Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari waktu ke
waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu
orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme : bakteri, virus, riketsia, jamur, dan protozoa. Organisme-organisme ini
dapat menyerang seluruh tubuh atau sebagian organ saja (Gibson, 1996).

Mikroorganisme dapat dihambat atau dirusak menggunakan antibiotik. Antibiotik


adalah salah satu produk metabolik yang dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam
jumlah kecil dapat merusak atau menghambat mikroorganisme. Resistensi terhadap
antibiotik hanyalah salah satu contoh proses alamiah yang tak pernah ada akhirnya
yang dilakukan oleh organisme untuk mengembangkan toleransi terhadap keadaan
lingkungan yang baru (Pelczar et al., 1988).

Staphylococcus aureus danPseudomonas aeruginosa adalah contoh bakteri yang dapat


menyebabkan infeksi. S. aureus merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit
infeksi yang terdapat di saluran pernafasan atas, kulit, saluran cerna dan vagina
dalam hospes dengan keadaan normal. Infeksi kulit stafilokokus termasuk penyakit
infeksi yang paling sering, lebih dari 1,5 juta kasus furunkulosis terjadi di Amerika
Serikat setiap tahunnya (Shulman dkk., 1994).

Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten,
dapat menyerang hampir semua alat tubuh, menyerupai banyak penyakit,dan
ditularkan dari ibu ke janin (Djuanda, 2015). Masa laten pada sifilis tidak menunjukkan
gejala klinis, namun pada pemeriksaan serologis menunjukkan hasil positif (Sanchez,
2008). Sifilis memiliki dampak besar bagi kesehatan seksual, kesehatan reproduksi,
dan kehidupan sosial. Populasi berisiko tertular sifilis meningkat dengan adanya
perkembangan dibidang sosial, demografik, serta meningkatnya migrasi penduduk
(Kemenkes RI, 2011).

Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang


bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang lingkungannya banyak polutan,
misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil
pembakaran pada saat masak yang menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih

1
banyak keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka
kejadian penyakit bronkhitis sangat tinggi (Marni, 2014).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa pengertian dari sifilis, etiologi, patofisiologi, gejala, tujuan diit,
syarat diit, dan pengobatan pada penyakit sifilis?
2. Jelaskan apa pengertian dari Bronkitis, etiologi, patofisiologi, gejala, tujuan diit,
syarat diit, dan pengobatan pada penyakit Bronkitis.

C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa pengertian darisifilis, etiologi,
patofisiologi, gejala, tujuan diit, syarat diit, dan pengobatan pada penyakit sifilis
tersebut.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa pengertian dari Bronkitis,
etiologi, patofisiologi, gejala, tujuan diit, syarat diit, dan pengobatan pada
penyakit Bronkitis tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIFILIS

- Pengertian

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri


spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya
melalui kontak seksual; infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama
kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.
Penyakit lain yang diderita manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum
termasuk frambusia atau patek (subspesies pertenue), pinta (sub-spesies
carateum), dan bejel (sub-spesies endemicum).

- Ediologi

Penyebab infeksi sifilis yaitu Treponema pallidum. Treponema pallidum


merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk spiral. Terdapat
empat subspecies yang sudah ditemukan, yaitu Treponema pallidum pallidum,
Treponema pallidum pertenue, Treponema pallidum carateum, dan Treponema
pallidum endemicum. Treponema pallidum pallidum merupakan spirochaeta yang
bersifat motile yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung,
masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel.

Organisme ini juga dapat menyebabkan sifilis. ditularkan kepada janin


melalui jalur transplasental selama masa-masa akhir kehamilan. Struktur
tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum pallidum
bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental
seperti lender (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sampai
ke sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran
mucosa.

- Patofisiologi

Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik. Hampir


semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. Selain
itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin
sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat menyababkan kelainan
bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat
disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak diobati, sifilis dapat
berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat
kelamin.

3
- Gejala Dan Manifestasi Klinis

Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi;
rata-rata 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang
menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Gejala sifilis
kongenital (kelainan kongenital dini):

a. Kelainan kongenital dini


1. Makulopapular pada kulit
2. Retinitis
3. Terdapat tonjolan kecil pada mukosa
4. Hepatosplenomegali
5. Ikterus
6. Limfadenopati
7. Osteokondrosis
8. Kordioretinitis
9. Kelainan pada iris mata
b. Kelainan kongenital terlambat (lanjut)
1. Gigi hutchinnson
2. Gambaran mulberry pada gigi molar
3. Keratitis intertinal
4. Retaldasi mental
5. Hidrosefalus

- Tujuan Diet

menjaga kondisi atau memberikan keadaan yang lebih baik untuk


penyembuhan sifilis

- Syarat Diet

1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10-25% dari kebutuhan minimum.


2. diberikan porsi makanan kecil tetapi sering.
3. Konsumsi protein berkualitas tinggi dan mudah dicerna.
4. Sayuran dan buah-buah untuk jus.
5. Susu rendah lemak dan sudah dipasteurisasi setiap hari (susu sapi atau
kedelai).
6. Hindari makanan di awetkan atau beragi.
7. Makanan bebas dari pestisida atau zat kimia.
8. Rendah serat, makanan lunak atau cair, jika ada gangguan saluran pencernaan.
9. Rendah laktosa dan lemak jika ps diare.
10. Hindari rokok, kafein dan alcohol.

4
- Pengobatan

penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer
dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis
antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi
terhadap penisilin.

Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika


Anda terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang berlangsung lebih dari
satu tahun, Anda mungkin perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya
diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan lebih lama pada beberapa
kasus.

Pada kasus sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan
antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan
infeksi, namun tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh sifilis
tersier.

Pada kasus wanita hamil yang menderita sifilis, penanganan yang dilakukan juga
serupa, yaitu dengan menggunakan antibiotik. Obat ini tidak memengaruhi
kondisi bayi yang dikandung.

Pada masa awal pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis


bisa merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya
racun dari sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat antibiotik. Gejala yang muncul
berupa demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot atau persendian. Ini bukan
kondisi yang serius dan biasanya hanya berlangsung selama satu hari.
Parasetamol bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Namun jika gejala
memburuk, segera hubungi dokter.

B. Bronkitis
- Pengertian
Bronkitis merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang
bronkus. Penyakit ini menyerang anak-anak yang lingkungannya banyak polutan,
misalnya orang tua yang merokok di rumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil
pembakaran pasa saat masak yang menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia
masih banyak keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini
menyebabkan angka kejadian penyakit bronchitis sangat tinggi (Marni, 2004).
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan
bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus
yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar

5
jarang terjadi. Hal ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat
merusaknya.
- Etiologi
Secara umum penyebab bronkitis dibagi berdasarkan faktor lingkungan dan
faktor host/penderita. Penyebab bronkitis berdasarkan faktor lingkungan meliputi
polusi udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi bakteri
(Staphylococcus, Pertusis, Tuberculosis, mikroplasma), infeksi virus (RSV,
Parainfluenza, Influenza, Adeno) dan infeksi fungi (monilia). Faktor polusi udara
meliputi polusi asap rokok atau uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis.
Sedangkan faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan
riwayat penyakit paru yang sudah ada.
- Patifisiologi
Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lender dan
inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi
lendir dan sel-sel globet meningkat jumlahnya, fungsi sillia menurun, dan lebih
banyak lendir yang dihasilkan dan akibatnya bronchioles menjadi menyempit dan
tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronchioles dapat menjadi rusak dan
membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar, yang
berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien
kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan
bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotic yang terjadi dalam
jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang irreversible,
kemungkinan mengakibatkan emphysema dan bronchiectasis (Smeltzer & Bare,
2001).
- Gejala atau Manifestasi Klinik
Gejala umum bronkitis akut maupun bronkitis kronik adalah:
a. Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang paling umum biasanya terjadi
setiap hari. Intensitas batuk, jumlah dan frekuensi produksi sputum bervariasi
dari pasien ke pasien. Dahak berwarna yang bening, putih atau hijau
kekuningan.
b. Dyspnea (sesak napas) secara bertahap meningkat dengan tingkat keparahan
penyakit. Biasanya, orang dengan bronkitis kronik mendapatkan sesak napas
dengan aktivitas dan mulai batuk.
c. Gejala kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit
kepala dapat menyertai gejala utama.
b. Demam dapat mengindikasikan infeksi paru-paru sekunder virus atau bakteri.
Pada bronkitis akut, batuk terjadi selama beberapa minggu. Sesorang
didiagnosis bronkitis kronik ketika mengalami batuk berdahak selama paling
sedikit tiga bulan selama dua tahun berturut-turut. Pada bronkitis kronik mungkin

6
saja seorang penderita mengalami bronkitis akut diantara episode kroniknya, dan
batuk mungkin saja hilang namun akan muncul kembali.
- Tujuan Diet
Tujuan diet tinggi kalori dan tinggi protein adalah:
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk menegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2. Menambah BB hingga menacapai BB normal.
- Syarat Diet
Syarat-syarat diet tinggi kalori dan tinggi protein adalah:
1. Tinggi kalori yaitu 40-45kkal/kg BB
2. Tinggi protein yaitu 2-2.5gram/kgBB
3. Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari keb.energi total.
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
Menurut keadaan, pasien dapat diberikan salah satu dari dua macam diit
tinggi kalori tinggi protein seperti dibawah ini:
1. Diet tinggi kalori tinggi protein I :Energi /kalori 2600 kkal, protein 100 g ( 2
g/kg BB ).
2. Diet tinggi kalori tinggi protein II :Energi 3000kkal, protein 125 g ( 2,5 g kg
BB ).
- Pengobatan
Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat bronkitis adalah:

 Antitusif: obat ini mengurangi batuk dengan cara menekan batuk pada pusat
batuk di otak. Hati –hati menggunakan obat ini pada penderita yang disertai
sesak napas, jika penderita merasa tambah sesak, maka obat ini dihentikan.
 Ekspektoran: obat ini digunakan untuk mengencerkan dahak penderita,
contohnya ambroxol.
 Antipiretik: obat ini digunakan untuk menurunkan panas pada penderita
demam, contohnya parasetamol, ibuprofen, dan lainnya.
 Bronkodilator: Obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas
atau rasa berat bernapas.
 Antibiotika: obat ini digunakan hanya jika dijumpai tanda - tanda infeksi oleh
kuman bakteri.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari


waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia yang
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme : bakteri, virus, riketsia, jamur, dan
protozoa. Organisme-organisme ini dapat menyerang seluruh tubuh atau
sebagian organ saja (Gibson, 1996).

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri


spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui
kontak seksual; infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan
atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital. Penyakit lain
yang diderita manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum termasuk
frambusia atau patek (subspesies pertenue), pinta (sub-spesies carateum), dan bejel
(sub-spesies endemicum).

Bronkitis merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang bronkus.


Penyakit ini menyerang anak-anak yang lingkungannya banyak polutan, misalnya
orang tua yang merokok di rumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran
pasa saat masak yang menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak
keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka
kejadian penyakit bronchitis sangat tinggi (Marni, 2004).

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan


jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

8
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/8581445/sifilis
 https://www.scribd.com/doc/187177566/ASKEP-SIFILIS
 https://www.alodokter.com/sifilis/pengobatan
 https://www.honestdocs.id/bronkitis
 https://www.scribd.com/document/113068376/Etiologi-Dan-Patogenesis-Kolesistitis
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39725/4/Chapter%20I

Anda mungkin juga menyukai