Difani Kustiana
201810200311177
difanikustiana@gmail.com
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Klorofil merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang
berfotosintesis. Berdasarkan penelitian, klorofil ternyata tidak hanya berperan sebagai
pigmen fotosintesis. Proses fotosintesis membutuhkan klorofil, maka klorofil umumnya
disintesis pada daun untuk menangkap cahaya matahari yang jumlahnya berbeda pada tiap
spesies tergantung dari faktor lingkungan dan genetiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik dan
unsur-unsur nitrogen, magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen.
Pada proses fotosintesis, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk
pembentukan bahan organik. Fotosintesis hanya terjadi pada tanaman yang memiliki sel-sel
hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri. Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang
menyebabkan fotosistem pada tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang
ini oleh daun sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum
serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwaada pigmen lain yang berperan
menyerap cahaya tersebut. Alasan utama mengapa spektrum aksi lebih tinggi dari spektrum
serapan adalah karena cahaya hijau dan kuning yang tidak segera diserap akan dipantulkan
berulang-ulang di dalam sel fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan
menyumbangkan energi untuk fotosintesis. (Lakitan, 2007).
Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur hara
makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh
tanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akan
menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan N2
secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3)
(Hendriyani dan Setiari, 2009).
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan
kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan
perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (sebagai
pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu
rantai fitol.
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana
klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi
cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari
klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tetapi dapat larut dalam ester,
dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep sifat klorofil
2. Mengetahui teknik penentuan klorofil
3. Mengetahui jenis-jenis klorofil dalam tanaman
4. Mengetahui manfaat penentuan klorofil dalam bidang pertanian
PEMBAHASAN
Klorofil merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang
berfotosintesis. Penentuan kadar klorofil dilakukan dengan menimbang 2 gram sampel daun
segar, haluskan dengan mortar martil lalu ditempatkan pada gelas kimia. Menambahkan 20
ml aceton 85%, disimpan salama 4 jam pada suhu 4oC dan disaring. Mengambil 5 ml filtrate
dan encerkan dengan aceton 10 ml, kemudian mengukur nilai absorbansi pada 663 nm, 645
nm dan menghitung kadar klorofil. Hasil percobaan diperoleh data pada table dibawah :
Berdasarkan hasil diatas telah diketahui bahwa kandungan kadar klorofil dari sampel
daun berbeda-beda. Hasil yang didapatkan melalui perhitungan tersebut diketahui bahwa
kandungan klorofil total tertinggi terdapat pada sampel daun kedelai kelompok 1 yaitu
sebesar 1217,06 mg/kg, sedangkan klorofil total terkecil terdapat pada sampel daun kacang
panjang dengan jumlah 964,02 mg/kg. Data pada tabel diatas juga menunjukkan bahwa
perhitungan kandungan kadar klorofil b jauh lebih tinggi dibanding kandungan kadar klorofil
a. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan(Sirait, 2008) bahwa proporsi klorofil a
jauh lebih banyak daripada klorofil b, dikarenakan tanaman membutuhkan klorofil a lebih
banyak daripada klorofil b untuk fotosintesis. Klorofil a berperan secara langsung dalam
reaksi pengubahan energi radiasi menjadi energi kimia serta menyerap dan mengangkut
energi 11 ke pusat reaksi molekul, sedangkan klorofil b berfungsi sebagai penyerap energi
radiasi yang selanjutnya diteruskan ke klorofil a. Perbedaan hasil kandungan klorofil setiap
sampel daun disebabkan oleh beberapa faktor antara lain cahaya matahari, nitrogen penyusun
klorofil, kandungan nutrisi pada tanaman, air, temperatur dan luas daun. Selain beberapa
faktor tersebut, faktor umur juga berpengaruh terhadap kandungan klorofil dalam daun.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan
Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains
& Mat. Vol 17 No. 3, Juli 2009: 145-150.
Lakitan. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sirait, Juniar. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil, dan Laju Pertumbuhan Rumput pada
Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. Jurnal. (Online), 13 (2): 109-116, (oaji.net,
diakses tanggal 25 Maret 2017).