3. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang menyakitkan.
a. Pertahanan jangka pendek termasuk sebagai berikut:
1) aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas (konser
musik, bekerja keras, menonton televisi, secara obsesif)
2) aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara (ikut serta
dalam aktivitas sosial, agama, klub politik, kelompok atau gang)
3) aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (penyalahgunaaan obat)
4) aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri (olahraga yang
kompetitif, pencapaian akademik, kontak untuk mendapatkan popularitas).
b. Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:
1) penutupan identitas, adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi diri
individu tersebut.
2) Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh
nilai dan harapan masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi,
pergeseran (displacement), peretakan (splitting), berbalik marah pada diri sendiri dan
amuk.
3. Prinsip Tindakan
1. Perluas kesadaran klien
2. Bina hubungan saling percaya
3. Berikan pekerjaan pada klien pada tingkat kemampuan yang dimiliki
4. Maksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik
5. Dukung ekplorasi diri klien
6. Bantu klien untuk menerima perasaan danpikiran- pikirannya
7. Bantu mengklarifikasi konsep diri dan hubungan denganorang lain melalui
keterbukaan
8. Berikan respon empati bukan simpati dan tekankan bahwa kekuatan untuk berubah
ada pada diri klien
9. Bantu klien merumuskan perencanaan yang realistik
10. Bantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
11. Bantu mengkonseptualkan tujuan yang realistik.
4. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Berduka disfungsional
1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah
DS :
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, merendahkan diri sendiri
- Ungkapan rasa bersalah, khawatir
- Ungkapan suka menunda keputusan
- Menyangkal kesenangan sendiri
- Bosan
- Polarisasi pandangan hidup
DO :
- Gangguan berhubungan
- Perilaku destruktif
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Suerni T, Budi Anna Keliat, Novy Helena CD. 2013. Penerapan Terapi Kognitif &
Psikoedukasi Keluara Pada Klien Harga Diri Rendah diruang Yudistira Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa.Volume 1,No.2,November
2013;161-169.
Tim Penyusun. (2008). Modul II Standar Asuhan Keperawatan. FIK UI: Depok
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Dialihbahasakan Oleh Kapoh
R.P dan Yuda E.K. Jakarta: EGC.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat pagi bu, sedang apa ? ”, perkenalkan nama saya?,
biasa dipanggil ?, saya perawat yang dinas pagi ini ini . Saya dinas dari pk 07.00-
14.00 nanti, saya ingin mengobrol dengan ibu pagi ini apakah ibu bersedia?, saya
yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya
mahasiswi profesi profesi STIkes Yatsi Tangerang. Saya berada disini selama 3
minggu disini saya akan menemani dan membantu merawat ibu dari pukul 08.00-
14.00 WIB. Jadi ibu dapat bercerita dengan saya masalah yang sedang ibu
rasakan.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ? bapak/ibu terlihat segar“.
c. Kontrak
Topik : ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah bapak/ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai
kegiatan mana yang masih dapat bapak/ibu dilakukan di rumah sakit.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
Waktu : “Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Tempat : ”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu?”
Tujuan : “dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2. Kerja
”, bapak/ibu apa saja kemampuan yang bapak/ibu dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya
buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak/ibu lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak/ibu miliki “.
” bapak/ibu, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3
kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak/ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak/ibu ”. Mari kita lihat
tempat tidur . bapak/ibu Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak/ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak/ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak/ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan (tidak) melakukan.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap dan
latihan merapihkan tempat tidur ?
Obyektif : “Berarti sudah berapa kemampuan yang T miliki dan bisa bapak/ibu
lakukan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
Ya, bapak/ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak/ibu
praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang.” ”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.
bapak/ibu . Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
c. Kontrak
Topik : ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. bapak/ibu
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit
selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalau begitu
kita akan latihan mencuci piring”
Waktu : ”Besok jam 8 pagi, sehabis makan pagi”
Tempat : “Di dapur ruangan ini, ya. Sampai jumpa”