Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI

RUANG TERBUKA PUBLIK


TAHUN 2012

Ova Andrahan*, Yarmaidi**, Edy Haryono***

This research was aimed at finding the function of Metro City park as an open
public area in 2012.The method used in this research was descriptive. The
population of the research was Metro City visitor. The sample was taken based on
the quota sampling consists of fifty respodents both men and women. The data
collecting technique which was used were observation, interview and
documentation. The data analysis used the table in the form ofpercentage.The
result of this research showed that (1) The most visitors Metro City Park (58%)
stated that the Metro city park had socialfunction of culture, (2)The most
visitorsof Metro City Park (58%) stated that the Metro city park had aesthetic
function, (3) The most visitors of Metro City Park (66%) stated that the Metro
city park had ecological function and a mostvisitors (78%) agreed that Metro city
park had recreation function.

Key word: city, function, metro, park

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui fungsi taman Kota Metro sebagai
ruang terbuka publik tahun 2012.Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung taman
Kota Metro. Sampel diambil berdasarkan quota sampling sebanyak 50 orang
responden laki-laki dan perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis tabel dalam bentuk presentase. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) Sebanyak 58% pengunjung Taman Kota menyatakan bahwa taman
Kota Metro memiliki fungsi sosial budaya. (2) sebanyak 58% pengunjung Taman
Kota menyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi estetika. (3) sebanyak
66 % pengunjung Taman Kota menyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki
memiliki fungsi ekologis. (4) sebanyak 78 % pengunjung Taman Kota
menyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki memiliki fungsi rekreasi.

Kata Kunci: fungsi, kota, metro, taman


Keterangan:
* :
Mahasiswa Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
** :
Pembimbing Utama
*** :
Pembimbing Pembantu
PENDAHULUAN Ruang terbuka hijau (RTH) memiliki
beberapa fungsi. Secara ekologis
Kota adalah sebuah sistem jaringan RTH dapat meningkatkan kualitas air
kehidupan manusia yang ditandai tanah, mencegah banjir, mengurangi
dengan kepadatan penduduk yang polusi udara, dan menurunkan suhu
tinggi dan diwarnai dengan strata kota tropis yang panas terik. RTH
sosial ekonomis yang heterogen serta perkotaan yang berfungsi ekologis
coraknya yang materialistis antara lain seperti sabuk hijau kota,
(Bintarto,1983:27). Salah satu taman hutan kota, taman botani, jalur
kebutuhan fisik masyarakat sempadan sungai dan lain-lain.
perkotaan adalah tersedianya areal
ruang publik (public space). Setiap Secara sosial budaya keberadaan
kota diharapkan melakukan penataan RTH dapat memberikan fungsi
terhadap kawasan ruang publik, dan sebagai ruang interaksi sosial, sarana
disusun dalam Rencana Tata Ruang rekreasi. Bentuk RTH yang berfungsi
Wilayah (RTRW) Kota. sosial-budaya antara lain taman-
taman kota, lapangan olah raga,
Pembangunan kota yang cenderung kebun raya, tempat pemakaman
kearah fisikal tanpa diiringi dengan umum (TPU). Secara arsitektural
kesadaran pembangunan lingkungan RTH dapat meningkatkan nilai
telah menyebabkan dilema sangat keindahan dan kenyamanan kota
minimnya ruang terbuka hijau di melalui keberadaan taman-taman
daerah perkotaan. Dalam menyusun kota, kebun-kebun bunga, dan jalur -
rencana tata ruang wilayah kota, jalur hijau di jalan-jalan kota.
suatu kota diharapkan menyediakan
dan memanfaatkan ruang terbuka Peran ruang publik bagi masyarakat
hijau dan ruang terbuka publik. kota sangat penting selain
penyediaan areal untuk ruang terbuka menyangkut tata ruang fisik
hijau dan ruang terbuka publik dalam lingkungan, ruang publik juga
suatu wilayah kota, paling sedikit 40 mengemban fungsi dan makna sosial
% dari luas wilayah kota, dengan dan kultural yang sangat tinggi
proporsi 30 % untuk ruang terbuka seperti yang dikemukakan oleh
hijau dan seluas 10 % untuk areal Budiharjo dan Sujarto (1999:34),
terbuka publik. ruang publik merupakan; tempat
dimana masyarakat dapat melakukan
Dari informasi yang di dapat dari aktivitas sehubungan dengan
Dinas Pertamanan Kota Metro, kegiatan rekreasi dan hiburan,
terdapat 38 ha ruang terbuka hijau bahkan dapat pula mengarah pada
(RTH) publik atau sebesar 0,55 % jenis kegiatan hubungan sosial
dari luas wilayah Kota Metro lainnya seperti untuk jalan-jalan,
didominasi oleh hutan kota/taman melepas lelah, duduk bersantai-
kota. Dari jumlah tersebut yang santai, pertemuan akbar pada saat
dimanfaatkan oleh masyarakat Kota tertentu atau juga digunakan untuk
Metro dan satu-satunya ruang upacara-upacara resmi, dapat pula
terbuka publik yang dimanfaatkan dipadukan dengan tempat-tempat
adalah Taman Kota Metro atau perdagangan.
Taman Merdeka Metro.
Di sisi lain, mimimnya ruang terbuka pembatas atau jarak diantara massa
publik yang dapat menampung bangunan.fungsi ekologis: penyegaran
aktivitas bersama dapat udara, menyerap air
mengakibatkan masalah sosial hujan,pengendalian banjir, memelihara
sebagai akibat kurangnya bersama ekosistem tertentu, pelembut arsitektur
dan sosialisasi antar masyarakat, bangunan.
anak-anak tidak lagi memiliki tempat
di ruang luar, sehingga toleransi Jika dikaitkan dengan fungsi ruang
semakin berkurang dan budaya terbuka publik, kecenderungan antara
kebersamaan semakin hilang. Taman teori dan realita tidak sesuai. Fenomena
Kota mutlak dibutuhkan bagi yang terjadi saat ini bahwa terlihat di
masyarakat kota, karena terdapat sekitar Taman Kota banyak terdapat
unsur-unsur seperti keserasian, reaksi pedagang yang berjualan di sekitar
aktif, pasif, nuansa rekreatif, taman tersebut. Sehingga hal ini dapat
terjadinya keseimbangan mental menimbulkan perubahan tatanan kota,
(psikologis) dan fisik manusia, artinya di sekitar area taman secara
habitat, keseimbangan ekosistem. estetika terlihat tidak rapi dan tidak
teratur. Fasilitas khususnya parkir juga
Kota Metro seiring dengan tidak tersedia dengan baik. Sebagai
perkembangannya, bertambahnya contoh banyak kendaraan yang parkir
jumlah penduduk, dan pembangunan di jalan sehingga dapat mengganggu
infrastruktur yang semakin marak arus lalulintas kendaraan di area
dilakukan, maka akan berdampak tersebut. Banyaknya Masyarakat yang
pada tingginya tekanan terhadap berkunjung khususnya pada akhir
pemanfaatan ruang. Oleh karena itu pekan, namun tidak diiringi dengan
dibutuhkan adanya perhatian khusus peningkatan dalam hal fasilitas, seperti
terhadap penataan ruang kawasan tempat parkir.
perkotaan, terutama yang terkait
dengan penyediaan kawasan hunian, Aktivitas Taman Kota Metro
fasilitas umum dan sosial, serta berlangsung dari pagi hingga malam
ruang-ruang terbuka publik. Salah hari. Taman Kota Metro Banyak
satu ruang publik di Kota Metro dikunjungi masyarakat ketika
adalah Taman Kota. menjelang sore atau setelah mereka
melakukan aktivitas sehari-hari.
Taman Kota Metro merupakan salah Mereka berkunjung unruk bersantai,
satu ruang publik satu-satunya dan duduk-duduk ataupun berolahraga.
yang dimanfaatkan oleh masyarakat Masyarakat yang memanfaatkan
saat ini. Menurut Profesor Eko Taman terdiri dari berbagai kalangan
Budiharjo ( 2013, 91 ), ruang terbuka diantaranya anak-anak, remaja bahkan
memiliki beberapa fungsi, orang tua.
yaitu:fungsi umumtempat bermain dan Fenomena yang terjadi saat ini bahwa
berolahraga, tempat bersantai, tempat Pemanfaatan Taman Kota kurang
komunikasi sosial, tempat peralihan, dimanfaatkan sesuai fungsinya , penulis
tempat menunggu, sebagai ruang tertarik untuk mengadakan penelitian
terbuka, untuk mendapatkan udara tentang Fungsi Taman Kota Sebagai
segar dengan lingkungan, sebagai Ruang Terbuka Bagi Masyarakat tahun
sarana penghubung antara tempat yang 2012.
satu dengan tempat yang lain, sebagai
METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilakukan
pada tempat/pusat aktivitas
Metode yang digunakan dalam pengunjung yaitu Ruang Terbuka
penelitian ini adalah deskriptif. Publik Taman Kota Metro pada hari
Menurut Moh. Pambudu Tika (2005:4) senin-minggu. Dalam pelaksanaanya
metode deskriptif adalahpenelitian yang penulis mendapatkan responden
lebih mengarah pada pengungkapan dengan mendatangi responden satu
suatu masalah atau keadaan persatu, kemudian menanyakan
sebagaimana adanya, walaupun kesediaanya untuk menjadi
kadang-kadang diberi interpretasi atau responden dalam penelitian ini.
analisis. Hasil penelitian difokuskan
untuk memberikan gambaran keadaan Variabel dalam penelitian ini adalah
yang sebenarnya dari objek yang fungsi taman kota sebagai ruang
diteliti. terbuka publik oleh masyarakat, yaitu
fungsi sosial budaya,apabila dapat
Metode penelitian deskriptif ini dimanfaatkan sebagai tempat
bertujuan untuk mengetahui deskripsi berkumpul, Selain itu juga sebagai area
geografi terhadap fungsi Taman Kota budaya yaitu tempat penelitian unsur-
Metro sebagai ruang terbuka bagi unsur sejarah yang ada. Adapun
masyarakat, serta apakah terdapat kriterianya antara lain:adanya tempat
fungsi sosial, ekologis, estetika , dan dudukadanya tempat berkumpul
rekreasi bagi masyarakat dalam (gazebo)keadaan nyaman yang
memanfaatkan Taman Kota Metro. terbentuk dari unsur vegetasi.

Populasi adalah keseluruhan dari unit Ruang terbuka taman kota memiliki
analisa yang dicari-cari akan diduga manfaat yang besar terhadap
(Masri Singarimbun, 1995:152). peningkatan kualitas lingkungan dan
Populasi dalam penelitian ini adalah kehidupan masyarakat kota, antara
pengunjung yang berkunjung ke lain memberikan estetika karena
Taman Kota Metro. Jenis hijaunya taman dapat menjadi suatu
Populasinya adalah populasi tidak keindahan. Adapun kriterianya antara
terbatas, yaitu sumber data tidak lain:keindahan,
dapat ditentukan batasannya kebersihankenyamanan sertamenarik.
sehingga relatifnya tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk jumlah Penataan ruang terbuka secara tepat
(Hermawan Warsito, 1992:24). di perkotaan mampu berperan
meningkatkan atmosfer kota,
Sampel adalah sebagian dari populasi penyegaran udara, menurunkan suhu
yang mewakili populasi yang kota, menyapu debu perkotaan dan
bersangkutan (Nursid, 1998:112), meredam kebisingan. Fungsi ruang
metode pengambilan sampel dalam terbuka sebagai ekologis akan
penelitian ini secara non probability memberikan keseimbangan ekologis
sampling artinya tidak memberikan untuk mencegah polusi udara di
kemungkinan yang sama bagi tiap perkotaan melalui unsur vegetasi
unsur populasi untuk dipilih karena yang beragam. Kriteria dari unsur
tidak diketahui dan dikenal populasi ekologis yaitu:Adanya vegetasi yang
yang sebenarnya(Nasution, 1987:95). teduh dan nyaman, Tata letak yang
sesuai.
Aktivitas aktifyang dilakukan
seseorang atau kelompok dengan
berpindah tempat atau bergerak aktif
dalam ruang terbuka. Aktivitas ini
berhubungan dengan kebutuhan
masyarakat untuk bergerak bebas di Keterangan:
pusat kota yang padat dan lahan % : Persentase yang diperoleh
sempit. Kegiatan yang tergolong n : Nilai yang diperoleh
dalam aktivitas ini adalah rekreasi N : Jumlah seluruh nilai
(jalan-jalan), olahraga, dan bermain. 100 : Konstanta ( Muhamad Ali,
1992: 186)
Aktivitas pasifyang dilakukan
seseorang atau kelompok di ruang
terbuka publik tanpa banyak HASIL DAN PEMBAHASAN
berpindah tempat yaitu duduk atau
duduk-duduk. Kriteria dari aktivitas Kota Metro adalah salah satu kota di
aktif pasif pada ruang terbuka dilihat ProvinsiLampung, berjarak 45 km dari
dari:tempat, ukuran, nyaman dan Kota Bandar Lampung. Secara
bersih astronomis, Kota Metro terletak pada
posisi antara 0507’45” - 0508’ LS, dan
Teknik pengumpulan data yang 105018’15” BT - 105018’25” BT.
dilakukan penulis dalam penelitian Adapun luas wilayah Kota Metro
ini adalah observasi lapangan, bardasarkan Undang-undang Nomor
wawancara, studi dokumentasi, studi 12 Tahun 1999 yakni 68,74 km²,
literature dan angket. yang meliputi lima kecamatan dan 22
kelurahan.
Teknik analisis pada penelitian ini
menggunakan analisa tabel dalam Secara administratif, Kota Metro
bentuk presentase yang diperoleh mempunyai batas-batas wilayah
dari jawaban pengunjung yang yaitu sebagai berikut :
dianalisis secara kuantitatif
sederhana, mendeskripsikan - Sebelah Utara berbatasan dengan
distribusi frekuensinya dalam bentuk Kecamatan Punggur (Kabupaten
tabel kemudian dipresentase. Setelah Lampung Tengah) dan Kecamatan
dipresentasekan hasil penelitian Pekalongan (Kabupaten Lampung
dibuat deskripsi sistematis, data di Timur).
interpretasikan dalam bentuk kata-
- Sebelah Selatan berbatasan dengan
kata sehingga hasilnya didapat
pengertian yang jelas sesuai dari Kecamatan Metro Kibang
tabel, sehingga data maupun angka (Kabupaten Lampung Tengah).
angka tersebut memiliki makna dan - Sebelah Barat berbatasan dengan
dianalisis yang menjadi dasar Kecamatan Trimurjo (Kabupaten
kesimpulan sebagai hasil akhir Lampung Tengah).
penelitian. - Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Pekalongan dan
Rumusnya
Batanghari (Kabupaten Lampung

% = n/N x 100
Timur).(Sumber: Badan Ganjar Asri, Kelurahan Ganjar
Perencanaan Pembangunan Daerah Agung.
Kota Metro Tahun 2012)
Kecamatan Metro Utara, terdiri dari

Gambar 1. Peta Administratif Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2012

Kota Metro terdapat 5 kecamatan 4 kelurahan. Kelurahan Banjar Sari,


adalah sebagai berikut. Kecamatan Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan
Metro Pusat, terdiri dari 5 kelurahan. Purwosari, Kelurahan Purwoasri.
Kelurahan Metro, Kelurahan
Imopuro, Kelurahan Hadimulyo Kecamatan Metro Selatan, terdiri
Timur, Kelurahan Hadimulyo Barat, dari 4 kelurahan. Kelurahan
Kelurahan Yosomulyo Sumbersari, Kelurahan Margorejo,
Kecamatan Metro Timur, terdiri dari Kelurahan Margodadi, Kelurahan
5kelurahan. Kelurahan Iringmulyo, Tejosari
Kelurahan Yosodadi, Kelurahan
Yosorejo, Kelurahan Tejosari, Secara demografis, penduduk Kota
Kelurahan Tejoagung Metro berjumlah 152.827 jiwa, yang
terdiri dari 74.778 (47,7%) jiwa
Kecamatan Metro Barat, terdiri dari penduduk laki-laki dan 78.049
4 kelurahan. Kelurahan Mulyojati, (52,3%) penduduk perempuan.
Kelurahan Mulyosari, Kelurahan
Kepadatan penduduk di Kota Metro yang nyaman, gazebo, arena bermain
adalah 2223 Jiwa/Km2. Perhitungan anak-anak, arena olahraga, toilet/ wc,
di atas adalah kepadatan penduduk saluran air, tempat sampah, lampu
Kota Metro secara umum atau secara taman, pos keamanan.
keseluruhan. Dengan Kepadatan
penduduk penduduk dan jumlah Karakteristik pengunjung Taman
penduduk yang padat maka sangat Kota bedasarkan usia dapat
dibutuhkan suatu ruang terbuka, memberikan gambaran mengenai
khususnya Taman Kota untuk masyarakat yang memanfaatkan
menampung berbagai aktivitas Taman Kota. Paling dominan
penduduk. masyarakat yang berkunjung ke
Taman Kota adalah usia 16-25
Kota Metro merupakan dataran tahun. Karena usia tersebut usia
rendah dengan ketinggian 74,5 meter produktif dan masih memiliki
di atas permukaan laut. Taman kota semangat tinggi untuk beraktivitas,
Metro termasuk dalam kawasan yang mereka masih ingin bersenang-
relative datar. Topografi juga senang, bermain, berkumpul, dan
mempengaruhi suhu, jenis tanah, menikmati keindahan Taman Kota
jumlah curah hujan, dan jenis serta tidak jarang hanya untuk
tumbuh-tumbuhan. Topografi dapat membeli makanan.
mempengaruhi jenis tanaman
pertanian yang cocok di suatu Karakterististik pengunjung
daerah. berdasarkan tingkat pendidikan
diperlukan karena tingkat pendidikan
Lahan termasuk faktor terpenting mempengaruhi seseorang dalam
suatu perencanaan pembangunan bertindak dan berpikir. Pengunjung
wilayah, karena akan mencerminkan Taman Kota telah mengenyam
aktivitas manusia di lahan tersebut. pendidikan SMA yaitu 64 % dan
Penggunaan lahan suatu daerah akan paling sedikit mengenyam
dipengaruhi oleh berbagai faktor pendidikan hingga jenjang SMP
fisik, sosial, budaya maupun yaitu hanya 4%. Hal ini memberikan
kebijakan pemerintah. Adapun pandangan bahwa masyarakat yang
rincian penggunaan lahan terbuka berkunjung ke Taman kota tingkat
hijau/Ruang Terbuka Hijau Kawasan pendidikannya sudah baik karena
Perkotaan (RTHKP) Kota Metro pernah mengenyam pendidikan
antara lain: lahan pertanian sawah, hingga jenjang menengah keatas.
lahan pertanian, kebun/semak
belukar, sempadan sungai, tempat Masyarakat yang memanfaatkan
pemakaman umum, taman/hutan Taman Kota berasal dari berbagai
kota. kalangan pekerjaan. Pengunjung
Taman Kota paling banyak adalah dari
Sebuah ruang terbuka publik yang kalangan pelajar atau mahasiswa dan
bertujuan sebagai arena rekreasi juga wiraswasta. Hal ini dimungkinkan
warga kota, setidaknya harus oleh waktu senggang yang cukup
menyediakan fasilitas-fasilitas banyak yang dimiliki oleh kalangan
sebagai berikut: pohon, dan tanaman, tersebut. Kalngan pelajar atau
pedestrian (jalur pejalan kaki), mahasiswa biasanya berkunjung ke
bangku taman atau tempat duduk Taman kota setelah mereka bersekolah
atau kuliah. Sedangkan para pekerja Fungsi ruang publik tidak dapat
cenderung datang pada saat pagi dan dipisahkan dari manusia baik secara
hari libur saat mereka tidak bekerja atau psikologis, emosional atau dimensional.
beraktifitas lainnya. Manusia dalam ruang bergerak,

Gambar 2. Peta Asal Daerah Pengunjung Taman Kota Metro di Kota Metro
Daerah asal atau domisili pengunjung menghayati, dan berpikir, juga
di rasa penting dalam penelitian ini, membuat ruang untuk menciptakan
karena dapat memberikan gambaran dunianya. Ruang publik sebenarnya
mengenai persebaran pengguna di wadah yang dapat menampung
Taman Kota dan jarak jangkauannya. aktivitas tertentu dari masyarakat
Sebagian besar pengunjung bersal dari tertentu di wilayah tersebut. Menurut
luar kota Metro,Diantaranya berasal Eko Budiharjo, dkk (2013:91), fungsi
dari kabupaten lampung tengah, ruang publik adalah sebagai berikut:
lampung timur, pasawaran.
Ruang publik merupakan fasilitas
umum yang tentunya memiliki fungsi.
Fungsi umum:tempat bermain aslinya. Selain itu juga Taman Kota
danberolahraga,tempat bersantai,tempat tidak hanya memiliki fungsi secara
komunikasi sosial,tempat peralihan umum saja, tetapi memiliki beberapa
termasuk menunggu,sebagai ruang fungsi antara lain:
terbuka untuk mendapat udara segar
dengan lingkungan,sebagai sarana Fungsi Sosial Budaya : ruang terbuka
Gambar 2. Peta Lokasi Taman Kota di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

penghubung dari suatu tempat ke disebut sebagai area sosial budaya


tempat lain, dansebagai pembatas atau apabila dapat dimanfaatkan sebagai
jarak dengan bangunan. tempat berkumpul, dimana dapat
dimanfaatkan segala macam golongan
Tanggapan Responden tentang Taman dan kegiatan yang terjadi beragam
Kota Metro, terdapat 10 responden seperti berolahraga dan bermain dengan
(20%) yang tidak setuju dengan suasana nyaman dan rindang. Selain itu
adanya taman kota, 25 responden juga sebagai area budaya yaitu tempat
(50%) yang kurang setuju dengan penelitian unsur-unsur sejarah yang
adanya taman kota, 13 responden setuju ada. Adapun kriterianya antara
dengan adanya taman kota (26%), dan lain:Adanya tempat duduk, Adanya
2 responden (4%) sangat setuju dengan tempat berkumpul ( gazebo), Keadaan
adanya taman kota. Jadi sebagian besar nyaman yang terbentuk dari unsur
pengunjung berpendapat kurang setuju vegetasi
dengan adanya taman kota sebagai
ruang terbuka publik, karena Fungsi Estetika: Estetika berasal dari
masyarakat berpendapat bahwa taman bahasa Yunani yaitu:Aesthetica
kota sudah tidak memiliki fungsi berarti hal-hal yang dapat diserap
oleh panca indera. Aesthesis berati
penyerapan indera.Ruang terbuka Tanggapan Responden tentang Taman
taman kota memiliki manfaat yang Kota memiliki Unsur Budaya. terdapat
besar terhadap peningkatan kualitas 29 responden (58%) tidak setuju bahwa
lingkungan dan kehidupan taman kota memiliki unsur budaya, dan
masyarakat kota, antara lain 21 responden (21%) setuju bahwa
memberikan estetika karena hijaunya taman kota memiliki unsur budaya.
taman tersebut dengan aneka bentuk Jadi sebagian responden tidak setuju
daun, cabang dan ranting yang bahwa taman kota memiliki unsur
membentuk suatu keindahan. sosial budaya.
Adapun kriterianya antara
lain:Keindahan, Kebersihan, Tanggapan Responden tentang
Kenyamanan, Menarik. Taman Kota memiliki Unsur
Estetika. Terdapat 29 responden
Fungsi Ekologis: Penataan ruang (58%) tidak setuju bahwa taman kota
terbuka secara tepat di perkotaan memiliki unsur estetika, dan 21
mampu berperan meningkatkan responden (21%) setuju bahwa taman
atmosfer kota, penyegaran udara, kota memiliki unsur estetika. Jadi
menurunkan suhu kota, menyapu sebagian responden tidak setuju
debu perkotaan dan meredam bahwa taman kota memiliki unsure
kebisingan. Fungsi ruang terbuka social estetika. Hal ini disebabkan
sebagai ekologis akan memberikan banyaknya pedagang kaki lima yang
keseimbangan ekologis untuk berjualan di area Taman.
mencegah polusi udara di perkotaan
melalui unsur vegetasi yang Tanggapan Responden tentang
beragam. Kriteria dari unsur ekologis Taman Kota memiliki Unsur
yaitu:Adanya vegetasi yang teduh Ekologis. Terdapat 17 responden (34%)
dan nyaman, Tata letak yang sesuai tidak setuju bahwa taman kota memiliki
unsur Ekologis, dan 33 responden
Fungsi Rekreasi: Aktivitas aktifyang (66%) setuju bahwa taman kota
dilakukan seseorang atau kelompok memiliki unsur ekologis. Jadi sebagian
dengan berpindah tempat atau responden setuju bahwa taman kota
bergerak aktif dalam ruang terbuka. memiliki unsure ekologis. Hal ini
Aktivitas ini berhubungan dengan disebabkan karena ditaman kota banyak
kebutuhan masyarakat untuk tumbuh berbagai jenis pepohononan.
bergerak bebas di pusat kota yang
padat dan lahan sempit. Kegiatan Tanggapan Responden tentang Taman
yang tergolong dalam aktivitas ini Kota memiliki Unsur Rekreasi. bahwa
adalah rekreasi (jalan-jalan), terdapat 11 responden (22%) tidak
olahraga, dan bermain. setuju bahwa taman kota memiliki
unsur rekreasi, dan 39 responden
Aktivitas pasif yang dilakukan (78%) setuju bahwa taman kota
seseorang atau kelompok di ruang memiliki unsur rekreasi.
terbuka publik tanpa banyak
berpindah tempat yaitu duduk atau
Hubungan Taman Kota sebagai
duduk-duduk. Kriteria dari aktivitas
Fungsi Sosial Budaya. Terdapat 8
aktif pasif pada ruang terbuka dilihat
responden (16%) yang tidak setuju
dari:tempat, ukuran, nyaman, bersih
dengan adanya taman kota sebagai
fungsi social budaya, dan 2 Pengunjung menyatakanbahwa
responden (4%) yang setuju apabila sebanyak 66 % setuju Taman Kota
taman kota sebagai fungsi social memiliki fungsi ekologis.
budaya.
Pengunjung menyatakanbahwa
Hubungan Taman Kota sebagai sebanyak 78 % setuju Taman Kota
Fungsi Estetika. Terdapat 6 memiliki fungsi rekreasi.
responden (12%) yang tidak setuju Saran
dengan adanya taman kota sebagai
fungsi social budaya, dan 4 Berdasarkan hasil penelitian dan
responden (8%) yang setuju apabila kesimpulan, diberikan saran sebagai
taman kota sebagai fungsi estetika. berikut:

Bagi Dinas Tata Kota Metro


Hubungan Taman Kota sebagai diharapkan dapat Meningkatkan
Fungsi Ekologis. Terdapat 6 pengelolaan secara berkala baik
responden (12%) yang tidak setuju kebersihan maupun fasilitas yang
dengan adanya taman kota sebagai ada. Sehingga keindahan dan
fungsi social budaya, dan 4 kebersihan terjaga dengan baik.
responden (8%) yang setuju apabila Bagi pengunjung Taman Kota
taman kota sebagai fungsi ekologis. diharapkan tidak merusak fasilitas
yang ada dan menjaga kebersihan
Hubungan Taman Kota sebagai Taman Kota.
Fungsi Rekreasi. Terdapat 6
responden (12%) yang tidak setuju Melakukan dan penertiban para
dengan adanya taman kota sebagai pedagang kaki lima apabila
fungsi rekreasi, dan 4 responden berdagang ditempat yang tidak
(8%) yang setuju apabila taman kota diperuntukan untuk berdagang
sebagai fungsi rekreasi. karena dapat merusak nilai estetika
atau keindahan Taman kota.

SIMPULAN DAN SARAN Masyarakat atau pengunjung taman


kota harus senantiasa menjaga
SIMPULAN kebersihan, keindahan serta
ketertiban di Taman Kota Metro agar
Berdasarkan hasil penelitian dapat menjadi tempat tujuan rekreasi
disimpulkan bahwa: masyarakat yang nyaman.
Pengunjung menyatakan bahwa
sebanyak 58 % setuju Taman Kota DAFTAR RUJUKAN
memiliki fungsi sosial budaya.
Ali, Muhammad. 1992. Penelitian
Pengunjung menyatakan bahwa Kependudukan Prosedur
sebanyak 58 % Taman Kota dan Strategi. Bandung:
memiliki fungsi estetika. Angkasa.
Bintarto, R. dan Hadisumarno, S. Nursid, Sumaatmadja. 1988. Studi
1983. Metode Analisa Geografi Suatu Pendekatan
Geografi. Jakarta: LP3ES. dan Analisa Keruangan.
Bandung: Alumni.
Budiharjo, Eko dan Sujarto, Djoko.
2013. Kota Berkelanjutan Singarimbun, Masri. 1995. Metode
(Sustainable city). Bandung: Penelitian Survei. Jakarta:
Ikapi. LP3ES.

Budiharjo dan Sujarto. 1999. Kota Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode
Berkelanjutan (Sustainable Penelitian Geografi. PT
city). Bandung: Ikapi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. 1987. Metode Research, Warsito, Hermawan. 1992.


Penelitian Ilmiah. Bandung: Pengantar Metodologi
Jemmars. Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai