Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

1. Kasus ( Masalah Utama )


Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri menyebabkan
kehilangan rasa percaya diri, pesimis, dan tidak berharga di kehidupan (Dermawan D dan
Rusdi, 2013)
Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
disertai kurangnya perawatan diri, tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak
menunduk, berbicara lambat dan suara lemah (Suerni, Keliat, 2013)
Dalam pengkajian terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya harga diri
rendah yaitu faktor predisposisi adalah suatu perubahan yang disebabkan oleh ideal diri yang
tidak realistis terjadi ketergantungan dan penolakan terhadap orang lain, tidak memiliki
tanggung jawab personal, megalami kegagalan berulang kali. Sedangkan faktor presipitasi
adalah suatu perubahan penampilan, bentuk tubuh, kegagalan yang menyebabkan
produktifitas menurun (Yosep, 2010).
2. Proses Terjadinya Masalah
1. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orangtua yang tidak realitis,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. dan Faktor yang
mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik, peran seks, tuntutan peran kerja,
dan harapan peran kultural. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan dalam struktur
sosial.
2. Faktor presipitasi
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal: Trauma
seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan di mana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi
peran: Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan, perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri.
Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluaraga
melalui kelahiran atau kematian Transisi peran sehat-sakit, sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh: kehilangan bagian
tubuh perubahan bentuk, ukuran, penampilan dan fungsi tubuh prosedur medis dan
keperawatan.

3. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang menyakitkan.
a. Pertahanan jangka pendek termasuk sebagai berikut:
1) aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas (konser
musik, bekerja keras, menonton televisi, secara obsesif)
2) aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara (ikut serta
dalam aktivitas sosial, agama, klub politik, kelompok atau gang)
3) aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (penyalahgunaaan obat)
4) aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri (olahraga yang
kompetitif, pencapaian akademik, kontak untuk mendapatkan popularitas).
b. Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:
1) penutupan identitas, adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi diri
individu tersebut.
2) Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh
nilai dan harapan masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi,
pergeseran (displacement), peretakan (splitting), berbalik marah pada diri sendiri dan
amuk.

4. Rentang respons konsep diri

Respons adaptif Respons maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


positif rendah identitas

Uraian dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut:


1) Respons adaptif
Yaitu respons di mana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat
memecahkan masalah tersebut.
a) Aktualisasi diri
Yaitu kesadaran akan diri sendiri, berdasarkan atas observasi mandiri,
termasuk persepsi saat lalu akan diri sendiri dan perasaannya.
b) Konsep diri positif
Yaitu menunjukkan bahwa individu akan sukses hidupnya.
2) Respons maladaptif
Yaitu respons di mana jika klien menghadapi masalah, klien tidak dapat
memecahkan masalah tersebut dan akan menjadikan masalah tersebut sebagai
beban
a) Harga diri rendah
Seseorang yang menganggap dirinya tidak mampu mengatasi kekurangannya,
tidak ingin melakukan sesuatu, menghindari kegagalan atau takut gagal dan
tidak berani mencapai sukses.
b) Kerancuan identitas
Individu klien kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan identitas
yang jelas
c) Depersonalisasi
Individu merasa aneh terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain

3. Prinsip Tindakan
1. Perluas kesadaran klien
2. Bina hubungan saling percaya
3. Berikan pekerjaan pada klien pada tingkat kemampuan yang dimiliki
4. Maksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik
5. Dukung ekplorasi diri klien
6. Bantu klien untuk menerima perasaan danpikiran- pikirannya
7. Bantu mengklarifikasi konsep diri dan hubungan denganorang lain melalui
keterbukaan
8. Berikan respon empati bukan simpati dan tekankan bahwa kekuatan untuk berubah
ada pada diri klien
9. Bantu klien merumuskan perencanaan yang realistik
10. Bantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
11. Bantu mengkonseptualkan tujuan yang realistik.

4. Pohon Masalah
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Core Problem

Berduka disfungsional
1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah
DS :
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, merendahkan diri sendiri
- Ungkapan rasa bersalah, khawatir
- Ungkapan suka menunda keputusan
- Menyangkal kesenangan sendiri
- Bosan
- Polarisasi pandangan hidup

DO :
- Gangguan berhubungan
- Perilaku destruktif

5. Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah

6. Rencana Tindakan Keperawatan (terlampir)

DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Suerni T, Budi Anna Keliat, Novy Helena CD. 2013. Penerapan Terapi Kognitif &
Psikoedukasi Keluara Pada Klien Harga Diri Rendah diruang Yudistira Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa.Volume 1,No.2,November
2013;161-169.

Yosep I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama

Riyadi S dan Purwanto T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tim Penyusun. (2008). Modul II Standar Asuhan Keperawatan. FIK UI: Depok

Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Dialihbahasakan Oleh Kapoh
R.P dan Yuda E.K. Jakarta: EGC.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Pertemuan Ke : 1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
SP Ke : 1.Harga Diri Rendah
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
 Ungkapan mengkritik diri sendiri, merendahkan diri sendiri
 Ungkapan rasa bersalah, khawatir
 Ungkapan suka menunda keputusan
 Menyangkal kesenangan sendiri
 Bosan
 Polarisasi pandangan hidup
DO :
 Gangguan berhubungan
 Perilaku destruktif
2. Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat
4. Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan
c. Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien
d. Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih

e. Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien


f. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat pagi bu, sedang apa ? ”, perkenalkan nama saya?,
biasa dipanggil ?, saya perawat yang dinas pagi ini ini . Saya dinas dari pk 07.00-
14.00 nanti, saya ingin mengobrol dengan ibu pagi ini apakah ibu bersedia?, saya
yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya
mahasiswi profesi profesi STIkes Yatsi Tangerang. Saya berada disini selama 3
minggu disini saya akan menemani dan membantu merawat ibu dari pukul 08.00-
14.00 WIB. Jadi ibu dapat bercerita dengan saya masalah yang sedang ibu
rasakan.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ? bapak/ibu terlihat segar“.
c. Kontrak
Topik : ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah bapak/ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai
kegiatan mana yang masih dapat bapak/ibu dilakukan di rumah sakit.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
Waktu : “Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Tempat : ”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu?”
Tujuan : “dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

2. Kerja
”, bapak/ibu apa saja kemampuan yang bapak/ibu dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya
buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak/ibu lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak/ibu miliki “.
” bapak/ibu, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3
kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak/ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak/ibu ”. Mari kita lihat
tempat tidur . bapak/ibu Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak/ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak/ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak/ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan (tidak) melakukan.

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap dan
latihan merapihkan tempat tidur ?
Obyektif : “Berarti sudah berapa kemampuan yang T miliki dan bisa bapak/ibu
lakukan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
Ya, bapak/ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak/ibu
praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang.” ”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.
bapak/ibu . Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”

c. Kontrak
Topik : ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. bapak/ibu
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit
selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalau begitu
kita akan latihan mencuci piring”
Waktu : ”Besok jam 8 pagi, sehabis makan pagi”
Tempat : “Di dapur ruangan ini, ya. Sampai jumpa”

Anda mungkin juga menyukai