Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KOPLING HIDROLIK

Disusun oleh :

Stevany Yoga 2016-12-041


Tita Atmajaya 2016-12-044
Yolanda Imelda P 2016-12-045
Ady Hanafy 2016-12-046

S1 TEKNIK MESIN
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena
Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah Kopling
Hidrolikdan Penggerak Kopling (Mekanis & Hidrolis) tepat pada waktunya, dan
rasa terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa yang telah
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Sistem Pemindah Tenaga merupakan mata kuliah program studi
pendidikan teknik otomotif, salah satu materinya yang diberikan ialah Kopling
dan penggerak kopling. Makalah Kopling Hidrolik dan Penggerak Kopling
(Mekanis & Hidrolis) dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan
belajar untuk mahasiswa jurusan pendidikan teknik otomotif untuk menjadi
seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan
teori dari berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.
Kami menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan
sistematis, merupakan pekerjaan yang tida kringan. Demikian pula dalam teknik
penulisan dan tata bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran tersebut, kami sangat mengharapkan saran, kritik maupun
masukan dari pembaca dan pemakai makalah Kopling Hidrolikdan Penggerak
Kopling (Mekanis & Hidrolis) ini, guna penyempurnaan pada masa mendatang.
Penghargaan yang setinggi- tinginya kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu tersusunnya makalah Kopling Hidrolikdan Penggerak
Kopling (Mekanis & Hidrolis) ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat
baik kita.

Jakarta, 26 November 2018

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Fungsi Kopling ................................................................................ 3
B. Kopling Hidrolik ............................................................................. 4
1. Pengertan dan Funsi Kopling Hidrolik ....................................... 4
2. Komponen Kopling Hidrolik (Torque Converter) ..................... 5
3. Prinsip Kerja Torque Converter ................................................. 9
4. Pemindahan Tenaga pada Torque Converter ............................. 10
5. Masalah pada Kopling Hidrolik ................................................. 11
C. Sistem Penggerak Kopling ............................................................. 14
1. Sistem Penggerak Kopling Mekanis........................................... 14
a. Cable mechanism .................................................................. 14
b. Lingkage Mechanism ........................................................... 16
2. Sistem Penggerak Kopling Hidrolis ........................................... 16
a. Komponen ........................................................................... 16
b. Kelebihan dan Kekurangan ................................................. 20

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ............................................................................... 21
B. SARAN ........................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kopling adalah bagian yang diperlukan pada kendaraan yang
penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
mesin. Pada tahap pertama mesin dihidupkan tanpa digunakan tenaganya.
Oleh karena itu,pada tahap pertama mesin harus dapat berputar dahulu dan
kemudian memindahkan tenaganya perlahan-lahan pada roda belakang
sehingga kendaraan akan bergerak perlahan-lahan.Selain itu, mesin juga
harus bebas bila mengganti gigi transmisi. Maka diperlukan pemasangan
kopling yang letaknya diantara mesin dan transmisi yang berfungsi untuk
menghubungkan dan membebaskan putaran mesin. Untuk menggerakkan
sebuah kopling tentunya dibutuhkan mekanisme penggerak.
Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni
tentang system kopling, maka sebagai kesimpulan awal bahwa
system kopling masuk pada bagian system pemindah tenaga. Oleh
karena itu pada pembahasan kali kita akan membahas secara terperinci
yang erat kaitannya dengan system kopling hidrolis dan penggerak kopling
tipe mekanis dan hidrolis

B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah
1. Apa Pengertian dan Fungsi kopling hidrolik dan penggerak kopling
(Mekanis dan Hidrolis)?
2. Apa saja Komponen kopling hidrolik dan penggerak kopling (Mekanis
dan Hidrolis)?
3. Bagaimana Prinsip Kerja dan Cara Kerja kopling hidrolik dan
penggerak kopling (Mekanis dan Hidrolis)?
4. Masalah apa yang sering terjadi pada mekanisme kopling hidrolik dan
penggerak kopling (Mekanis dan Hidrolis) ?

1
5. Bagaimana Mengatasi Masalah yang terjadi pada Mekanisme kopling
hidrolik dan penggerak kopling (Mekanis dan Hidrolis)?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui Pengertian dan Fungsi kopling hidrolik dan penggerak
kopling (Mekanis dan Hidrolis) pada Kendaraan.
2. Mengetahui Komponen kopling hidrolik dan penggerak kopling (Mekanis
dan Hidrolis).
3. Mengetahui Prinsip Kerja dan Cara Kerja kopling hidrolik dan penggerak
kopling (Mekanis dan Hidrolis)
4. Mengetahui Masalah yang Sering terjadi pada mekanisme kopling hidrolik
dan penggerak kopling (Mekanis dan Hidrolis).
5. Mengetahui Cara Mengatasi Masalah yang terjadi pada Mekanisme
kopling hidrolik dan penggerak kopling (Mekanis dan Hidrolis).

2
BAB II
DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Fungsi Kopling
Kopling dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian dari
sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi
memindahkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga). Pemindahan tenaga dari mesin ke sistem
penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang halus tanpa
adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan
penumpang. Di samping itu, kejutan juga dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan pada bagian mesin. Sistem pemindah tenaga secara garis besar
terdiri dari unit kopling, transmisi, diferensial, poros dan roda kendaraan.
Sementara posisi unit kopling dan komponennya (Clutch Assembly), terletak
pada ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai
dengan fungsinya, yaitu untuk memutus dan menghubungkan, unit kopling
memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari mesin ke sistem
pemindah tenaga. Dengan adanya kopling, maka saat tidak diperlukan tenaga
gerak, maka tidak perlu harus mematikan sumber gerak (mesin). Posisi unit
kopling pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Gambar 1. Posisi kopling (clutch) pada kendaraan

3
Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke sistem
pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (clutch) diteruskan ke transmisi
(gear box) ke propeller shaft dan ke roda melalui differensial (final drive).

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah:

1. Harus dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.

2. Harus dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.

3. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.

B. Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik, karena untuk melakukan pemindahan daya
adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan
menempatkan cairan pada suatu mekanisme yang diputar, sehingga cairan akan
terlempar bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga
fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang
digunakan sebagai pemindah tenaga.
1. Pengertian dan Fungsi Kopling hidrolik
Torque converter adalah suatu komponen power train yang bekerjanya
secara hidrolis. Prinsip kerja dari torque converter adalah merubah tenaga
mekanis dari engine menjadi energi kinetis (oil flow) dan merubahnya lagi
menjadi tenaga mekanis pada shaft output-nya.
Fungsi torque converter adalah sebagai berikut:
 Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) untuk meneruskan engine
torqueke input transmisi.
 Meningkatkan (multiflies) torque yang dibangkitkan oleh engine.
 Meredam getaran puntir (torsional vibration) dari engine dan drive
train.
 Meratakan (smoothes) putaran engine.

4
Gambar 2. Komponen Kopling hidrolik

Jika kopling fluida hanya terdiri atas pump impeller yang


dihubungkan dengan mesin dan turbine runner yang dihubungkan dengan
input transmisi , sedangkan pada torque converter terdapat penambahan
komponen yang dipasangkan diantara pump impeller dan turbine runner,
yang disebut dengan stator. Untuk memaksimalkan kerja stator maka pada
poros stator dipasangkan OWC (one way clutch) yang berfungsi untuk
mencegah putaran balik stator yang dapat menghambat aliran fluida untuk
menggerakkan turbine runner.

2. Komponen Kopling Hidrolik (Torque Converter)


a. Pump Impeller

5
Pump Impeller disatukan dengan converter case dan converter
case dihubungkan ke poros engkol melalui drive plate, hal ini
berarti pump impeller akan berputar saat poros engkol berputar. Pump
impeller berfungsi untuk melemparkan fluida (ATF) ke turbine
runner agar turbine runner ikut berputar. Pump impeller terdiri
dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi untuk memberikan
celah yang memperlancar aliran minyak.

Gambar 3. Komponen Pump Impeller

b. Turbine Runner
Turbine runner dihubungkan dengan overdrive input
shaft transmisi, hal ini berarti turbine runner berfungsi untuk
menerima lemparan fluida dari pump impeller dan
menggerakkan input shaft transmisi. Turbine runner terdiri
dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine
runner berlawanan dengan vane pump impeller.
Turbine runner dihubungkan dengan input shaft transmisi
dan berputar bersama saat kendaraan berjalan dan shift
selector diposisikan ke “D”, “2” “L” atau “R”. Namun turbine
runner tidak akan berputar pada saat kendaraan berhenti
dengan selector masih berada di salah satu di antara keempat posisi

6
tersebut. Ia akan berputar bebas bersama pump impeller pada posisi
“N” dan “P”.

Gambar 4. Komponen Turbine Runner

c. Stator
Stator ditempatkan di tengah-tengah antara pump
impeller dan turbine runner. Dipasang pada poros stator yang
diikatkan pada transmission case melalui one-way
clutch. Stator berfungsi untuk mengarahkan fluida dari turbine
runner agar menabrak bagian belakang vane pump impeller,
sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump impeller.

Gambar 5. Komponen Stator

7
Gambar 6. Pengoperasian Stator

d. One-way clutch
One-way clutch memungkinkan stator hanya berputar
searah dengan poros engkol. Oleh karena itu, stator akan berputar
atau terkunci tergantung dari arah dorongan minyak pada vane
stator.

Gambar 7. Komponen Stator

Ada pun cara kerja dari outer race ialah sebagai berikut.
a. Saat outer race berputar searah putaran poros engkol

8
Saat outer race berputar searah putaran poros engkol, ia akan
bergerak miring mendekati bagian atas sprag. Karena panjang l1
lebih pendek dari l maka outer raceberputar.
b. Saat outer race berputar berlawanan arah putaran poros
engkol
Bila outer race berputar berlawanan arah putaran poros
engkol, sprag tidak dapat miring karena panjang l2 lebih
panjang dari l. Akibatnya sprag berfungsi pengunci yang
mengunci outer race dan mencegahnya berputar. Retainer
spring dipasang untuk menjaga posisi sprag sedikit menghadap
ke atas pada arah hampir mengunci outer race.

3. Prinsip Kerja Torque Converter


Pada dasarnya, kopling fluida dan torque converter mempunyai
prinsip kerja yang sama. Jika dua kipas angin ditempatkan saling
berhadapan satu sama lain, dan salah satu kipas angin dinyalakan, angin
yang ditimbulkan akan menggerakkan sirip kipas angin satunya (kipas
angin yang tidak dinyalakan) dan akhirnya keduanya berputar.
Sirip kipas angin yang berputar pertama kali akan berputar secara
bertahap lebih cepat sampai pada akhirnya kedua kipas angin berputar
dengan kecepatan yang sama.Apa yang terjadi dengan torque
converter adalah mirip dengan kejadian di atas. Kipas angin digantikan
dengan dua roda yang bersirip. Dua roda bersirip tersebut diletakkan
saling berdekatan dalam sebuah casing yang berbentuk lingkaran dan
dibautkan pada roda gila (flywheel) mesin. Casing tersebut diisi dengan
ATF yang berfungsi sebagai media menggantikan fungsi angin dalam
gambaran kerja dua kipas angin.

9
4. Pemindahan Tenaga pada Torque Converter
Jika kipas yang kita colokkan ke listrik kita hidupkan, maka kipas
yang ada di hadapannya itu ikut berputar. Dalam kasus seperti itu, pump
impeller bertindak sebagai kipas yang dicolokkan ke listrik,
sementara turbine runner bertindak sebagai kipas yang ada di
hadapannya.
Jika pump impeller diputar oleh crankshaft, ATF yang ada
didalamnya akan ikut berputar bersama dengan arah yang sama pula.
Semakin cepat putaran pump impeller, semakin besar gaya sentrifugal
yang berakibat ATF akan terpental keluar dari pump impeller. ATF
yang terpental tersebut akan membentur vane pada turbine
runner dan turbine runner tersebut akan berputar searah dengan pump
impeller. Pada saat ATF mengenai bagian dalam permukaan turbine
runner, maka ATF tersebut akan diarahkan kembali ke pump impeller.

Peningkatan Momen

Masih sama dengan prinsip kipas angin yang saling berhadapan


tersebut, namun sekarang ditambahkanlah air duct di belakang kipas.

Gambar 8. Ilustrasi cara kerja

Dengan ditambahkannya air duct ini maka aliran yang mengalir ke


kipas B akan dialirkan kembali menuju kipas A sehingga putaran kipas

10
A semakin cepat. Dalam torque converter, stator berperan sebagai air
duct tersebut.
Pada torque converter, aliran ATF yang mengalir dari pump
impeller ke turbine runner dan melewati stator vane dan kembali
ke pump impeller merupakan proses pembesaran momennya. Dengan
kata lain, pump impeller dputarkan oleh mesin dan juga dibantu oleh
kembalinya ATF dari turbine runner yang melalui stator vaneselaku air
duct sehingga putaran pump impeller semakin cepat dan meperbesar
momen yang ada padanya.

5. Masalah Pada Kopling Hidrolik


Sulit untuk mencari titik masalah transmisi sebagai masalah dengan
kopling hidrolik tapi ada beberapa yang harus Anda ketahui. Gejala
kopling hidrolik yang buruk termasuk kepanasan, selip, bergetar, fluida
yang kotor, kecepatan terlalu tinggi, atau suara aneh. Pada kebanyakan
kesempatan, kopling hidrolik tidak akan menjadi penyebab masalah
jadi jangan terburu-buru sampai ada kesimpulan sampai Anda
mendapatkan transmisi Anda diperiksa terlebih dahulu. gejala yang
sering terjadi yaitu:
a. Overheating
Jika Anda mengukur suhu dan ini terlalu panas, ini bisa berarti
kopling hidrolik Anda tidak berfungsi. Overheating mungkin
merupakan tanda yang paling umum dari masalah kopling hidrolik,
karena penurunan tekanan fluida akan menyebabkan transmisi
menjadi terlalu panas. Ini juga bisa menjadi tanda tingkat cairan
rendah atau solenoid yang tidak berfungs

b. Transmisi slip
Masalah dengan kopling hidrolik akan sering menunjukkan dirinya
cukup cepat, karena cairan tidak dapat dikelola dengan benar. Jika
tidak cukup atau terlalu banyak cairan dilewatkan ke transmisi, bisa

11
menyebabkan roda gigi slip dan Anda akan sering merasakan
akselerasi. Anda mungkin juga melihat penurunan mendadak dalam
ekonomi bahan bakar mobil Anda. Cairan rendah atau tidak efektif
juga bisa menjadi penyebabnya, jadi Anda perlu memeriksa cairan
terlebih dulu jika mengalami sllip.

c. Kopling Bergetar
Jika Anda mulai merasa goyah saat mengemudi sekitar 30 sampai
45 MPH, ini bisa berarti Anda memiliki masalah kopling hidrolik.
Ini akan sering terasa seperti berjalan di atas jalan kasar atau
benturan dan Anda pasti akan melihatnya saat itu terjadi. Bergetar
datang dan pergi tanpa peringatan, jadi begitu Anda merasakannya
saat pertama kali Anda harus segera memeriksa transmisi Anda.
Jangan menunggu hal itu terjadi lagi.

d. Fluida terkotaminasi
Jika Anda memeriksa cairan dan ada sejumlah besar bahan hitam,
itu berarti transmisi atau kopling hidrolik Anda rusak. Anda harus
melakukan perubahan cairan terlebih dahulu, jalankan mobil Anda
untuk sementara waktu, dan periksa kembali

e. Meningkatnya kecepatan kopling


Kopling hidrolik yang buruk akan membawa transmisi lebih lama
untuk melibatkan mesin, menghasilkan kecepatan kios yang lebih
tinggi dari normal. Anda dapat melakukan tes kecepatan untuk
mendiagnosis masalah kopling hidrolik, namun Anda harus
mengetahui kopling hidrolik dan spesifikasi kecepatan putaran
mesin terlebih dahulu.

12
f. Suara aneh
Setiap suara asing seperti bunyi klik atau suara yang menyala bisa
menunjukkan kopling hidrolikyang buruk.

Penyebab umum Masalah Kopling hidrolik


Ada beberapa alasan mengapa masalah bisa terjadi. Jangan berasumsi
apa masalahnya sampai Anda melihat siaran Anda, tapi berikut
beberapa gagasan umum tentang apa itu.
1) Bantalan jarum yang rusak
Ini adalah masalah umum yang akan Anda lihat, bantalan jarum adalah
apa yang memisahkan perumahan stator, impeler, turbin, dan konverter.
Jika terjadi kerusakan, akan menyebabkan transmisi membuat suara aneh
saat mengemudi. Hal ini karena ada logam untuk kontak logam antara
bagian-bagian dalam konverter, yang pada gilirannya menciptakan chip
logam yang cairan transmisinya naik dan berputar di sekitar transmisi.

2) Sealkopling hidrolik yang rusak


Sealkopling hidrolik yang rusak akan memungkinkan cairan bocor keluar
dari konverter yang akan menyebabkan sejumlah masalah, seperti
masalah kepanasan, selip, dan masalah perpindahan. Segel harus dicek
dan diganti.

3) Kopling torque converter yang rusak


Sama seperti dengan transmisi manual, otomatis juga memiliki
cengkeraman meskipun berada di sepanjang transmisi dan juga bagian
dari kopling hidrolik. kopling torque converter akan terjadi bila macet
dari penguncian karena distorsi, atau jika terbakar dari suhu panas tinggi.
Mereka bahkan bisa istirahat dalam kondisi parah. Jika kopling menjadi
macet, mobil Anda akan tetap di roda gigi bahkan saat Anda berhenti.

4) Kerusakan pada solenoid


Solenoida kopling torque adalah komponen elektronik yang
mengendalikan jumlah cairan yang dilewatkan ke kopling torque

13
converter. Jika malfungsi, terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan akan
dilepaskan yang akan menyebabkan tekanan cairan abnormal. Hal ini
akan menyebabkan perilaku tidak teratur seperti ekonomi bahan bakar
yang buruk dan mengulur-ulur waktu.

C. Sistem penggerak Kopling


1. Sistem penggerak Kopling Mekanis
a. Cable mechanism (mekanik kabel)
Menggunakan media sebuah kabel baja untuk meneruskan gerakan
pedal ke garpu pembebas. Keuntungan dari mekanisme ini adalah
konstruksinya sederhana dan karena sifat kabel yang fleksible maka
penempatannya juga fleksible dan tidak memerlukan ruang gerak
yang besar.
Mekanisme ini mempunyai kerugian gesek yang besar antara
kabel dan selongsongnya, apalagi jika banyak tekukan. Elastisitas
bahan kabel menyebabkan mekanisme ini tidak bekerja dengan
spontan dan kurang kuat untuk beban berat.

Gambar 9. Cable mechanism (mekanik kabel)

14
Cara kerja:

1) Saat pedal ditekan


Release fork menekan release bearing, release bearing menekan
release lever sehingga release lever mengangkat pressure plate
melalui pivot ring melawan tekanan pressure spring dan
menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi tejepit diantara
flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat
diteruskan ke input shaft transmisi.

2) Saat pedal dilepas


Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak
menekan release lever sehingga pressure spring menekan pressure
plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Terjadi
perpndahan tenaga.

Gambar 10. Gambar saat pedal dilepas

15
b. Linkage mechanism (mekanik batang)
Mekanisme batang mempunyai keuntungan elastisitas bahan
lebih kecil sehingga kuat dan spontanitas kerja lebih baik.
Kelemahan atau kekurangan sistem ini adalah karena media
penerusnya adalah batang, maka untuk penempatannya menjadi
lebih sulit dan perlu ruang gerak yang lebih besar.

Gambar 11. Kontruksi lingkage mechanism

2. Sistem Penggerak Kopling Hidrolik


Pengoperasian kopling tipe hidrolik adalah merupakan
sistempemindahan tenaga melalui fluida cair. Prinsip yang digunakan
pada sistemhidrolik ini adalah pengaplikasian hukum Pascal, dimana
jika ada fluida dalamruang tertutup diberi tekanan, maka tekanan
tersebut akan diteruskan ke segalaarah dengan sama besar
a. Komponen
1) Master Silinder Kopling
Master silinder berfungsi untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi hidrolik, menekan pedal kopling menyebabkan

16
push rod bergerak terhadap piston untuk menutup return port,
minyak terhisap dari reservoir. Saat pedal dilepaskan menyebabkan
pegas balik mendorong piston kembali ke posisi semula, return
port terbuka dan minyak kembali lagi ke reservoir
.

Gambar 12. Master Silinder Kopling

Komponen yang menjadi satu kesatuan dalam master


silinder, seperti:
1) Piston Pompa, berfungsi sebagai pemompa atau pendorong
piston pada caliper.
2) Pegas pembalik, berfungsi sebagai pembalik piston
pompa(kembali ke tempat semula)
3) Perapat (sil) pada master silinder, ada dua buah sil yang
memiliki dua fungsi, yaitu sebagai katup dan sebagai pencegah
kebocoran minyak hidrolik (fluida)
4) Reservoir Reservoir (tangki fluida), berfungsi sebagai wadah
atau tempat penyimpanan minyak hidrolik.

2) Silinder Pembebas Kopling


Silinder pembebas kopling (release cylinder) dibagi atas
dua tipe; tipe yang bisa disetel (adjustable type) dan tipe menyetel
sendiri (self-adjusting type).

17
Tipe yang bisa disetel (adjustable type) Minyak hidraulis
dari master silinder menyebabkan piston pada release cylinder
mendorong pushrod dan mendorong garpu pembebas (clutch
release fork). Silinder pembebas mempunyai saluran pembuang
udara (bleeder plug) untuk mengeluarkan udara dari saluran
hidraulis, dan pegas pembalik menjaga agar garpu pembebas
kopling dan batang penekan tetap bersentuhan satu sama lainnya.
Konstruksi silinder pembebas (release cylinder.)
Tipe menyetel sendiri (self-adjusting type). Penyetelan
kebebasan garpu pembebas kopling dilakukan dengan cara
merubah panjang batang penekan. Pada kendaraan Modern, untuk
menghilangkan penyetelan gerak bebas maka digunakan silinder
pembebas tipe menyetel sendiri. Pada silinder pembebas tipe
menyetel sendiri tidak menggunakan pegas pembalik garpu
pembebas, sebagai gantinya maka pada silinder pembebas dipasang
pegas (conical spring) untuk menjaga agar garpu pembebas
(release fork) selalu bersentuhan dengan batang penekan.
3) Hydrolic Clutch Pipe
Pipa hidrolis pada umumnya tidak berbeda dengan selang
lainya. Meski akan menyalurkan tekanan hidrolis, pipa ini tidak
dibuat dari besi dengan lekukan tetap. Meski beberapa tipe ada
yang menggunakan pipa besi namun hanya terletak dikedua ujung
selang.
Kebanyakan, memakai tipe high pressure flexible pipe.
Dimana pipa ini menggunakan bahan yang fleksibel namun masih
mampu menahan tekanan kopling. Di bagian ujung, biasanya akan
dilengkapi dengan pipa berbahan mika. Bahan ini kuat dan ringan
namun getas, sehingga jika tidak benar cara pelepasannya akan
memecahkan pipa.
4) Release Fork

18
Garpu pembebas adalah untuk mengkonversi energi mekanis dari
output aktuator silinder menuju release bearing. Sama halnya
dengan pedal kopling, release fork juga bekerja dengan
menggunakan prinsip pengungkit. Dimana panjang lengan fork
mempengatuhi tingkat kekerasan penekanan kopling.

Gambar 13. Release Fork

5) Release Bearing
Relaese bearing berfungsi meneruskan tekanan dari aktuator
silinder atau dari release fork untuk menekan area pegas diafragma.
Release bearing berbentuk seperti bantalan roller, hal ini karena tugas
release bearing itu menghubungkan release fork yang bersifat diam dan
pegas diafragma yang berputar.
6) Clutch Cover
Cover kopling, berfungsi sebagai housing untuk beberapa
komponen seperti pegas diafragma dan pressure plate. Cover ini
terletak diarea luar yang menyelimuti kampas kopling. Posisinya
dibaut bersama flywheel. Sehingga ketika flywheel berputar
dipastikan clutch cover beserta komponen didalamnya ikut
berputar.
7) Pressure Plate
Plat penekan berfungsi untuk menekan kampas kopling
agar terjepit bersama flywheel, Plat ini berbentuk piringan yang

19
terbuat dari bahan besi tuang tebal. Hal itu dikarenakan pressure
plate harus mampu menekan plat kopling dengan kekuatan tinggi.

b. Kelebihan dan kekurangan mekanisme penggerak tipe


hidraulis
Kelebihan
1. Kehilangan tenaga yang diakibatkan oleh gesekan lebih kecil,
sehingga dapat menyalurkan tenaga lebih maksimal. Penakanan
pada kopling pun menjadi lebih ringan.
2. Pemindahan tenaga pedal kopling lebih cepat, kinerja kopling
pun lebih baik
3. Penempatan pedal kopling dan master silinder mudah
ditempatkan sesuai dengan keadaan.

Kekurangan mekanisme penggerak tipe hidraulis


1. Kontruksinya lebih rumit
2. Kerja kopling akan terganggu apabila terjadi kebocoran, atau
terdapat udara pada sistem.

20
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Kopling terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak
atau system yang merupakan bagian dari system pemindah daya dengan
fungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran dan daya mesin ke
unit pemindah tenaga dengan lembut dan cepat.
2. Syarat yang harus dipenuhi Kopling :
a. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut.
b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip.
c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
3. Dinamakan kopling hidrolik, karena untuk melakukan pemindahan daya
adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis
4. Komponen Utama Kopling Hidrolik :
a. Tutup kopling
b. Pump Impeller
c. Turbine Runner
d. Stator
e. One Way Clutch
5. Kerusakan pada kopling hidrolik:
a. Overheating
b. Kopling Slip
c. Kopling bergetar
d. Fluida terkontaminasi
e. Kopling berputar berlebihan
f. Timbul suara anaeh

6. JenisPenggerak kopling
a. Mekanis ( dengan kabel dan Lingkage)
b. Hidrolis
7. Kelebihan dan Kekurangan Penggerak kopling mekanis

21
KELEBIHAN :
a. Kontruksi sederhana
b. Lebih Responsif
c. Perawatan mudah
KEKURANGAN :
a. Penekanan Kopling Berat
b. Tekanan pada pelat penekan kurang merata
c. Kabel rawan putus

8. Komponen Penggerak kopling Hidrolis:


a. Master silinder
b. Silinder pembebas kopling
c. Hidrolic clutch pipe
d. Release fork
e. Release bearing
f. Clutch cover
g. Pressure plate

9. Kelebihan mekanisme penggerak tipe hidraulis


a. Kehilangan tenaga yang diakibatkan oleh gesekan lebih kecil,
sehingga dapat menyalurkan tenaga lebih maksimal. Penakanan pada
kopling pun menjadi lebih ringan.
b. Pemindahan tenaga pedal kopling lebih cepat, kinerja kopling pun
lebih baik
c. Penempatan pedal kopling dan master silinder mudah ditempatkan
sesuai dengan keadaan.

Kekurangan mekanisme penggerak tipe hidraulis


a. Kontruksinya lebih rumit

22
b. Kerja kopling akan terganggu apabila terjadi kebocoran, atau terdapat
udara pada sistem.

SARAN
1. Kopling hidrolik dan penggerak kopling (Mekanis dan Hidrolis)
merupakan elemen mesin yang perawatannya perlu di perhatikan,
untuk memaksimalkan pemakaian fungsinya, dan untuk lebih
melengkapi pengetahuan pembaca tentang kopling gesek, baiknya
memperbanyak bacaan referensi.
2. Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Chassis dan Pemindah Tenaga SMK Negeri 1 Magelang

2. Toyota Technician Manual

3. http://www.bisaotomotif.com/2015/12/komponen-mekanisme-
penggerak-kopling.html

4. Newstep 1 Training Manual

5. http://www.kitapunya.net/2013/12/mekanisme-penggerak-kopling.html

6. Buku Memperbaiki transmisi oleh Nofriza, S.Pd.

7. Laporan Tugas Akhir Prinsip Kerja dan Troubleshooting kopling


mekanis Isuzu Panther Hi-Grade FT UNNES

24

Anda mungkin juga menyukai