Anda di halaman 1dari 5

Nama : Abdul Chafidh

NIM : D91216039
Mata Kuliah: Politik dan Etika Pendidikan/D
Negara : Indonesia
Dosen Pembimbing:
Dewien Nabila Agustin, M. Sos

UAS [POLITIK
DAN ETIKA
PENDIDIKAN]
‫عبد الحفيظ‬
1. Beri kesimpulan secara jelas politik pendidikan dan pengaruh kebijakan
pemerintah pada negara anda masing-masing?
2. Kebudayaan pendidikan apa yang anda ingin capai setelah mempelajari negara
tersebut, beri alasan secara ilmiah!
3. Menurut anda negara mana sistem pendidikan yang dapat di jadikan kemajuan
negara Indonesia? Berikan alasan dan contohkan dengan metode pendidikan
jika diterapkan di Indonesia!

1. Politik pendidikan merupakan landasan konsep keilmuan dalam bidang


administrasi pendidikan yang harus dipahami secara komprehensif oleh setiap
tenaga pendidik dan kependidikan. Kebijakan dan politik pendidikan
menekankan pada pengembangan sumber daya manusia yang menjadi pusat
perhatian semua sektor dan subsektor pembangunan nasional menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki kekuatan yang kuat untuk mencapai keunggulan di
dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar memiliki tempat yang
sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Pemerintah menyadari peran dari
mutu sumber daya manusia di dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai suatu faktor pengaturan dalam mencapai keunggulan.
Berbagai kebijakan pendidikan digulirkan seiring dengan banyaknya
kepentingan-kepentingan politik yang mendorong maupun menghambat
kelancaran implementasi kebijakan dalam bidang pendidikan. diantara
kebijakan tersebut meliputi equity dan equality of education, perubahan
kebijakan undang-undang pendidikan kearah desentralisasi pendidikan, dan
kepemimpinan pendidikan dalam menyongsong quality of life. Keterkaitan
antara pendidikan dan politik dipahami oleh masyarakat dalam dua hal. Pertama
ada kelompok masyarakat yang mengatakan bahwa pendidikan adalah
pendidikan dan politik adalah politik atau antara keduanya terpisah. Kedua ada
kelompok masyarakat yang berpendapat bahwa antara keduanya saling
berkaitan. Pendapat mana yang paling sesuai masih bisa diperdebatkan,
pendapat yang pertama mengasumsikan bahwa mencampuradukkan antara
pendidikan dan politik akan merugikan pendidikan karena didalam politik
terdapat kondisi buruk atau jelek menurut pendapat kelompok masyarakat
tertentu. Pendapat kedua cukup beralasan karena politik tidak dapat hanya
dipahami Dalam arti sempit, perlu diingat bahwa politik dalam arti sempit
diartikan sebagian masyarakat sebagai politik dalam percaturan kehidupan
berbangsa dimana didalamnya terdapat persaingan antar kelompok atau
golongan tertentu untuk memperebutkan suatu kedudukan atau posisi yang
diinginkan dengan menghalalkan segala cara. Politik dalam bidang pendidikan
sebenarnya ada, sebuah contoh; seorang kepala sekolah SMK yang
memutuskan kebijakan tentang pola magang bagi siswa-siswanya, apakah
keputusan itu tidak dapat dianggap sebagai sebuah keputusan politik. Contoh
lain adalah peraturan-peraturan tentang pendidikan yang diputuskan
pemerintah baik berupa kebijakan atau pedoman sebenarnya merupakan
keputusan politik juga.
2. Kebudayaan politik Indonesia sangatlah beragam seperti: pergantian kurikulum
yang ketika berganti pemerintahan juga akan berganti kebijakan kurikulum, full
day school dan yang terakhir adalah pendidikan karakter.
Asumsi saya pribadi kebudayaan politik Indonesia yang ingin di capai di negara
ini adalah pendidikan karakter. Karena alasan logisnya adalah lambat laun
semakin berkembangnya Indonesia di antara budaya barat semakin terkikisnya
Akhlak mahmudah dan juga pergaulan yang semakin bebas. Di sini pentingnya
pendidikan karakter yang harus tercipta dan tercapai di negara yang plural ini.
Seperti dulu anak sangat menghormati orangtua dan juga gurunya kini semakin
berani dan menantang gurunya dan masih banyak lagi. Tentunya dengan
berbagai fenomena peralihan karakter dan moral anak sekarang, bukan
sepenuhnya tanggung jawab dari lembaga pendidikan. Melainkan tanggung
jawab dari seluruh aparatur negara serta masyarakat, bagaimana berbagai
orang yang ada disana dapat saling bekerja sama untuk memperbaiki lagi
karakter pelajar masa kini, membantu para tokoh pendidikan sebagai pemeran
utama dalam membangun dan membentuk karakter bangsa. Pada dasarnya
memang telah banyak terjadi pergeseran, pembaharuan, bahkan perubahan
dalm budaya pendidikan yang ada di Indonesia. Namun, juga tetap harus
difahami bahwa semua itu harus tetap berlandaskan pada pancasila sebahai
semboyan nilai-nilai bangsa Indonesia, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan
jati diri bangsa sendiri, karena terkikis dengan budaya lain. Budaya mungkin
boleh saja berubah, namun nilai-nilai pendidikan Indonesia tidak boleh
berubah. Haruslah menjadi tanggung jawab bersama dalam memertahankan
nilai-nilai tersebut baik dari pemerintah, masyarakat dan utama nya para
pendidikan yang berinteraksi langsung dengan para pelajar, utamanya guru
agama dan guru BK.
3. Negara yang cocok untuk kemajuan sistem di Indonesia adalah Jepang. bisa
dikatakan bahwa sistem pendidikan pada negara Jepang memiliki kemiripan
pada sistem pendidikan di negara kita dimana jenjang pendidikannya melalui 4
tahap secara umum yaitu 6-3-3-4 artinya siswa harus melewati 6 tahun untuk
tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah Menengah Pertama, 3 tahun Sekolah
Menengah Atas, 4 tahun Perguruan Tinggi. Hal tersebut dikarenakan karena
negara kita merupakan negara bekas jajahan Jepang sehingga sebagian sistem
pendidikan negara Jepang masih diterapkan di negara kita dengan sedikit
perubahan dimana negara kita lebih memfokuskan pada pelajaran logika dan
penilaian hasil akhir semester sebagai penentu kelulusan siswa sedangkan di
negara Jepang lebih difokuskan pada pengembangan watak kepribadian dalam
kaitannya terhadap kehidupan sehari-hari dan penilaian ditentukan oleh
guru/dosen kelas dengan melihat kinerja belajar siswa sehari-hari sebagai
penentu kelulusan. Mata pelajaran level pendidikan dasar di Jepang tidak
seberagam yang dikembangkan di Indonesia, jumlahnya tidak banyak, sehingga
berbagai mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang berlainan setiap
hari selama seminggu, maka jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari
yang berbeda. Di Indonesia jarang ditemukan adanya mahasiswa peneliti, lebih-
lebih mahasiswa pendengar, sehingga yang ada mahasiswa reguler. Hal itu
terjadi barangkali karena orientasi belajar bagi mahasiswa Indonesia jauh
berbeda dengan mahasiswa Jepang. Pendidikan wajib di Jepang gratis bagi
semua siswa, bahkan bagi anak yang kurang mampu mendapat bantuan khusus
dari pemerintah pusat maupun daerah untuk biaya makan siang, sekolah,
piknik, kebutuhan belajar, perawatan kesehatan dan kebutuhan lainnya,
sedangkan di Indonesia masih sebatas slogan (kecuali di daerah tertentu, seperti
kebijakan di Sukoharjo, tetapi baru terbatas biaya sekolah saja). Sistem
administrasi pendidikan di Jepang sudah lama menerapkan kombinasi antara
sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan
partisipasi masyarakat. Sedangkan di Indonesia baru dalam proses peralihan
dari sentralisasi ke desentralisasi dan juga diberlakukan MBS. Di samping itu
juga ada perbedaan kecil dalam hal mulai masuknya anak pada pendidikan
prasekolah, terutama di TK. Kalau di Jepang dimulai usia 3 tahun, sedang di
Indonesia dimulai pada usia 4 tahun.

Anda mungkin juga menyukai