BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi atau perusahaan ialah
sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya lain yang ada
pada organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia memiliki akal, pikiran,
inovasi, kreasi dan harapan. Kelebihan yang dimiliki sumber daya manusia menjadi
sebuah potensi yang positif. Potensi-potensi yang dimiliki sumber daya manusia
sumber daya manusia organisasi atau perusahaan tidak ada artinya, teknologi maju,
informasi baru dan lengkap, modal banyak, bahan baku melimpah, sarana dan
prasarana lengkap itu sia-sia tanpa adanya sumber daya manusia yang menjalankannya.
terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja.
Kompensasi sebagai apa yang diterima pekerjaan sebagai tukaran atas kontribusinya
penghargaan berdasarkan kinerja dan bukan berdasarkan senioritas atau jumlah jam
kerja.
2
segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode
kelompok. Definisi dari beberapa ahli di atas dapat di simpulkan bahwa lingkungan
kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, yang
tidak senang yang relatif. Misalnya, pernyataan berikut: ”saya senang melakukan tugas
yang beraneka” yang berbeda dari pemikiran objektif : melalui pernyataan “pekerjaan
saya rumit “dan keinginan perilaku, seperti pernyataan “saya sedang merencanakan
untuk tidak lagi melakukan pekerjaan ini dalam tiga bulan”. Ketiga bagian sikap itu
membantu para manajer memahami reaksi pegawai terhadap pekerjaan mereka dan
Dalam penelitian ini, penelitih melihat fenomena yang terjadi pada perusahaan
PT. Indomarco Adi Prima Cabang OKU Timur terkait dengan kompensasi dan
karyawan setiap bulan secara tertib namun karyawan merasa bahwa perlu adanya
kompensasi sebagai penghargaan terhadap kinerja mereka jika memenuhi target yang
3
ditetapkan. Kompensasi sangat penting bagi mereka sebagai motivasi semangat kerja
dan kepuasan kerja. Namun tidak dapat dipenuhi oleh supervisor maupun perusahaan
sehingga para karyawan merasa kurang puas dengan tidak adanya kompensasi atau
harus berupa uang (finansial) namun dapat berupa penghargaan lainnya seperti
Lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu, lingkugan kerja secara fisik dan
non fisik. Secara fisik lingkungan kerja terdapat pada PT. Indomarco Adi Prima
Cabang OKU Timur berada disebuah gudang yang di penuhi oleh barang-barang yang
akan didistribusikan sehingga karyawan merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja
tersebut karena kondisi tempat bekerjanya itu di penuhi dengan barang-barang yang
akan didistribusikan sehingga penuh sesak dengan barang-barang selain itu terdapat
pesaing distributor baik dikanan maupun dikiri seperti perusahaan Wings, Unilever,
dan Mayora. Sedangakan secara non fisik lingkungan kerja di perusahaan tersebut
sangat tidak nyaman bagi para karyawan karena kurangnya fentilasi udara sehingga
terasa pengap dan panas. Kemudian kurangnya pencahayaan dalam ruangan serta
ruangan kerja yang berdebu membuat karyawan merasa tidak nyaman bekerja. Para
lingkungan kerja dapat tercipta lebih baik dan lebih nyaman bagi karyawan
berkerja.
4
OKU TIMUR”
2. Rumusan masalah
masalah dalam penelitihan ini adalah apakah ada pengaruh kompensasi dan lingkungan
kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
3. Tujuan Penelitihan
lingkungan kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap kepuasan kerja
4. Manfaat Penelitihan
pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja baik secara parsial maupun simultan
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. INDOMARCO ADI PRIMA CABANG OKU
TIMUR.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif (tujuan tercapai) dan efisien (memuaskan) membantu
1. Menetapkan jumlah kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai
right man in the right place and the right man in the right job.
pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang
akan datang.
produktiv orang-orang yang ada dalam organisasi melalui sejumlah cara yang
bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Rivai dan sagala (2011)
menjelaskan bahwa dua tujuan MSDM, yaitu (1) sasaran MSDM, dan (2) organisasi
MSDM. Sementara itu, Simamora (2001) berpandangan terdiri dari empat tujuan yaitu,
7
(1) tujuan kemasyarakatan, (2) tujuan organisasional, (3) tujuan fungsional, dan (4)
tulisan, tetapi sering sasaran tidak dinyatakan secara formal. Sasaran SDM
tidak hanya perlu merefleksikan keinginan manajem senior, tetapi juga harus
Tujuan sosial difokuskas agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan
organisasi mereka.
4. Tujuan organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran atau target formal organisasi yang dibuat
5. Tujuan fungsional
terjadi jika departemen SDM terlalu canggih atau pada tingkat yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi, dalam artian jika teknologi sudah canggih, tetapi
SDM mengelolah teknologi tersebut maka SDM yang tersedia akan menjadi
pemborosan.
6. Tujuan Individu
Tujuan individu adalah tujuan pribadi dari setiap pegawai bergabung dalam
kompensasi dan benefit, safety dan kesehatan, serta pegawai relasi buruk.
1. Perencanaan
Perencanaan SDM diartikan sebagai suatu aktivitas yang menelaah apa yang
2. Staffing
dengan skil semestinya dalam pekerjaan yang benar, pada aktu yang benar,
10
Human resource development (HRD) adalah fungsi MSD yang utama yang
terdiri tidak hanya pelatihan dan pengembangan, tetapi juga perencanaan karir
pengembangan.
organisasional.
Organisasi bisnis di tuntut oleh hukum untuk mengakui serikat kerja dan tawar
menawar dengan merkea secara jujur jika karyawan organisasi ingin serikat
11
HR sering dapat menyoroti sebab mereka dan solusi yang mungkin. Riset HR
sepuas mungkin.
upah karena konsep kompensasi tidak sama dengan konsep gaji atau upah. Gaji dan
upah merupakan salah satu bentuk konkret atas pemberian kompensasi. Martoyo
balas jasa bagi employers maupun employees, baik yang langsung berupa uang
Sastrohadiwirjo (2015) mengatakan bahwa Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas
jasa yang diberikan oleh organisasi kepada para tenaga kerja tersebut telah memberikan
sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan organisasi guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
pegawai, serta cenderung tidak memberikan kepuasan bagi pegawainya akan rawan
terhadap goncangan karena pegawai akan bekerja dengan samangat yang renda dan
12
loyalitas yang rapuh. Selain itu, organisasi akan di bayang-bayangi aksi protes dan
demo yang mungkin saja akan dilakukan oleh pegawai sehingga organisasi akan rawan
terhadap stabilitas baik produksi maupun pelayanan. Lagi pula, organisasi yang tidak
mampu memberikan kompensasi yang layak akan dihadapi pada tingginya angkatan
ketidakhadiran pegawai dalam bekerja dan stres kerja. Selanjutnya, Rivai dan Sagala
dangan upah, yaitu balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas
jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi; gaji, yaitu balas jasa dalam bentuk
uang yang diterima pegawai sebagai seseorang pegawai yang berkontribusi untuk
dengan kinerja dan gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat
demikian. Dalam berbagai rujukanlain, umumnya dijelaskan bahwa upah, gaji, insentif,
berbagi definisi di atas, dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengan kompensasi
adalah total dari semua penghargaan yang diberikan pada pegawai sebagai imbalan
finansial langsung (direct financial compensation) terdiri dari bayaran yang diterima
orang dalam bentuk upah (wage), gaji (salary), komisi, dan bonus. Kompensasi
13
dijelaskan terdapat tiga jenis kompensasi, yaitu (1) kompensasi langsung, (2)
kompensasi tidak langsung, dan (3) insenti. Kompensasi langsung adalah penghargaan
atau ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan
keuntungan/ manfaat bagi para pekerja di luar gaji atau upaah tetap, dapat berupauang
atau barang, sedangkan insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan
untuk memotivasi para pekerjaan agar produktivitas kerjanya tinggi, dan sifatnya tidak
Kompensasi menurut bentuk dan cara pemberiannya dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar.
imbalan dalam bentuk kepuasan seseorang yang diperoleh dari pekerjaan itu
sendiri atau lingkungan baik secara fisik atau pisikologis dimana orang tersebut
bekerja. Ciri dari kompensasi non finansial ini meliputi kepuasan yang di dapat
seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, atau komisi. Kompensasi finansial
GAMBAR 1.
Skema Jenis Kompensasi
15
Keuntungan ini dapat berupa material maupun non material. Untuk itu, setiap
2. Kemampuan Membayar
3. Kesedian Membayar
5. Serikat pekerja
UMR.
kompensasi untuk karyawan. (Hasibuan, 2012: 86) mengemukakan, secara umum ada
1) Gaji
2) Bonus
3) Upah insentif
4) Asuransi
5) Fasilitas kantor
18
6) Tunjangan
organisasi mempunyai arti penting bagi individu yang bekerja di dalamnya, karena
lingkungan ini akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung manusia
yang ada di dalamnya. lingkungan kerja dalam organisasi akan memberikan gambaran
bahwa seseorang bekerja akan menghasilkan output yang baik bila mereka cocok
kerja adalah segala kondisi yang berada disekitar karyawan yang dihubungkan dengan
terjadinya perubahan pisikologis dalam diri karyawan yang hubungan kerja, baik
hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja, atau hubungan
dengan bawahan.
Pengertian lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas tugas yang di
mempengaruhi kinerja pegawai. tetapi saat ini masih banyak perusahaan yang kurang
lingkungan kerja dapat di katakan baik apabila lingkungan kerja tersebut sehat,
Lingkungan kerja fisik dimana keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat
disekita tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori :
Lingkungan kerja non fisik di mana semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja baik dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja
berikut:
a. Penerangan/cahaya
cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
melaksanakan pekerjaan.
b. Suhu udara
Oksigen salah satu gas yang di butuhkan oleh mahkluk hidup untuk menjaga
apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur
dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. rasa sejuk dan
segar dalam bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah
setelah bekerja.
c. Suara bising
Salah satu populasi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
salah satunya kebisingan, bunyi yang tidak di kehendaki oleh telinga. tidak di
d. Keamanan kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman
maka perlu di perhatikan adanya keberadaannya. salah satu upaya untuk menjaga
keamanan.
e. Hubungan karyawan
hubungan yang harmois dengan atasan, rekan kerja maupun bawahan serta di
dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat kerja.
berikut:
a. Suasana kerja
Hal ini dimaksudkan bahwa kondisi kerja yang ada menyenangkan, nyaman
dan aman bagi setiap karyawan yang ada di dalamnya
Hubungan dengan rekan kerja yang harmonis dan tanpa ada saling intrik dalam
sesama rekan kerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhikaryaan tetap
tinggal dalam suatu organisasi adalah hubungan yang harmonis dengan diantara
rekan kerja.
pekejaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja
ganjaran yang diyakini seharusnya diterima. Seseorang akan merasa puas apabila
tidak ada perbedaan antara jumlah yang mereka yakini seharusnya yang mereka
terima. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif.
berbeda dari pemikiran objektif : melalui pernyataan “pekerjaan saya rumit “dan
keinginan perilaku, seperti pernyataan “saya sedang merencanakan untuk tidak lagi
23
melakukan pekerjaan ini dalam tiga bulan..”ketiga bagian sikap itu membantu para
hasilkan oleh usahanya sendiri (internal) dan yang di dukung oleh hal-hal yang dari
luar dirinya (eksternal),atas keadaan kerja,hasil kerja dan kerja itu sendiri. Apabila
kerja.kepuasan kerja menunjukan kesesuaian antra harapan seseorang yang timbul dan
imbalan yang di sediakan pekerjaan , jadi kepuasan kerja juga berkaitan erat dengan
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif.
Misalnya, pernyatan berikut; “ saya senang melakukan tugas yang beraneka” yang
berbeda dari pemikiran objektif; melalui pernyataan “pekerjaan saya rumit dan
keinginan perilaku, seperti peryataan “ saya sedang merencanakan untuk tidak lagi
melakukan perkerjaan ini dalam tiga bulan.” Ketiga bagian sikaf itu membantu manajer
dihasilkan oleh hal-hal yang di hasilkan oleh usahanya sendiri (internnal) dan yang
didukung oleh hal-hal yang dari luar dirinya (eksternal), atas keadaan kerja, hasil kerja
dan kerja itu sendiri. Apabila pegawai bergabung dalam suatu organisasi, ia membawa
serta seperangkat kenginan, kebutuhan, hasrat, dan pengalaman masa lalu yang benyatu
seseorang yang timbul dan imbalan yang di sediakan pekerjaan,jadi kepuasan kerja
juga berkaitan erat dengan teori keadilan, perjanjian pisikologis, dan motivasi.
kepuasan kerja. Menurut Gilmer dalam As’ad (2014), terdapat faktor yang
1. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk
2. Keaman kerja. Faktor ini sering disebut sebagai fakto penunjang kepuasan
kerja, baik bagi pegawai pria maupun wanita. Keadan yang amat sangat
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
a. Kedisiplinan
Menurut Slamet (2007:215) berpendapat kepuasan kerja dapat dilihat dari tingkat
ada sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik. Kedisiplinan sendri menuru
b. Moral Kerja
26
karyawan yang memiliki moral kerja yang tinggi akan memiliki hasil pekerjaan
yang maksimal. Terbentuknya moral kerja berawal dari adanya persepsi pegawai
c. Turnover
merasa tidak puas, maka bisa jadi dia akan mencari pekerjaan lain atau
yang tidak langsung ( non finansial). Dengan definisi tersebut, makin lebih dapat
disadari bahwa sesuatu kompensasi jelas akan dapat meningkatkan atau menurunkan
pertasi kerja, kepuasan kerja, maupun motivasi karyawan. oleh karenanya penting
27
sekali perhatian organisasi terhadap pengatutan kompensasi secara benar dan adil, lebih
dipertajam (Muttaqiatuhun,2011:6).
Kondisi materil yang baik baimk belum tentu atau sedikit sekali mempunyai
relasi langsung dengan moral yang baik. Juga kondisifisik yang buruk, secara praktis
tidak mempunyai kaitan atau pengaru langsung terhadap moral yang langsung dari
buruh dan pegawai, atau terhadap sikaf menolak pekerjaannya. Semua peryaratan kerja
kelompok-kelompok yang berkerja dalam kondisi yang sangat buruk menggap semua
tugasnya cukup mulia dan berharga dan bisa memelihara moral yang tinggi. Belum
tentu kondisi fisik yang baik itu pasti atau secara otomatis bisa menumbuhkan moral
Sebenarnya yang menjadi kriteria pokok bukan kondisi fisik incorcerto, akan
tetapi bagaimana kondisi konkrit ini dirasakan atau dihayati oleh para karyawan. Bikti-
bukti menyatan bahwa setiap manusia itu baik individual maupun kolektif,
memberikan reaksi dengan sensivitas atau kepekaaan yang lebih tinggi terhadap
dan sugesti tertentu) dari pada terhadap kondisi-kondisi fisik. Kalimat yang salah letak,
salah ucap, sarah interprestasi, seluruh yang ditujukan untuk bergurau, dan sugesti yang
selalu didesakkan, semunya secara drastis bisa meruntuhkan moral atau mengurangi
efisiensi kerja buruh. Khususnya jika dibandingkan dengan reaksi mereka yang kurang
garam terhadap kondisi fisik lingkungan kerjanya, misalnya reaksi mereka terhadap
kenaikan suhu, ventilasi yang kurang baik, udara yang lembab dikantor, kurang cahaya
(Muttaqiatuhun,2011:7).
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan ( studi kasus pada PT. Bank Perkreditan
Rakyat Shintia Daya)”. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi liner berganda
dengan hasil uji hipotesis t-tes, untuk variabel kompensasi (X1) nilai t hitung > t tabel
kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Dalam hal ini
hipotesis t tes, untuk variabel lingkungan kerja (X2) nilai t hitung > t tabel
lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Dalam hal
terhadap. Kepuasan kerja serta implikasinya kepada kinerja dosen di sekolah tinggi
29
di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung termasuk dalam kategori cukup baik dengan
skor rata-rata sebesar 3,34., (2) Tingkat disiplin kerja berada pada kategori cukup baik
dengan skor rata-rata sebesar 3,22 (3) Tingkat kepuasan kerja berada pada kategori
cukup baik dengan skor rata-rata 3,46 (4) Keadaan kinerja dosen di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung berada pada kategori cukup baik dengan skor rata-rata 2,67, dan
(5) Terdapat pengaruh: (a) kompensasi terhadap kepuasan kerja sebesar 61,34%, (b)
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 10,76%, (c) kompensasi dan disiplin
kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 72,10%, (d) kepuasan kerja terhadap kinerja
dosen sebesar 81,72% , dan sisanya sebesar 18,28% merupakan variabel yang tidak
0,095 ≥ 0,05. Maka Ho ditolak dan Ho diterima berarti kepemimpinan dan kompensasi
terhadap OCB. pada tingkat α= 0,10. Jika taraf nyata yang digunakan adalah 0,10 %
maka taraf signifikansinya adalah 0,095 ≤ 0,10 sehinggaH1 diterima dan H0 ditolak
serta dampaknya terhadap OCB. Dengan besar pengaruh sebesar 0,148 atau 14,8
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Indomarco Adi Prima Cabang
GAMBAR 2
Kerangka Pemikiran
Kompensasi
(X1)
Kepuasan kerja
karyawan
(Y)
Lingkungan Kerja
(X2)
4.4. Hipotesis
penelitian ini adalah diduga ada pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja baik secara
parsial maupun simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Indomarco Adi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Observasi
2. Kuisioner
(karyawan).
32
6.3.1. Populasi
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya sedangkan Menurut Arikunto (1997 : 42)
populasi merupakan sekumpulan orang atau obyek yang memiliki kesamaan dalam
satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok. Untuk populasi yang
anggotanya sedikit, penelitian dapat dilakukan pada seluruh anggota populasi. Dalam
penelitian ini jumlah Karyawan PT. Indomarco Adi Prima Cabang OKU Timur
sebanyak (34) karyawan (Data Karyawan PT. Indomarco Adi Prima Cabang OKU
Timur).
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif analisis
yang bersifat kuantitatif adalah alat yang menggunakan model perhitungan dalam
matematika dengan hasil yang berupa angka-angka yang kemudian diuraikan atau
Analisis yang dihitung berdasarkan hasil dari kuisioner yang berasal dari jawaban
dari responden. Jawaban dari responden diberi skor atau nilai berdasarkan skala likert.
Menurut (Kuncoro, 2009 : 178) Skala likert merupakan dimana responden menyatakan
prilaku,objek, orang atau kejadiaan biasanya skala likert disediakan lima pilihan skala
dengan format seperti : sangat setuju, setuju, Kurang Setuju, tidak setuju dan sangat
Tabel 2
Skor Jawaban
Kriteria Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan
sebuah kuisioner diuji validitas dan reabilitas. Uji validitas untuk melihat sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan uji reabilitas
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila
1. Uji Validitas
34
Menurut (Ridwan dan Sunarto,2009: 348) Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat instrumennya rendah
maka instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu diukur apa yang hendak diukur/diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Validitas instrumen terbagi
angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor
item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan r tabel dengan cara
𝛼 = 0,05; Jumlah data (n). Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel atau nilai r hitung
2. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Metode uji reliabelitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan batasan tertensu seperti 0,6, reliabeilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik, (Priyatno, 2011 : 69).
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh
pemikiran yang tidak biasadan efisien ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
Metode uji normalitas yang digunakan yaitu dengan melihat penyebaran data pada
sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual,
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal,
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
diagonal,
b. Uji Multikolinearitas
adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen.
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau
mendekati sempurna diantara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). Metode
uji multikolinearitas dalam penelitian ini yaitu melihat nilai Tolerance dan Infation
36
Factor (VIF). Untuk melihat apakah ada gangguan multikolinearitas atau tidak yang
a. Jika nilai nilai tolerance berada di bawah0,1 artinya terbebas dari gangguan
multikolinearitas.
b. Jika angka VIF di tabel koefisien kurang dari 10 maka terbebas dari
gangguan multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedasitas
dalam model regresi terjadi ketidak saman varian dari residual pada satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. model regresi yang baik adalah tidak tejadi heterokadatisitas.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik scatterplot
- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
heterokadastisitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
secara parsial atau pun secara bersamaan (simultan). Analisis regrasi dapat digunakan
Regresi berganda dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau
hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X1) dan (X2) terhadap variabel terikat
(Y).
Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda tahap awal dilakukan adalah
mentranformasi data yang diolah berdasarkan dari kuisioner yang berasal dari jawaban
responden. Jawaban dari responden diberi skor atau nilai berdasarkan skala likert yang
terdiri dari yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak puas dan sama sekali tidak
setuju. Sedangkan untuk pendapat responden yaitu dengan skala: sangat setuju, setuju,
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Riduwan dan Sunarto, 2009: 20).
Y = a + bx1+bx2 + e ....................................................................................(3.1)
Keterangan :
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Kompensasi
X2 = Lingkungan Kerja
Y = Kepuasan Kerja
e = Error term
Jika thitung ≥ ttabel atau -thitung ≤ -ttabel maka, Ho ditolak artinya signifikan.
Jika thitung ≤ ttabel atau -thitung ≥ -ttabel maka, Ho diterima artinya tidak signifikan.
Hasil dari t hitung dibandingkan dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf
signifikan 5%.
t α/2;df:n-k-1 t α/2;df:n-k-1
Gambar 2.
Distribusi t Pada Tingkat Kepercayaan 95%
Ho: 𝑏2 = 0 artinya tidak ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja
Ha: 𝑏2 ≠ 0 artinya ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerjadi PT.
Jika thitung ≥ ttabel atau -thitung ≤ -ttabel maka, Ho ditolak artinya signifikan.
Jika thitung ≤ ttabel atau -thitung ≥ -ttabel maka, Ho diterima artinya tidak signifikan.
Hasil dari t hitung dibandingkan dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf
signifikan 5%.
t α/2;df:n-k-1 t α/2;df:n-k-1
Gambar 3.
Distribusi t Pada Tingkat Kepercayaan 95%
Ha: 𝑏1 ,𝑏2 ≠ 0 Ada pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
OKU Timur.
41
Kriteria Pengujian
Menentukan F tabel
dapat dilihat pada tabel statistik (lampiran) pada tingkat signifikasi 0,05 dengan
df 1 (jumlah variabel-1) , dan df 2 (n-k-1) n adalah jumlah data dan k adalah jumlah
F α/2 F
Gambar 4.
Distribusi F Pada Tingkat Kepercayaan 95%
KP = r² x 100%....................................................................................(3.2)
42
Keterangan
Variabel yang digunakan dalam penelihan ini adalah pengaruh kompensasi dan
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Indomarco Adi Prima
Cabang OKU Timur. Secara teoritis definisi operasional variabel adalah unsur
operasional sehingga dapat di amati atau di ukur. Definisi operasional yang akan di
Tabel 2.
5. Fasilitas kantor
6. Tunjangan
DAFTAR PUSTAKA