Anda di halaman 1dari 2

EVANS ACTARIS PAKIDING

D131171512

Air Pollution Assesment and Sustainbility


Pemateri kuliah tamu ini adalah Bapak Dr. Wesam Al Madhoun. Beliau
melakukan penilitian di tiga wilayah, yaitu Penang, Gaza, dan Makassar. Penelitian
tersebut meneliti tentang kondisi udara dan kebisingan di tiga derah tersebut.

Pada kota Penang Beliau memonitor konsentrasi CO dan CO2 dengan cara
memantau kondisi pada saat itu serta memantau lalu lintas. Berdasarkan data yang
dipaparkan, pengukuran pada jam 7:00 - 8:30 tahun 2010 CO2 yang dihasilkan
sebanyak 1030 ppm, dengan temperatur 26,1oC. Sedangkan pada tahun 2015 CO2
dihasilkan sebanyak 437 ppm dengan temperatur 26,8 oC. Berdasarkan yang telah di
jelaskan Penyebab tingginya kadar CO2 di Penang pada tahun 2010 adalah asap yang
di timbulkan oleh kebakaran hutan, serta aktivitas lalu lintas.

Beberapa solusi atau rencana untuk mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh
aktivitas lalu lintas adalah menambah jumlah transportasi umum, seperti membangun
Sky-Cable dari Butterworth ke sisi pulau, bus , meningkatkan pelayanan Butterworth
Ferry, mengenalkan konsep bersepeda di beberapa tempat, memanajemen lalu lintas
(satu atau dua arah pada lalulintas), mengadakan Car Free Day di tempat yang
memungkinkan, menggratiskan Shuttle Bus, dan mempromosikan transportasi umum
daripada transportasi pribadi di pembangunan yang baru dilaksanakan.

Kota kedua yang diteliti adalah di Gaza. Penyebab polusi udara di Gaza adalah
letak tata bangunan kota yang padat. Tata letak bangunan kota yang padat ini dapat
memerangkap gas-gas berbahaya dan debu sehingga tingkap pencemaran udaranya
tinggi. Tantangan yang dihadap oleh negara Palestina, khususnya Gaza adalah kondisi
politik, sosial-ekonomi. Seperti yang diketahui masih saja terjadi peperangan yang
tidak berkesudahan di Gaza. Tantangan selanjutnya adalah Institusional dan kapasitas
karena kurangnya sumber daya manusia dan keterampilan yang dimiliki masyarakat
di sana termasuk rendah. Tantangan lain mengenai kondisi lingkungannya sendiri
(limbah padat cair), serta kondisi keuangan dan kondisi logistik, mengingat
peperangan masih terjadi di sana. Penelitian di Gaza ini mengehasilkan konsentrasi
dari PM2,5 adalah rentang dari 0,5 hingga 35,7 μg/m3 dan PM 10 adalah 7,7 μg/m3
metode pengambilan sampel adalah grab sample.

Pada penilitian di Makassar di lakukan di Bandara Internasional Sultan


Hasanuddin. Topik penelitiannya di Makassar juga terdapat topik tentang Imfeksi
saluran pernafasan akut pada anak dan Lingkungan rumah tangga di daerah timur
Indonesia. Untuk Topik saluran pernafasan bahan partikulat PM2,5 dan PM10
penelitian dilakukan di ruang keluarga, dapur, kamar tidur anak, serta di luar rumah.
Sampel diambil sebanyak 55 rumah dan dilakuakan dari pukul 6 pagi hingga tengah
malam.

Hasil surveynya menunjukkan bahwa 1,98 kali menunjukkan bahwa adanya


gejala yang mengindikasikan adanya infeksi saluran pernafasan apabila bukan ibunya
yang menjaganya secara langsung. Banyak anak menunjukkan batuk jika mereka
tidak mendapatkan ASI atau ada kemungkinan kalau ibunya menyebarkan ke
lingkungan asap tembakau selama masa kehamilannya.

Penelitian yang dilakukan di bandara Sultan Hassanuddin. Penelitian ini


menghasilkan analisa data rata-rata pengukuran menunjukkan tingkat kebisingan
mecapai 72,53 dBA. Hal ini sudah melampaui baku mutu yang ditetapkan. Untuk
analisa mengenai polusi udara, hasil pengukurannya adalah Sulfur Dioksida ( SO2)
adalah 13,748 μg/m3, Nitrogen dioksida (NO2) sebanyak 18,650 μg/m3 dan karbon
monoksida (CO) adalah 25,942 μg/m3. Berdasarkan dari hasil-hasil di atas, bandara
Ultan Hasanuddin tidak cocok untuk eco-airport.

Pemateri juga menjelaskan tentang proyek pembangunan kota sehat atau Building
Healty Cities Project (BHC). BHC di bangun di Smart Cities yang ada di Asia seperti
Indore, Madhya Pradesh, India; Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia; dan Da Nang,
Vietnam. Proyek ini bertujuan untuk lebih memfokuskan kembali kepada kebijakan
kota, perencanaan, dan pelayanan dengan kesetaraan kesehatan bersamaan dengan
meningkatkan pengambilan keputusan berdasarkan data. Merencanakan untuk Smart
City pada hakikatnya dikaitkan dengan kesehatan: transportasi, lingkungan hidup,
sanitasi edukasi dan semua teknologi yang mepengaruhi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai