Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan kimia tentang analisis penentuan kadar air pada
karbohidrat ini.
Laporan kimia ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan lapran
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah kimia ini.
Cimahi, Februari2019
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................5
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................16
5.2 Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-
pori yang terdapat pada bahan.
2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan
koloid makromolekulaer seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga
terdispersi di antara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada di
dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas
dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan.
3. Air yang dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya
berifat ionik sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak
membeku meskipun pada suhu 00 C.
4
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana prinsip penetapan kadar air dengan metode oven
pengering ?
2) Berapakah kadar air yang terdapat di dalam kentang ?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui prinsip penetapan kadar air dengan metode oven
pengering.
2) Untuk mengetahui kadar air yang terdapat di dalam kentang
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kadar air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering
(dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar
100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100
persen (Syarif dan Halid, 1993).
Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur maka
aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan
ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses
mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya.
Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah
diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses
tersebut (Tabrani,1997).
Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan
basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan disebut kadar air berat
basah. Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan
beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses
pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan
(Kusumah, dan Andarwulan, 1989).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat 5
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan,
tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut
menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang
tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang
biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1997).
Air ada yang berbentuk bebas, ada pula yang terikat baik didalam matriks
bahan maupun didalam jaringannya.Air yang berbentuk bebas sangat mudah
menguap karena biasanya terdapat pada permukaan bahan pangan.Kadar air
perlu diukur untuk menentukan umur simpan suatu bahan pangan.Dengan
demikian, suatu produsen makanan olahan dapat langsung mengetahui umur
simpan produknya tanpa harus menunggu sampai produknya busuk.
6
Beberapa cara untuk menetapkan kadar air suatu bahan makanan misalnya
dengan metode pemanasan langsung dan dengan metode destilasi (Azeotroph).
Metode destilasi menggunakan pelarut yang tidak bercampur dalam air dan
mempunyai titik didih sedikit diatas titik didih air, sehingga ketika dilakukan
destilasi, air akan terkumpul dan jatuh dalam tabung Aufhauser. Hal ini dapat
terjadi karena berat jenis air lebih besar dari pada berat jenis pelarut.
Ketika semua air telah terdestilasi, volume air dapat dibaca pada skala
tabung Aufhauser.Pada percobaan ini kami menggunakan pelarut toluene dan
xylene. Penentuan kadar air bahan pangan. Penetapan kadar air bahan pangan
dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari sifat bahannya. Pada
umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan sejumlah sampel
dalam oven pada suhu 105-110° C selama 3 jam atau hingga didapat berat yang 6
konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air
yang diuapkan.
7
bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Kadar air dalam suatu
bahan pangan sangat berpengaruh pada mutu produk pangan tersebut. Semakin
banyak kadar air yang terkandung, umur simpannya semakin sebentar, karena
kalau suatu bahan banyak mengandung kadar air, maka sangat memungkinkan
adanya mikroba yang tumbuh. Oleh karena itu kita harus mengetahui kandungan
air dalam suatu bahan agar dapat memprekdisikan umur simpannya.(Christian
1980).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya
tahan bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan
makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu
sendiri. Menurut derajat keterikatan air dalam bahan makanan atau bound water
dibagi menjadi 4 tipe, antara lain:
- Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui
suatu ikatan hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat
dengan molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti
karbohidrat, protein atau garam.
- Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan
molekul air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air
murni.
- Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan
seperti membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebut dengan air
bebas.
- Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air
murni, dengan sifat-sifat air biasa.
8
secara serentak sehingga menyebabkan kadar air dalam kentang masih dalam
keadaan besar dan menyebabkan pembusukan.
Zat gizi yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi,
fosfor, magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin
terutama vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam
jumlah yang relatif kecil, yaitu 1.0 – 1.5% (Prayudi, 1987 ). Komposisi kimia
kentang sangat bervariasi tergantung varietas, tipe tanah, cara budidaya, cara
pemanenan, tingkat kemasakan dan kondisi penyimpanan.
Komposisi kimia kentang tiap 100 gram.
KOMPOSISI JUMLAH
Protein (g) 2,00
Lemak (g) 0,10
Karbohidrat (g) 19,10
Kalsium (mg) 11,00
Fosfor (mg) 56,00
Serat (g) 0,30
Zat Besi (mg) 0,70
Vitamin B1 (mg) 0,09
9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat Dan Bahan
Alat :
Alat Pelindung Diri (APD)
Cawan
Oven
Desikator
Timbangan Analitik
Krustang
Sarung tangan
Mangkok Porselen
Bahan :
Kentang
10
9. Hitung toleransi jika sample yang akan ditimbang sebanyak
9 gram.
10.Masukan zat sampel kentang kedalam kaca arloji
didekatkan ketimbangan.
11.Timbang sesuai toleransi.
12.Catat hasilnya (h.2)
13.Lakukan pengovenan zat + cawan selama 1,5 jam dengan
suhu 1050C.
14.Dinginkan selama 5 menit.
15.Masukan ke desikator selama 10 menit.
16.Timbang dan catat hasilnya.
17.Lakukan sekali lagi.
18.Timbang dan dirata- ratakan (h.3)
19.Hitung berapa kadar airnya.
11
Cara Kerja Oven
1. Pertama, Hubungan oven ke sumber listrik.
2. Tekan tombol ‘ON’ dan tunggu beberapa saat hingga muncul tampilan
menu.
3. Sentuh temperature/suhu danatur hingga 105oC,tekan tombol tengah
pada oven agar konstan.
4. Jika suhu sudah menunjukan 1050C, Buka Oven kearah kanan hingga
bunyi ‘klek’.
5. Masukan cawan kedalam oven dengan menggunakan krustang.
6. Tutup oven sampai bunyi ‘klek’.
7. Sentuh tombol waktu dan atur hingga waktu yang dibutuhkan,tekan
tombol tengah pada oven agar stabil.
8. Sentuh tombol flap hingga 100%, tekan tombol tengah pada oven
agar stabil.
9. Tunggu hingga waktu yang dibutuhkan. Jika sudah buka oven kearah
kanan hingga bunyi ‘klek’.
10. Ambil cawan menggunakan krustang dan simpan di mangkok
porselen.
11.Tutup kembali ovensampai bunyi ‘klek’.
12.Jika sudah selesai digunakan matikan oven dengan menekan tombol
‘OFF’ hingga tampilan menu mati.
13. Cabut oven dari sumber listrik.
12
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Hasil timbang cawan kosong (h.1)
Hasil timbang pertama = 39,7249 gram
Hasil timbang kedua = 39,7248gram
Rata – rata = 39,7249 + 39,7248
79,4497
=
2
= 39,7248 gram
=30,53%
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode
pengeringan/oven (Thermogravimetri). Dimana air yang terkdandung dalam suatu
sampel akan meguap seluruhnya bila dipanaskan dengan oven 105°C selama
beberapa waktu dengan tekanan udara bebas. Praktikum kali ini menggunakan
sampel yang mengandung karbohidrat yaitu kentang untuk dianalisa berapa kadar
air yang terkandung pada kentang dengan menggunakan metode oven.
Hasil analisa penentuan kadar air yang sudah dilakukan menunjukkan
bahwa kentang mengandung kadar air sebesar 30,53% dengan berat sample
sebelum dikeringkan sebesar 9,0433 gram. Tetapi hasil tersebut berbeda jauh
dengan kadar air yang ada di teori, jika diteori per100gram kentang mengandung
77,8% kadar air. Maka seharusnya jika telur puyuh yang dianalisa mempunyai
berat 9 gram maka kadar air yang di peroleh sekitar 7,00%.
Faktor yang mempengaruhi mengapa hasil dari analisa tidak sesuai dengan
yang ada diteori adalah :
- Kurang lamanya waktu saat melakukan pengeringan, karena pada saat
sampel dikeluarkan dari oven masih seperti basah tidak kering maximal.
14
- Sampel yang digunakan terkontaminasi dengan bahan lain saat
penyimpanan atau dalam desikator.
- Sampel juga bisa terkontaminasi saat dilakukan penimbangan.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada
suhu 105o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan
sesudah dipanaskan adalah kadar air
2. Dari praktikum yang dilakukan diperoleh kadar air dalam kentang sebesar
30,53%
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum siswa lebih mempelajari bahan dan metode
yang akan diuji untuk mempermudah proses praktikum. Saat pengeringan dioven
sebaiknya menggunakan waktu yang seharusnya agar didapatkan hasil yang tepat
dan memakai APD.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mallardsgroups.com/kadar-air/
https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-
protein.html
https://wulaniriky.wordpress.com/2011/01/19/penetapan-kadar-air-metode-
oven-pengering-aa/
http://eprints.ung.ac.id/3180/3/2012-1-1002-612309025-bab2-
10082012043452.pdf
http://wahyusisilia.blogspot.com/2015/10/laporan-penentuan-kadar-air-
dengan.html
https://www.scribd.com/doc/186318211/LAPORAN-PRAKTIKUM-TELUR
https://www.medicalogy.com/blog/inilah-cara-penggunaan-oven-laboratorium-
yang-benar/
http://eprints.umm.ac.id/36840/3/jiptummpp-gdl-azizahnurl-51531-3-babii.pdf
https://www.academia.edu/29578828/LAPORAN_PRAKTIKUM_KADAR_AIR_FA
TEPA_UNRAM.doc
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1656/SKRIPISI%20LENGKAP.pdf
17