Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan

Dasar-Dasar Pengukuran Tanah(Surveying)


BAB I (SUDUT, SUDUT ARAH, DAN AZIMUT)
Satuan-Satuan Pengukuran Sudut. Sebuah satuan yang semata-mata dapat dipilih sendiri
menentukan harga sebuah sudut.
Jenis-Jenis Sudut Horisontal. Jenis-jenis sudut horisontal yang paling biasa diukur dalam
pengukuran tanah adalah (1) sudut dalam, (2) sudut ke kanan, dan (3) sudut belokan. Karena
ketiganya amat berbeda, dimana jenis yang dipakai harus ditunjukan dengan jelas dalam
catatan lapangan. Sudut luar, terletak di luar poligon tertutup, adalah pelingkar )explement)
sudut dalam. Keuntungan mengukur sudut luar adalah penggunaannya sebagai pengecekan,
karena jumlah sudut dalam dan sudut luar pada sebuah stasiun harus sama dengan 360°, sudut
dalam dapt diputar searah(kanan) atau berlawanan arah jarum jam (kiri). Menurut definisi,
sudut ke kanan di ukur searah jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan. Catatan:
selama pengukuran berjalan, biasanya stasiun-stasiun diberi nama urutan huruf abjad atau
angka-angka naik. Jadi sudut-sudut dalam juga sudut-sudut ke kanan. Sudut-sudut ke kiri,
putaran berlawanan arah jarum jam dari stasiun belakang. Sudut belokan di ukur ke kanan
(searah jarum jam, minus) dari perpanjangan garis belakang ke stasiun depan. Sudut belokan
selalu lebih kecil dari 180° dan arah putaran ditentukan dengan jalan menambahkan Ka atau
Ki pada harga numerisnya.
Arah-arah sebuah Garis. Arah sebuah garis adalah sudut horisontal antara garis itu dan
sebuah garis acuan yang dipilih tertentu disebut meridian. Meridian-meridian yang di pakai
berbeda-beda. Meridian astronomik adalah garis acuan utara-selatan melalui kutub-kutub
geografik bumi.
Meridian magnetik ditentukan dengan jarum magnit bergerak bebas yang hanya terpengaruh
oleh bidang magnetik bumi. kutub magnetik adalah pusat konvergensi meridian magnetik.
Pengukuran-pengukuran yang berdasarkan sistem koordinat negara bagian atau bidang datar
lainnya, memakai meridian kisi (grid) untuk acuan. Pada kisi dipakai arah utara sbenarnya
untuk meridian tengah yang dipilih dan dibuat sejajar terhadap untuk seluruh wilayah yang
dicakup oleh sistem koordinat bidang datar.
Sudut Arah. Sudut arah merupakan satu sistem penentuan arah garis dengan memakai
sebuah sudut dan huruf-huruf kuadran. Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip horisontal
antara sebuah meridian acuan dan sebuah garis. Sudutnya diukur dari utara maupun selatan
ke arah timur atau barat untuk menghasilkan sudut kurang dari 90°. Kuadran yang dipakai
ditunjukkan dengan huruf U atau S mendahului sudutnya dan T atau B mengikutinya.
Sudut arah sebenarnya diukur dari meridian lokal astronomik atau meridian sebenarnya,
sudut arah magnetik dari meridian magnetik lokal, sudut arah anggapan dari sembarang
meridian yang dipakai, dan sudut arah kisi dari meridian kisi yang sesuai. Sudut arah
magnetik dapat diperoleh di lapangan diperoleh di lapangan dengan mengamati sebuah jarum
magnetik dalam kompas, dan di pakai bersama dengan sudut-sudut terukur untuk menemukan
sudut arah terhitung.
Azimut. Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan.
Dalam pengukuran tanha datar, azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi,
militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan.
Azimut dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, atau anggapan, tergantung meridian
yang dipakai. Azimut juga dapat bersifat ke depan atau azimut belakang. Azimut ke muka
diubah menjadi azimut belakang, dan sebaliknya, dengan menambah atau mengurangi 180°.
Azimut (arah-arah) dipakai dengan menguntungkan pada pengukuran lainnya maupun dalam
hitung-hitungan.
Perbandingan Sudut Arah Dan Azimut, sudut arah dengan mudah dihitung dari azimut
dengan memperhatikan kuadran di mana azimut berada, kemudian mengadakan konversi.
Menghitung Sudut Arah, banyak jenis pengukuran, terutama pengukuran untuk poligon,
memerlukan hitungan sudut arah (atau azimut). Sebuah poligon adalah serangkaian jarak dan
sudut, atau jarak dan sudut arah, atau jarak dan azimut meghubungkan titik-titik yang
berurutan. Garis-gari batas sebidang tanah milik membentuk poligon jenis “poligon tertutup”.
Sebuah pengukuran jalan raya dari satu kota ke kota lainnya biasanya merupakan poligon
“terbuka”, tetapi bila mungkin harus ditutup dengan pengikatan pada titik-titik yang diketahui
koordinatnya dekat titik-titik awal dan akhir.
Menghitung Azimut. Banyak juru ukur lebih menyukai azimut daripada sudut arah untuk
menyatakan arah garis karena lebih mudah mengerjakannya, terutama kalau menghitung
poligon dengan komputer elektronik. Sin dan cos sudut azimut memberikan tanda-tanda
aljabar untuk komponen-komponen ordinat dan absis.

BAB II ( Teori Pengukuran dan Galat)


Pengukuran langsung dan tak langsung. Pengukuran-pengukuran dapat dilaksanakan
langsung atau tak langsung. Contoh pengukuran langsung misalnya mengukur jarak dengan
pita, menempatkan busur-derajat pada sebuah sudut, atau mengukur sudut dengan teodolit
atau teodolit kompas.
Pengukuran tak langsung dilaksanakan bila tidak mungkin menempatkan atau memakai
instrumen ukur langsung pada jarak atau sudut yang diukur. Oleh karenanya, hasil ukuran
ditentukan oleh hubungannya dengan suatu harga lain yang diketahui. Jadi jarak ke seberang
sungai dapat diketemukan dengan mengukur sebuah jarak di satu sisi, sudut di tiap ujung
jarak ini yang diukur ke titik di seberang, dan kemudian menghitung jarak tadi dengan salah
satu rumus trigonometri baku. Karena banyak pelaksanaan pengukuran tak langsung dalam
pengukuran tanah, maka pengetahuan imu ukur dan trigonometri yang mendalam adalah
penting sekali.
Galat Dalam Pengukuran. Dapat dinyatakan tanpa syarat bahwa (1) tidak ada pengukuran
yang tepat. (2) setiap pengukuran mengandung galat, (3) harga sebenarnya dari suatu
pengukuran tidak pernah diketahui, dan karenanya (4) galat tepat yang ada selalu tak
diketahui. Kenyataan-kenyaan ini dipertunjukkan oleh yang berikut : bila sebuah jarak diukur
dengan penggaris (mistar) yang dibagi sampai persepuluhan inch, jarak hanya dpat dibaca
sampai perseratusan ( dengan interpolasi). Jika ada mistar yang lebih baik, dengan pembagian
skala sampai persaretusan inch, jarak tadi mungkin dapat ditaksir sampai perseribuan inch.
Dan dengan mistar berpembagian skala sampai perseribuan inch, pembacaan sampai
persepuluhribuan inch adalah mungkin. Jelaslah kiranya bahwa ketelitian pengukuran
tergantung pada ukuran pembagian skala, kehandalan peralatan yang dipakai, dan batas
kemampuan manusia dalam menginterpolasi lebih mendekati daripada kira-kira sepersepuluh
dari satu pembagian skala. Peralatan lebih baik yang sedang dikembangkan, akan berakibat
pengukuran-engukuran makin mendekati harga-harga sebenarnya. Perhatikan bahwa yang
dibicarkan di sini adalah pengukuran, bahkan perhitungan(mobil, baut, gedung, atau obyek-
obyek lainnya)
Kesalahan (mistake) terjadi karena salah satu mengerti permasalahn, kelalaian atau
pertimbangan yang buruk. Kesalahan besar sering disebut blunder dan tidak dibahas dalam
pembicaraan berikut mengenai galat. Kesalahan dapat diketemukan dengan mengecek secara
sistematis seluruh pekerjaan, dan dihilangkan dengan jalan mengulang sebagian atau bahkan
seluruh pekerjaan. Sangat sukar untuk mengetahui kesalahan kecil karena bergabung dengan
galat. Oleh karena itu, bila tidak dapat diperlihatkan, keslaahan kecil ini harus diperlakukan
sebagai galat dan akan mencemari berbagai jenis galat.
BESARNYA GALAT. Jika satu kuantitas yang diukur dua kali menghasilkan dua harga
yang berbeda, maka perbedaan ini disebut selisih. Selisih yang kecil menunjukkan bahwa
mungkin tak ada kesalahan dan galat acaknya kecil. Tetapi selisih kecil tidak mencegah
adanya galat sistematik.
Keaksamaan (precision) adalah derajat kehalusan atau kepanggahan (consistency)
sekkelompok pengukuran. Jika dilaksanakan pengamatan berganda atsa sebuah kunatitas dan
terjadi selisih-selisih kecil, ini menunjukkan kesamaan tinggi. Derajat keseksamaan yang
dapat dicapai tergantung pada kepekaan instrumen dan ketrampilan si pengamat.
Menghilangkan Kesalahan Besar Dan Galat Sistematik. Seluruh pekerjaan lapangan dan
hitungan kantor diatur menghindari kesalahan dan menghilangkan galat sistematik.
Kesalahan besar hanya bisa diatasi bila ditemukan. Membandingkan beberapa pengukuran
satu kuantitas adalh salah satu cara terbaik untuk menemukan kesalahan besar. Cara lainnya
adalah dengan membuat perkiraan dan analisa atas dasar pikiran sehat.
Jika sebuah kesalahan ditemukan, biasanya paling baik adalah mengulang pengukuran. Tetapi
bila jumlah pengukuran cukup banyak dan saling sesuai. Harus ada pertimbangan masaka
terhadapa pengaruh harga rata-rata sebelum membuang satu harga. Merubah angka yang
tercatat jarang dianggap baik, walaupun nampak ada pertukaran angka-angka. Mengotak-atik
data fisis selalu merupakan praktek buruk dan pasti akan menimbulkan kesulitan walupun
hanya kadang-kadang dikerjakan.
KEMENTAKAN (PROBABILITY). Dalam pelajaran matematika dasar, diperkenalkan
kaidah-kaidah kombinasi dan permutasi. Dalam kaidah itu ditunjukkan bahwa segala sesuatu
yang terjadi secara acak atau atas dasar kenungkinan, tunduk pada prinsip matematis yang
dikenal dengan kementakan(probability).
HARGA PALING MENTAK. Dalam pengukuran fisis, harga sebenarnya dari kuantitas apa
saja tidak pernah diketahui. Namun harganya yang paling mentak dapat dihitung. Jika dibuat
pengamatna lebih. Pengamatan lebih(redundant measurements) adalah pengamatan
selebihnya dari minuman yang diperlukan untuk menentukan suatu kuantitas. Untuk sebuah
anu (unknown) tunggal, misalnya panjang sebuah garis, yang telah diukur langsung dan
tersendiri beberapa kali memakai satu alat dan prosedur yang sama, pengukuran pertama
menetapkan harga untuk kuantitas itu dan seluruh pengukuran berikutnya adalah pengamatan
lebih. Harga paling mentak dalam kasus ini tak lain asalah harga pukul rata.
Residual. Setelah menemukan harga paling mentak suatu kuantitas, maka dapt ditentukan
besarnya resudual. Residual tak lain adalah selisih antara sembarang harga terukur dengan
harga paling mentak suatu kuantitas. Secara teoritis residual adalah sama dengan galat
kecuali bahwa residual dapat dihitung sedangkan galat tidak, karena harga sebenarnya tak
pernah diketahui. Jadim harga-harga yang dipersoalkan dalam dan perataan pengukuran-
pengukuran adalah residual dan bukan galat.
BOBOT PENGUKURAN. Sudah jelas bahwa beberapa pengukuran adalah lebih saksama
dai yang lain dikarenakan peralatan yang lebih baik, teknik yang bertambah baik, dan
keadaan lapangan yang unggul. Oleh karena itu dalam melaksanakan perataan, diperlukan
adanya pemberian bobot nisbi ( relative weights) terhadap pengukuran-pengukuran
individual. Dapat ditunjukkan bahwa bobot nisbi berbanding terbalik dengan varian. Makin
tinggi kesaksamaan (makin kecil varian), harus makin besar bobot nisbi harga terukur yang
diratakan. Dalam beberapa kasus, varian tidak diketahui sejak semula dan pemberian bobot
terhadap harga terukur harus berdasarkan perkiraan kesaksamaan nisbinya. Jika suatu
kuantitas diukur berulang dan pengamatan-pengamatan individualnya berbobot tak sama
maka harga menengah berbobot.
GALAT 50, 90 DAN 95%. Galat 50% atau E50, adlah yang dikenal dengan galat mentak
(probable error). Galat ini menetapkan batas-batas dimana 50% pengukuran akan berada.
Dengan kata lain, sebuah pengukuran akan mempunyai kemungkinan sama berada di dalam
maupun di luar batas-batas ini. Batas-batas 50% ditunjukkan secara grafis. Di waktu lampau
galat mentak dipakai secara luas dalam membicarakan galat acak, tetapi sekarang jarang
dipakai. Sumbu x adalah sebuah asimtoto kurve kemetakan, sehingga galat 100% tak dapat di
evaluasi. Ini berarti berapapun galat ditemukan, selalu mungkin ada yang lebih besar,
berdasar alasan ini maka galat 90 atau 95% sering dianggap harga maksimum yang praktis.
CARA-CARA MENENTUKAN SELISIH DALAM ELEVASI. Secara tradisional, selisih
elevasi telah ditentukan dengan pengukuran memakai pita, sipat datar memanjang, sipat datar
barometrik, dan secara tak langsung dengan sipat datar trogonometrik.
1) Metode pengukuran dengan pita
2) Sipat datar memanjang
3) Sipat datar baronetrik
4) Sipat datar trigonometrik

Anda mungkin juga menyukai