Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MASYARAKAT
Oleh :
SRI NURBAETI
Kelas XA
N I S. 3107
1
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah yang berjudul “PENGARUH SAMPAH PADA LINGKUNGAN
MAYSARAKAT” ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 28 MARET 2012
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan karya
ilmiah ini yang berjudul “PENGARUH SAMPAH PADA LINGKUNGAN MASYARAKAT”
dan Alhamdulillah karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menulis karya ilmiah ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
sampah pada lingkungan masyarakat serta untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari
tugas ini.
Dalam pembuatan karya ilmiah ini terdapat berbagai hambatan namun berkat
bantuan berbagai pihak, karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Oleh sebab itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat kesehatan kepada
penulis.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan nasehat, perhatian serta semangat
yang tidak ada henti-hentinya kepada penulis agar selalu terus berusaha pantang
menyerah.
3. Pak Ahmad spd. sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia penulis yang
telah mengajari penulis cara membuat karya ilmah yang baik dan benar.
4. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya ilmiah ini.
Penulis berharap untuk dapat membuat kalian semua bangga.
Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi para pembaca sendiri. Amin…..
Penulis
3
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul……...……………….……………..……………………......i
Halaman Pengesahan…..…………….……………..……………………......ii
Kata Pengantar…………………….……………...………..………………iii
Daftar Isi…………………………..…..………………..……..….....……...iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……..………………………….……..………...............1
1.2 Rumusan Masalah……….………………..….………………………...2
1.3 Tujuan……………………....…….………….…..…....…..………..….2
1.4 Tinjauan Pustaka…………….…..………………………….....……….2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah……….……..……….….………………................4
2.1.1 Jenis-jenis Sampah……….…………...…….………........…......5
2.1.2 Sumber Sampah……….……………...….……......………........8
2.2 Dampak yang Ditimbulkan Sampah Bagi Kehidupan Masyarakat......10
2.2.1 Dampak terhadap Kesehatan………...…….………..………....10
2.2.2 Dampak terhadap Lingkungan……..………..……...........…....10
2.2.3 Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi………...…....14
2.3 Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan Mayarakat..15
2.4 Pengelolaan Sampah……….………………..…..……………....…....15
2.4.1 Pembuatan Kompos……...........................................................16
2.4.2 Mendaur Ulang Sampah……….……………......….…...……..24
2.4.3 Pembuatan LRB (Lubang Resapan Biopri) …....….………….27
2.5 Cara Untuk Mengatasi Masalah Sampah……….…….......……..……29
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………..……….……………………………................31
3.2 Saran……...………………….……...…………………………….…..32
Daftar Pustaka……….………………………...………………..………..……33
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Sering dijumpai dipiinggir jalan banyak sampah yang tidak terurus atau dibuang
sembarangan. Kurangnya kesadaran masyarakat dan kontrol sosial menjadi penyebab
utama dari semua masalah tersebut. Selain itu, masyarakat tidak memikirkan dampak
jangka panjang yang ditimbulkan oleh sampah-sampah tersebut. Masalah sampah ini
apabila dibiarkan dan tidak dikelolah dengan cara yang baik dan benar, maka akan
menggangu kesehatan dan lingkungan masyarakat. Sampah juga menjadi salah satu
faktor utama penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Pada akhirnya dapat
merusak kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kondisi ini dirasakan baik didesa maupun dikota. Dipedesaan banyak sampah
yang bertumpuk dan berserakan, diperkotaan lebih-lebih lagi. Tidak semua sampah
yang ada dapat diangkut oleh Kendaraaan Dinas Kebersihan Kota untuk dibuang dan
dimusnahkan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang tidak terangkut,
menumpuk, dan berserakan dapat menimbulkan masalah baru berupa berbagai macam
penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Banyak pula masyarakat
yang berusaha memusnahkan sampah dengan cara membakarnya. Akibatnya terjadi
pencemaran udara oleh karbondioksida dan dioksi.
Oleh karena itu perlulah penelitian yang mendalam mengenai masalah ini agar
masyarakat dapat menetahui bagaimana cara mengatasi masalah sampah yang terjadi.
5
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang tersebut maka permasalahan
yang dapat diamati atau diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan sampah?
1.2.2 Bagaimana dampak yang ditimbulkan sampah bagi kehidupan masyarakat?
1.2.3 Bagaimana bahaya sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan masyarakat?
1.2.4 Bagaimana melakukan Pengelolaan atau pemanfaatan sampah?
1.2.5 Bagaimana cara mengatasi masalah sampah?
1.3 Tujuan
Pengamatan atau penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang
pengaruh sampah pada lingkungan masyarakat agar masyarakat dapat mengatasi
ataupun mengelolah sampah dengan cara yang baik dan benar, sehingga sampah
tersebut tidak menumpuk yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, bau
busuk, serta dapat merusak lingkungan.
6
Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai. (Radyastuti, W. Prof.Ir,.1996)
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau
pemakai semula. (Tandjung Dr. M.Sc., dalam Agung Suprihatin, dkk.1996:7)
Sampah bukanlah sesuatu yang harus dibuang melainkan dapat diolah menjadi
produk baru, sampah juga tidak perlu berkonotasi kotor dan bau bila dikelola dengan
baik. (Tusy Agustin Adibroto.2004:1)
Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan fungsinya. (UU Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982)
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.
(J.H. Crawford.2003)
Besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk
mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat. (Rohendi.2005)
Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas
tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh tanaman. (Gaur.1980)
7
BAB 2
PEMBAHASAN
c. Apriadji
Sampah dapat dimaknai sebagai bahan padat sisa proses industri atau
sebagai hasil sampingan kegiatan rumah tangga. (Apriadji.1991:3)
d. Chandra
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya. (Chandra.2007)
e. Manik
Sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak
dikehendakidan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
(Manik.2004:67)
f. Nugroho, dkk.
Sampah adalah bahan sisa atau produk sampingan dari kegiatan manusia
yang sudah tidak berguna dan kemudian dibuang (waste), sehingga bisa
menyebabkan gangguan estetika atau keindahan, kerusakan dan pencemaran
lingkungan, atau mengandung unsur berbahaya, serta dapat mengganggu
kelestarian dan kesehatan kehidupan manusia dan lingkungan. (Nugroho,
dkk.2007)
g. Radyastuti, W. Prof.Ir,
Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai. (Radyastuti, W. Prof.Ir,
1996)
8
h. Tandjung Dr. M.Sc.
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya
atau pemakai semula. (Tandjung Dr. M.Sc., dalam Agung Suprihatin,
dkk.1996:7)
Sampah biasanya berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan
istilah sampah organik disebut sampah basah dan sampah anorganik atau sampah
kering.
b. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sampah organik
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk atau
yang dapat diurai (degradable) seperti sisa makanan, sayuran, daun-
daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos.
9
2. Sampah anorganik
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
atau yang tidak terurai (undegradable) seperti plastik, wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan
sampah yang laku dijual dan juga dapat diolah atau didaur ulang
terlebih dahulu untuk dijadikan kerajinan tangan ataupun produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas
minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun
karton.
c. Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak
dipergunakan lagi lalu dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat
dibagi menjadi :
Sampah Padat
10
o Non-recyclable yaitu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi
dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs,
karbon paper, thermo coal, dan lain-lain.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah.
o Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah
ini mengandung patogen yang berbahaya.
o Limbah rumah tangga yaitu sampah cair yang dihasilkan dari dapur,
kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung
patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yaitu padat, cair, atau
gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi dapat
dikaitkan dengan polusi.
Untuk mencegah sampah cair dari pabrik yaitu pabrik tersebut tidak
membuang limbah sembarangan misalnya membuang keselokan,
kelaut, ataupun kesungai.
Sampah Alam
11
Sampah Manusia
Sampah Konsumsi
Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir
disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam
atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
12
b. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti
jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama
musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah
ini bahan kimianya seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan
khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya
adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
13
2.2 Dampak yang Ditimbulkan Sampah Bagi Kehidupan
Masyarakat
14
Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat
dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran,
dan meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan agar tidak mencemari lingkungan. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat
disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berguna bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat
memberikan efek merusak.
15
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan, atau masuk ke
dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
16
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air
akan menghasilkan asam organik dan gas-gas organik, seperti metana.
Selain berbau kurang sedap, gas ini jika dalam konsentrasi yang tinggi
dapat meledak.
Sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika hujan
turun akan terbawa ke got atau sungai, akibatnya got atau sungai yang
tersumbat dan akan terjadi banjir. Selanjutnya banjir dapat menyebabkan
penyakit, banyak got dimusim hujan menjadi mampet karena masyarakat
membuang sampah disembarang tempat.
17
Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran udara ini antara lain :
o Penipisan Ozon
o Pemanasan Global (Global Warming)
o Penyakit pernapasan, misalnya jantung, paru-paru dan tenggorokan
o Terganggunya fungsi reproduksi
o Stres dan penurunan tingkat produktivitas
o Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
o Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
18
2.3 Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
Mayarakat
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup sampai saat ini
adalah faktor pembuangan sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang
berbahaya dan sulit dikelola.
Dibutuhkan waktu sekitar 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah dengan
sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel
plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan
menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan apabila proses
pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu
penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu
depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air
dan tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin
waduk.
19
Praktek pengelolaan sampah berbeda-beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan,
berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah
yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Ada dua
tujuan untuk melakukan proses pengelolaan sampah, yaitu :
o Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan
sampah yang memiliki nilai ekonomis adalah pengomposan atau pembutan kompos,
mendaur-ulang, pembuatan LBR (Lubang Resapan Biopori), pembuatan PLTS
(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).
o Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan
hidup.
Agar kita dapat mengatasi masalah sampah yang berdampak negatif bagi
kesehatan dan lingkungan masyarakat, harus membuang sampah pada tempatnya dan
dalam pembuangan sampah kita dapat memisahkan antara tempat sampah organik
atau sampah yang mudah terurai dengan sampah anorganik atau sampah yang tidak
mudah terurai. Sehingga kita dapat memanfaatkan sampah dengan melakukan
pengomposan dari sampah organik atau mendaur-ulang dari sampah anorganik.
Sebelum melakukan hal tersebut kita harus bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri
kita sendiri untuk mulai mengatasi masalah sampah ditempat tinggal kita. Barulah
merealisasikan kelingkungan sekitar tempat tinggal kita seperti lingkungan masyarakat
hingga ketempat yang lebih dan lebih luas lagi. Selain sampah dimanfaatkan untuk
pembuatan kompos dan mendaur ulang, sampah juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat LRB (Lubang Resapan Biopri) dan untuk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah).
20
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik.
Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga
pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Melihat
besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi
untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. (Rohendi, 2005)
Jenis-jenis kompos
Manfaat Kompos
21
Aspek Ekonomi, yaitu :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
2. Mengurangi volume atau ukuran limbah.
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.
Aspek Lingkungan, yaitu :
1. Mengurangi pencemaran atau polusi udara karena pembakaran
limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang
membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah.
2. Mengurangi kebutuhan lahan atau Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) untuk penimbunan.
Aspek bagi tanah atau tanaman, yaitu:
1. Meningkatkan kesuburan tanah.
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah.
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah
panen).
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.
7. Menekan pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman.
8. Meningkatkan retensi atau ketersediaan hara di dalam tanah.
22
Proses Pengomposan
23
Faktor yang memengaruhi proses Pengomposan
Aerasi. Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup
oksigen (aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi
peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang
lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh
porositas dan kandungan air bahan(kelembapan). Apabila aerasi
terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau
yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan
atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
24
Porositas. Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan
kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi
dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara.
Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila
rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses
pengomposan juga akan terganggu.
25
Kandungan Hara. Kandungan P dan K juga penting dalam proses
pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari
peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses
pengomposan.
Tahap Pengomposan
1. Pemilahan Sampah
o Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah
anorganik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus
dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses
dan mutu kompos yang dihasilkan.
2. Pengecil Ukuran
o Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah,
sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi
menjadi kompos.
26
3. Penyusunan Tumpukan
o Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil
ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.
o Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang
dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.
o Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang
berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4. Pembalikan
o Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan,
memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan
proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian
air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
5. Penyiraman
o Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang
terlalu kering (kelembapan kurang dari 50%).
o Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan
memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
o Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka
tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum
diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu
perlu dilakukan pembalikan.
6. Pematangan
o Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan
semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
o Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau
kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.
7. Penyaringan
o Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos
sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang
tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal
proses.
o Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan
yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang
sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
o Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan
kebutuhan pemasaran.
o Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan
terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibit
jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yang
mungkin terbawa oleh angin.
27
Mutu kompos
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas,
logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan
kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa
didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur
ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh
alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar,
daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan,
dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
28
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus
menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material
yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas
yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan
kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal
dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi,
daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk
yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material
berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam
dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan,
seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari
sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan
mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan
ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya dipabrik.
Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur
ulang kertas, logam, kaca, dan plastik. Dengan mendaur ulang kita dapat
membuat suatu kerajinan tangan dari sampah yang mana hal tersebut
dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dimasyarakat.
o Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang
bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap
jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya,
baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus
ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan
lebih murah untuk didaur ulang.
29
o Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone
umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat
ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik
misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut
(emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat
dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan
utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas
dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini
meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
o Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di
dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat
dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi
proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali.
Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh
lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling
efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat
didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan
logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
o Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain
sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan
bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai
bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis
jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas
yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas
akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal
ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya
dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
30
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang
logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini
di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang
membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur
ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan
kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka
tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti
dengan singkatan, sehingga dapat mempermudah proses daur ulang.
Misalnya, jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman
atau bahan konsumsi lainnya yang cair.
HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi),
biasanya terdapat pada botol deterjen.
PVC (polivinil klorida), yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan
sebagainya.
LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah),
biasa terdapat pada pembungkus makanan.
PP (polipropilena), umumnya terdapat pada tutup botol minuman,
sedotan, dan beberapa jenis mainan.
PS (polistirena), umum terdapat pada kotak makan, kotak
pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.
31
Cara membuat LRB (Lubang Resapan Biopori), yaitu :
1. Siapkan alat dan bahan
o Bor
o Pipa berdiameter 10-30 cm
o Sampah organik seperti daun, rumput, dan lain-lain.
2. Carilah tempat yang sesuai untuk membuat Lubang Resapan Biopori,
seperti taman, halaman, atau pekarangan rumah.
3. Mulailah membuat lubang berdiameter 10cm sampai 30 cm dengan
kedalaman 100 cm menggunakan bor
4. Setelah terbentuk lubang, masukkan pipa ke dalam lubang.
Pemasangan pipa ini bertujuan untuk mencegah terjadinya longsor di
dalam lubang penampang resapan biopori
5. Masukkan sampah organik ke dalam lubang penampang Biopori.
Sampah organik mengundang datangnya mikroba yang berujung pada
terbentuknya Biopori. Sampah organik juga bisa dipanen sebagai pupuk
kompos setelah beberapa lama dipendam.
6. Tepi lubang dapat dipekuat dengan semen jika perlu.
32
2.5 Cara Untuk Mengatasi Masalah Sampah
Maka dari itu akan sangat efektif jika mengatasi masalah sampah langsung dari
sumbernya yaitu mengubah sikap hidup dan kesadaran masyarakat menjadi lebih naik
lagi. Banyak hal kecil yang bisa dilakukan masyarakat tapi memiliki dampak yang besar
untuk mengatasi masalah sampah. Misalnya membuang sampah pada tempatnya,
mengurangi penggunaan barang-barang yang sampahnya tidak dapat diuraikan secara
alami, dan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang yang mempunyai nilai
ekonomis, atau dengan pembuatan kompos.
Selain dari masyarakat pada tingkat konsumen, kesadaran juga harus diterapkan
pada masyarakat ditingkat produsen. Jika kita dapat mengurangi sampah yang ada
dilingkungan masyarakat kita juga dapat mengurangi terjadinya efek pemanasan global
atau Global Warning. Ada beberapa cara pengurangan sampah yaitu dengan empat
prinsip yang lebih dikenal dengan nama 4R, meliputi:
1. Reduce (Mengurangi). Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau
material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (Memakai kembali). Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali
pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
menjadi sampah.
3. Recycle (Mendaur ulang). Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun
saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Replace (Mengganti). Teliti barang yang kita pakai sehari-hari, gantilah barang-
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
33
Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami.
Tentunya cara ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran.
Karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas
karbondioksida (CO2 ) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik
bagi masyarakat ataupun lingkungan. Seperti kata pepatah mencegaha penyakit akan
lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini dapat kita gunakan dalam strategi
penanganan sampah yakni mencegah tertumpuknya sampah lebih baik dari pada
memusnakan sampah. Karena bagaimanapun memusnahkan sampah pasti akan
menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang
dimusnakan. Jadi mulai sekarang kita dapat memperbaiki diri untuk mengurangi hal-hal
yang dapat membentuk tumpukan sampah.
34
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab 2 maka dapat disimpulkan, Sampah merupakan
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap
fase materi yaitu padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri dikenal juga dengan sebutan limbah, misalnya pertambangan, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Selain dari masyarakat pada tingkat konsumen, kesadaran juga harus diterapkan
pada masyarakat ditingkat produsen. Jika kita dapat mengurangi sampah yang ada
dilingkungan masyarakat maka kita dapat mengurangi terjadinya efek pemanasan
global atau Global Warning. Dan masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk
mengatasi masalah sampah ini yaitu dengan cara melakukan pemanfaatan atau
pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan nilai ekonomis dan keuntungan yang
lainnya bagi kita seperti pengelolaan sampah menjadi kompos, mendaur ulang sampah,
dan pembuatan LBR (Lubang Resapan Biopori) yang dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya banjir.
35
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan seluruh isi karya ilmiah ini penulis ingin memberikan
beberapa saran yaitu kita dapat melakukan cara pengendalian sampah yang paling
sederhana dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak
lingkungan dengan membuang sampah disembarang tempat. Banyak hal kecil yang
bisa kita lakukan tapi memiliki dampak yang besar untuk mengatasi masalah sampah.
Misalnya membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan barang-
barang yang sampahnya tidak dapat diuraikan secara alami, dan mendaur ulang
sampah-sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis, melakukan
pembuatan kompos, atau bahkan kita dapan membuat LBR (Lubang Resapan Biopori).
Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika
tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya yang ada
sehingga membuat lingkungan tempat tinggal kita mudah rusak dan tercemar.
36
Daftar Pustaka
Apriadji, Wied Harry. 1991. Memproses Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10086877
http://aditya-pandhu.blogspot.com/2011/12/lubang-resapan-biopori.html
http://www.deptan.go.id/feati/teknologi/BOKASHI.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/kompos
http://id.wikipedia.org/wiki/sampah
http://id.wikipedia.org/wiki/pembangkit-listrik-tenaga-sampah-plts
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_lingkungan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah
37