalam kegiatan sehari-hari. Penggunaan
bahan plastik semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak oleh
pelapukan. Plastik juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Sampah plastik sangat potensial mencemari lingkungan karena plastik
merupakan bahan yang sulit terdegredasi sehingga jika ditimbun dalam penimbunan
akhir akan memberikan banyak masalah, seperti penghambat aliran air, jika sampah
tercecer dibadan air ( Sahwan 2005). Pembuangan sampah plastik dalam air dan tanah
menimbulkan berbagai masalah di Indonesia, dari masalah kecil hingga menimbulkan
masalah yag besar. Pembuangan sampah di tanah akan membuat lingkungan menjadi
tidak terlihat bersih, sehingga banyak lalat disekitar sampah, dan menyebabkan
penyakit.
Cara menanggulagi permasalahan sampah plastik salah satunya dengan
menerapkan konsep 3R, dalam kehidupan sehari- hari. Konsep 3R tersebut adalah
reuse, reduce, dan recycle. Reuse merupakan kegiatan menggunakan kembali sampah
plastik yang masih layak digunakan, misalnya dengan menggunakan botol kemasan
sebagai pot bunga. Reduce adalah konsep 3R dengan mengurangi penggunaan sampah
plastik, seperti menggunakan wadah makanan ketika membeli makanan, tanpa
menggunakan plastik. Recylcle adalah upaya mengurangi sampah plastik dengan
mendaur ulang, seperti mendaur ulang sedotan menjadi sebuah kerajinan.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan pemberdayaan prinsip 3R sebagai upaya
mengurangi sampah plastik di Indonesia.
PERMASALAHAN

Plastik merupakan bahan dasar yang sering digunakan oleh manusia dalam
kegiatan sehari-hari. Plastik bersifat anti air, praktis, ringan dan murah, hal ini yang
menyebabkan manusia tidak lepas menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia salah satunya adalah Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia ( INAPLAS)
dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta
ton/tahun, hingga Indonesia menduduki peringkat dua sebagai negara penyumbang
sampah plastik terbesar di dunia.
PEMBAHASAN

Sampah plastik semakin hari semakin menggunung akan menyebabkan banyak


masalah di bumi. Kondisi ini dapat ditangani dengan menjalankan prinsip 3R (Reduse,
Reuse, Recycle). Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah. PP
tersebut mengatur ,tentang kewajiban produsen dalam 3R. Limbah plastik tersebut
dapat dimanfaatkan dengan beberapa metode, di antaranya sebagai bahan dasar aspal,
pembuatan ecobrick. Pemanfaatan limbah plastic dapat pula dilakukan upaya
pengurangan sampah plastik dengan menggunakan kotak makanan di sekolah-sekolah
dan pendirian bank sampah pada setiap desa yang ada di Indonesia.
Sampah Plastik sebagai Bahan Aspal
Salah satu solusi dari banyaknya gunung-gunung sampah yang ada di Indonesia
adalah dengan menggunakannya sebagai bahan campuran aspal. Penambahan
kekentalan aspal dapat menggunakan bahan lateks, penggunaan material plastik bekas,
dan penggunaan ban plastik bekas. Sampah plastik tersebut merupakan komponen
tambahan yang bersifat komplementer dalam pencampuran aspal (Batti 2011).
Plastik mengandung material yang tersusun atas poliester tingkat tinggi.
Berdasarkan penelitian, material plastik apabila dipanaskan kemudian dicampurkan
pada bahan aspal akan menambah kekentalan bahan. Material plastik yang kecil dan
mudah dibentuk akan mengisi celah-celah kecil di antara batu bahan dasar aspal
sehingga jalan aspal yang dihasilkan akan lebih halus dan rapat. Cara pembuatan
sampah plastik sebagai campuran aspal yaitu dengan membersihkan kemudian
menghancurkan plastik. Setelah hancur, plastik dibawa ke pusat produksi yang
kemudian dipanaskan bersama kerikil. Plastik akan melekatkan kerikil setelahnya
dicampur dengan aspal.
Satu kilometer jalan dengan lebar tujuh meter membutuhkan campuran limbah
plastic sebanyak 2,5 ton hingga 5 ton, Jika seluruh jalan aspal Indonesia memanfaatkan
limbah plastik sebagai bahan tambahan pembuatan aspal, hal ini dapat mengurangi
limbah plastik yang tersebar di Indonesia. Jumlah sampah plastik di Indonesia tahun
2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada,
dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/ km jalan, maka limbah plastik dapat
menyumbang kebutuhan jalan sepanjang kebutuhan jalan sekitar 190.000 km.
Penggunaan sampah plastik sebagai bahan tambah pembuatan aspal dapat mengurangi
sampah dengan cepat dan menguntungkan. Penambahan sampah plastik dapat
meningkatkan nilai stabilitas campuran aspal plastik sebesar 40%, sehingga lebih tahan
terhadap deformasi plastis dan tidak mudah retak. Konstruksi jalan yang menggunakan
aspal ditambah campuran plastik akan mempunyai umur yang lebih panjang. Jalan
tanpa campuran plastik hanya berumur 10 tahun, jalan dengan campuran plastik dapat
mencapai 14 tahun.
Sampah Plastik sebagai Bahan Dasar Ecobrick
Ecobrick ditemukan oleh peneliti lingkungan dari kanada yang bernama Russel
Maier dan Irene Bakisan pada tahun 2010 di Filiphina Utara. Ide pemanfaatan sampah
plastik itu muncul ketika Russel Maier dan Irene Bakisan melihat gunungan sampah
yang sangat tinggi di Filiphina Utara. Ecobrick adalah botol plastik yang dikemas
dengan plastik untuk kepadatan tertentu untuk membuat blok bangunan yang dapat
digunakan kembali. Ecobrick digunakan untuk membuat furnitur modular, ruang
kebun dan bangunan skala penuh seperti sekolah dan rumah. Ecobrick dapat menjadi
salah satu tanggung jawab individu atas sampah plastik yang dihasilkan.
Pembuatan ecobrick adalah dengan mengisi botol plastik bekas dengan sampah
plastik hingga padat dan keras seperti batu. Pembuatan ecobrick membutuhkan sampah
plastik dan waktu yang tidak sedikit. Pembuatan ecobrick adalah dengan menekan
plastik ke dalam botol menggunakan kayu tumpul. Plastik yang akan dimasukkan ke
dalam botol harus dalam keadaan bersih dan kering. Plastik dapat dipotong-potong
menjadi bagian yang kecil atau dapat pula plastik utuh. Alat yang digunakan menusuk
adalah kayu tumpul agar tidak menimbulkan kerusakan pada botol. Penusuk plastik
tidak boleh dari besi karena dikhawatirkan material besi ada yang tertinggal di dalam
botol yang kemudian dapat menyebabkan bakteri baru. Batu ekologi atau ecobrick
sangat ampuh dalam mengurangi dan memanfaatkan plastik bekas yang ada di
Indonesia, karena dalam satu botol plastik 600 ml dapat diisi sempurna dengan 250
plastik bekas (fatchurrahman 2018). Apabila dalam satu bulan dapat menghasilkan
6000 ecobrick setiap kabupaten atau kota, 1,5 ton sampah plastik dapat ditanggulangi
di kota tersebut.
Penggunaan Wadah Makanan sebagai Pengganti Plastik Jajanan di Kantin
Sekolah
Sekolah di Indonesia sangat banyak dan menjadi salah satu instansi yang
meberikan kontribusi meningkatnya sampah plastik di Indonesia, hal ini dikarenakan
banyaknya jajanan sekolah yang menggunakan plastik, dan menjadi kebiasaan
membeli makanan dan jajanan di sekolah. Cara untuk mengurangi dampak tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan wadah makanan ramah lingkungan. Kebijakan
ini dapat direalisasikan di setiap sekolah, atau instansi lain yang memiliki kekuasaan.
Peraturan yang dibuat oleh pihak sekolah tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh siswa,
namun juga seluruh warga sekolah, apabila seluruh sekolah menetapkan kebijakan ini,
akan mengurangi sampah plastik di Indonesia.
Penerapan Bank Sampah di Desa
Bank sampah adalah suatu alternatif tempat yang digunakan untuk menampung
sampah-sampah yang telah dipilah oleh masyarakat. Bank sampah dapat dijadikan
sebagai alternatif awal dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam memilah,
mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah (Suryani 2014). Setiap bank sampah
menerapkan prinsip 3R dalam pelaksanaannya.
Bank sampah didirikan dengan maksud agar masyarakat tidak memandang
sampah sebagai sesuatu yang tidak bernilai guna, tetapi sampah adalah suatu barang
yang dapat bernilai ekonomis. Manfaat bank sampah tidak hanya dirasakan dalam
bentuk lingkungan yang bersih, namun juga dapat membantu perekonomian
masyarakat. Setiap masyarakat yang menyetorkan sampah akan mendapatkan imbalan
berupa uang yang dimasukkan dalam tabungan. Tabungan tersebut dapat diambil
sebulan sekali atau setahun sekali.
Program pengelolaan sampah sering kali gagal karena kurangnya minat dan
partisipasi warga. Program pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik apabila
warga dapat merubah kebiasaan dengan mengelola sampah secara mandiri dengan
pengorganisasian yang tepat, oleh karena itu pengelolaan bank harus diorganisir oleh
pengurus yang aktif agar dapat menjadi program yang berkelanjutan. Program ini juga
dapat berdampak pada perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Permasalahan sampah plastik adalah salah satu masalah terbesar di Indonesia.
Permasalahan sampah menerapkan Prinsip 3R. Contoh aplikasi dari prinsip 3R, yaitu
penggunaan plastik sebagai bahan campuran aspal, sampah plastik sebagai bahan dasar
ecobrick, penggunaan wadah makanan sebagai pengganti plastik jajanan di kantin
sekolah, penerapan bank sampah di desa. Sampah plastik di Indonesia akan berkurang,
apabila semua solusi tersebut dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Saran
Penggunaan sampah plastik di Indonesia semakin hari semakin bertambah
setiap tahunnya. Indonesia termasuk negara penyumbang sampah plastik kedua
terbesar di dunia. Melihat kondisi ini, perlu adanya upaya mengurangi sampah di
Indonesia berupa inovasi terbaru yang lebih efisien, agar permasalahan sampah dapat
teratasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Fatchurrahman MT. 2018. Manajemen pengelolaan sampah berkelanjutan melalui


inovasi “ecobrick” oleh pemerintah Kota Yogyakarta. [Skripsi]
Yogyakarta:Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Fitri S, SM Saleh, M Isya . 2018. Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Kresek


sebagai Subsitusi Aspal Pen 60/70 terhadap Karakteristik Campuran Laston AC
– BC. Jurnal Teknik Sipil. 3(1): 737-748.
Suryani AS. 2014. Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah
(Studi Kasus Bank Sampah Malang). Jurnal Inovasi. 1(5): 71-84

Anda mungkin juga menyukai