Makalah Chap 15
Makalah Chap 15
DOSEN PENGAJAR
OLEH:
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2017
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Metamorfosis, Batuan Metamorf, Dan Batuan Hidrotermal”. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Geologi dan Lingkungan.
Makalah ini di tulis berdasarkan sebagai sumber yang berkaitan dengan materi
Geologi dan Lingkungan, serta informasi dari berbagai media yang berhubungan.
Tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada pengajar mata kuliah atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang telah memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai metamorfosis
dari batuan metamorf dan batuan hidrotermal.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Judul .......................................................................................................................... i
Metamorf ................................................................................................ 7
Daftar Pustaka……………………………..............................……………………….. 20
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar pembaca dapat apa saja yang berhubungan
dengan batuan metamorf.
1
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada:
2
1.5. Sistematika
1. Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB I: PENDAHULUAN
4.1 Latar belakang
4.2 Tujuan
4.3 Pembatasan masalah
4.4 Metode Pengumpulan Data
4.5 Sistematika
5. BAB II: PEMBAHASAN
5.1 Batuan Metamorf
5.2 Proses Pembentukan Batuan Metamorf
5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Karakteristik Batuan Metamorf
5.4 Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf
5.5 Mineral yang terdapat pada batuan metamorf
5.6 Batuan Hidrologi dan Mineral
6. BAB III: PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
7. Daftra Pustaka
3
BAB II
PEMBAHASAN
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama
batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah
ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti
"perubahan bentuk". Batuan asal atau protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150
°Celsius) dan tekanan ekstrem (1500 bar), akan mengalami perubahan fisika dan/atau
kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan
metamorf lain yang lebih tua.
Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada
sebelumnya, ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur, dan
struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid state) akibat adanya perubahan
temperatur, tekanan, dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers & Blatt, 1982).
Batuan metamorf membentuk bagian yang cukup besar dari kerak bumi dan
diklasifikasikan berdasarkan tekstur, selain juga oleh susunan mineral dan susunan
kimianya (fasies metamorfik). Batuan jenis ini dapat terbentuk secara mudah akibat
berada dalam kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar dari lapisan
batuan di atasnya. Mereka dapat terbentuk dari proses tektonik seperti tabrakan benua,
yang menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Mereka juga terbentuk
ketika batuan terpanaskan oleh intrusi dari batuan cair dan panas yang disebut magma
dari interior bumi. Studi tentang batuan metamorf ( yang sekarang tersingkap di
permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan informasi tentang suhu
dan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang besar dalam kerak bumi.
4
2.2 Proses Pembentukan Batuan Metamorf (Metamorfisme)
Batuan metamorf terbentuk dari batuan lainnya yang mengalami suhu tinggi,
umumnya disertai dengan tekanan keliling tinggi. Meskipun rekristalisasi berlangsung
dalam keadaan padat, air, yang biasanya hadir, membantu reaksi metamorf. Foliation
dalam batuan metamorf adalah karena diferensial stres (baik tegangan tekan atau geser).
Slate, phyllite, sekis, dan gneiss yang foliated batuan yang menunjukkan kelas kian
meningkat dari metamorfosis regional. Mereka dibedakan dari satu sama lain oleh jenis
foliation.
Dua jenis yang paling umum dari metamorfosis adalah metamorfosis kontak
dan metamorfosis regional. proses hidrotermal, di mana air panas memainkan utama
selama metamorphosis.
5
adanya perubahan pada kerak samudera, tepatnya di sekitar punggungan
tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang
dihasilkan dari proses metamorfosa ini umumnya memiliki komposisi
basa dan ultrabasa. Selain itu, adanya pemanasan air laut juga
menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dengan air
laut tersebut.
2. Metamorfosa Lokal
6
pada metamorfosa kataklastik ini memiliki sifat non-foliasi, di mana
juga dikenal sebagai fault breccia, fault gauge ataupun milonit.
Metamorfosa Hidrotermal (Metasotisme) – Metamorfosa
hidrotermal ini terjadi akibat adanya perlokasi fluida atau gas yang
panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan.
Sedemikian sehingga menyebabkan perubahan komposisi mineral dan
kimia. Selain itu, perubahan juga dipengaruhi karena adanya
confining pressure.
Metamorfosa Impact – Metamorfosa impact ini terjadi akibat
adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Adapun kisaran
waktunya hanya sekitar beberapa mikrodetik, di mana pada umumnya
ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan stishovite. Selain
itu, metamorfosa impact ini berkaitan erat dengan panas bumi
(geothermal).
Metamorfosa Retrogade (Diaropteris) – Metamorfosa retrogade ini
terjadi akibat adanya penurunan temperatur. Sedemikian sehingga
kumpulan mineral metamorfosa tingkat tingginya berubah menjadi
kumpulan mineral stabil pada temperatur yang lebih rendah dari
sebelumnya.
7
terjadinya metamorfosa sebelum terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C,
tergantung pada jenis batuan asalnya. (Bucher & Frey, 1994)
2. Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya.
Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaan
yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi pada suatu
kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar. (Bucher &
Frey, 1994)
3. Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir batuan,
mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak
berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan hidroflorik.
Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta
bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis.(Huang WT, 1962)
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi
karena adanya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty),
orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau
kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970). Struktur foliasi yang ditemukan
adalah :
a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang
sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).
8
b. Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih
dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)
9
c. Schistosic
d. Gneissic/Gnissose
10
2. Struktur Non Foliasi
a Hornfelsic/granulose
b. Kataklastik
11
c. Milonitic
d. Phylonitic
12
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa
tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada
batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses
metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami
rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
13
5. Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi:
14
Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti
gula pasir.
Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering
disebut berstektur homeoblastik.
15
2.5 Mineral yang terdapat pada Batuan Metamorf
Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dan
tekanan tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal sebagai
mineral - mineral indeks, termasuk silimanit, kyanit, staurolit, andalusit, dan beberapa
garnet.
Mineral lainnya, seperti olivin, piroksen, ampibol, mika, feldspar, dan kuarsa
dapat ditemukan dalam batuan metamorf, tetapi belum tentu merupakan hasil dari
proses metamorfisme. Mineral ini terbentuk selama kristalisasi batuan beku. Mereka
stabil pada suhu dan tekanan tinggi yang secara kimia tidak berubah ketika selama
terjadinya proses metamorfisme. Namun, semua mineral stabil hanya dalam batas-batas
tertentu, dan adanya beberapa mineral dalam batuan metamorf menunjukkan perkiraan
suhu dan tekanan di mana mereka terbentuk.
16
mengandung mineral lainnya. Vena dengan kuarsa tidak ada tidak biasa dan terdiri
dari kalsit atau beberapa mineral lain.
17
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dan
tekanan tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal
sebagai mineral - mineral indeks, termasuk silimanit, kyanit, staurolit, andalusit,
dan beberapa garnet.
18
1.2 Saran
Penulis masih memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Hendaknya pembaca dapat memberikan saran yang membangun tentang
makalah ini kepada penulis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bitar. Pengertian, Jenis, Dan Contoh Batuan Malihan (Metamorf) Secara Lengkap
(Online) Available from < http://www.gurupendidikan.com/pengertian-jenis-
dan-contoh-batuan-malihan-metamorf-secara-lengkap/> (11 Februari 2017)
Ilmu Geografi. Batuan Metamorf (Online) available from
http://ilmugeografi.com/geologi/batuan-metamorf> (11 Februari 2017)
Ilmu Geografi. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf (Online) Available from
http://ilmugeografi.com/geologi/proses-terbentuknya-batuan-metamorf >
(11 Februari 2017)
Plummer, Carlson. Physical Geology, Earth Revealed, Eighth Edition. Mc. Graw Hill
International Edition.
Prastian, Andi Heri. 2013. Batuan Metamorf (Online) available from <
http://ayobelajargeologi.blogspot.co.id/2013/04/1_11.html > (13 Februari
2017)
Wikipedia. Batuan metamorf (Online) available from <
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_metamorf> (10 Februari 2017)
Wikipedia. Tipe Metamorfosisme (Online) Available from <
https://id.wikipedia.org/wiki/Tipe_metamorfisme> (10 Februari 2017)
20