Tingginya AKI dan AKB tersebut lebih disebabkan pernikahan usia dini yang
berlangsung pada perempuan dengan usia antara 15 – 20 tahun karena
sebenarnya usia ideal menikah yang sesuai dengan pertumbuhan fisik
perempuan mulai umur 21 tahun. Kondisi angka pernikahan usia dini yang
cukup tinggi menjadi salah satu alasan dicanangkannya Desa Campakawarna
sebagai kampung KB.
“Semenjak adanya kampung KB, kami memiliki berbagai program yang bisa
membantu pencegahan untuk anak yang ingin menikah pada usia dini. Program
tersebut seperti penyuluhan dari berbagai Dinas seperti Dinas Pendidikan dan
Dinas Kesehatan yang memberikan penyuluhan mengenai dampak dari
pernikahan usia dini,” imbuhnya.
Lebiih lanjut Dedi juga menjelaskan sejak terlaksananya program kampung KB,
masyarakat mulai sadar akan program KKBPK (Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga).
“Selain itu setelah ada kampung KB, juga ada beberapa program lainnya seperti
bina keluarga lanjut usia, balita, dan remaja yang mulai aktif dengan berbagai
pelayanan dan program seperti Genre (Generasi Berencana), PIKR (Pusat
Informasi dan Konseling), pendidikan anak pada usia dini (PAUD) dan juga wajib
belajar 12 tahun,” ungkap Dedi.
“Sudah tidak ada pernikahan di usia dini pada 2 tahun terakhir sejak
dilaksanakan program kampung KB di Desa Campakawarna,” imbuh Dedi.
BKKBN