Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebaik-baiknya. Makalah
Prinsip dan Kode Etik Akuntansi disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Etika Bisnis dan Profesi yang diberikan oleh Ibu Prof. Dr. Dra. Ec.Sri Trisnaningsih, M.Si.
Makalah ini berisi tentang prinsip-prinsip dan kode etik profesi akuntansi. Dalam
penyusunannya, kami melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih atas segala dukungan dan kontribusi yang telah diberikan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, baik dari segi penulisan, susunan, maupun tata bahasa yang kami gunakan.
Untuk itu, kami menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
serta menginspirasi para pembaca.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntan memiliki tanggung jawab untuk menyajikan atau membantu menyajikan gambar
keuangan yang paling benar dan akurat dari organisasi yang mereka gambarkan, atau,
sebagai auditor, tanggung jawab untuk mengevaluasi gambar-gambar akuntan lain dan
membuktikan kebenaran dan akurasi mereka. Dengan cara seperti itu, akuntan
melaksanakan tujuan profesinya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan klien atau perusahaan
tempat mereka bekerja, atau untuk melayani kepentingan terbaik para pemegang saham
dan pemangku kepentingan yang berhak mendapatkan gambaran keuangan yang akurat
tentang organisasi tempat mereka terlibat.
Karena salah satu kewajiban etis yang paling jelas adalah, semua hal sama, untuk
melakukan pekerjaan seseorang (karena tindakan menerima pekerjaan memerlukan janji
untuk melakukan pekerjaan itu, dan janji harus dijaga), memberikan atau membuktikan
gambar keuangan yang akurat untuk orgamisasi. adalah tanggung jawab akuntansi dasar.
Tanggung jawab pekerjaan dapat dipastikan dengan melihat di sejumlah tempat. Biasanya
mereka dijabarkan dalam beberapa bentuk atau lainnya, baik dalam uraian tugas, buku
pegangan karyawan, buku pedoman manajerial, kode perilaku perusahaan, dan/atau
akhirnya dalam kode etik atau etika profesi.
Profesi akuntansi telah mengembangkan banyak kode etik yang menetapkan standar
untuk perilaku akuntan dan, yang paling penting, dalam terang insiden seperti bencana
Enron, yang membutuhkan lebih dari sekadar mematuhi surat hukum. Kami menyarankan
bahwa kode-kode canggih ini setara dengan hukum moral organisasi yang mengikat, dan
akibatnya akan terbukti cukup berguna untuk menjabarkan apa yang dituntut secara etis dari
akuntan dalam sejumlah cara.
Rumusan dalam makalah Prinsip dan Kode Etik Akuntansi adalah sebagai berikut :
1
2
Adapun tujuan dalam penulisan makalah Prinsip dan Kode Etik Akuntansi ini adalah sebagai
berikut :
PEMBAHASAN
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan
akuntan sebagai pendidik.Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit,
akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam
melaksanakan keprofesiannya.
2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam
profesi itu.
3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.
4. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai
kepercayaan masyarakat.
Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak disebut sebagai
salah satu profesi.
1. Akuntan Publik
3
4
2. Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau
bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan
keuangan di perusahaan
3. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau
bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuah Universitas, atau lembaga
pendidikan lainnya. Akuntan manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang
akuntansi pada pihak – pihak yang membutuhkan.
4. Akuntan Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang
dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana
ia bekerja.
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan
utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus
mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi
yang menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan
SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.
6. Akuntan Pemerintah
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang valid dan akuntabel, para akuntan harus
menjalankan proses akuntansi dengan baik, terstruktur, sesuai prosedur serta memenuhi
prinsip akuntansi yang diterima umum. Tujuan dari penggunaan prinsip akuntansi tersebut
adalah untuk menciptkan kesesuaian antara pengguna akuntansi satu dengan lainnya.
Sehingga informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan dan memenuhi
kebutuhan pengguna informasi tersebut.
Beda negara beda prinsip akuntansinya. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dan
faktor-faktor lain yang ada di masing-masing negara. Di Indonesia, prinsip akuntansi diatur
oleh IAI atau Ikatan Akuntansi Indonesia, yaitu badan yang mengatur peraturan dan
kebijakan akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Adapun prinsip-prinsip akuntansi berterima atau berlaku umum tersebut adalah sebagai
berikut:
Prinsip entitas ekonomi disebut juga dengan prinsip kesatuan entitas. Prinsip ini
mengakui konsep kesatuan usaha sebuah perusahaan. Maksudnya, bahwa suatu
perusahaan adalah sebuah kesatuan usaha atau ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah
dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi lainnya. Arti berdiri sendiri dan terpisah
adalah dalam hal aset atau kekayaan perusahaan. Jadi akuntansi menuntut adanya
pemisahan aset perusahaan dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan yang
bersangkutan. Seluruh pencatatan atas semua transaksi keuangan yang terjadi tidak
boleh dicampur antara pencatatan perusahaan dengan pencatatan pribadi pemilik. Prinsip
ini juga berlaku untuk utang atau kewajiban. Antara utang perusahaan dengan utang pribadi
pemilik harus terpisah dengan jelas. Prinsip ini menciptakan adanya tanggung jawab yang
jelas terhadap keuangan perusahaan.
6
Prinsip periode akuntansi disebut juga prinsip kurun waktu.Arti prinsip ini adalah
penilaian dan pelaporan keuangan entitas usaha dibatasi oleh periode waktu tertentu.Prinsip
ini bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang terukur.Periode akuntansi yang
umum dipakai dalam menjalankan usaha adalah 1 tahun, yaitu mulai tanggal 1 Januari
sampai 31 Desember.
Jadi prinsip moneter menekankan pada pencatatan yang terbatas pada segala
sesuatu yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan uang.
Untuk menilai sebuah barang misalkan saja aset, terdapat berbagai cara yang bisa
digunakan seperti nilai buku, nilai pasar, nilai ganti dan nilai tunai. Dalam Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP), prinsip biaya historis ini menggunakan harga
perolehan atau harga akuisisi dalam mencatat perolehan aset, utang, modal dan biaya.
Harga perolehan yang dimaksud adalah harga pertukaran yang disepakati oleh
kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah transaksi keuangan. Sebagai contoh,
sebidang tanah memiliki harga pasaran berdasarkan lokasinya senilai Rp 100.000.000,-
Namun sebuah perusahaan mampu membeli tanah tersebut dengan harga Rp 90.000.000,-
Maka yang diakui dan dicatat adalah Rp 90.000.000 sebagai harga kesepakatan antara
penjual dengan perusahaan tersebut.
7
Namun informasi keuangan tersebut hanya berupa ringkasan dari seluruh transaksi
yang terjadi pada 1 periode.Karena tidak mungkin memuat semua informasi dalam 1
laporan.Maka pada laporan keuangan diberi keterangan atau informasi tambahan yang
diperlukan yang tidak terdapat dalam laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut
berupa catatan kaki atau lampiran yang berisi:
Pendapatan adalah penambahan kekayaan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan
usaha seperti penjualan, persewaan, penerimaan bagi hasil, dan sebagainya. Dasar yang
digunakan untuk mengukur pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diperoleh
atas transaksi keuangan tersebut.
Pada prinsip ini, pendapatan diakui ketika terjadi transaksi keuangan dan ada
kepastian nilai nominal atas pendapatan tersebut, meski penambahan kas atau setara kas
belum diterima perusahaan. Namun prinsip ini tidak selalu bisa diterapkan oleh pelaku
8
usaha sehingga memunculkan ketentuan lain untuk bisa mengakui pendapatan. Contoh
ketentuan lain tersebut di antaranya:
Ada beberapa kekurangan pada prinsip ini, misal biaya yang dikeluarkan tidak
berhubungan langsung dengan pendapatan yang diterima. Contoh : Biaya administrasi.
Biaya administrasi adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan pendapatan
meski mendukung terjadinya pendapatan itu sendiri. Biaya ini bisa dibebankan pada periode
terjadinya pendapatan tersebut. Biaya semacam itu sering disebut dengan Period Cost.
Contoh period cost lain adalah biaya yang dikeluarkan dan memiliki hubungan dengan
produksi tetapi nilai manfaatnya tidak habis dalam satu periode. Biaya seperti ini akan
ditunda pembebanannya. Dalam arti, pembebanan biaya akan dialokasi atau dibagi ke
dalam periode-periode di mana biaya tersebut dimanfaatkan. Pengalokasian biaya tersebut
dihitung berdasarkan jumlah bulan yang ditaksir yang menggunakan manfaat dari biaya
tersebut.
Sebagai efek dari prinsip ini dan kondisi di atas, pembebanan biaya disarankan
menggunakan Accrual Basis dalam pencatatan akuntansinya. Sehingga memunculkan
adanya jurnal penyesuaian pada akhir periode untuk mempertemukan antara biaya dan
pendapatan.
Prinsip konsistensi adalah prinsip akuntansi yang harus digunakan pada pelaporan
keuangan secara konsisten atau tidak berubah-ubah dalam hal metode, prosedur dan
kebijakan yang digunakan. Gunanya agar laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu
periode bisa diperbandingkan dengan laporan keuangan periode-periode sebelumnya
9
sehingga bisa memberikan manfaat bagi para penggunanya. Dengan penggunaan metode
dan prosedur secara konsisten, maka jika ada perbedaan yang terjadi bisa diketahui dengan
cepat.
Namun prinsip ini bukan berarti melarang adanya perubahan metode atau prosedur
akuntansi. Sebuah perusahaan boleh mengganti metode yang dipakai dengan memberikan
penjelasan alasan penggantian tersebut pada laporan keuangan perusahaannya.
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang
yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Kode yaitu tanda-tanda atau
simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-
maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan
suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik
yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah
laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal
yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok
10
Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates
sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan semangat
profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai riwayat eksistensi
yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah kode etik menjadi
fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini.
Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu
buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.
Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak
menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode
etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik
itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas
yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita
dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga
membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh
profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus
menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.
Dengan membuat kode etik profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih
niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan
pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang
diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi
tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan
konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik
11
adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan
mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.
Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya
menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam
konggres IAI tahun 1982, 1986, 1994, dan terakhir tahun 1998-sekarang.
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Draft
Kode Etik Akuntan Indonesia sudah disusun jauh sebelum kongres IAI yang pertama,
namun baru disahkannya Kode Etik Akuntan Indonesia yang pertama pada saat konggres
IAI III pada tanggal 2 Desember 1973. Kode Etik ini 90% merupakan Kode Etik AICPA yang
berlaku di Amerika Serikat saat itu. Menurut AICPA ada 6 prinsip, yaitu:
1. Tanggung-Jawab
Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional,
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional terhadap semua
kegiatan yang dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa
mereka dan tanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi
mengembangkan profesi akuntansi serta memelihara kepercayaan masyarakat. Semua
usaha tersebut diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
keberhasilan obyektivitas tidak mudah dan harus berusaha sebaik-baiknya pada waktu
untuk memenuhi pandangan point objektif.
5. Keperdulian Yang Pantas
Anggota perlu mengamati teknik profesi dan standart etika, bekerja keras secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kompetisi dan kualitas jasa, dan memebaskan
tanggungjawab profesional untuk kemampuan anggota yang terbaik.Prinsip ini menetapkan
penghalang yang sangat tinggi untuk akuntan.Penjelasan pada prinsip menandai bahwa itu
melibatkan “mencari keunggulan” yang diidentifikasi sebagai inti sari dari prinsip ini.
Keunggulan itu memerlukan : a) Competence (kemampuan) adalah sesuatu yang akan
diperoleh dari pendidikan dan pengalaman, dan b) Diligence (kerajinan) adalah aspek lain
yang mana “memaksakan tanggungjawab untuk memandang layanan dengan segera dan
hati hati, untuk menjadi seksama, dan untuk mengamati teknik yang bisa diterapkan dan
standart etika.
6. Lingkup Dan Nature Jasa
Anggota dalam praktik publik perlu mengamati The Principles of the Code of Conduct
dalam menentukan lingkup dan nature tentang jasa yang disajikan.Penjelasan yang
mendasari kesesuaian lingkup dan nature jasa mengamanatkan bahwa beberapa persoalan
prinsip mungkin menghadirkan “keseluruhan batasan atas layanan non audit yang mungkin
ditawarkan untuk klien spesifik.Tidak ada peraturan yang tidak dapat diubah dapat
dikembangkan untuk menolong anggota menjangkau penilaian, tetapi mereka harus
mencukupi bahwa mereka mempertemukan spirit prinsip dalam kepedulian.Aplikasi prinsip
adalah tindakan yang terbaik dilakukan dalam spirit keadilan oleh kebijaksanaan praktisi.
Sebagai kode menyatakan : “dalam order untuk memenuhi ini, anggota perlu : 1) Praktik
dalam firma yang mempunyai tempat prosedur kontrol kwalitas internal untuk memastikan
bahwa layanan dengan segenap kemampuan dikirimkan dan cukup diawasi, 2) Menentukan,
dalam pertimbangan individual mereka, apakah lingkup dan nature pelayanan lain disajikan
untuk klien audit akan menciptakan konflik kepentingan dalam performance fungsi audit
untuk klien itu, dan 3) Menilai, dalam pertimbangan individual mereka, apakah aktivitas
konsisten dengan peraturan mereka sebagai professional.
Kode Etik yang ke dua sebenarnya belum pernah disahkan oleh IAI karena sangat
kontroversial. Ciri khusus dari Kode Etik ini adalah Kode Etik ini bukan saja untuk Akuntan
Publik tetapi juga untuk Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah dan Akuntan Pendidik.
Kode Etik yang ke tiga disahkan dalam konggres IAI V di Surabaya pada tanggal 20-
30 Agustus 1986. Menurut Harahap (1991), Kode Etik ini lahir antara dua kutub ide yang
berkembang. Kutub pertama menghendaki agar Kode Etik hanya mengatur profesi Akuntan
Publik saja, sedangkan kutub yang lain menghendaki agar Kode Etik mengatur semua
akuntan berregister tanpa kecuali di manapun ia berkiprah.
14
Keempat kalinya, Kode Etik IAI dirumuskan dalam kongres IAI VI ditambah dengan
masukan-masukan yang diperoleh dari seminar sehari.Pemutakhiran Kode Etik Akuntan
Indonesia dilaksanakan tanggal 15 Juni 1994 di hotel Daichi Jakarta serta hasil
pembahasan sidang Komisi Kode Etik dalam kongres IAI VII di Bandung. Kongres
menghasilkan ketetapan bahwa Kode Etik Akuntan Indonesia terdiri atas:
1. Kode Etik Akuntan Indonesia yang disahkan dalam kongres VI IAI di Jakarta terdiri
atas 8 BAB dan 11 pasal ditambah dengan 2.
2. Pernyataan Etika Profesi No.1 sampai dengan 6 yang disahkan dalam kongres IAI
VII di Bandung tahun 1994.
Dalam rangka meningkatkan kualitas profesi akuntan, IAI dalam kongres VIII telah
merumuskan Kode Etik Akuntan Indonesia yang baru. Kode Etik ini mengikat para anggota
IAI di satu sisi dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan atau belum
menjadi anggota IAI di sisi lainnya. Kode Etik Akuntan Indonesia yang baru tersebut terdiri
dari tiga bagian (Prosiding kongres VIII, 1998), yaitu :
1. Kode Etik Umum
a. Terdiri dari prinsip etika profesi, yang merupakan landasan perilaku etika profesional,
memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, dan mengatur pelaksanaan pemberian jasa
profesional oleh anggota.
b. Prinsip Etika disahkan oleh konggres dan berlaku bagi seluruh anggota.
c. Prinsip Etika yang dimaksud terdiri dari 8 prinsip, yaitu : (Mulyadi, 2001: 53)
Kepentingan Publik
Salah satu ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi
akuntan juga memegang peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan
meliputi klien, pemerintah, pemberi kredit, pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak
yang bergantung kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis dengan tertib.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan
paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan
persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang
diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan
publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan
16
yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan
atau peniadaan prinsip.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas
mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.
Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan
obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa
atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan
keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam
kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka
juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan
kapasitasnya,
b. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika
memberikan jasa profesional.
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan memahami etika profesi dengan
baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan
membuat laporan keuangan yang terperinci.
Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut
ini.
Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggungjawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat
umum. Dalam upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan
professional sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
Standar Teknis
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan memahami etika profesi dengan
baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan
membuat laporan keuangan yang terperinci.
Kini, akuntan dapat membuat laporan keuangan dengan mudah menggunakan software
akuntansi seperti Jurnal. Dengan Jurnal, Anda sebagai seorang akuntan dapat membuat
laporan keuangan tanpa khawatir ada kesalahan. Hanya dengan menginput transaksi pada
Jurnal, Anda akan mendapatkan laporan keuangan secara instan sesuai dengan yang Anda
butuhkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan
akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit,
akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang valid dan akuntabel, para akuntan
harus menjalankan proses akuntansi dengan baik, terstruktur, sesuai prosedur serta
memenuhi prinsip akuntansi yang diterima umum. Tujuan dari penggunaan prinsip akuntansi
tersebut adalah untuk menciptkan kesesuaian antara pengguna akuntansi satu dengan
lainnya. Sehingga informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan dan
memenuhi kebutuhan pengguna informasi tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Duska, Ronald F. And Brenda Shay Duska, Accounting Ethics, Blackwell Publishing, 2003,
atau edisi terbaru.
Nursyahidah, Aira. Kode Etik Profesi Akuntansi Indonesia. Dikutip 1 Maret 2019 dari
WordPress.com: https://airanursyahidah90.wordpress.com/kode-etik-akuntan-
indonesia
Pradani, RatrianiC. (2013, 08 Januari). Prinsip Etika Profesi Akuntan. Dikutip 1 Maret 2019
dari WordPress.com:https://ratrianicp.wordpress.com/2013/01/08/prinsip-etika-
profesi-akuntan
akuntansi
lanadowski.blogspot.com/2018/01/perkembangan-kode-etik-profesi-akuntan.html
https://cahayababel.wordpress.com/2011/10/10/profesi-akuntansi/
Dina Amalia. (14 November 2017). 7 Etika Profesi dalam Bidang Akuntansi. Dikutip 3 Maret
2019 dari Blogspot.com : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-8-prinsip-dasar-etika-profesi-
akuntansi/
Novia Widya Utami. (22 November 2017). 10 Prinsip Akuntansi yang Perlu Anda Ketahui.
Dikutip 3 Maret 2019 dari Blogspot.com : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-10-prinsip-
akuntansi-yang-perlu-anda-ketahui/